Anda di halaman 1dari 21

Seminar

STUDI KUALITAS AIRTANAH


DARI DAMPAK LIMBAH DI SEKITAR TAMBANG EMAS RAKYAT
DAERAH SANGON KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULONPROGO
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Oleh
Rio Ferdhian
141.10.1008

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA
2018
Outline
Metode
Pendahulua Pengumpula
n n Data

Hasil dan
Pembahasa Kesimpulan
n
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Banyaknya pabrik atau industri yang bermunculan justru menghasilkan
limbah yang berbahaya bagi kesehatan manusia, terutama limbah cair yang
dibuang ke sungai. Dampaknya selain akan mencemari sungai tersebut juga
akan mencemari airtanah. Padahal yang kita ketahui bersama, manusia
banyak mengkonsumsi air yang berasal dari airtanah untuk sumber
kehidupan sehari-hari.

Daerah Sangon, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Daerah


Istimewa Yogyakarta telah lama dijadikan sebagai tempat penambangan
emas rakyat. Penambanagan emas rakyat berada di pemukiman penduduk
yang sebagia besar mengkonsumsi air yang berasal dari airtanah.
MAKSUD & TUJUAN

Maksud dari penyusunan seminar ini yaitu untuk


memenuhi salah satu syarat akademik strata-1 di Jurusan
Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Sains &
Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui lebih
lanjut tentang kandungan Merkuri pada airtanah dari dampak
pengolahan emas secara tradisional di Daerah Sangon,
Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa
Yogyakarta.
BATASAN MASALAH

Dalam penelitian ini penyusun membatasi ruang


pembahasan mengenai kualitas airtanah tentang derajat
keasaman (pH) dan kandungan merkuri (Hg) di sekitar daerah
penelitian. Sesuai dengan masalah yang akan diteliti maka
pembahasan penelitian ini dibatasi pada kualitas airtanah.
TINJAUAN PUSTAKA

A. Geologi Regional Kulonprogo


Menurut Van Bummelen 1949, (dalam wachid 2012) pegunungan
Kulonprogo dilukiskan sebagai dome besar dengan bagian puncak datar
dengan sayap-sayap curam, dikenal sebagai “Oblong Dome”. Dome ini
mempunyai arah utara timur laut – selatan barat daya dan diameter pendek
15 – 20 km dengan arah barat laut – timur tenggara.
Daerah penelitian masuk kedalam Formasi Andesit Tua. Formasi ini
diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Nanggulan.
Litologinya berupa breksi volkanik dengan fragmen andesit, lapilli tuf, tuf,
lapili breksi, sisipan aliran lava andesit, aglomerat, serta batupasir volkanik
yang tersingkap di daerah Kulonprogo.
B. Airtanah
Menurut UU No.7 Tahun 2014 tentang sumber daya air mendefinisikan
airtanah sebagai air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan dibawah
permukaan tanah.
Parameter Fisika seperti: Bau,
Rasa, Warna, Residu terlarut,
suhu, kekeruhan.
Parameter-
parameter Parameter Kimia seperti: Ph, Ca,
kualitas Mg, Ba, Fe, Hg, Pb, dll.
airtanah
Parameter Bakteriologi seperti:
Coliform, Kuman Parasit, Kuman
Patogenik.

Faktor Alami:
Unsur kimia yang ada dalam
airtanah terjadi karena adanya Faktor-faktor
interaksi antar airtanah yang pengaruh
bersifat pelarut airtanah. kualitas
airtanah.
Faktor non alami:
(Purwanto
Masuknya unsur kimia tertentu
kedalam airtanah disebaabkan
Sudadi 2003)
oleh kegiatan manusia.
Outline
Pendahulua Metode
n Pengumpula
n Data

Hasil dan
Pembahasa Kesimpulan
n
METODE PENGUPULAN DATA
Bagan Alur Penelitian Seminar
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data melalui 2
metode, yaitu data primer dan
sekunder. Data primer didapat dari
pengambilan data lapangan. Data
sekunder didapat dari beberapa
referensi seperti peta RBI Lembar
Begelen, buku atau jurnal yang
berkaitan dengan materi penelitian ini,
dan lain-lain.

Teknik Pengolahan Data


Teknik pengolahan data yang digunakan
yaitu dengan cara menggabungkan dengan
sumber data sekunder yang berupa standar
baku mutu air nomer KEP-02/MENKLH/
1/1998 dan data primer yang berupa hasil
pengukuran parameter fisika di lapangan
serta analisi kimia di laboratorium pada
sampel airtanah.
ALAT DAN BAHAN

1. Kompas Geologi
2. Palu Geologi
3. GPS
4. Meteran
5. Peta Topografi
6. Kamera
7. Deligen
8. Alat tulis dan buku lapangan
Outline
Pendahulua Metode
n Pengumpula
n Data

Hasil dan
Pembahasa Kesimpulan
n
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Geologi Daerah Penelitian

Berdasarkan data-data yang telah disebutkan diatas, maka daerah penelitian


dikelompokan menjadi Perbukitan & Lereng Denudasional dengan erosi kecil
dengan karakteristik lereng landai -curam menengah (topografi bergelombang
kuat), tersayat kuat-menengah. Dengan ketinggian 37,5 – 312,5 meter dan proses
pelapukanyang sangat intensif pada satuan geomorfologi ini.
Stratigrafi daerah penelitian termasuk kedalam Formasi Andesit Tua (OAF),
dimana pada Formasi Andesit Tua ini litologinya terdiri atas breksi, lava dan intrusi
andesit, lapili tuf, tuf dan aglomerat. Umur Formasi Andesit Tua tersebut adalah
Oligosen Akhir-Miosen Bawah. Pada daerah penelitian penyusun menemukan
litologi berupa lava andesit.
Litologi yang menyusun daerah penelitian merupakan batuan andesit dengan
warna segar abu-abu kehitaman, warna lapuk abu-abu kecoklatan, struktur masif,
tekstur: derajad kristalisasi hipokristalin, granularitas afanitik, bentuk kristal
subhedral dan hubungan kristal inequigranular.
Pada daerah penelitian struktur yang terbentuk berupa kekar berpasangan
namun telah mengalami pelapukan oleh agen geologi berupa air, sehingga
menyulitkan penyusun untuk melakukan pengukuran. Dan juga tidak ditemukan
struktur sesar maupun lipatan yang terbentuk pada lokasi penelitian.
Pembahasan Analisi Airtanah

Hasil analisis airtanah yang telah diuji di Balai Laboratorium Kesehatan


Yogyakata yang beralamatkan di Ngadinegaran MJ III/62 Kota Yogyakarta
kemudian dicocokan dengan Baku Mutu Air menurut Peraturan Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomer KEP-02/MENKLH/1/1998 untuk
parameter Merkuri (Hg) dan derajad keasaman (pH), dapat dilihat pada tabel 2, 3
dan 4 berikut:
Berikut hasil analisis air limbah (tabel 5) yang telah diuji di Laboratorium
Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah Mada sebagai
berikut:
Arah Aliran Airtanah
KualitasAirtanah

A. Derajat Keasaman (pH)


Nilai derajat keasaman (pH) daerah penelitian berdasarkan analisis
laboratorium (Tabel 2, 3 dan 4) menunjukan bahwa airtanah sampel 1 memiliki pH
7,14 dan sempel 2 memiliki pH 7,03 serta pada sampel 3 memiliki pH 7,05.
Berdasarkan data diatas, maka aspek pH menurut Peraturan Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomer KEP-02/MENKLH/1/1998
berdasarkan aspek pH air pada lokasi pengambilan sampel layak dikonsumsi
karena masih berada dalam kadar yang ditetapkan.

B. Merkuri (Hg)
Hasil uji laboratorium (tabel 2, 3 dan 4) menunjukan bahwa airtanah sampel 1
(sumur 4) memiliki kadar Hg setiap mg/L yaitu < 0,0001 dan pada sampel 2
(sumur 6) memiliki kadar Hg setiap mg/L yaitu <0,0001 serta pada sampel 3
(sumur 9) memiliki kadar Hg setiap mg/L yaitu 0,0011. Munculnya kadar Merkuri
(Hg) yang melebihi baku mutu yang dibolehkan pada daerah penelitian diduga
merupakan dampak dari aktifitas pertambangan emas yang dalam
pengolahan/pemurniannya masih menggunakan zat kimia Merkuri (Hg) dan
pembuangan limbah cairnya pun dilakukan dipinggir sungai pada tanah tanpa
adanya lapisan dibawahnya yang dibuat seperti kolam-kolam yang pada akhirnya
limbah cair tersubut dibuang ke sungai yang berada tepat disamping lokasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Nomer KEP-02/MENKLH/1/1998 dimana pada peraturan tersebut kandungan
Merkuri yang dianjurkan 0,0005 mg/L dan yang dibolehkan 0,001 mg/L. Maka
didapat kesimpulan bahwa airtanah sampel 3 (sumur 9) telah melampaui baku
mutu air dan tidak layak untuk dikonsumsi karena telah tercemar Merkuri.
Tingkat kelayakan penggunaan air dilokasi penelitian sebagai air minum
berdasarkan penjelasan diatas dapat dilihat pada tabel berikut:
Outline
Pendahulua Metode
n Pengumpula
n Data

Hasil dan
Pembahasa Kesimpulan
n
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian ini yaitu:
Daerah penelitian termasuk kedalam Formasi Andesit Tua dengan
litologi lava andesit. Daerah penelitian memiliki subsatuan geomorfik perbukitan
& lereng denudasional dengan erosi kecil dengan karakteristik umum lereng
landai-curam menengah (topografi bergelombang kuat) tersayat lemah-
menengah.
Berdasarkan uji kualitas fisik berupa bau dan rasa serta uji kualitas kimia yaitu
pH dan Merkuri (Hg). Kualitas airtanah di lokasi penelitian pada sampel 3 (sumur 9)
menunjukan bahwa airtanah dilokasi penelitian tidak layak digunakan sebagai air
minum. Karena hasil uji parameter Merkuri telah melampaui nilai baku mutu air
yang dianjurkan ataupun yang diperbolehkan oleh Peraturan Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomer KEP-02/MENKLH/1/1998.
Sedangkan pada sampel 1 (sumur 4) dan sampel 2 (sumur 6) menunjukan bahwa
airtanah pada lokasi tersebut layak digunakan sebagai air minum.

Penyebab pencemaran secara umum di daerah penelitian disebabkan oleh faktor


antropogen yaitu limbah cair pengolahan emas yang dibuang begitu saja pada tanah yang
dibuat seperti kolam-kolam yang kemudian diteruskan ke sungai yang berada tepat
disamping lokasi pengolahan emas tersebut tanpa adanya pengolahan secara baik dan
benar.
DAFTAR PUSTAKA
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai