Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
5
Pengertian Etika
Berasal dari Yunani -> “ethos” artinya karakter,
watak kesusilaan atau adat.
16
Tujuan Etika
Untuk menyamakan persepsi tentang penilaian
perbuatan baik dan perbuatan buruk bagi setiap
manusia dalam ruang dan waktu tertentu/sesuai
dengan norma-norma yang berlaku
Pengertian baik:
Segala perbuatan yang terpuji.
Pengertian buruk:
Segala perbuatan yang tercela.
3 Alasan perlu etika
Kita hidup dalam masyarakat yang makin pluralistis, dan
dihadapkan dengan sekian banyak pandangan moral yang
seringkali bertentangan.
FILSAFAT
ETIKA
Jenis Etika (1)
1. Etika Deskriptif
Etika yang berbicara tentang suatu fakta
Yaitu tentang nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi
dan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat.
• Etika normatif:
Melakukan penilaian sekaligus memberikan norma sebagai dasar dan
kerangka tindakan yang akan diputuskan
• Macam-macam norma:
• Norma Sopan satun, yang menyangkut tata cara hidup dalam pergaulan
sehari-hari.
• Norma Hukum, yang memiliki keberlakuan lebih tegas karena diatur oleh
suatu hukum dengan jaminan hukuman bagi pelanggar.
• Norma Moral, yang sering digunakan sebagai tolak ukur masyarakat untuk
menentukan baik buruknya seorang sebagai manusia, misalnya:
menampilkan diri sebagai manusia dalam profesi yang dijalani.
Struktur Etika
Macam Etika
Etika Umum dapat dianalogikan dengan
ilmu pengetahuan yang membahas mengenai
pengertian umum dan teori-teori
Kebutuhan Individu
Merupakan faktor utama penyebab terjadinya tindakan
tidak etis karena tidak tercukupinya kebutuhan pribadi
dalam kehidupan.
Tidak ada pedoman
Tidak punya penuntun hidup sehingga tidak tahu
bagaimana melakukan sesuatu.
Perilaku dan kebiasaan Individu
Perilaku kebiasaan individu tanpa memperhatikan
faktor lingkungan dimana individu tersebut berada.
Nilai & Norma
PENGERTIAN NORMA
“Norma adalah kaidah atau ketentuan yang mengatur
kehidupan dan hubungan antar manusia dalam arti luas”
Norma Kesopanan:
”Peraturan hidup/tingkah laku yang terkait
dengan pergaulan sesama manusia”
Contoh: menghormati yang lebih tua, berpakaian yang baik,
tidak meludah atau buang air sembarangan, dan lain-lainnya
Pelanggaran terhadap norma tersebut sanksinya mendapat celaan atau
bahkan dijauhi/tidak disukai oleh masyarakat sekitar
Jenis-jenis norma (4)
Norma Hukum:
”Peratutan hidup yang dibuat oleh penguasa
negara” Norma hukum sifatnya memaksa dan
mempunyai sanksi-sanksi yang tegas
Contoh Pidana: Merampas nyawa orang lain, dipidana penjara paling lama 15 tahun (KUHP
Bab XIX pasal 338)
Contoh Perdata: Perbuatan melanggar hukum yang merugikan orang lain harus mengganti
kerugian (KUH Perdata Bab III pasal 1365)
ADAT ISTIADAT
Adat adalah aturan dan perbuatan yang lazim dituruti atau
dilakukan sejak dahulu kala (Kamus umum bahasa Indonesia)
Asal Usul Dari Tuhan Diri sendiri Kekuasaan luar yang memaksa
Dari masyarakat
Dari masyarakat
Sanksi Dari Tuhan Diri sendiri secara tak
secara resmi
resmi
Membebani
Membebani Membebani Membebani
Daya Kerja kewajiban dan
kewajiban kewajiban kewajiban
memberi hak
PENGERTIAN PROFESI
2. Dilaksanakan sebagai suatu waktunya untuk pekerjaan
pekerjaan atau kegiatan utama atau kegiatannya itu
(purna waktu)
3. Hidup dari pekerjaannya
3. Dilaksanakan sebagai sumber
utama nafkah hidup tersebut
4. Ada rasa bangga dan percaya
4. Dilaksanakan dengan diri akan pekerjaan yang
keterlibatan pribadi yang dilakukannya
mendalam
PENGERTIAN PROFESIonalisme
Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitrakan
dilakukannya kegiatan-kegiatan tertentu dalam masyarakat, berbekalkan
keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan (profesi)
dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan
kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan/masalah (Wignjosoebroto,
1999)
2. kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang
berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan
yang panjang, ekslusif dan berat;
3. kerja seorang profesional diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral
harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik
yang dikembangkan dan disepakati bersama di dalam sebuah organisasi
profesi.
Beberapa ciri Profesinalisme
1. Mengejar kesempurnaan hasil (perfect result), sehingga
kita dituntut untuk selalu meningkatkan mutu
2. Menuntut kesungguhan dan ketelitian yang hanya dapat
diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan
3. Menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak
mudah putus asa dan puas sampai hasil tercapai
4. Menuntut integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh
“keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan
kenikmatan hidup yang tidak halal
5. Memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan,
sehingga terjaga efektifitas kerja yang tinggi.
6 Karakteristik Profesional
Ethical
(etis)
Altruistic Responsible
(mementingkan orang lain) (bertanggung jawab)
Applier
Analyst
Integrator
Tujuan Pendidikan dan Pelatihan
Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi :
▪Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik
profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia
lakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
KODE ETIK
Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat
atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi
dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga
dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan
kerja (kalanggan sosial).
Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi
profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti
tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu
instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri
pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.
Tujuan KODE ETIK
• Agar profesional memberikan layanan sebaik-baiknya
kepada masyarakat pengguna
– Prinsip integritas
Harus menjunjung nilai tanggung jawab dan integritas tinggi
– Prinsip obyektivitas
Harus menjaga obyektifitas dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya
– Prinsip kerahasiaan
Menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesi dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tanpa persetujuan
– Prinsip perilaku profesional
Harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik
dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskriditkan profesi
yang diembannya
Ruang gerak kode etik Profesi
1. Rekan,
2. Profesi,
3. Badan,
4. Nasabah/Pemakai,
5. Negara, dan
6. Masyarakat.
Menurut UU No. 43/1999
(POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN)
1. Rekan,
2. Profesi,
3. Badan,
4. Nasabah/Pemakai,
5. Negara, dan
6. Masyarakat.
Kendala Penyusunan K.E.P
• Attitude (Sikap)
Knowledge
Akumulasi pengetahuan yang telah
disistematisasikan dan diorganisasikan untuk
mencapai kebenaran umum dan dapat
dijadikan pegangan dasar untuk bertindak
Kinerja
Perilaku P
Tampak Pengetahuan S
Ketrampilan
B MK
Sikap
K P
Tersembunyi Niat
N
Karakter
Lingkungan
Motivasi
Bakat
Model Gunung Es dan Lingkaran Terpusat Kompetensi
(Sumber: Joko Siswanto)
Kedudukan
Kompetensi
Performance Environment
Individual
Experience
Characteristics Education
Tools
5 ELEMEN
KOMPETENSI INDIVIDU
Ketrampilan
Pengetahuan
Konsep Diri
Sifat
Motif
Hasil penelitian Spencer, selama kurun waktu 20
tahun, terhadap perilaku 760 orang dari berbagai
jenis pekerjaan dan jabatan pada 286 perusahaan
di 20 negara (termasuk Indonesia), ditemukan
adanya 20 jenis kompetensi dasar yang
mempengaruhi kinerja seseorang
Klasifikasi Kompetensi
• Kompetensi Umum (Soft/ Generic Competence)
– 20 Kompetensi Umum Model Spencer (1993)
– 8 Jenis Kecerdasan Thomas Amstrong (1993)
– Intelligent Quotient - IQ (25%) + Emotional Quotient - EQ (75%)
Daniel Goleman (1995)
• Kompetensi Bidang (Hard Competence)
– Pendidikan/pelatihan
– Ketrampilan/keahlian
– Kewenangan Profesi
20 Kompetensi Spencer
1. Achievement orientation 11. Directiveness
2. Concern for order 12. Teamwork & cooperation
3. Initiative 13. Team leadership
4. Information seeking
14. Analytical thinking
15. Conceptual thinking
5. Interpersonal understanding
16. Self control
6. Customer service orientation
17. Self confidence
7. Impact & influence
18. Flexibility
8. Organizational awareness 19. Organizational commitment
9. Relationship building 20. Technical/Professional/
10. Developing others Managerial expertise
8 Kecerdasan Armstrong
1. Linguistic intelligence
2. Visual-spatial intelligence
3. Logical mathematics intelligence
4. Musical intelligence
5. Bodily intelligence
6. Interpersonal intelligence
7. Intrapersonal intelligence
8. Natural intelligence
Jenis Kompetensi &
Profesi
Karya Penyanyi, Artis
Pengetahuan Konsultan, Juru Taksir
Ketrampilan Pilot, Tukang Las
Perilaku Kasir, Operator Telepon
Sikap Marketing
Motif Sales
Bakat Tester aroma/rasa
Kompetensi Kepribadian
1. Berakhlak mulia
2. Arif bijaksana
3. Jujur
4. Berwibawa
5. Stabil
6. Mantap
7. Dewasa
8. Menjadi teladan bagi peserta didik dan
masyarakat
9. Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri
10. Mengembangkan diri secara mandiri dan
berkelanjutan
Kompetensi Sosial
1. Berkomunikasi lisan, tulisan, isyarat
2. Menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi secara fungsional
3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan
satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik
4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
dengan mengindahkan norma serta sistem nilai
yang berlaku
5. Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati
dan semangat kebersamaan
Kompetensi Profesional
Konflik Gratifikasi/
kepentingan penyuapan
Kejujuran dalam
riset/pengkajian Kecurangan
Perlindungan
Keadilan lingkungan
Masalah (calon) Engineers
CUKUP mendapatkan ilmu
yang terkait dengan: dasar
enjiniring, metode penyelesaian
masalah, serta desain dan
perancangan
KURANG mendapatkan
ilmu yang terkait dengan:
praktek bisnis, keselamatan
dan kesehatan kerja, serta
etika profesi
Dasar Perilaku Engineers (menghindari
konfik)
ETIKET (Etiquette)
Penghormatan kepada masyarakat pengguna
HUKUM (Law)
Jelas aturan dan sangsinya
MORAL (Morals)
Perilaku yang diterima secara umum berdasar
agama/budaya
ETIKA (Ethics)
Gambaran dari keseluruhan yang ada di atas
Etiket (Etiquette)
Adab perilaku dan sopan santun saat
berinteraksi dengan sesama, dalam konteks
sosial kemasyarakatan
Tata cara makan, dress codes, pengaturan
posisi duduk, ladies first, dan lain-lainnya
Pelanggaran etiket tidak menyebabkan masuk
penjara, tetapi dapat me”lukai”
profesionalisme
Hukum (Laws)
Suatu sistem aturan dan hukuman yang
terdefinisi dengan jelas untuk memelihara
keamanan dan keteraturan dalam masyarakat
Dibuat/disusun oleh penguasa, masyarakat atau
adat
Pelanggaran akan mendapat hukuman sampai ke
penjara
Semua manusia sama kedudukannya dalam
hukum dan berhak memperoleh perlakuan
hukum yang sama sebagaimana diatur dalam
konstitusi
Moral (Morals)
Norma individu yang terkait dengan perilaku
salah atau benar, serta baik atau buruk
berdasarkan latar belakang kehidupan,
keyakinan agama serta pengaruh lingkungan
Etika Kewajiban
Utilitarianisme Etika Moralitas
dan Etika Hak
Fr-p.44
Utilitarianisme
Etika Kewajiban & Etika Hak
Suatu tindakan dianggap BAIK, jika
menghormati hak-hak individu
• Alat apa yang harus digunakan agar yang dikerjakan benar secara etis?
Isu-isu Dalam Masalah Etika
Isu Detil Contoh Penyelesaian
1. Isu Faktual Melibatkan apa yang Dalam kasus gratifikasi: Melalui penelitian atau
benar-benar diketahui macam dan nilai hadiah penyelidikan untuk
tentang sebuah kasus mungkin menjadi fakta yang mengungkap
diketahui umum kebenaran
2. Isu Konseptual Berhubungan dengan Yang tidak diketahui adalah Melalui kesepakatan
“arti” atau bisa tidaknya apakah hadiah tersebut atas arti, istilah dan
suatu ide diterima dimaksudkan untuk konsep. Meski kadang
mempengaruhi sebuah kesepakatan tidak
keputusan atau sekedar tercapai
tanda persahabatan
3. Isu Moral Menentukan prinsip Setelah dapat dipastikan Melalui kesepakatan
moral mana yang apakah itu hadiah atau suap, atas prinsip-prinsip
dapat/sesuai diterapkan secara moral sudah jelas moral yang relevan
dalam situasi “tersebut” tindakan yang harus diambil dan bagaimana harus
diterapkan
Membuat Diagram Garis (1)
Sangat berguna untuk situasi di mana prinsip-prinsip
moral yang dapat diterapkan kita ketahui dengan jelas,
tetapi cukup banyak “wilayah abu-abu” yang dapat
menjadi “celah”
Digambar sebuah garis yang salah satu ujungnya
ditempati “paradigam positif” dan ujung lainnya “paradigma
negatif”
Paradigma Positif: sesuatu hal yang tidak diragukan lagi dapat diterima
secara moral
Paradigma Negatif: sesuatu hal yang tidak diragukan lagi TIDAK dapat
diterima secara moral
Membuat Diagram Garis (2)
MASALAH: Sebuah perusahaan terpaksa harus membuang sedikit limbah
beracunnya ke sebuah Danau, yang selama ini menjadi persediaan air
minum warga. Batas ambang untuk limbah ini 10 ppm. Jika limbah jadi
dibuang, konsentrat danau menjadi 5 ppm. Diharapkan tidak terjadi masalah
kesehatan dan warga tidak dapat mendeteksinya di air minum mereka.
Paradigma Positif: Persediaan air untuk warga harus bersih dan aman
Paradigma Negatif: Tingkat limbah beracun yang dibuang ke Danau
Membuat Diagram Garis (3)
5 4 3 1 6 2
Versi Akhir DIAGRAM GARIS:
• Hipotesa/kemungkinan kejadian yang dibuat, semakin banyak semakin baik
• Makin banyak jumlah hipotesa, makin memudahkan dilakukannya penyelidikan
lebih lanjut, sebelum keputusan final diambil (sebisa mungkin mendekati PP)
• Penempatan garis-garis hipotesa akan sangat dipengaruhi oleh subyektifitas
• Sekarang kita coba tempatkan titik “P” sebagai titik permasalahan kita yang akan
kita cari solusinya. Penentuan titik “P” juga kadang subyektif
• Penentuan keputusan final seringkali juga dipengaruhi oleh faktor lain, seperti:
politis, sosial, budaya, dan lain-lainnya
5 4 3 1 P 6 2
Membuat Diagram Alur (1)
• Disebut juga flow chart dan sangat dikenal oleh mahasiswa teknik
Keselamatan:
Risiko:
Kebebasan
Kemungkinan
dari
mendapatkan
kerusakan,
bahaya atau
cedera dan
kerugian
risiko
Mendefinisikan masalah
Desain
Menguji “keandalan” setiap solusi
Keselamatan
dalam
Memilih solusi yang terbaik
Desain
Enjiniring
Mengimplementasikan solusi yang dipilih
1 2 3
K. TEKNIS: disebabkan
oleh kerusakan/kegagalan
dalam desain (material,
peralatan, dan lainnya)
Wajib BACA !!