Anda di halaman 1dari 34

Inggris.

1. Magna Charta Liberatum ( 15 Juni 1215 ) berisi :


 Kekuasan raja dibatasi, raja tidak kebal hukum
dan harus bertanggungjawab pada rakyat.
 HAM lebih penting daripada kedaulatan rakyat.

 Tidak seorangpun warga negara yang merdeka


dapat dirampas kekayaannya, diperkosa,
diasingkan atau dikurangi haknya dengan
acara apapun selain untuk kepentingan umum
berdasarkan Undang-undang.
2. Pettion Of Rights ( 1628 ).
 Pajak dan pungutan istimewa harus
disertai persetujuan.
 Warga negara tida boleh dipaksakan
menerima tentara di rumahnya.

3. Habeas Corpus Act ( 1679 ).


Undang-undang ini lebih melindungi
kebebasan warga negara dan mencegah
tindakan pemidanaan yang sewenang-
wenang.
4. Bill of Rights ( 1689 ).
 Kebebasan warga negara tidak boleh
diganggu gugat.
 Menetapkan tata cara penggantian raja.
 Muncul adagium equality before the law
Amerika Serikat.

1. Biil of Rights Virginia ( 12 Juni 1776 ).


Undang-undang ini berisi hak-hak dan
kebebasan warga dinegara bagian Virginia.
2. Declaration of Independence ( 4 Juli 1776 ).
 Semua bangsa diciptakan sama derajatnya
oleh Maha Pencipta.
 Semua manusia telah dianugrahi hak-hak
untuk hidup, kebebasan dan kemerdekaan
untuk mencapai dan menikmati
kebahagiaan
Perancis.

Declaration des Droit de L’homme et du


Citoyen.
HAM adalah hak yang dimiliki manusia
menurut kodratnya oleh karena itu bersifat
suci.
Deklarasi ini dipicu oleh revolusi Perancis
dengan semboyan Liberte, Egalite, Fraternite
( kemerdekaan, persamaan, persaudaraan ).
Disusun rancangan piagam hak-hak asasi oleh
organisasi kerja sama untuk sosial ekonomi
Perserikatan Bangsa-Bangsa yang terdiri dari
18 negara. tanggal 10 Desember 1948 Sidang
Umum PBB yang diselenggarakan di Istana
Chailot, Paris. Menerbitkan pernyataan Sedunia
tentang Hak-Hak Asasi Manusia yang terdiri
dari 30 pasal.
(Universal Declaration of Human Rights).
16 Desember 1966.

International Covenant on Economic,


Social and Cultural Rights.

International Covenant on Civil and


Political Rights
 Generasi Pertama : Hak sipil dan politik
 Generasi Kedua : Hak sosial dan budaya.

 Generasi Ketiga : Hak solidaritas yang terdiri dari ;

1. Hak atas pembangunan ekonomi dan sosial.


2. Hak untuk berpartisipasi dalam pembangunan
dan mendapatkan informasi.
3. Hak atas perdamaian, lingkungan yang sehat dan
bantuan kemanusiaan.
 Generasi Keempat : Hubungan antara penguasa
dan rakyat tidak saja dilihat secara vertikal tetapi
juga secara horisontal.
1. Generasi pertama
Pengetian HAM hanya berpusat pada bidang hukum dan
politik. Focus pemikiran HAM generasi pertama pada bidang
hukum dan politik disebabkan oleh dampak dan situasi perang
dunia II, totiliterisme dan adanya keinginan Negara-negara
yang baru merdeka untuk menciptakan suatu tertib hukum
yang baru.

2. Generasi kedua
Pemikiran HAM tidak hanya menuntut hak yuridis melainkan
juga hak-hak sosial, ekonomi, politik dan budaya.
3.Generasi ketiga
Keadilan dan pemenuhan hak asasi haruslah dimulai
sejak mulainya pembangunan itu sendiri, bukan
setelah pembangunan itu selesai.

4. Generasi keempat
Pemikiran HAM generasi keempat dipelopori oleh
negara-negara di kawasan asia yang pada tahun
1983 melahirkan deklarasi hak asasi manusia
declaration of the basic duties of asia people ang
government. Deklarasi ini lebih maju karena tidak
saja mencangkup tuntutan struktural tetapi juga
berpihak kepada terciptanya tatanan sosial.
Karel Vasak mengemukakan perjalanan hak asasi
manusia dengan mengklasifikasikan hak asasi
manusia atas tiga generasi yang terinspirasi oleh tiga
tema Revolusi Perancis, yaitu :

 Generasi Pertama; Hak Sipil dan Politik (Liberte);


 Generasi Kedua, Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
(Egalite)
 Generasi Ketiga, Hak Solidaritas (Fraternite).
A. Pergeseran Paradigma I.

 Pada tahun 1940-an dengan maraknya sejumlah


bangsa yang dijajah memerdekakan diri,
paradigma HAM mulai berubah.
 Kesadaran bangsa terjajah terhadap HAM semakin
tinggi yang membuahkan kemerdekaan bagi
negara baru.
 Kemerdekaan ini kebanyakan adalah kemerdekaan
oleh bangsa non-Eropa dari bangsa Eropa.
 Kemerdekaan sebagai hak asasi muncul dalam
berbagai terminologi hukum internasional, seperti
rights to self determination, right to govern dan
lain-lain.
 Pada tahun 1948, Persirikatan Bangsa-Bangsa
mendeklarasikan Universal Declaration of Human
Rights ( 10 Desember ).
 Deklarasi berisi hak-hak dasar dari manusia tanpa
membedakan warna kulit, asal usul, agama, etnis
dan lain sebagainya.
B. Pergesaran Paradigma II.

 HAM dalam kerangka hukum internasional bergeser


menjadi sarana Negara yang telah mapan untuk
mengawasi, memantau dan memastikan agar
pemerintah Negara Berkembang tidak melakukan
pelanggaran HAM.
 Ini karena ada fenomena dimana perintah Negara
Berkembang mudah melakukan pelanggaran HAM
terhadap rakyatnya.
 Berbagai instrumen internasional dirancang dan
dibuat dengan harapan Negara Berkembang turut
serta dalam instrumen tersebut.
 Instrumen ini antara lain adalah :
 ILO Convention
Convention concerning Abolition of Forced
Labor
Convention concerning Minimum Age for
Admission to Employment
Convention concerning Discrimination in
Respect of Employment and Occupation
Convention concerning the Prohibition and
Immediate Action for the Elimination of the
Worst Forms of Child Labor
 Convention on the Elimination of All Form of
Racial Discrimination
 Convention on the Rights of Child
 Convention against Torture and Cruel, Inhuman or
Degrading Treatment or Punishment
 Bila perjanjian internasional bidang HAM diikuti
oleh Negara Berkembang maka ada kewajiban bagi
Negara tersebut untuk melakukan transformasi
terhadap aturan-aturan yang ada dalam perjanjian
internasional kedalam hukum nasional.
 Namun, sebagaimana dialami juga oleh Indonesia,
berbagai masalah muncul.
 Permasalahan antara lain :
 Perjanjian internasional setelah diratifikasi tidak
ditindaklajuti
 Peraturan perundang-undangan yang
bertentangan tidak di amandemen
 Ketentuan yang belum diatur tidak mendapat
pengaturan
 Implementasi tidak terjadi karena berbagai
kendala, seperti tidak memadainya infrastruktur
pendukung hukum
C. Pergesaran Paradigma III.

 HAM dalam kerangka hukum internasional


digunakan sebagai alat politik oleh negara-negara
tertentu yang memiliki kepentingan.
 Sebagai instrument politik, HAM dijadikan
pengganti alat kolonial.
 Masalah Perdagangan dikaitkan dengan HAM.
 Masalah Keamanan dikaitkan dengan HAM.
 Masalah Ekonomi dan Politik juga dikaitkan dengan
HAM.
 Perlu kewaspadaan bila HAM dijadikan instrumen
politik oleh Negara.
 Disini yang diperlukan bukan semangat anti HAM
tetapi penggunaan AKAL.
A. UUD 1945 tidak memberikan jaminan HAM secara
Komprehensif ( Mahfud MD dan Bambang Sutiyoso )

 Tidak ditemukan istilah HAM secara Eksplisit didalam


pembukaan, batang tubuh dan penjelasan yang ada
pencantuman dengan tegas perkataan hak dan
kewajiban warga negara, dan hak-hak DPR.
 UUD 1945 tidak banyak memperhatikan HAM Universal
kecuali dalam 2 hal ; Sila ke Lima Pancasila dan pasal
29.
 UUD 1945 hanya berbicara HAW ( HAM Partikularistik ).
 UUD 1945 tidak mengelaborasi perlindungan HAM
didalam pasal-pasal secara Eksplisit.
B. UUD 1945 memberikan jaminan atas HAM secara
Komprehensif ( Soedjono Sumobroto dan Marwoto,
Azhary dan Dahlan Thaib )

 HAM dalam UUD bersumber dari falsafah dasar dan


pandangan hidup bangsa yakni Pancasila yang merupakan
nilai-nilai HAM yang hidup dalam kepribadian bangsa.
 Setidaknya ada 15 prinsip HAM dalam UUD 1945
1. Hak untuk menentukan nasib sendiri
2. Hak warga negara
3. Hak akan kesamaan dan persamaan didepan hukum
4. Hak untuk bekerja
5. Hak akan hidup layak
6. Hak untuk berserikat
7. Hak untuk menyatakan pendapat
8. Hak untuk beragama
9. Hak untuk membela negara
10. Hak untuk mendapatkan pengajaran
11. Hak akan kesejahteraan sosial
12. Hak akan jaminan sosial
13. Hak akan kebebasan dan kemandirian peradilan
14. Hak mempertahankan tradisi budaya
15. Hak mempertahankan bahasa daerah

 Hak asasi individu diakui subtansinya, namun dibatasi jangan


sampai melanggar hak individu lainnya ataupun hak asasi
orang banyak/masyarakat.
C. UUD 1945 hanya memberikan pokok-pokok jaminan atas
HAM ( Kuntjoro Purbopranoto, G. J. Wolhoff dan Solly Lubis )

 Jaminan HAM dalam UUD 1945 bukannya tidak ada,


melainkan dalam ketentuannya dirumuskan secara tidak
sistematis.
 UUD 1945 tetap mengandung pengakuan dan jamina yang
luas mengenai hak asasi walaupun diakui secara Redaksional
Formulasi mengenai hak-hak itu sangat sederhana dan
singkat.
Ketentuan Perlindungan HAM dalam
UUD 1945 :
 Pasal 27 mengenai persamaan kedudukan warga negara dalam
hukum dan pemerintahaan serta atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak.
 Pasal 28 mengenai kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran secara lisan atau tulis.
 Pasal 29 mengenai kebebasan beragama.
 Pasal 30 mengenai hak dan kewajiban bela negara.
 Pasal 31 mengenai hak atas pendidikan.
 Pasal 32 mengenai hak atas kebudayaan.
 Pasal 33 mengenai hak ekonomi.
 Pasal 34 mengenai hak sosial bagi fakir miskin dan anak-anak
terlantar.
MATERI MUATAN HAM DALAM KONSTITUSI RIS 1949

HAM diatur dalam bagian tersendiri yakni :


 Bab I bagian 5 : hak-hak dan kebebasan-
kebebasan dasar manusia (terdiri 27 pasal).
 Bab I bagian 6 : asas-asas dasar (terdiri 8 pasal).

Kalimat yang dipergunakan dalam perlindungan HAM


ada 3 kalimat :
1. Setiap/segala/sekalian orang/siapapun/tiada
seorangpun.
2. Setiap warga negara.

3. Berbagai kata lain yang menunjukan adanya


kewajiban asasi manusia dan negara
JAMINAN PERLINDUNGAN HAM DALAM KONSTITUSI
RIS 1949 MELIPUTI :

Pribadi

Kelompok

Keluarga

Warganegara

MANUSIA
Perlindungan HAM ( Manusia secara pribadi )
Konstitusi RIS 1949 :
 Pasal 7
• Pasal 8
• Pasal 9
• Pasal 10
• Pasal 11
• Pasal 12
• Pasal 13
• Pasal 14
• Pasal 18
• Pasal 19
• Pasal 21
• Pasal 25
• Pasal 27
• Pasal 28
Diatur dalam pasal 37 Konstitusi RIS 1949 :
Keluarga berhak atas perlindungan oleh
mayarakat dan negara.

Elemen keluarga sebagai unit terkecil dalam


sebuah negara patut memperoleh jaminan
Konstitusi dengan demikian keluarga memiliki
hak dan kebebasan yang dilindungi oleh
negara.
Diatur dalam pasal 20, 22 ayat (1) dan (2), 23
dan 27 ayat (1) Konstitusi RIS 1949 :

Status manusia sebagai warganegara tidaklah


menghilangkan statusnya sebagai seorang
pribadi/ individu dan keluarga.
MATERI MUATAN HAM DALAM UUDS 1950

UUDS 1950 terdiri dari 6 bab dan 146 pasal.


Materi muatan HAM dalam UUDS 1950 adalah perubahan
atas Konstitusi RIS 1949 dengan demikian memiliki
kesamaan secara umum namun juga terdapat perbedaan
secara prinsipil :
1. Hak dasar mengenai kebebasan agama, keinsyafan
batin dan pikiran meliputi kebebasan bertukar agama
atau keyakinan, dan sebagainya ( pasal 18 Konstitusi
RIS 1949 ) oleh UUDS 1950 pernyataan ini tidak
ditegaskan lagi.
2. Pasal 21 UUDS 1950 mengatur prihal hak
berdemonstrasi dan hak mogok yang sebelumnya tidak
ada dalam Konstitusi RIS 1949.
3. Dasar perekonomian sebagaimana dimuat dalam pasal
33 UUD 1945 diadopsi dalam pasal 38 UUDS 1950,
HAL MENARIK LAINNYA :

Pasal 26 ayat (3) hak milik itu adalah fungsi sosial.


Pasal 37 ayat (3) melarang organisasi-organisasi yang
bersifat monopoli partikelir yang
merugikan ekonomi nasional.

Pencantuman HAM sebagai pribadi, keluarga,


warganegara dan kewajiban asasi baik oleh pribadi,
warganegara maupun negara dalam UUDS 1950
dinilai sangat sistematis dan membuat terobosan
baru dalam jamian HAM yang sebelumnya belum
pernah diatur oleh HAM PBB tahun 1948
MATERI MUATAN HAM PASCA-KEMBALI KE
UUD 1945

Amandemen kedua UUD 1945.


Perubahan kedua UUD 1945 memasukan HAM
menjadi Satu Bab tersendiri yakni Bab XA mengenai
hak asasi manusia dengan 10 pasal.

Anda mungkin juga menyukai