Anda di halaman 1dari 26

Oleh :

Kelompok 1
Anggota kelompok

 Ahmad • Nosel Titia


Vermila
 Bebi deswita
• Syahndra Deswita
 Emyusnita • Triana Nofrida
 Icenial Puspa • Trie Febby Eryanti
 Nafriza
PRADIGMA
sudut pandang, tolok ukur, dan kerangka pikiran
yang mana di jadikan dasar untuk memecahkan
suatu masalah.

Pancasila sebagai paradigma berarti nilai – nilai dasar


pancasila secara normatif menjadi dasar, kerangka
acuan, dan tolok ukur segenap aspek
Politik sangat berperan penting dalam peningkatan harkat dan
martabat manusia, karena sistem politik negara harus
berdasarkan hak dasar kemanusiaan, atau yang lebih dikenal
dengan hak asasi manusia

Sehingga sistem politik negara pancasila mampu memberikan dasar-dasar


moral, diharapakan supaya para elit politik dan penyelenggaranya memiliki
budi pekerti yang luhur, dan berpegang pada cita-cita moral rakyat yang
luhur. Sebagai warga negara indonesia manusia harus ditempatkan
sebagai subjek atau pelaku politik, bukan sekedar objek politik yang
diharapkan kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Kekuasaan adalah dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Karena Pancasila sebagai paradigma dalam berpolitik,


maka sistem politik di indonesia berasaskan
demokrasi, bukan otoriter.
Berdasar hal itu, sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas asas kerakyatan (sila IV
Pancasila). Pengembangan selanjutnya adalah sistem politik didasarkan pada asas-asas moral
daripada sila-sila pada pancasila. Oleh karena itu, secara berturut-turut sistem politik Indonesia
dikembangkan atas moral ketuhanan, moral kemanusiaan, moral persatuan, moral kerakyatan,
dan moral keadilan.

Perilaku politik, baik dari warga negara maupun penyelenggara negara dikembangkan
atas dasar moral tersebut sehingga menghasilkan perilaku politik yang santun dan
bermoral.

Pancasila sebagai paradigma pengembangan


sosial politik diartikan bahwa Pancasila bersifat
sosial-politik bangsa dalam cita-cita bersama
yang ingin diwujudkan dengan menggunakan
nilai-nilai dalam Pancasila
Pemahaman untuk implementasinya
dapat dilihat secara berurutan :
1. Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan
politik, budaya, agama, dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari
2. Mementingkan kepentingan rakyat (demokrasi) bilamana dalam
pengambilan keputusan
3. Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan
berdasarkan konsep mempertahankan persatuan
4. Dalam pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan
kemanusiaan yang adil dan beradab
5. Tidak dapat tidak; nilai-nilai keadilan sosial, demokrasi, persatuan,
dan kemanusiaan (keadilan-keberadaban) tersebut bersumber
pada nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pembangunan dan pengembangan
bidang politik harus mendasarkan
pada :
 Dasar ontologis manusia, yang didasarkan pada kenyataan objektif
dimana manusia adalah sebagai subjek Negara.
 Pada tuntutan hak dasar kemanusiaan yang di dalam istilah ilmu
hukum dan kenegaraan disebut HAM (hak asasi manusia).
 Pada kekuasaan yang bersumber pada penjelmaan hakikat manusia
sebagai individu-individu, makhluk sosial yang menjelma sebagai
rakyat.
 Pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila pancasila.
Selain itu, harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia
sesuai moral pancasila yang dikembangkan melalui atau
berdasarkan moral ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan.
Berdasar pada hal diatas, pengembangan politik di
indonesia harus berlandaskan atas moral ketuhanan,
moral kemanusiaan, moral persatuan, moral kerakyatan,
dan moral keadilan, apabila pelaku politik baik warga
negara maupun penyelenggaranya berkembang atas
dasar moral tersebut maka akan menghasilkan perilaku
politik yang santun dan bermoral yang baik.
Dibidang politik sesudah reformasi
Landasan sumber nilai system politik Indonesia
dalam pembukaan UUD’45 alenia IV, jika
dikaitkan dengan alenia II, dasar politik ini
menunjukkan bentuk dan bangunan kehidupan
masyarakat Indonesia. Namun dalam
kenyataannya nilai demokrasi ini pada masa Orla
dan Orba tidak dilaksanakan sebagaimana
mestinya.

Reformasi politik pada dasarnya


berkenaan dengan masalah kekuasaan
yang memang diperlukan oleh negara
maupun untuk menunaikan dua tugas
pokok yaitu memberikan
kesejahteraan dan menjamin
keamanan bagi seluruh warganya.
Reformasi politik terkait dengan reformasi dalam bidang-bidang kehidupan lainnya,
seperti bidang hukum, ekonomi, sosial budaya serta hakamnas. Misalnya, dalam bidang
hukum, segala kegiatan politik harus sesuai dengan kaidah hukum, oleh karena itu hukum
harus dibangun secara sistematik dan terencana sehingga tidak ada kekosongan hukum
dalam bidang apapun. Jangan sampai ada UU tetapi tidak ada PP pelaksanaanya yang
sering kita alami selama ini.

Di era globalisasi informasi seperti sekarang ini, implementasi tersebut perlu


direkonstruksi kedalam pewujudan masyarakat-warga (civil society) yang
mencakup masyarakat tradisional (berbagai asal etnik, agama, dan golongan),
masyarakat industrial, dan masyarakat purna industrial.
nilai toleransi

nilai transparansi hukum dan kelembagaan;

bermoral berdasarkan konsensus

nilai kejujuran dan komitmen (tindakan sesuai


dengan kata)

nilai-nilai politik yang dijadikan moral baru


masyarakat reformasi adalah:

(Fukuyama dalam Astrid: 2000:3)


Di bidang hukum sebelum
reformasi
Pancasila merupakan cita-cita hukum, kerangka berpikir, sumber nilai
serta sumber arah penyusunan dan perubahan hukum positif di
Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai paradigma hukum terutama
dalam kaitannya berbagai macam upaya perubahan hukum, atau
Pancasila harus merupakan paradigma dalam suatu pembaharuan
hukum

Agar hukum berfungsi sebagai pelayanan kebutuhan masyarakat maka


hukum harus senantiasa diperbaharui agar aktual atau sesuai dengan
keadaan serta kebutuhan masyarakat yang dilayaninya dan dalam
pembaharuan hukum yang terus menerus tersebut Pancasila harus tetap
sebagai kerangka berpikir, sumber norma dan sumber nilai-nilainya.

Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa


Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa
tugas dan tanggung jawab tidak hanya oleh penyelenggara negara saja, tetapi juga
rakyat Indonesia secara keseluruhan. Atas dasar tersebut, sistem pertahanan dan
keamanan adalah mengikut sertakan seluruh komponen bangsa. Sistem
pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta (sishankamrata)
Sistem ini pada dasarnya sesuai dengan nilai-nilai pancasila, di mana
pemerintahan dari rakyat (individu) memiliki hak dan kewajiban yang sama
dalam masalah pertahanan negara dan bela negara. Pancasila sebagai
paradigma pembangunan pertahanan keamanan telah diterima bangsa
Indonesia sebagaimana tertuang dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang
pertahanan Negara.

Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa


pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah dan
pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamin
keutuhan dan tetap tegaknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
Dengan ditetapkannya UUD 1945, NKRI telah
memiliki sebuah konstitusi, yang di dalamnya
terdapat pengaturan tiga kelompok materi-
muatan konstitusi, yaitu:

1. adanya perlindungan terhadap HAM


2. adanya susunan ketatanegaraan
negara yang mendasar
3. adanya pembagian dan pembatasan tugas-
tugas ketatanegaraan yang juga mendasar.
Sesuai dengan UUD 1945, yang di dalamnya
terdapat rumusan Pancasila, Pembukaan UUD
1945 merupakan bagian dari UUD 1945 atau
merupakan bagian dari hukum positif.

substansi hukum yang dikembangkan harus


merupakan perwujudan atau penjabaran sila-sila
yang terkandung dalam Pancasila. Artinya, substansi
produk hukum merupakan karakter produk hukum
responsif (untuk kepentingan rakyat dan merupakan
perwujuan aspirasi rakyat).
Pancasila dapat memenuhi fungsi konstitutif
maupun fungsi regulatif. Dengan fungsi
regulatifnya Pancasila menentukan dasar suatu
tata hukum yang memberi arti dan makna bagi
hukum itu sendiri sehingga tanpa dasar yang
diberikan oleh Pancasila maka hukum akan
kehilangan arti dan maknanya itu sendiri
Sumber hukum meliputi dua
macam pengertian :

1. sumber formal hukum, yaitu sumber


hukum ditinjau dari bentuk dan tata
cara penyusunan hukum
2. sumber material hukum, yaitu suatu sumber
hukum yang menentukan materi atau suatu isi
suatu norma hukum.
• Pancasila menentukan isi dan bentuk
peraturan perundang-undangan
Indonesia yang tersusun secara hierarkis.
Selain sumber yang terkandung dalam
Pancasila reformasi dan pembaharuan
hukum juga harus bersumber pada
kenyataan empiris yang ada dalam
masyarakat terutamaOlehdalam
karena itu,wujud
dalam reformasi hukum
dewasa ini selain Pancasila sebagai paradigma
aspirasi-aspirasi yangpembaharuan
dikehendakinya..
hukum yang merupakan sumber
norma dan sumber nilai, terdapat unsur
pokook yang justru tidak kalah pentingnya
yaitu kenyataan empiris yang ada dalam
masyarakat
Dibidang hukum sesudah
revormasi
• Dalam era refomasi akhir-akhir ini seruan dan tuntutan
rakyat terhadap pembaharuan hukum sudah
merupakan suatu keharusan karena proses reformasi
yang melakukan penataan kembali tidak mungkin
dilakukan tanpa melakukan perubahan-perubahan
terhadap peraturan perundang-undangan.
• Namun demikian hendaklah dipahami bahwa
dalam melakukan reformasi tidak mungkin
dilakukan secara spekulatif saja melainkan harus
memiliki dasar, landasan serta sumber nilai
yang jelas, dan dalam masalah ini nilai-nilai
yang terkandung dalam pancasila yang
merupakan dasar cita-cita reformasi.
Pancasila sebagai sumber nilai
perubahan hukum
• Sumber hukum meliputi dua macam pengertian
yaitu
1. sumber formal hukum adalah sumber hukum
ditinjau dari bentuk dan tata cara penyusunan,
yang mengikat terhadap komunitasnya, misalnya
undang-undang, permen perda.
2. sumber material hukum adalah suatu sumber
hukum yang menentukan materi atau isi suatu
norma hukum.
• Selain sumber nilai yang terkandung dalam
pancasila reformasi dan pembaharuan
hukum juga harus bersumber pada kenyataan
empiris yang ada dalam masyarakat terutama
dalam wujud aspirasi-aspirasi yang
dikehendakinya.
Pancasila sebagai paradigma
reformasi pelaksanaan hukum
• Dalam era reformasi pelaksaan hukum harus
didasarkan pada suatu nilai sebagai landasan
operasionalnya. Pelaksanaan hukum pada masa
reformasi ini harus benar-benar dapat
mewujudkan negara demokratis dengan suatu
supremasi hukum. Jaminan atas terwujudnya
keadilan bagi setiap warga negara dalam hidup
bersama dalam suatu negara yang meliputi
seluruh unsur keadilan baik keadilan distributif,
keadilan komutatif , serta keadilan legal.

Anda mungkin juga menyukai