Anda di halaman 1dari 48

CLINICAL SCIENCE SESSION

CEREBRAL PALSY

Disusun oleh:
Rani Gusmawati
Rani Megawati

Preceptor:
dr. H. Satryo Waspodo., Sp.RM

BAGIAN REHABILITASI MEDIK


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH
2010
DEFINISI
 Suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada
suatu kurun waktu dalam perkembangan anak,
mengenai sel-sel motorik di dalam susunan saraf
pusat, bersifat kronik dan tidak progresif akibat
kelainan atau cacat pada jaringan otak yang belum
selesai pertumbuhannya.
PREVALENSI
 2-4/1000; 7-10,000 new babies each yr
 150 years ago described by Dr. Little an
orthopedic surgeon and known as Little’s
Disease
 Selama 3 dekade yang lalu banyak sekali
kemajuan di bidang obstetri & pelayanan
neonatal, tetapi sayangnya tidak ada
perubahan signifikan terhadap insidensi CP
COMPLICATIONS OF NEURODEVELOPMENTAL DISORDERS

Cognitive Dysfunction

Motor
Dysfunction

Seizures
Behavior
Dysfunction
KLASIFIKASI

 Berdasarkan :
 Fisiologi

 Topografi

 Etiologi
FISIOLOGI

 Athetoid
 Ataxic

 Rigid-Spastic

 Atonic

 Mixed
TOPOGRAFI

 Monoplegic
 Paraplegic

 Hemiplegic

 Triplegic

 Quadraplegic

 Diplegic
 Monoplegia : mengenai satu ekstremitas biasanya lengan
 Diplegia : Keempat ekstremitas kena, tetapi kedua kaki lebih berat daripada
kedua lengan
 Triplegia : Mengenai 3 ekstremitas, yang paling banyak mengenai dua
lengan dan 1 kaki
 Quadriplegia : Keempat ekstremitas kena dengan derajat yang sama
 Hemiplegia : Mengenai salah satu sisi tubuh dan lengan terkena lebih berat
ETIOLOGI
 Prenatal (70%)
Infection, anoxia, toxic, vascular, Rh disease,
genetic, congenital malformation of brain
 Natal (5-10%)
Anoxia, traumatic delivery, metabolic
 Post natal
Trauma, infection, toxic
MANIFESTASI KLINIK
 Postur tubuh yang abnormal
 Keterlambatan pencapaian ketrampilan baru sesuai
dengan usia anak (terlambat duduk, terlambat
merangkak, dsb).
 Menetapnya perilaku infantil (bayi baru lahir) termasuk
menetapnya refleks primitif
 Adanya gambaran perkembangan motorik yang lain,
yang tidak seperti bayi /anak normal lainnya: hipertonus,
hipotonus, gerakan tidak terkendali, dsb
 Tanda-tanda lesi upper motor neuron
 Tidak ada uji laboratorium yang spesifik untuk CP
KOMPLIKASI

 Spasticity  Visual compromise


 Weakness  Deformation
 Increase reflexes  Hip dislocation
 Clonus  Kyphoscoliosis
 Seizures  Constipation
 Articulation &  Urinary tract infection
Swallowing difficulty
TREATMENT CEREBRAL PALSY
TERAPI CP MEMERLUKAN
MULTIDISIPLIN ILMU
• Behavioral • Audiologist
Therapy/Counseling • Developmental
• Braces Pediatrician
• Obat-obatan untuk • Neurologist
mengontrol kejang • Occupational Therapist
• Mechanical aids • Orthopedic Surgeon
• Music & Dance Therapy • Physical Therapist
• Occupational Therapy • Speech Pathologist
• Physical Therapy • Alternative Interventions
• Play Therapy
• Speech & Language
Therapy
• Surgery
BEHAVIORAL THERAPY & COUNSELING
 Pada anak dengan CP, dapat terjadi perubahan
tingkah laku dan emosional.
 Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan
perubahan pada anak :
 perilaku yang berlebihan dikurangi
 perilaku yang berkekurangan (belum ada)
ditambahkan.

 Fokus penanganan terletak pada pemberian


reinforcement positif setiap kali anak berespon
benar sesuai instruksi yang diberikan.
 Tidak ada hukuman (punishment)
 Bila anak berespons negatif (salah/tidak tepat)
atau tidak berespons sama sekali maka ia
tidak mendapatkan reinforcement positif yang
ia sukai tersebut.
 Perlakuan ini diharapkan meningkatkan
kemungkinan anak untuk berespons positif
dan mengurangi kemungkinan ia berespon
negatif (atau tidak berespon) terhadap
instruksi yang diberikan.
 Prinsip dasar terapi ini dapat dijabarkan
sebagai A-B-C
 A (antecedent) : hal yang mendahului terjadinya
perilaku berupa instruksi yang diberikan oleh
seseorang
 B (behavior) : apa yang diharapkan dilakukan olehnya
sesudah instruksi tersebut diberikan
 C (consequence) : perilaku tersebut diharapkan
cenderung terjadi lagi bila anak memperoleh
konsekuensi perilaku, atau kadang berupa imbalan
yang menyenangkan.
PENGGUNAAN BRACES
• CP ringan :
• penderita umumnya dapat berjalan tanpa menggunakan alat, berbicara tegas,
dapat menolong dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari, Mereka dapat
hidup bersama-sama dengan anak normal lainnya, meskipun cacat tetapi tidak
mengganggu kehidupan dan pendidikannya.
• CP sedang :
• penderita membutuhkan latihan khusus untuk bicara, berjalan, dan mengurus
dirinya sendiri.
• Golongan ini memerlukan alat-alat khusus untuk membantu gerakannya, seperti
brace untuk membantu penyangga kaki, tongkat sebagai penopang dalam
berjalan.
• Dengan pertolongan secara khusus, anak-anak kelompok ini diharapkan dapat
mengurus dirinya sendiri.
• CP berat :
• penderita yang tetap membutuhkan perawatan dalam ambulasi, bicara, dan
menolong dirinya sendiri. Mereka tidak dapat hidup mandiri di tengah-tengah
masyarakat.
MECHANICAL AID
• Alat bantu memberikan kemudahan untuk
pasien CP dalam kehidupannya.
• Contoh alat bantu :
• silverware,
• wheelchairs,
• walker
• communication aids,
• writing aids.
 Alat medis didesain sesuai kebutuhan pasien, juga diperlukan pengukuran
tubuh pasien dan 'fitting' agar alat medis tersebut benar-benar sesuai
dengan kondisi kebutuhan pasien,
 Alat medis khusus juga berguna untuk memperbaiki posisi postur tubuh
pasien dengan cara memberi bantalan atau penyangga khusus dibagian
tubuh yang perlu diperbaiki.
 Contoh: walker , tidak hanya sebagai alat bantu berjalan namun selain
untuk melatih pasien agar dapat berdiri sendiri tanpa bantuan.
 Terapi okupasi adalah terapi untuk
membantu seseorang menguasai
keterampilan motorik halus dengan
lebih baik, dilatih untuk melakukan
kegiatan sehari-hari, sehingga
mengurangi ketergantungan
terhadap orang lain.

 Keterampilan motorik halus adalah


kemampuan seseorang untuk
melakukan sesuatu dengan otot-
otot kecil yang ada di dalam
tangan.

OCCUPATIONAL THERAPY
TUJUAN TERAPI OKUPASI

•Meningkatkan kemampuan untuk menolong diri


1 sendiri

•Memperbaiki kemampuan motorik halus


2

•Penderita dilatih supaya bisa mengenakan


3 pakaian, makan, minum dan keterampilan lainnya
KEGIATAN YANG DILATIH:

Menulis dan Menggunting dan


Mewarnai
menggambar menempel

Mengancing baju Mengikat tali sepatu Melipat

Belajar untuk percaya


diri dalam
Memakai pakaian Makan sendiri menentukan pilihan
dan memutuskan
sesuatu
TERAPI FISIK

Terapi fisik selalu dimulai pada


usia tahun pertama kehidupan,
segera setelah diagnosis
ditegakkan
TUJUAN TERAPI FISIK
• Mencegah kelemahan atau kemunduran fungsi otot yang
apabila berlanjut akan menyebabkan pengerutan otot
1 (disuse atrophy)

• Menghindari kontraktur, dimana otot akan menjadi kaku


yang pada akhirnya akan menimbulkan posisi tubuh
2 abnormal

• Meningkatkan perkembangan motorik anak


3
Kontraktur dapat mengganggu
keseimbangan dan memicu hilangnya
kemampuan yang sebelumnya. Dengan
melakukan terpai saja atau dengan
kombinasi penopang khusus (alat
orthotik0, kita dapat mencegah
komplikasi dengan cara melakukan
peregangan pada otot yang spastik.

Contoh:
Jika anak mengalami spastik pada
otot hamstring, terapi dan keluarga
seharusnya mendorong anak untuk
duduk dengan kaki diluruskan
untuk meregangkan ototnya
Meningkatkan perkembangan motorik
anak

Cara kerja: taknik Bobath

Dasarnya:
Refleks primitif akan tertahan pada anak
CP yang menyebabkan hambatan anak
untuk belajar mengontrol gerakan volunter
Terapis akan berusaha
untuk menetralkan refleks
tersebut dengan
memposisikan anak pada
posisi yang berlawanan

Co: jika anak dengan CP normalnya selalu melakukan


fleksi pada lengannya, terapis seharusnya melakukan
gerakan ekstensi berulang kali pada lengan tersebut
Berdasarkan prinsip bahwa
kemampuan motorik
Pendekatan kedua:
seharusnya diajarkan dalam
Membuat pola
urutan yang sama supaya
berkembang secara normal

Co: Anak belajar gerakan


dasar seperti menarik
Terapis akan mebimbing anak
badannya pada posisi duduk
sesuai dengan gerakan
dan merangkak sebelum anak
sepanjang alur perkembangan
mampu berjalan, yang
motorik normal
berhubungan dengan tanpa
melihat usianya
Terapi fisik

Program
perkembangan
bayi

Lingkungan yang bervariasi


yang dapat menstimulasi
perkembangan motorik
anak
Usaha ditujukan
untuk:
- Persiapan anak Terapi fisik:
masuk sekolah Meningkatkan
- Membantu kemampuan
Saat anak CP anak untuk untuk duduk,
mencapai usia membangun bergerak leluasa
sekolah aktivitas harian atau dengan
rutin kursi roda, atau
- melakukan
Memaksimalkan tugas, misalnya
kemampuan menulis
anak untuk
berkomunikasi
TERAPI WICARA

Keterlambatan bahasa dan bicara pada anak CP


salah satunya dikarenakan adanya gangguan di
otak kiri. Untuk mengejar ketertinggalannya,
terapi wicara merupakan solusinya
TERAPI WICARA

Terapi wicara membantu


anak mempelajari
berkomunikasi secara
bervariasi tergantung
tingkat gangguan bicara
dan bahasanya
MENENTUKAN DIAGNOSA PENYEBABNYA:

Sentral •Gangguan pusat nahasa di otak

•Karena postur tubuh tak bagus/tak optimal

Perifer •Paru-paru tak berkembang dengan baik


•Pengaruh fungsi oromotornya seperti lidah, pipi, bibir dan rahang
•Alat sensornya: visual/penglihatan dan auditif/pendengaran

Stimulasi •Anak kurang diberi rangsangan yang cukup dari lingkungan


KEMAMPUAN KOMUNIKASI
 Setelahdi evaluasi dan di tentukan diagnosa
penyebabnya, barulah kemudian di tentukan
kemungkinan kemampuan komunikasinya.
a) Ada anak CP yang dapat bicara normal dengan
sengaja keterbatasannya.
b) Atau ada anak CP yang hanya bisa
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
isyarat saja. Misal, Dengan tangannya,
anggukan, Geleng kepala dan lain-lain.
MACAM-MACAM TERAPI
(ANAK BISA MELAKUKAN KOMUNIKASI DENGAN
BICARA)
Terapi Propilactic (prespeech)
• Mengajar anak agar bisa melakukan kemampuan bicara awal.
• Mengucapkan kata “Ba-ba-ba”, misalnya ketika bergumam
Terapi Etiologic
• Anak ditingkatkan kemampuan bicaranya, kemampuan
resepsinya
• Mengajari artikulasi, irama bicara
• Meningkatkan kemampuan anak berbicara dan berbahasa
sesuai kemampuan sendiri atau ekspresif
KOMPENSASI DAN VALIATIF

 Untukanak yang tak dapat berkomunikasi dengan


segala keterbatasannya dan hanya mampu
menggunakan bahasa isyarat maka akan di
tempuh terapi bicara kompensasi.
 Misalnya dengan menggunakan gambar-gambar
untuk mengekpresikan kemampuan anak.
Kemudian juga gerakan-gerakan untuk
mengekpresikan kemampuan anak. Kemudian
juga gerakan-gerakan wajah,tangan dan kepala.
 Bila berbicara dengan kompensasi juga tidak dapat
dilakukan, anak akan di beri terapi bicara valiatif.
 Terapi ini diberikan jika tingkat kemampuan anak
rendah sekali. Sebab, selain bicara verbal anak juga
tidak bisa mengungkapkan secara nonverbal. Terapi
ini bisa dengan hanya menggunakan kemampuan
anak saja.
 Misalnya menggunakan suara apapun yang bisa di
ucapkan anak untuk berkomunikasi.kalaupun itu
tidak terdapat pada anak, mungkin kita hanya bisa
melihat cara anak mengganti nada dalam menangis
dalam caranya berkomunikasi dan melihat isyarat
tubuh. Atau orang tua bisa menggali kemampuan
yang lain untuk berkomunikasi dengan anak.
TERAPI BERMAIN
 Bermain merupakan media yang baik dalam
terapi dan stimulasi anak dengan gangguan
perkembangan untuk keterampilan motorik
halus dan kasarnya.
 Permainan yang dilakukan, misal, menyusun
balok-balok dan mainan lainnya dengan
konsentrasi pada gerakan yang halus.
 Dengan demikian, lama-kelamaan
kekurangan fungsi motorik halusnya bisa
diperbaiki.
 Untuk motorik kasarnya bisa dengan
berbagai permainan, seperti naik-turun
tangga, ayunan, dan sebagainya. "Dari segi
kognitifnya juga bisa distimulasi dengan
berbagai permainan, seperti mencocokkan
warna-warna dasar."
 Dunia anak adalah dunia bermain, sehingga bermain
merupakan pintu masuk yang paling mudah ke dunia
anak. Itulah mengapa, dengan bermain sebagai
media terapinya, anak bisa mendapat stimulasi yang
sesuai, tapi ia tak merasa sedang diterapi karena
dalam benaknya, ia merasa sedang bermain saja.
 Dengan kata lain, anak tak sadar kalau sedang
diterapi dan mereka malah cenderung menikmatinya.
"Inilah keunggulan terapi bermain, "Bahkan, tak
jarang mereka malah bertanya kapan bisa bertemu
lagi dengan terapisnya."
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai