Isu Strategis
Identifikasi Permasalahan
Implikasi Permasalahan
Tantangan
Usulan Kebijakan
2
Gambaran Umum (1)
Kementerian PPN/Bappenas
NO PROVINSI yang Belum PERDA
Menetapkan Perda
Status Penetapan RTRW Provinsi RTRW
1 Sumatera Utara No. 7 Tahun 2003
Telah Ditetapkan Belum Ditetapkan
8 Provinsi 2 Riau No. 10 Tahun 1994
24% 3 Sumatera Selatan No. 14 Tahun 2006
Total: 33 Provinsi
3
Gambaran Umum (2)
Kementerian PPN/Bappenas
Isu utama :
1. Belum terselesaikannya penetapan kawasan hutan di
beberapa daerah;
2. Skala peta yang tidak rinci; kebanyakan menggunakan
skala 1:100.000 atau 1:250.000 dan tersedia paling rinci
beberapa menggunakan skala 1:50.000
5
Identifikasi Permasalahan Bidang Kehutanan
Kementerian PPN/Bappenas dalam Penataan Ruang dan Pertanahan (1)
6
Identifikasi Permasalahan Bidang Kehutanan
dalam Penataan Ruang dan Pertanahan (2)
Kementerian PPN/Bappenas
7
Alur Penyusunan-Penetapan Peraturan Daerah RTRW
(1)
Kementerian PPN/Bappenas Konsultasi (2) & (3)
PENYUSUNAN
Dikoordinasikan
Substansi Kehutanan
- Permendagri oleh BKPRN
- Permen PU; INSTANSI PUSAT Dihasil- Persetujuan
KONSULTASI YANG
- Permen Kelautan dan kan Substansi
Perikanan, kehutanan MEMBIDANGI Teknis
Substansi Teknis
URUSAN TATA
- Dll.
Peraturan Menteri Kehutanan RUANG
No. P.36/Menhut-II/2010
Peraturan Menteri PU No.
11/PRT/M/2009
Surat Permintaan
Menteri Dalam Dilakukan Diselenggarakan Evaluasi dari
EVALUASI
Negri Gubernur/Walikota
Raperda RTRW /Bupati
GUBERNUR/WALIK
(5) OTA/BUPATI dan
DPRD Menetapkan
Raperda menjadi INSTANSI PUSAT
YANG MEMBIDANGI
Perda
URUSAN TATA
RUANG
8
UU 26/2007 Usulan
Kementerian Bupati
Perencanaan Pembangunan Nasional/ UU 41/1999
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
RaPerda Menteri
Gubernur
RTRWP Kehutanan
Ada
Persetujuan Tidak Perubahan
Peruntukan Kawas an
Ruang KH Hutan
Tidak
Ya Perubahan
Penelitian
DPR RI Peruntukan
DPCLS Terpadu
9
Kementerian PPN/Bappenas
Implikasi Permasalahan
10
Kementerian PPN/Bappenas Tantangan
11
Kementerian PPN/Bappenas Usulan Kebijakan
1. Perlunya alokasi efisien untuk:
• penetapan luasan minimal dari masing-masing fungsi kawasan
hutan di suatu wilayah
• penetapan lahan cadangan yang dapat digunakan oleh sektor lain.
2. Perlunya transparansi dalam:
• pengambilan keputusan pentapan kawasan hutan (argumen
menyetujui/menolak rekomendasi Timdu)
• pelepasan kawasan hutan secara parsial
3. Kejelasan batasan waktu dalam penyelesaian penetapan
perubahan kawasan hutan
4. Publikasi Batas Kawasan Hutan dan melakukan integrasi
dengan sistem Pendaftaran Tanah Geo KKP Kantor
Pertanahan BPN;
12
Kementerian PPN/Bappenas
Konsep Publikasi Batas Kawasan Hutan
Hutan
INSET
Kawasan Kawasan
Lindung Hutan Budidaya
Kawasan
Kawasan
Lindung
Budidaya
13
Kementerian PPN/Bappenas
Manfaat Publikasi Batas Kawasan Hutan
14
Kementerian PPN/Bappenas Pilot Project
• Untuk menguji konsep publikasi tata batas kawasan hutan, diperlukan
pilot project.
• Tujuan pilot project:
– Mendapatkan gambaran awal pelaksanaan publikasi tata batas
kawasan hutan
– Menyusun pedoman pelaksanaan publikasi tata batas kawasan hutan
• Kriteria Lokasi Pilot
Kawasan hutan dengan luasan wilayah terjangkau untuk pembuatan
poligon tetap ( < 10.000 Ha), agar pelaksanaan pilot project dapat
dilakukan dalam waktu 1 tahun
Kawasan hutan yang berbatasan dengan kawasan budidaya dengan
corak pemanfaatan lahan beragam; untuk lebih menunjukkan bahwa
proses publikasi tata batas kawasan hutan penting untuk dilakukan
Provinsi dengan luas wilayah yang kecil agar penyelesaian pilot project
publikasi tata batas kawasan hutan (terhitung 1 provinsi) dapat
dilakukan dalam kurun waktu 3-5 tahun
15
Kementerian PPN/Bappenas Lokasi Pilot Project (Provinsi Bali)
16
17
Kementerian PPN/Bappenas
Gambaran Lokasi Pilot Project
Kementerian PPN/Bappenas
(Provinsi Bangka Belitung)
20
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Terima Kasih
trp@bappenas.go.id
www.trp.or.id
21