EVALUASI CAPAIAN

PROGRAM KESEHATAN JIWA MASYARAKAT,

PROGRAM INDONESIA SEHAT
DENGAN PENDEKATAN KELUARGA
DAN
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG
KESEHATAN
• d i r e k t o r AT P E N C E G A H A N D A N P e n g e n d a l i a n

• Masalah keswa dan napza

 JUMLAH KAB/KOTA YANG PUSKESMASNYA MENYELENGGARAKAN
PELAYANAN KESEHATAN JIWA TAHUN 2017: 234 KAB/KOTA (Triwulan 4)
Sumatera Utara
 9 Kab/Kota
Kalbar
 1 Kab/Kota
 1 Kaltara
Kab/Kota
Aceh Kaltim
9 Kab/Kota 6 Malut

 23 Kab/Kota Riau
 Kab/Kota
 1 Kab/Kota  1Kalteng
Kab/Kota
Kep Riau
 4 Kab/Kota Sulut
Gorontalo
 6 Kab/Kota
 5 Kab/Kota
Sumatera Barat Pabar
 19 Kab/Kota
 1 Kab/Kota

 1Jambi
Kab/Kota
 1Sulteng
Kab/Kota
Sumatera Selatan Kalsel
 17 Kab/Kota  11 Kab/Kota Sulbar
Lampung
 4 Kab/Kota
 6 Kab/Kota
Maluku
Babel Bali  4 Kab/Kota
 4 Kab/Kota
 9 Kab/Kota Sulsel
 5 Kab/Kota

DKI Jakarta NTT Papua

 6 Kab/Kota Jawa Tengah
 11 Kab/Kota  4 Kab/Kota  2 Kab/Kota

Banten Jawa Timur NTB

 4 Kab/Kota  36 Kab/Kota  10 Kab/Kota

Jawa Barat
 5 Kab/Kota
DI Yogyakarta
5 Kab/Kota

http://yourfreetemplates.com
 DATA PASUNG (DES 2017)
Kalbar
 40
Kaltara
8
Sumatera Utara
 127


Aceh Malut
 133  5
Riau
 40 Kalteng Gorontalo
 181
 14

Kep Riau
 27 Kaltim Sulut
Sumatera Barat
 38 20 Pabar
3
 9060

Jambi
70 Sulteng
 132

Sumatera Selatan Kalsel

 601  51 Sultra
 96
 Lampung
69
Maluku
 2
Bengkulu
 39  Bali
68 Sulsel
Babel  202
 27

 DKI
0 Jakarta Jawa Tengah NTT
 57
197

Banten Jawa Timur NTB

 12  1463  616

Jawa Barat
 106
DI Yogyakarta
24

http://yourfreetemplates.com
 EVALUASI 2017

ASPEK ASPEK ASPEK

REGULASI/ ASPEK SUMBER PEMBIAYAA
MANAJERIAL DAYA N
KEBIJAKAN

• Masih • Tingkat • Pengelola • Anggaran

perlunya kepatuhan program yang kurang
Advokasi dan penyampaian baru adekuat
sosialisasi laporan • Dokter dan • Belum
• Masih rendah perawat mencoba
rendahnya • Tingkat belum mencari
keterlibatan akurasi terlatih sumber
LS/LP laporan • Psikofarmaka pembiayaan
rendah tidak lain sesuai
• Belum ada SI tersedia perundangan
komprehensif • Belum
• Kemampuan optimalnya
penyusunan peran
program RSJ/RSU
rendah dalam
 RAD KESEPAKATAN RAKONTEK P2P
19 MARET – 22 MARET 2018
DUKUNGAN YANG DIHARAPKAN
I INDIKATOR : JUMLAH KAB/KOTA YANG MEMILIKI PUSKESMAS YANG
MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN JIWA

CAPAIAN 2017 : 187 KAB/KOTA (TERCAPAI) = 103 %

TARGET 2018 : 230 KAB/KOTA
PERAN
PROVINSI
NO KEGIATAN YANG DIHARAPKAN RS BALAI BALAI
(P2P/YANKES/KESMAS KKP BTKL-PP
JIWA PARU MATA
)
1 MENSUKSESKAN PROGRAM PROVINSI BEBAS V V     V V
PASUNG.
2 MEMBUAT NOTA KESEPAHAMAN ANTARA DINKES V V     V V
PROVINSI, DINAS SOSIAL, SETDA KAB/KOTA
MENINDAKLANJUTI NOTA KESEPAHAMAN TIGA
KEMENTERIAN DAN DUA LEMBAGA TENTANG
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN, PEMASUNGAN
BAGI PENYANDANG DISABILITAS MENTAL/ORANG
DENGAN GANGUAN JIWA (ODGJ)
3 SKRINING TB UNTUK PASIEN JIWA DI LIPONSOS DAN V V     V V
FASILITAS KESEHATAN
4 PENINGKATAN KAPASITAS PETUGAS DALAM V V        
DETEKSI DINI GANGUAN JIWA DI MASYARAKAT
5 PENGUATAN PERAN KADER DALAM DETEKSI DINI V V        
GANGGUAN JIWA DI MASYARAKAT
6 PENINGKATAN KONTINUITAS KETERSEDIAAN OBAT V V        
JIWA SAMPAI DENGAN TINGKAT PUSKESMAS
7 PENGAWASAN UNTUK EX PASIEN JIWA DARI RE- V V        
PASUNG
8 PENGUATAN PERAN TPKJM TINGKAT PROVINSI DAN V V        
KAB/KOTA
9 PERTEMUAN KOORDINASI DAN EVALUASI V V     V V
PELAYANAN KESEHATAN JIWA DI PUSKESMAS
10 PELATIHAN DETEKSI DINI DAN TATA LAKSANA V V        
KESEHATAN JIWA BAGI TENAGA KESEHATAN
11 PEMBINAAN TEKNIS DAN MONEV PELAYANAN V V        
KESEHATAN JIWA DI PUSKESMAS
 FORMULA RIUM NASIONAL 2018
KMK No HK.01.07/MENKES/659/2017
ANTIANSIETAS
Diazepam tab 2 mg, tab 5 mg, inj 5 mg/ml (I.V)
Lorazepam tab 0,5 mg, tab 1 mg, tab 2 mg
tab 0,5 mg, tab 1 mg, tab 2 mg
ANTIDEPRESI
Amitriptilin tab selaput 25 mg
Fluoksetin kaps 10 mg, kaps 20 mg
ANTIOBSESI KOMPULSI
Fluoksetin kaps 10 mg, kaps 20 mg
ANTIPSIKOSIS
Flufenazin inj 25 mg/ml (i.m.)
Haloperidol tab 1,5 mg, tab 2 mg, tab 5 mg, drops 2
mg/ml, inj 5 mg/ml, inj 50 mg/ml
Klorpromazin tab sal 25 mg, tab sal selaput 100 mg, inj 5
mg/ml (i.m.)
Klozapin tab 25 mg, tab 100 mg
Risperidon tab 1 mg, tab 2 mg
GANGGUAN BIPOLAR
Valproat tab sal enterik 250 mg, tab sal enterik 500
P R O G R A M I N D O N E S I A S E H AT D E N G A N
P E N D E K ATA N K E L U A R G A

K
EL
US
AE
RH
GA
A T SPM
 CAKUPAN PENDATAAN PIS-PK
PER PROVINSI DI INDONESIA
S.D. 10 JULI 2018
SUMATERA UTARA 855217
SUMATERA SELATAN 382275 JUMLAH DATA
SUMATERA BARAT 388634
SULAWESI UTARA 47907
SULAWESI TENGGARA 111152
SULAWESI TENGAH 187685
SULAWESI SELATAN 639369
SULAWESI BARAT 152672
RIAU 587560
PAPUA BARAT 11624
PAPUA 10398
NUSA TENGGARA TIMUR 60212
NUSA TENGGARA BARAT 297508
MALUKU UTARA 79142
MALUKU 23418
LAMPUNG 489969
KEPULAUAN RIAU 80382
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 143825
KALIMANTAN UTARA 27169
KALIMANTAN TIMUR 79423
KALIMANTAN TENGAH 98657
KALIMANTAN SELATAN 235412
KALIMANTAN BARAT 174572
JAWA TIMUR 2267274
JAWA TENGAH 2277462
JAWA BARAT 1636080
JAMBI 150854
GORONTALO 78770
DKI JAKARTA 50439
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 156927
BENGKULU 138207
BANTEN 572195
BALI 157769
ACEH 241751
0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000
 I K S U N T U K P E N D E R I TA GA N G G UA N J I WA M E N DA PAT K A N
P E N G O B ATA N DA N T I DA K D I T E L A N TA R K A N
PER 10 JULI 2018
Propinsi PAPUA BARAT 11.3
Propinsi PAPUA Persentase16.2
IKS Keswa
Propinsi MALUKU UTARA 15.9
Propinsi MALUKU 10
Propinsi SULAWESI BARAT 17.3
Propinsi GORONTALO 15.6
Propinsi SULAWESI TENGGARA 0.78
Propinsi SULAWESI SELATAN 18.7
Propinsi SULAWESI TENGAH 18.4
Propinsi SULAWESI UTARA 11.6
Propinsi KALIMANTAN UTARA 16.8
 Secara Nasional
Propinsi KALIMANTAN TIMUR 14.3 IKS 15.78%
Propinsi KALIMANTAN SELATAN 16.3
Propinsi KALIMANTAN TENGAH 18.2  IKS terendah di
Propinsi KALIMANTAN BARAT
Propinsi NUSA TENGGARA TIMUR 0.69
16.9
Provinsi NTT (8.51
Propinsi NUSA TENGGARA BARAT 21 %)
Propinsi BALI
Propinsi BANTEN 12.9
27.4
 IKS tertinggi Prov
Propinsi JAWA TIMUR 13.2 Bengkulu (32.91%)
Propinsi DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 15.1
Propinsi JAWA TENGAH 12
Propinsi JAWA BARAT 11.5
Propinsi DKI JAKARTA 12.2
Propinsi KEPULAUAN RIAU 20.3
Propinsi KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 16.8
Propinsi LAMPUNG 0.83
Propinsi BENGKULU 35.7
Propinsi SUMATERA SELATAN 11.9
Propinsi JAMBI 14.3
Propinsi RIAU 10.6
Propinsi SUMATERA BARAT 16.5
Propinsi SUMATERA UTARA 10.2
Propinsi ACEH 28.2
0 5 10 15 20 25 30 35 40
 I K S U N T U K P E N D E R I TA G A N G G U A N J I W A M E N D A PA T K A N P E N G O B A TA N D A N T I D A K
D I T E L A N TA R K A N P R O V I N S I
JAMBI
PER 10 JULI 2018

 Untuk Tingkat Provinsi Jambi IKS ODGJ 16.41%.

 IKS tertinggi di Kota Bungo (36.8%)
 IKS terendah untuk ODGJ Kab. Muaro Jambi (6.1%)

Chart Title

Kota TEBO 22.2

Kota TANJUNG JABUNG TIMUR 17.1
Kota TANJUNG JABUNG BARAT 9.5
Kota SAROLANGUN 8.8
Kota MUARO JAMBI 6.1
Kota MERANGIN 21.1
Kota KOTA SUNGAI PENUH 31.6
Kota KOTA JAMBI 11.1
Kota KERINCI 12.5
Kota BUNGO 36.8
Kota BATANGHARI 20.8
0 5 10 15 20 25 30 35 40
IKS U NT U K P EN D ER I TA GA NG G UA N J I WA
MEN DA PAT K A N P ENG O BATA N DA N T I DA K
D IT EL A N TA R K A N P ROV JA M B I
P ER 1 0 J U L I 2 0 1 8

Ditemukan 369 RT dengan ODGJ (Skizofrenia),

hanya 2448 atau 16.41% yang sesuai standar
 PROVINSI DATA PIS PK DATA PROV
KOMPARASI DATA PASUNG ACEH 57 133
PIS PK SUMATERA UTARA 557 127
SUMATERA BARAT 235 9060
(Des 2017) RIAU 174 40
DAN JAMBI 13 70
SUMATERA SELATAN 163 601
DATA PJ KESWA PROVINSI BENGKULU 47 39
(Des 2017) LAMPUNG 166 69
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 38 27
KEPULAUAN RIAU 34 27
DKI JAKARTA 36 0
JAWA BARAT 601 106
JAWA TENGAH 598 197
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 53 24
JAWA TIMUR 941 1463
BANTEN 146 12
BALI 32 68
NUSA TENGGARA BARAT 97 616
NUSA TENGGARA TIMUR 32 57
KALIMANTAN BARAT 50 40
KALIMANTAN TENGAH 12 181
KALIMANTAN SELATAN 46 51
KALIMANTAN TIMUR 32 38
KALIMANTAN UTARA 2 8
SULAWESI UTARA 12 20
SULAWESI SELATAN 243 202
SULAWESI TENGGARA 61 96
GORONTALO 22 14
SULAWESI BARAT 14 0
MALUKU 9 2
MALUKU UTARA 15 5
PAPUA 5 0
PAPUA BARAT 5 3
TOTAL 4548 13396
 KENDALA PELAKSANAAN
PENDATAAN DAN INTERVENSI
 Masih banyak keluarga yang belum terdata.
 sedang sibuk akreditasi Puskesmas
 tidak ada alokasi dana atau belum memahami sumber pendanaan
 Belum semua staf PKM yg dilatih
 Belum adanya koordinasi lintas program dan lintas sektor, baik Dinkes
Prov, Kab/Kota dan Puskesmas
 Masih ada data yang off line
 Ada PKM yang blm mempunyai akun
 SDM yg belum memahami aplikasi
 Akses jaringan internet lambat dan sulit
 Masih belum dapat mengakses APP Android KS
 Masih belum dilakukan intervensi bila ditemukan IKS yang rendah
 sebagian besar tenaga ban hitam belum semua terlatih
 Masih belum dipahaminya intervensi terintegrasi baik di Dinkes
maupun PKM
 K E N DA L A P E L A K SA NA A N P E N DATA A N DA N
I N T E RV E N S I

 Kendala geografis
 Belum semua Puskesmas melakukan pendataan
 Ada perbedaan data dan persepsi antara PJ Program Keswa
dengan Pembina Keluarga PIS PK dalam hal DO Indikator serta
butir pertanyaan
 Teknik pendalaman (Probing) dari tiap butir pertanyaan masih
belum seragam, masih menggunakan interpretasi sendiri
 Dokter yang belum percaya diri untuk mendiagnosis
 Tidak ada dokter untuk mendiagnosis
 Tidak ada obat
SARAN SOLUSI
P E N A J A M A N D O I N D I K AT O R T E N TA N G
K E S WA P I S - P K
 PERMENKES 43/2016 (REVISI)
J U K N I S S P M B I D A N G K E S E H A TA N

a. Pernyataan Standar

Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat mendapatkan

pelayanan kesehatan sesuai standar.

b. Pengertian

1. Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat yang dimaksud

adalah kelompok orang dengan skizofrenia.

2. Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang bersifat kronik

dan kambuhan

3. Pelayanan kesehatan jiwa pada orang dengan gangguan

jiwa (ODGJ) berat adalah :
 Pelayanan promotif dan preventif yang bertujuan meningkatkan kesehatan
jiwa ODGJ berat dan mencegah terjadinya kekambuhan serta pemasungan.
Dalam melakukan pelayanan promotif preventif diperlukan penyediaan materi
KIE dan buku kerja sederhana.
 PERMENKES 43/2016 (REVISI)
J U K N I S S P M B I D A N G K E S E H A TA N ( L A N J U T. . )

Pada SPM bidang Kesehatan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota ini terbatas pada kegiatan pelayanan
promotif dan preventif yang bertujuan meningkatkan
kesehatan jiwa ODGJ berat dan mencegah terjadinya
kekambuhan serta pemasungan.
 PERMENKES 43/2016 (REVISI)
J U K N I S S P M B I D A N G K E S E H A TA N ( L A N J U T. . )

c. Definisi Operasional Capaian Kinerja

• Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota dalam memberikan pelayanan

kesehatan bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat dinilai dengan
proporsi ODGJ berat di wilayah kerja nya yang mendapat pelayanan
kesehatan jiwa sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun.

• Proporsi tersebut dihitung berdasarkan dua parameter:

1. Jumlah ODGJ berat yang mendapat pelayanan sesuai standar.

2. 80 % angka prevalensi ODGJ berat di Provinsi dari Riskesdas terkini.

• Denominator mengikuti Riskesdas dan jumlah penduduk terkini

 PERMENKES 43/2016 (REVISI)
J U K N I S S P M B I D A N G K E S E H A TA N ( L A N J U T. . )

a. Rumus Perhitungan Kinerja

Jumlah ODGJ berat di wilayah
kerja kab/kota yang mendapat
pelayanan kesehatan jiwa
sesuai standar dalam kurun
Persentase ODGJ berat yang waktu satu tahun
mendapatkan pelayanan
= X 100 %
kesehatan jiwa sesuai standar
80 % angka prevalensi ODGJ
berat di provinsi dari
riskesdas terkini
b. Target
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam
pelayanan kesehatan jiwa pada orang dengan gangguan jiwa berat
sesuai standar di wilayah kerja adalah 100 persen.
 CONTOH PERHITUNGAN 1
Diketahui prevalensi ODGJ berat pada Provinsi A berdasarkan Riskesdas terkini
adalah 1,1/1000 penduduk. Jumlah penduduk Kab/Kota B provinsi A sebanyak
100.000 orang.

Maka jumlah ODGJ berat yang menjadi sasaran kinerja di Kab/Kota B sebanyak =
100.000 x 0,0011x 0,8 = 88.

Sehingga di Kab/Kota B provinsi A terdapat 88 ODGJ berat pada tahun 2017 yang
menjadi sasaran kinerja.

Dari 88 kasus tersebut, jumlah ODGJ berat di wilayah kerja Kab/Kota B yang
mendapat pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar sebanyak 88 orang, sehingga
capaian kinerja pemerintah kabupaten B adalah :

88
____ x 100 % = 100 %
88

Kesimpulan : Kinerja Kab/Kota B di tahun 2017 adalah 100 % atau tercapai.

 CONTOH PERHITUNGAN 2

Sepanjang tahun 2018, Kabupaten B menemukan 10 kasus

ODGJ berat baru. Jumlah kasus ODGJ berat = Jumlah
kasus tahun 2017 + Jumlah kasus baru yang ditemukan
tahun 2018 = 88 + 10 = 98.
Dari 98 kasus tersebut, jumlah ODGJ berat di wilayah
kerja kab/kota yang mendapat pelayanan kesehatan jiwa
sesuai standar sebanyak 98 orang, sehingga capaian
kinerja pemerintah kabupaten B adalah :
98
____ x 100 % = 112 %
88
 
Kesimpulan : Kinerja Kab/Kota B di tahun 2017 adalah
120 % atau tercapai.
 CONTOH PERHITUNGAN 3

Diketahui prevalensi ODGJ berat pada Provinsi B berdasarkan Riskesdas terkini

adalah 1,1/1000 penduduk. Jumlah penduduk Kab/Kota C provinsi B sebanyak
100.000 orang.

Maka jumlah ODGJ berat yang menjadi sasaran kinerja di Kab/Kota C sebanyak =
100.000 x 0,0011x 0,8 = 88.

Sehingga di Kab/Kota C provinsi B terdapat 88 ODGJ berat pada tahun 2017.

Dari 88 kasus tersebut, jumlah ODGJ berat di wilayah kerja kab/kota yang mendapat
pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar sebanyak 60 orang, sehingga capaian
kinerja pemerintah kabupaten J adalah :
60
____ x 100 % = 68 %
88

Kesimpulan : Kinerja Kab/Kota C di tahun 2017 adalah 68 % atau tidak tercapai.

 PERMENKES 43/2016 (REVISI)
J U K N I S S P M B I D A N G K E S E H A TA N ( L A N J U T. . )
 PERMENKES 43/2016 (REVISI)
J U K N I S S P M B I D A N G K E S E H A TA N ( L A N J U T. . )
 CERIA
Cerdas intelektual,
emosional dan
spiritual
Empati dalam
berkomunikasi
efektif
Rajin beribadah
sesuai agama dan
keyakinan
I nteraksi yang
bermanfaat bagi
kehidupan
Terima Kasih
Asah, Asih dan Asuh