2016.03.008 NATALIA NOVENA SARI 2016.03.009 SEKAR AYU HANANDA 2016.03.014 YUNITA INDRA WARDHANI 2016.03.022 Jimmy W. D3 AKPER II Penyakit Menular ??? Pengertian penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasite), dan bukan disebabkan oleh factor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan) - Wikipedia HIV ?? Human Immunodeficiency Virus adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. HIV bekerja dengan membunuh sel-sel penting yang dibutuhkan oleh manusia, salah satunya adalah Sel T pembantu, Makrofaga, Sel dendritik. Indonesia adalah negara ketiga di dunia yang memiliki penderita HIV terbanyak yaitu sebanyak 640.000 orang, setelah China dan India, karena ketiga negara ini memiliki jumlah penduduk yang banyak. Etiologi Penyebab penyakit HIV/AIDS adalah Human Immunodefeciency Virus termasuk genus retrovirus khas ditandai dengan sifat latennya lama, masa inkubasi lama, replikasi virus yang persisten. Jenis tersebut mempunyai kemampuan variasi genetik yang tinggi, cara unik replikasi serta dapat menginfeksi seluruh jenis vertebra. RNA HIV mengalami transkripsi terbalik menjadi DNA dengan bantuan enzim. Cara Penularan Cara penularan AIDS ( Arif, 2000 )antara lain sebagai berikut : a. Hubungan seksual, dengan risiko penularan 0,1-1% tiap hubungan seksual b. Melalui darah, yaitu: 1.Transfusi darah yang mengandung HIV, risiko penularan 90-98% 2.Tertusuk jarum yang mengandung HIV, risiko penularan 0,03% 3.Terpapar mukosa yang mengandung HIV,risiko penularan 0,0051% 4.Transmisi dari ibu ke anak : a. Selama kehamilan b. Saat persalinan, risiko penularan 50% c. Melalui air susu ibu(ASI)14% Manifestasi klinis Gambaran klinis infeksi HIV dapat disebabkan HIV-nya sendiri (sindrom retroviral akut, demensia HIV), infeksi ofortunistik, atau kanker yang terkait AIDS. Perjalanan penyakit HIV dibagi dalam tahap- tahap berdasarkan keadaan klinis dan jumlah CD4 ( Arif Mansjoer, 2000 ) : 1. Infeksi retroviral akut Frekuensi gelaja infeksi retroviral akut sekitar 50-90%. Gambaran klinis menunjukkan demam, pembesaran kelenjar, hepatoplemagali, nyeri tenggorokan, mialgia, rash seperti morbili, ulkus pada mukokutan, diare, leukopenia, dan limfosit atipik. 2. Masa asimtomatik Pada masa ini pasien tidak menunjukkan jegala,tetapi dapat terjadi limfadenopati umum. Penurunan jumlah CD4 terjadi bertahap, disebut juga masa jendela (window period). 3. Masa gejala dini Pada masa ini CD4 (sel darah putih) berkisar antar 100-300. Gejala yang timbul adalah akibat infeksi pneumonia bakterial, kandidosis vagina, sariawan, herped zoster, leukoplakia, ITP, dan tuberkolosis paru. Masa ini dulu disebut AIDS Related Complex(ARC) 4. Masa gejala lanjut Pada masa ini jumlah CD4 dibawah 200. Penurunan daya tahan ini menyebabkan risiko tinggi rendahnya infeksi oportunistik berat atau keganasan Komplikasi Adapun komplikasi kien dengan HIV/AIDS (Arif Mansjoer, 2000 ) antara lain : 1. Pneumonia pneumocystis (PCP) (infeksi serius) 2. Tuberculosis (TBC) 3. Esofagitis (peradangan pada lapisan kerongkongan) 4. Diare 5. Toksoplasmositis (infeksi karena parasit toxoplasma) 6. Leukoensefalopati multifocal prigesif 7. Sarcoma Kaposi (Tumor karena virus, berasal dari pembuluh darah, terjadi di kulit) 8. Kanker getah bening 9. Kanker leher rahim (pada wanita yang terkena HIV) Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan diagnostic untuk penderita AIDS (Arif Mansjoer, 2000) adalah 1. Lakukan anamnesi gejala infeksi oportunistik dan kanker yang terkait dengan AIDS. 2. Telusuri perilaku berisiko yang memmungkinkan penularan. 3. Pemeriksaan fisik untuk mencari tanda infeksi oportunistik dan kanker terkait. Jangan lupa perubahan kelenjar, pemeriksaan mulut, kulit, dan funduskopi. 4. Dalam pemeriksaan penunjang dicari jumlah limfosot total, antibodi HIV, dan pemeriksaan Rontgen.
Bila hasil pemeriksaan antibodi positif maka dilakukan
pemeriksaan jumlah CD4, protein purufied derivative (PPD), serologi toksoplasma, serologi sitomegalovirus, serologi PMS, hepatitis, dan pap smear. Cara Pencegahan Penyakit HIV
Mencegah penyakit HIV AIDS relative lebih mudah
dibandingkan dengan mengobatinya. Penyakit HIV AIDS belum ditemukan obatnya. Berikut cara pencegahannya : 1. Setialah dengan suami atau istri anda. Lakukan hubungan seksual dengan pasangan hidup anda (safe sex). 2. Menghindari seks bebas (free sex). Jangan melakukan hubungan badan dengan pekerja seksual (PSK) atau berganti- ganti pasangan. 3. Gunakan kondom secara benar dalam berhubungan seksual. Kondom bisa menurunkan resiko infeksi tetapi tidak dapat mencegahnya secara total. 4. Hindari penyalahgunaan obat terlarang, narkoba, dan penggunaan jarum suntik bersama-sama. 5. Bila perlu operasi, sebaiknya minta transfuse darah autologous, yaitu donor darah untuk nantinya dipakai sendiri. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan untuk penderita AIDS (Doenges, 1999) adalah
a. Aktivitas / istirahat. Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya, malaise b. Sirkulasi. Takikardia , perubahan TD postural, pucat dan sianosis. c. Integritas ego. Alopesia , lesi cacat, menurunnya berat badan, putus asa, depresi, marah, menangis. d. Nyeri / kenyamanan. Sakit kepala, nyeri pada pleuritis, pembengkakan pada sendi, penurunan rentang gerak, dan gerak otot melindungi pada bagian yang sakit. e. Pernafasan. Batuk, Produktif / non produktif, takipnea, distres pernafasan. f. Neurosensori. Pusing, kesemutan pada ekstremitas, konsentrasi buruk, apatis, dan respon melambat. 2. Diagnosa, Intervensi dan Rasional Tindakan Keperawatan. Diagnosa, intervensi dan rasional tindakan keperawatan (Doenges, 1999) adalah 1. Diagnosis Keperawatan : nyeri berhubungan dengan inflamasi/ kerusakan jaringan ditandai dengan keluhan nyeri, perubahan denyut nadi, kejang otot, ataksia, lemah otot dan gelisah. Hasil yang diharapkan : keluhan hilang, menunjukkan ekspresi wajah rileks,dapat tidur atau beristirahat secara adekuat. INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, Mengindikasikan kebutuhan untuk intervensi intensitas, frekuensi dan waktu. Tandai dan juga tanda-tanda gejala nonverbal misalnya gelisah, perkembangan komplikasi. takikardia, meringis. Instruksikan pasien untuk menggunakan Meningkatkan relaksasi dan perasaan sehat. visualisasi atau imajinasi, relaksasi progresif, teknik nafas dalam.
Dorong pengungkapan perasaan Dapat mengurangi ansietas dan rasa sakit,
sehingga persepsi akan intensitas rasa sakit.
Berikan analgesik atau antipiretik M,emberikan penurunan nyeri/tidak nyaman,
narkotik. Gunakan ADP (analgesic yang mengurangi demam. Obat yang dikontrol dikontrol pasien) untuk memberikan pasien berdasar waktu 24 jam dapat analgesia 24 jam. mempertahankan kadar analgesia darah tetap stabil, mencegah kekurangan atau kelebihan obat-obatan. Lakukan tindakan paliatif misal Meningkatkan relaksasi atau menurunkan pengubahan posisi, masase, rentang tegangan otot. gerak pada sendi yang sakit.