Anda di halaman 1dari 40

Clinical Report Session

PSORIASIS
Disusun oleh:
DESTYA SUCI NURAENI
GHAIDA NURSHAFA
MUHAMMAD RIZAL

Preseptor:
Deis Hikmawati., dr., SpKK., M. Kes

SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


Universitas Islam Bandung
2018
Identitas Pasien
• Keterangan umum
• Nama pasien : tn. ED
• Usia : 34 th
• Jenis kelamin : laki-laki
• Alamat : Margahayu
• Pekerjaan : Karyawan Swasta
• Agama : Islam
• Status marital : belum menikah
• Etnis : sunda
• Tanggal pemeriksaan : 25 September 2018
Autoanamnesis

• Keluhan utama :
bercak-bercak kemerahan yang terasa gatal di lengan, tungkai, punggung,
dan perut
Anamnesis Khusus
Pasien datang ke poliklinik kulit RS Al-Islam Bandung dengan keluhan bercak-
bercak kemerahan yang terasa gatal di lengan, tungkai, punggung, dan perut
yang muncul sekitar 1 tahun yang lalu. Keluhan ini timbul pertama kali di siku
dan lutut sebesar kurang lebih 1 cm, kemudian bertambah banyak dan
bergabung. Keluhan ini juga muncul di tempat lain seperti di punggung, kedua
tangan dan kaki sebesar telapak tangan.
Keluhan disertai rasa gatal yang semakin lama semakin hebat. Kulit pasien
dirasakan menjadi lebih tebal, kering, dan seperti mika. Pasien mengaku
kulitnya sering terlepas halus-halus. Menurut pasien, terdapat titik-titik
perdarahan saat bercak kemerahan tersebut terkelupas.
Anamnesis Khusus
pasien mengaku tidak ada kulit yang mengelupas dan terasa berminyak. Pasien
juga menyatakan kulit yang terkelupas tersebut tidak berwarna kekuningan. Pasien
mengaku tidak terdapat kulit bekas luka yang menempel di pinggir lukanya. Pasien
menyatakan tidak ada luka yang berwarna pink-kemerahan yang terlihat halus dan
tidak mengikuti garis lipatan kulit di punggung. Pasien mengaku tidak ada
kemerahan yang mengelupas di seluruh tubuh. Pasien mengatakan tidak ada kulit
kemerahan yang tipis dan yang terasa halus.
pasien menyangkal meminum alkohol, mengkonsumsi obat-obatan seperti obat
penurun tekanan darah, obat anti-malaria, obat untuk mengobati gangguan mood,
dan obat anti nyeri. Pasien sudah berobat selama 1 tahun dan kontrol teratur untuk
keluhannya tersebut. Pasien mengaku keluhan yang terdapat di kepala dan wajahnya
sudah menghilang.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
• Keadaan umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Compos mentis
• Status gizi : gizi baik
• Tanda vital
TD: 120/80 mmHg
PR : 85 x/m
RR : 18 x/m
T : afebris
6
Kepala : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thoraks : Bentuk dan gerak simetris, pembesaran


KGB aksila (-)

a) Pulmo : sonor, VBS kiri = kanan,


wheezing -/-, ronkhi -/-

b) Cor: S1 S2 (+) murni reguler, Murmur (-)


7
Abdomen : Datar, lembut, Bising usus : (+)
normal; hepar dan lien tidak teraba membesar

Ekstremitas : dalam batas normal

Pemeriksaan khusus:

Auspitz (+)

8
STATUS DERMATOLOGI

• Distribusi : general, bilateral, asimetris


• Ad region : tungkai kanan dan kiri, tangan kanan dan kiri, punggung, abdomen
• Karakteristik lesi
a) jumlah : multiple, sebagian konfluens sebagian discrete
b) bentuk : irreguler
c) ukuran lesi : 1cm x 1cm x 0,1cm – 30cmx10cmx0,1cm
d) batas : berbatas tegas
e) menimbul diatas permukaan kulit
f) lesi terlihat kering
Efloresensi

• Primer: plak eritem


• Sekunder: skuama psoriasiformis
• Khusus: (-)
Diagnosis Banding

1. Psoriasis Vulgaris
2. Lichen simplex chronicus
3. Nummular eczema
Pemeriksaan Penunjang

• Test tetesan lilin


• Auspitz’s sign
• Koebner phenomenon
Diagnosis

• Psoriasis Vulgaris
Pengobatan
R/ cetirizine 10 mg tab no XV

S 2 dd 1 p.c

R/ Ichtiol 1% tube 1
Liquor Carbonis Detergents 3% tube 1
Β-metason cream tube 1
Desoxymetason cream tube 1
Momethason cream tube 1
Vaselin 20 g
Mf la
S ue
Prognosis

• Quo ad vitam : ad bonam


• Quo ad functionam: ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad malam
• Quo ad estetika : dubia ad malam
Edukasi
Umum :
 Penjelasan mengenai penyakit pasien bahwa penyakitnya merupakan penyakit kronis

 Penjelasan pada pasien bahwa penyakit pasien tidak menular, namun dapat diturunkan.

 Penjelasan mengenai tatacara pemakaian obat yang diberikan dan penggunaan secara teratur

 Penjelasan tentang komplikasi yang bisa terjadi seperti eritroderm.

 Penjelasan pada pasien bahwa penyakit pasien dapat kambuh kembali setelah membaik, hindari faktor
pencetus
Hindari faktor pencetus:
• Tingkatkan higienitas tubuh (mandi 2x sehari, rutin mengganti
handuk, pakaian, seprai,dll)
• Cegah trauma pada kulit (gunakan pakaian lengan panjang untuk
mengurangi gesekan dan trauma)
• Hindari konsumsi rokok dan alkohol
• Kurangi dan cegah stress
PSORIASIS VULGARIS
DEFINISI PSORIASIS VULGARIS
Penyakit peradangan kulit kronis dengan dasar genetik yang kuat dengan
karakteristik perubahan pertumbuhan dan diferensiasi sel epidermis
disertai manifestasi vaskuler juga diduga adanya pengaruh sistem saraf.
(Ikk fk ui, edisi 7)

penyakit herediter pada kulit yang penyebabnya belum diketahui, bersifat kronik dan
rekuren, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang
kasar, berlapis-lapis dan transparan, disertai fenomena tetesan lilin dan Auspitz.

(Fitzpatrick’s)
EPIDEMIOLOGI

• Prevalensi di negara berkembang 1,5-5% dalam berbagai populasi


• Insiden di amerika sekitar 2%
• Usia tersering antara 15-30 tahun, puncak usia kedua adalah 57-60 tahun
• Kulit putih >> kulit hitam
• Pria >> wanita
Etiologi dan Faktor Risiko

• Autoimun
• Genetik
• Reaksi inflamasi
Patogenesis

Infeksi, trauma, stres, endokrin, metabolik, obat, rokok



Aktivasi sel t limfosit

Terdapat infiltrasi sel-sel cd4 dan sitokin serta aktivasi sel langerhans

Terjadinya proliferasi dan perubahan biokimia pada sel epitel

turn over sel keratin, papila dermis, vaskular meningkat dan vasodilatasi .
Faktor Pencetus

1. Trauma
2. Infeksi
3. Stres psikis
4. Alkohol
5. Faktor endokrin
6. Sinar matahari
7. Gangguan metabolik
8. Obat
9. Merokok
HISTOPATOLOGI
• Khas pada psoriasis: Parakeratosis dan akantosis.
• Pada stadium spinosum:
• Kelompok leukosit (abses Munro)
• Papilomatosis
• Vasodilatasi di subepidermis
• Peningkatan regenerasi sel epidermis mengakibatkan penebalan epidermis yang jelas
(acanthosis)
• Gambaran mitosis mudah terlihat jelas diatas lapisan sel basal, sedangkan aktivitas mitosis
terbatas pada kulit normal.
GAMBARAN HISTOPATOLOGI
Gejala Klinis

Tempat predileksi:
Kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ektremitas bagian
ekstensor (siku, lutut, dan daerah lumbosakral).
Lesi:
Bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama berlapis-lapis,
kasar dan berwarna putih seperti mika, serta transparan.
KLASIFIKASI PSORIASIS

1. Psoriasis gutata
• Besar lesinya < 1 cm
• Timbul mendadak
• Biasanya setelah
infeksi streptococus,
infeksi bakteri ataupun
virus.
2. Psoriasis vulgaris

disebut juga psoriasis


plakat.
Bentuknya lazim dan
lesinya berbentuk plak.
3. Psoriasis inverse (fleksural)

Biasanya mempunyai tempat predileksi di daerah


fleksular
4. Psoriasis eksudativa 5. Psoriasis seboroik (seboriasis)
Sangat jarang. Lesi menjadi agak berminyak dan
Biasanya psoriasis kering agak lunak
Beberapa kelainannya eksudatif Berlokasi pada tempat yang lazim,
seperti dermatitis akut. juga terdapat pada tempat seboroik.
6. Psoriasis pustulosa

a. Psoriasis pustulosa B. Psoriasis pustulosa generalisata akut ( von


zumbusch)
palmoplantar (barber).

Pustul dengan dasar kulit eritroderma


Pustul yang terdapat pada Dipicu steroid oral
telapak tangan dan kaki atau Dapat diakibatkan oleh hipokalsemi, sinar matahari,
keduanya. alkohol, stres emosional, infeksi bakteri dan virus.
Psoriasis Pustulosa
Eritroderma Psoriasis

Dapat diakibatkan oleh


pengobatan topikal
kortiakosteroid yang
terlalu kuat atau
penyakitnya sendiri yang
meluas, dan untuk
lesinya sudah tidak khas.
Diagnosis
• Anamnesis, pemeriksaan fisik & pemeriksaan dermatologik
• Pemeriksaan penunjang
• Dermatopatologi
• Penebalan epidermis (acanthosis)
• Peningkatan mitosis dari keratinosit, fibroblas, dan sel endothelial
• Parakeratotik hyperkeratosis (inti sel tertahan di stratum korneum)
• Sel inflamasi di dermis (limfosit & monosit) dan di epidermis (limfosit & sel
polimorfonuklear), pembentukan microabscesses of munro di stratum korneum.
• Serologi: peningkatan antistreptolysin titer pada psoriasis gutata dg infeksi
streptococcus.
• Kultur: throat culture untuk infeksi group a β-hemolytic streptococcus
Diagnosis banding

1. Parapsoriasis
2. Dermatitis seboroik
3. Ptiriasis rosea
4. Dermatitis atopi
5. Dermatofitosis
6. Neurodermatitis
Treatment
Pengobatan sistemik Pengobatan topikal
• Kortikosteroid: prednison 30mg/hari • Preparat ter, antiradang
• Obat sitostatik: metotreksat 3 x 2,5 mg, • Fosil; iktiol
dengan interval 12 jam dalam seminggu • Kayu; oleum kadini dan oleum ruski
dengan dosis total 7,5 mg.
• Batubara; liantral dan likuor karbonis detergen
• Levodopa 2x250mg – 3x500mg
• Preparat ter 2-5% + asam salisilat 3-5%
• Etretinat dan asitretin • Kortikosteroid
• Siklosporin 2,5mg/kgbb/hari • Ditranol (antralin)
• Antihistamin • Calcipotriol
• Tazaroten
• Emolien
TERIMA KASIH
WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai