Anda di halaman 1dari 51

KONFERENSI KLINIK

Minggu Ke III
( 22 September 2018 – 29 September 2018)

PREEKLAMSIA BERAT

OLEH :

Pembimbing :
dr. Zul Andriahta, Sp.OG
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
BAGIAN OBSTETRI DAN GYNEKOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM PENDIDIKAN RADEN MATTAHER/FKIK
UNJA
2018
LAPORAN KEGIATAN
KOAS
MINGGU KE III
LAPORAN JAGA VK
22 September – 27 September
2018
Partus
patologis kamar Operasi Peny
Gine
Partus kolo Pasien
KASUS Bermasa Total
fisiologis
ekstraksi Mayor Minor gi
spontan vakum lah

Kureta
SC Gin Onk se

OBS 4 1 - 4 1 2 1 -

GYN 1 - - 2

TOTAL 4 1 - 4 2 2 1 2
LAPORAN JAGA OK
17 September – 23 September 2018

KASUS JUMLAH
OBSTETRI 0
GINEKOLOGI 5
ONKOLOGI O
TOTAL 5
KASUS JUMLAH
OBSTETRI 2
GINEKOLOGI 49
TOTAL 51

LAPORAN JAGA POLI


KASUS JUMLAH
OBSTETRI 6
GINEKOLOGI 30
TOTAL 36

LAPORAN JAGA BANGSAL


LAPORAN
KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. U Nama Suami : Tn.S


Umur : 32 tahun Umur : 36 tahun
Suku/bangsa : Melayu Suku/bangsa : Melayu
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : PNS
Alamat : Pondok Meja Alamat : Pondok Meja
RT 03 RT 03
Anamnesis

Keluhan Utama
Os mengeluh nyeri perut sejak 1 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
± 1 minggu SMRS os mengeluh nyeri perut yang
menjalar ke pinggang. ± 1 hari SMRS keluhan
disertai nyeri kepala dan pandangan kabur. keluar
air-air dari kemaluan (-), keluar lendir bercampur
darah (-). Pasien sedang hamil anak ke tiga.
Pasien segera dibawa ke RSUD, TD saat di RS
210/110 mmHg, pada hamil sebelumnya TD os
pernah tinggi (- )
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Hipertensi (-), Asma (-), PJK (-), Malaria (-
)

 Riwayat Keluarga
Hipertensi (-), DM (-), Asma (-), PJK (-),
Malaria (-)

Riwayat KB
Suntik dan pil KB selama 2 tahun
RIWAYAT OBSTETRI
- GPA : G3P1 A1
 HPHT : 17-01-2018
 TP : 24-10-2018
 Menarche : Umur 15 tahun
 Lama haid : 7 hari.
 Riwayat Perkawinan :
Pasien menikah satu kali
Riwayat Persalinan

1 2014 Spontan aterm Ditolong Laki-laki 3200 gr


bidan
2 2017 Abortus

3 Ini
Pemeriksaan Fisik

 TD : 210/120 mmHg
 N : 96x/menit
 RR : 22x/menit
 Suhu : 36,50C
 Berat badan sebelum hamil : 76 kg
 Berat badan saat hamil : 81 kg
Status Generalisata
 Kepala : normocephale, rambut hitam tidak
mudah dicabut.
 Mata : CA-/-, SI-/-, reflek cahaya +/+
pupil isokor
 THT : dbn
 Leher : pembesaran KGB (-), struma (-)
 Thorak : pergerakan dinding dada simetris
Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing
-/-
Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen : membesar, bising usus (+)
 Ekstremitas: akral hangat, sianosis -/-, edema
extremitas inferior +/+,
Status Obstetri
Palpasi :
 Leopold I : TFU 27 cm, teraba bagian yang
lunak, tidak melenting
 Leopold II : Punggung kanan
 Leopold III : teraba bagian keras, melenting.
 Leopold IV : belum memasuki PAP

 TBJ : 2325 gram


 HIS : -

Auskultasi:
 DJJ = 152 x/i
Darah rutin :
 Hb :12,4 gr %
 Ht : 34,1 %
 Leukosit : 13 x 103/mm3
 Trombosit : 191 x 103/mm3
 Eritrosit : 8,2x106/mm3
Urin rutin
 Protein urin : (++) positif
 Glukosa :-
Ureum: 33
Kreatinin:1,0
Pemeriksaan Laboratorium
DIAGNOSA

G3P1A1, gravida 35-36 minggu belum


inpartu dengan PEB JTH intrauterin
preskep.
PENATALAKSANAAN
 Observasi KU, TTV, dan DJJ
 O2 2-4 L
 loading dose : 4 gram MgSO4 40% IV
selama 15 menit
 IVFD RL 500 cc + valium 10 mg 20 gtt/menit
 Maintenance: IVFD RL 500 cc + MgSO4 40% 1
gr/jam
 Inj. Dexamethason 2x 10 mg IV
 Po. Nifedipin 3 x 10 mg tablet
 Po. Dopamet 3x500 mg
 Rawat HCU
 Rencana SC
Waktu Follow Up Ket
25 /09/2018 Pasien turun ke VK belum ada \
08.00 pembukaan
DJJ :152 x/menit
Terpasang IV 2 line
Line 1 : MgSO4 40% 15 cc drip
dalam 500 cc RL
Line 2 : IVFD RL 500 cc + valium 10
mg 20 gtt/menit

09.00 TD : 210/120 mmHg


N : 96x/menit
RR : 22x/menit
Suhu: 36,50C
Pasien pindah HCU kebidanan
19
TINJAUAN
PUSTAKA
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

Definisi

 Peningkatan tekanan darah pada wanita


hamil lebih dari 140/90 mmHg.
 Pengukuran tekanan darah sekurang-
kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam
dalam kondisi tenang dan istirahat
KLASIFIKASI
PREEKLAMPSIA BERAT

Definisi
 Preeklampsia dengan tekanan darah
≥160/110 mmHg disertai proteinuria >
5 g/24 jam.
TANDA DAN GEJALA

 TD ≥ 160/110 mmHg.
 Proteinuria > 3,5 g/24 jam atau (+++)
 Oliguria
 kadar kreatinin plasma
 Gangguan visus dan serebral:
 Nyeri epigastrium
 Edema paru dan sianosis.
 Hemolisis mikroangiopatik.
 Trombositopenia berat:<100.000 sel/mm
 Gangguan fungsi hepar
 IUGR
 Sindrom HELLP
KLASIFIKASI

 Preeklamsia tanpa impending eklamsia

 Preeklampsia dengan impending


eklamsia
Etiologi dan Patofisiologi
Kehamilan Normal

Invasi Trophoblast

Lapisan otot arteri spiralis

Degradasi lapisan otot

Jaringan matriks menjadi gembur

Memudahkan lumen arteri spiralis


distensi dan dilatasi

Aliran Darah
Tekanan Darah
Resistesnsi Vaskuler UteroPlasenta

“REMODELLING ARTERI SPIRALIS”

Menjamin Pertumbuhan Janin Dengan Baik


Teori perkiraan etiologi
preeklampsia
 Teori kelainan vaskularisasi dan
plasenta

 Teori iskemia plasenta, radikal bebas


dan disfungsi endotel

 Peran faktor imunologis

 Peran faktor genetik/familial


Faktor resiko
Faktor yang berhubungan dengan
kehamilan
◦ Kelainan kromosom
◦ Mola hydatidosa
◦ Hydrops fetalis
◦ Kehamilan multifetus
◦ Inseminasi donor atau donor oosit
Faktor spesifik maternal
◦ Primigravida
◦ Usia > 35 tahun
◦ Usia < 20 tahun
◦ Ras kulit hitam
◦ Riwayat preeklamsia pada keluarga
◦ Nullipara
◦ Preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
◦ Kondisi medis khusus : diabetes
gestational, diabetes tipe 1, obesitas,
hipertensi kronis, penyakit ginjal,
trombofilia
◦ Stress
Faktor spesifik paternal
◦ Primipatemitas
◦ Patner pria yang pernah menikahi wanita yang
kemudian hamil dan mengalami preeklamsia
Manifestasi klinis
Penegakan Diagnosa
 Penderita PEB harus segera rawar RS
tirah baring dan pengelolaan cairan 
faktor risiko edema paru & oliguria
 Pemberian obat antikejang
 Cara pemberian :
1. loading dose : 4 gram MgSO4 40% IV selama
15 menit
2. maintenance dose : infus 6 gram dlm RL/6
jam

Tatalaksana
Syarat pemberian MgSO4 :
• Harus tersedia antidotum : Ca gluconas
10% diberikan IV selama 3 menit
• Refleks patella +
• RR > 16 x/i
• Produksi urin > 30 ml/jam
Pemberian antihipertensi
• RSU Dr. Soetomo pemberian
antihipertensi sistolik >180 mmHg &
diastolik >110 mmHg
• Antihipertensi lini pertama :
nifedipin, dosis 10-20 mg per oral,
diulangi setelah 30 mnt, maks 120 mg
 Antihipertensi lini kedua :
sodium nitropussida, dosis 0,25 µg
IV/kg/mnt, ditingkatkan 0,25 µg IV/kg/5
mnt.
 Diuretik tidak diberikan rutin, kecuali jika
ada edema paru-paru dan payah jantung,
 Perawatan Aktif
 Ibu
- usia kehamilan ≥37 mggu
- tanda & gejala impending eclampsia
- gagal terapi konservatif
- diduga terjadi solusio plasenta
- ketuban pecah atau perdarahan

Sikap terhadap kehamilan


 Janin
- tanda fetal distress
- tanda IUGR
- oligohidramnion
 Laboratorik
Adanya tanda-tanda sindroma HELLP
trombositopenia
 Perawatan konservatif
• Bila kehamilan ≤37 mggu tanpa tanda-tanda
impending eclampsia dg keadaan janin baik.
• MgSO4 dihentikan jika sdh mencapai tanda-
tanda PER, dalam 24 jam
Cara pengakhiran kehamilan/persalinan
 Belum inpartu :
◦ Induksi persalinan :
- amniotomi
- drip oksitosin dengan syarat skor Bishop 5
◦ SC :
- syarat drip oksitosin tdk terpenuhi
- 12 jam sejak drip oksitosin blm masuk fase
aktif
- pada primipara cenderung SC
 Inpartu
Kala I
- fase laten tunggu 6 jam tetap fase laten 
SC
- fase aktif :
 - amniotomi
 - tetes oksitosin 6 jam pembukaan tdk lengkap 
SC
Kala II : tindakan dipercepat sesuai dgn syarat
yang dipenuhi
Persiapan pasien, dalam posisi litotomi pada
tempat tidur persalinan.
Mengosongkan kandung kemih, serta membersihkan
daerah perineum dengan antiseptik.
Persiapan alat dan penolong.
Diberikan Oksitosin 5 IU dalam Ringer Laktat.
Pimpin persalinan pervaginam partus percobaan;
usia gestasi  36 mg atau BB 2500-4000 gram.
Komplikasi
Kelainan mata
 Solusio plasenta Edema paru
 Hipokalsemia
Nekrosis hati
 Intoksikasi
Sindroma HELLP
Magnesium
 Hipofibrinogenemi Kelainan ginjal
a Prematuritas,
 Hemolisis dismaturitas, sepsis,
 Perdarahan otak
cerebral palsy dan
IUFG
Prognosis

Wanita dengan riwayat


preeklampsia/eklampsia pada kehamilan
< 28 minggu, memiliki risiko tertinggi
untuk terjadinya komplikasi
Pembahasan
 Dari anamnesa dan pemeriksaan yang telah
dilakukan, diagnosa pada pasien ini G3P1A1,
gravida 35-36 minggu belum inpartu dengan PEB.
JTH intrauterin preskep.

 Dari Pemeriksaan Obstetri, didapatkan:


 Leopold I : TFU 27cm, teraba massa lunak
tidak melenting
 Leopold II : Kanan teraba bagian terbesar
janin (Puka)
 Leopold III :Teraba bagian massa keras
melenting
 Leopold IV : belum memasuki PAP
 Dari pemeriksaan dalam didapatkan belum
ada pembukaan

 Dari pemeriksaan TD 210/120 dan


pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil
protein urine (++).
 Hal ini mengindikasikan bahwa os mengalami
hipertensi dalam kehamilan.

 Hipertensi ialah tekanan darah lebih dari


140/90 mmHg. Pengukuran tekanan darah
sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4
jam dalam kondisi tenang dan istirahat.

 Pada os telah dilakukan pengukuran tekanan


darah sebanyak 2 kali dengan hasil tekanan
darah yang tinggi. Sehingga telah memenuhi
Kriteria dikatakan hipertensi.
 Hasil pemeriksaan urin rutin os diperoleh hasil
Protein urin (++), menunjukkan bahwa telah
terjadi proteinuria yang disebabkan oleh
adanya peningkatan permeabilitas kapiler.

 Tanda dan gejala yang ditemukan pada os


telah memenuhi kriteria penegakan diagnosa
preeklampsia berat, yaitu terdapat satu atau
lebih gejala dan tanda sebagai berikut :
◦ Tekanan darah Sistolik ≥ 160 mmHg atau
diastolik ≥ 110 mmHg
◦ Proteinuria > 3,5 g/24 jam atau +3 dalam
pemeriksaan kualitatif.

Anda mungkin juga menyukai