Anda di halaman 1dari 20

CREEPING ERUPTION

PEMBIMBING
dr. Sri Naita Purba, Sp. KK

Disusun Oleh :

1. Ady Putra 1608320142


2. Dina Mawaddah Lubis 1608320106
3. Mira Handayani Nst 1608320086
4. Rosmala Dewi Sagala 1608320089
5. Wirdatul Husna 1608320094

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA
UTARA
DEFENISI

 Cutaneus Larva Migrans adalah kelainan kulit yang khas


berupa garis lurus atau berkelok-kelok, dapat dijumpai
pada kaki, bokong atau perut disebabkan oleh invasi
larva cacing tambang yang berasal dari anjing dan
kucing. Cutaneous larva migrans disebut juga creeping
eruption, creeping verminous dermatitis, dermatosis
linearis migrans, sandworm disease atau
strongyloidiasis.
EPIDEMIOLOGI
 CLM terjadi di seluruh daerah tropis dan subtropis di
dunia, terutama di daerah yang lembab dan terdapat
pesisir pasir. Sebuah studi di Manaus, Brazil,
menunjukkan prevalensi CLM pada anak-anak selama
musim hujan berkisar 9,4%. Di daerah perkumuhan di
Timur Laut Brazil, didapati lebih dari 4% dari
Universitas Sumatera Utara 5 keseluruhan populasi dan
15% pada anak-anak menderita CLM.
ETIOLOGI
 Penyebab utama adalah larva yang berasal dari cacing
tambang binatang anjing dan kucing, yaitu Ancylostoma
braziliense dan Ancylostoma caninum. Selain itu dapat
pula disebabkan oleh larva dari beberapa jenis lalat,
misalnya Chastrophilus (the horse bot fly) dan cattle fly.
FAKTOR RISIKO
 Kontak dengan tanah lembab dan berpasir yang telah
terkontaminasi dengan feses anjing atau kucing
PATOGENESIS
 Biasanya larva ini merupakan stadium ketiga siklus
hidupnya. Nematoda hidup pada hospes, ovum terdapat
pada kotoran binatang dan karena kelembaban berubah
menjadi larva yang mampu mengadakan penetrasi ke
kulit. Larva ini tinggal di kulit berjalan-jalan tanpa tujuan
sepanjang dermoepidermal , setelah beberapa jam atau
hari akan timbul gejala di kulit.
GEJALA KLINIS
 Masuknya larva ke kulit biasanya disertai rasa gatal dan
panas. Mula-mula akan timbul papul, kemudian diikuti
bentuk yang khas, yakni lesi berbentuk linear atau
berkelok-kelok, menimbul dengan diameter 2-3 mm, dan
berwarna kemerahan. adanya lesi papul yang eritematosa
ini menunjukkan bahwa larva tersebut telah berada di
kulit selama beberapa jam atau hari.
 Perkembangan selanjutnya papul merah ini menjalar
seperti benang berkelok-kelok, polisiklik, serpginosa,
menimbul, dan membentuk terowongan (burrow),
mencapai panjang beberapa cm. Rasa gatal biasanya
lebih hebat pada malam hari.
 Tempat predileksi adalah di tungkai, plantar, tangan,
anus, bokong dan paha juga di bagian tubuh di mana saja
yang sering berkontak dengan tempat larva berada.
DIAGNOSA
 Berdasarkan bentuk khas, yakni terdapatnya kelainan
seperti benang yang lurus atau berkelok-kelok,
menimbul, dan terdapat papul atau vesikel di atasnya.
DIAGNOSA BANDING

 Skabies
 Dermatofitosis

 Dermatitis insect bite

 Herpes zooster
TATALAKSANA

 antihelmintes berspektrum luas, misalnya tiabendazol


(mintezol). Dosis 25-50 mg/kgBB/hari. Dosis maksimum
3 gram sehari, jika belum sembuh dapat di ulangi setelah
beberapa hari. Obat ini sukar di dapat. Efek samping nya
mual, pusing dan muntah.
 Albendazol 400 mg sebagai dosis tunggal, di berikan 3
hari berturut-turut sangat efektif
PENCEGAHAN

 Mencegah bagian tubuh untuk berkontak langsung dengan tanah


atau pasir yang terkontaminasi.
 Saat menjemur pastikan handuk atau pakaian tidak menyentuh
tanah
 Melakukan pengobatan secara teratur terhadap anjing dan kucing
dengan antihelmintik
 Hewan dilarang untuk berada di wilayah pantai ataupun taman
bermain
 Menutup lubang-lubang pasir dengan plastik dan mencegah binatang
untuk defekasi di lubang tersebut
 Wisatawan disarankan untuk menggunakan alas kaki saat berjalan di
pantai dan menggunakan kursi saat berjemur
 Akan tetapi, pada masyarakat yang kurang mampu, keterbatasan
finansial mengakibatkan sulitnya masyarakat untuk memberikan
pengobatan yang teratur terhadap anjing dan kucing. Sehingga pada
akhirnya, pemberantasan cacing tambang pada binatang hanya bisa
dilakukan dengan cara melakukan pengontrolan yang terintegrasi
antara pihak kesehatan masyarakat, antropologis medis, dokter
hewan, dan masyarakat
PROGNOSIS
 CLM termasuk ke dalam golongan penyakit self-
limiting. Pada akhirnya, larva akan mati di epidermis
setelah beberapa minggu atau bulan. Hal ini disebabkan
karena larva tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya
pada manusia.
 CLM tidak mengancam kehidupan, umumnya sembuh
dengan pemberian Albendazole atau tiabendazol.
 Lesi tanpa komplikasi yang tidak diobati akan sembuh
dalam 4-8 minggu, tetapi pengobatan farmakologi dapat
memperpendek perjalanan penyakit
STATUS PASIEN PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
 IDENTITAS PRIBADI
Nama : Felicia
Umur : 1 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Batak
Status pernikahan : Belum menikah
Agama : Kristen
Pekerjaan :-
Alamat : Jalan Mesjid II Lubuk Pakam

ANAMNESIS (Allo Anamnesis)


 Keluhan utama
Bintil-bintil merah berkelok-kelok seperti garis di daerah bokong yang
dialami ±1 bulan yang lalu.
 Keluhan tambahan
Tidak ada
 Riwayat perjalanan penyakit
Orang tua os mengatakan awal mulanya terdapat bintil-bintil
berwarna merah berkelok-kelok seperti garis didaerah bokong,
lama kelamaan bintil-bintil tersebut semakin panjang dan
bagian yang diatasnya sudah tidak terdapat bintil-bintil
berwarna merah. Keluhan ini dirasakan sudah ±1 bulan yang
lalu dan ibu pasien mengaku jika anaknya sering main di
tanah.
 Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada
 Riwayat penyakit terdahulu
Tidak ada
 Riwayat penggunaan obat
Miconazol dan cetirize sirup
 III. PEMERIKSAAN FISIK
 STATUS GENERALISATA
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Gizi : Tampak baik
Suhu tubuh : TDP
Nadi : TDP
Tekanan darah : TDP
Pernapasan : TDP
 KEADAAN SPESIFIK
Kepala : Dalam batas normal
Leher : Dalam batas normal
Punggung : Dalam batas normal
Thoraks : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Genitalia : Dalam batas normal
Ekstremitas : Dalam batas normal
IV. STATUS DERMATOLOGI
 Lokalisasi : Regio Gluteal sinistra
 Ruam : Papul eritematosa dengan gambaran
serpiginosa, membentuk terowongan yang linier,
berkelok-kelok dengan panjang 2 cm.
V. RESUME
Seorang Ibu datang membawa anaknya ke poliklinik kulit dan
kelamin RSUD Deli Serdang Pakam dengan keluhan bintil-
bintil merah berkelok-kelok seperti garis di daerah bokong
yang dialami ±1 bulan yang lalu mengaku jika anaknya
sering main di tanah. Lokalisasi : Regio Gluteal sinistra.
Ruam : Papul eritematosa dengan gambaran serpiginosa,
membentuk terowongan yang linier, berkelok-kelok dengan
panjang 2 cm.
VI. DIAGNOSIS BANDING
 Creeping Eruption

 Skabies

 Insect bite

VII. DIAGNOSIS SEMENTARA


Creeping Eruption
VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN
-
IX. PENATALAKSANAAN
 Albendazole 200 mg (3)

 Pyricef 500 mg (2)


Pulv VI
 Vitamin C 100 mg (2) 2x1

 Genolon Cr (2x/hari)

X. PROGNOSIS
Prognosis umumnya bonam. Penyakit ini bersifat self-
limited, karena sebbagian besar larva mati dan lesi
membaik dalam 2-8 minggu.

Anda mungkin juga menyukai