Anda di halaman 1dari 18

UNDANG-UNDANG TAMBANG

Politeknik Batulicin
Teknik Pertambangan
2017
ISTILAH DAN PENGERTIAN HUKUM
• Hukum pertambangan (mining law)
adalah:
“hukum yang mengatur tentang
penggalian atau pertambangan bijih-
bijih dan mineral-mineral dalam tanah”
(Ensiklopedia Indonesia, tt;1349)
• Definisi lain:
• “keseluruhan kaidah hukum yang mengatur kewenangan negara dalam
pengelolaan bahan galian (tambang) dan mengatur hubungan hukum
antara negara dengan orang dan atau badan hukum dalam pengelolaan
dan pemanfaatan bahan galian (tambang)” (H.Salim H.S.,SH.,MS., 2006; 8).
• Hukum pertambangan adalah ketentuan yang khusus yang mengatur hak
menambang (bagian dari tanah yang mengandung logam berharga di
dalam tanah atau bebatuan) menurut aturan-aturan yang telah ditetapkan.
(Blacklaw Dictionary).
Bahan Galian

Negara dan
orang/badan Negara
hukum
Asas-asas
• Pertambangan mineral Penyelenggaraan kegiatan
dan/atau batubara dikelola usaha Minyak dan Gas Bumi
berasaskan: berasaskan:
a. manfaat, keadilan, dan • ekonomi kerakyatan,
keseimbangan; keterpaduan, manfaat,
b. keberpihakan kepada keadilan, keseimbangan,
kepentingan bangsa; pemerataan,
c. partisipatif, transparansi, kemakmuran bersama
dan akuntabilitas; dan kesejahteraan rakyat
banyak, keamanan,
d. berkelanjutan dan keselamatan, dan
berwawasan lingkungan. kepastian hukum serta
berwawasan lingkungan.
Tujuan pengelolaan mineral
dan batubara:
a. menjamin efektivitas pelaksanaan dan pengendalian kegiatan usaha
pertambangan secara berdaya guna, berhasil guna, dan berdaya saing;
b. menjamin manfaat pertambangan mineral dan batubara secara berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan hidup;
c. menjamin tersedianya mineral dan batubara sebagai bahan baku dan/atau
sebagai sumber energi untuk kebutuhan dalam negeri;
d. mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional agar lebih
mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional;
e. meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, daerah, dan negara, serta
menciptakan lapangan kerja untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat; dan
f. menjamin kepastian hukum dalam penyelenggaraan kegiatan usaha
pertambangan mineral dan batubara.
Kegiatan Pertambangan
Penyelidikan umum, eksplorasi,
studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan
pemurnian, pengangkutan dan
penjualan, serta kegiatan
pascatambang.
Hubungan Hukum Antara Hukum
Pertambangan Dengan Hukum
Agraria, Hukum
Lingkungan, Hukum Kehutanan, Dan
Hukum Pajak
Hubungan antara Hukum
Pertambangan dgn Hukum Agraria
Terkait dengan pemanfaatan tanah

Hak Guna
Bangunan
Hak Guna Hak
Usaha Pakai

Hak Tanah Tanah


Milik Negara
Hubungan antara Hukum Pertambangan
dgn Hukum Kehutanan

Hutan Hutan Suaka Alam

Hutan Konservasi Hutan Pelestarian


Alam

Hutan Lindung Taman Buru

Hutan Produksi penelitian dan pengembangan

pendidikan dan latihan


Hutan bdsr tujuan khusus
religi dan budaya
Hubungan antara Hukum
Pertambangan dgn Hukum Lingkungan
Pertambangan wajib memelihara kelangsungan daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup, shg wajib:
a. Memiliki AMDAL, analisis; Iklim dan kulitas udara, fisiologi
dan geologi, hidrologi dan kualitas air, ruang, lahan dan
tanah, flora dan fauna, social (demografi, ekonomi, sosial
budaya dan kesehatan masyarakat).
b. Melakukan pengelolaan limbah hasil usaha dan/atau
kegiatan.
c. Melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun.
Hubungan antara Hukum
Pertambangan dgn Hukum Pajak
 Hukum pertambangan mempunyai hubungan
yang sangat erat dgn hukum pajak karena
kegiatan usaha pertambangan dll diikuti dengan
kewajiban pembayaran pajak.
 Tidak bayar pajak ► Disomasi, tidak
diindahkan, ► Hubungan hukum
Perusahaan bisa dibatalkan oleh
Pemerintah.
LINTAS SEJARAH
• Perkembangan pemanfaatan mineral dan batubara Indonesia baru
berkembang pada pertengahan abad ke-19.
• Orang Indonesia tidak memiliki tradisi menambang (hanya memiliki budaya
agraris)
• Belanda pertama kali melirik kekayaan mineral dan batubara pada tahun
1850.
• Pada tahun ini pertama kali Ratu belanda memberikan konsesi
pertambangan timah di Pulau Belitung pada perush. timah Billiton lalu ke
P.Bangka
MASA PENJAJAHAN BELANDA
• Tahun 1850 konsesi pertama untuk perusahaan timah Billiton di P. Belitung lalu ke
P.Bangka
• Tahun 1852 pembentukan Jawatan Geologi
• Th 1852 ditemukan pula rembesan (seepage) minyak bumi di Sumatera Utara
yang pada tahun 1885 berhasil dimanfaatkan oleh A.J. Zilker (administrator
perkebunan). Sumur bor minyak pertama dikenal dengan nama Telaga Said di
Pangkalan Bandan, Sumut.
• Th 1891 konsesi tambang batubara ombilin
• Konsesi untuk mangan (19120, bauksit (1935), nikel (1938). sampai tahun 1938
konsesi + IP kira-kira 471 buah.
• Pada akhir 1941 msh terdpt kurang lebih 20% wilayah hindia belanda yang belum
terpetakan, 5 % wilayah sudah sistematis, 20% daerah sudah diketahui garis
besarnya. Tahun 1995 selesai
MASA PENJAJAHAN JEPANG
• Tambang yang berhasil direhabilitasi adalah tambang minyak bumi,
tambang timah, batubara dan beberapa tambang di Kalimantan.
• Sebuah tambang batubara baru dibuka Logas, Sumatera.
• Di Pomalaa, jepang berhasil memproduksi nickel matte
• Jepang menemukan BG nikel di P. Gebe, Maluku Utara sekarang di ekspl.
PT. Antam
• Bijih besi di Pleihari, dengan kokas dibuat di P.Laut
• Jepang menemukan bijih besi hematit-magnetit di G. Tanalang.
• Endapan batubara di jawa barat, dll.
• Jepang tidak menghasilkan peraturan perundangan
IMW
• Diundangkan pada tahun 1899 dengan Staatblad 1899, Nomor 214. Hanya
mengatur mengenai penggolongan bahan galian dan pengusahaan
pertambangan
• Peraturan pelaksanaannya berupa Mijn Ordonnantie terbit tahun 1906 dan
diberlakukan mulai 1 Mei 1907.Mengatur masalah pengawasan
keselamatan kerja (tercantum dalam Pasal 356 sampai 612)
• IMW mengalami amandemen pada tahun 1910, dengan disisipkannya 1
pasal yang disebut Pasal 5a, yang memungkinkan pemerintah melakukan
sendiri penyelidikan dan eksplorasi sumber daya mineral. Jika tidak dapat
melakukan sendiri dapat melakukan kontrak dengan pihak lain.
• Amandemen terjadi lagi pada tahun 1918, khusus tentang pembebasan
tahap eksplorasi pada kontrak 5a dari kewajiban pengesahan melalui UU.
UU NO. 37 PRP/1960
UU NO. 44 PRP/1960
• Gagal dikembangkan karena tidak menarik bagi investor asing
• UU tahun 1958 tentang PMA tidak memperkenankan modal asing di sektor
pertambangan
• TAP MPRS No. XXIII/1966 menetapkan terbukanya kemungkinan
pemanfaatan modal, teknologi, dan keterampilan asing sebagai upaya
pengembangan sumberdaya potensial
• UU No. 1/1967 tentang PMA menjadi momentum PMA bidang
pertambangan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai