Anda di halaman 1dari 55

Fungsi

Pengorganisasian

By:
Ns. Retno Purwandari, M.kep
Dkkd F. Kep UNEJ
Capaian Memahami fungsi pengorganisasian
pembelajaran Membuat contoh pengorganisasian
Pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan, penugasan suatu
kelompok tenaga keperawatan,
Pengorganisasian menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik
vertical maupun horizontal,
yang bertanggungjawab untuk mencapai tujuan organisasi.
 Perumusan tujuan yang jelas
 Pembagian tugas
Prinsip
 Pendelegasian wewenang
organisasi  Rentang pengawasan
(Korompis,  Tingkat pengawasan
2016)  Kesatuan perintah dan tanggung jawab
 Koordinasi
 Rincian aktivitas yang jelas dan tertulis
 Semua tingkatan jabatan pada individu memiliki rincian aktivitas
yang jelas
 Jumlah tugas yang dibebankan kepada individu bervariasi
Pembagian  Beban setiap unit merata
tugas  Penempatan orang yang tepat
 Penambahan atau pengurangan pegawai berdasarkan volume
kerja
(Korompis, 2016)
Yang perlu diperhatikan :
a. Batas wewenang

Pendelegasian b. Tanggung jawab


c. Keseimbangan tugas dan tanggung jawab
wewenang
d. Kemauan memperhatikan pendapat dari pejabat yang
menerima wewenang
(pelimpahan kekuasaan kepada
bawahan) e. Mempercayai pejabat yang diserahi wewenang
f. Membimbing pejabat yang diserahi wewenang
g. Melakukan pengontrolan
 Mengadakan pertemuan resmi
 Mengangkat panitia koordinator
Koordinasi  Membuat buku pedoman
 Mengadakan pertemuan informal dengan bawahan yang diinisiasi
pimpinan atau atasan
 pendidikan dan pengalaman setiap staf
 peran dan fungsi perawat yang diterapkan di RS tersebut
 mengetahui ruang lingkup tugas kepala bidang keperawatan dan
Pembagian kedudukan dalam organisasi
tugas dalam  mengetahui batas wewenang dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya
keperawatan  mengetahui hal- hal-hal yang dapat didelegasikan kepada staf dan
kepada tenaga non keperawatan
 Struktur Organisasi
 Daftar Dinas Ruangan
 Daftar Pasien
Kegiatan  Pengorganisasian perawatan pasien
pengorganisasian  Kuantitas dan kualitas pendokumentasian proses keperawatan
keperawatan  Sistem penghitungan tenaga keperawatan
 Ketenagaan
Struktur • Menghasilkan output organisasi dan mencapai tujuan organisasi
• Meminimalkan atau mengatur pengaruh individu terhadap
organisasi organisasi
• Mengatur pelaksanaan kekuatan pengambilan keputusan dan
(Mekanisme-mekanisme pelaksanaan kegiatan
formal bagaimana
organisasi dikelola)
 Ukuran dan kompleksitas organisasi
 Teknologi
Faktor yang  Lingkungan
mempengaruhi  Pilihan strategi
Organisasi garis/lini
a. Organisasi kecil
b. Jumlah karyawan sedikit dan saling mengenal
c. Spesialisasi kerja tidak terlalu tinggi
d. Peran pimpinan sangat dominan

Tipe struktur Keuntungan


organisasi a. Pengambilan keputusan cepat
b. Kesatuan arah dan perintah lebih terjamin
c. Pengawasan dan koordinasi lebih mudah
d. Solidaritas tinggi
 Masing -masing manajer adalah seorang spesialis atau ahli dan
masing-masing bawahan/pekerja mempunyai beberapa pimpinan.
Organisasi Manajer memiliki kekuasaan penuh untuk menjalankan fungsi-
fungsi yang menjadi tanggung jawabnya
fungsional  Pembagian tugas dan wewenang menurut fungsi pekerjaan
 Pengelompokan tugas menjadi lebih cepat
 Spesialisasi karyawan dapat lebih dikembangkan
 Pembagian tugas dijabat oleh ahlinya

Kelebihan
Kekurangan
 tour of duty sulit dilakukan karena spesialisasi
 Koordinasi jadi sulit karena masing-masing mementingkan
spesialisasinya
Kelebihan :
 Memberikan fleksibilitas kepada organisasi
Organisasi  Menstimulasi kerjasama antardisiplin
matriks  Mengembangkan ketrampilan karyawan

(Organisasi yang
Kekurangan :
susunannya ditandai
dengan dua kualifikasi)  Pertanggungjawaban ganda
 Memerlukan koordinasi ganda
 Mendorong pertentangan kekuasaan
 What : tenaga apa yang dibutuhkan
 Who : siapa yang dibutuhkan dan apa kualifikasinya
Penentuan  Where : area mana yang butuh tenaga keperawatan
tenaga  When : kapan tenaga keperawatan digunakan
keperawatan  Why : mengapa butuh tenaga keperawatan
 How : bagaimana cara merekrutnya
 7 jam/shift : dg 6 hari kerja= 40 jam/mgg
 8 jam/shift: dg 5 hari kerja= 40 jam/ mgg
Cara dinas  10 jam/shift: dg 4 hari kerja= 40 jam/ mgg
=> utk 10 jam/shift kurang populer di indonesia karena negara
tropis kurang efektif
Pengklasifikasian  Jumlah kategori pembagian pasien
pasien  Karakteristik masing-masing kategori
 Jenis dan jumlah tindakan/prosedur keperawatan yang dilakukan
Metode pengelompokan pasien untuk masing kategori
menurut jumlah dan  Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan prosedur
kompleksitas perawatan yang
diterima
Tingkat
ketergantungan
pasien
Memberikan
kepuasan Costly –
kerja bagi effective
pelaksananya
Kriteria
Pemilihan
Model

Jumlah & Kualitas


kwalitas asuhan &
pelaksana kepuasan
asuhan konsumen
 Perawatan pasien total
Selama bertugas, maka perawat bertanggung jawab untuk
memenuhi kebutuhan pasien

Metode Pimpinan perawat

layanan
keperawatan Staf perawat
Staf perawat Staf perawat
(Marquis dan Huston, 2003)

Pasien
pasien Pasien
Kepala ruang

Perawat ganti linen

Perawat
Perawat injeksi

fungsional Perawat vital sign

Klien/pasien
Keunggulan

 Perawat menjadi lebih terampil dalam melakukan satu tugas yang


biasa menjadi tanggung jawabnya.
 Pekerjaan menjadi lebih efisien
 Relative sedikit dibutuhkan tenaga perawat
 Mudah dalam mengoordinasi pekerjaan
 Terjadi proses distribusi dan pemantauan tugas atau pekerjaan
 Perawat lebih mudah menyesuaikan dengan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya sehingga menjadi lebih cepat selesai.
 asuhan keperawatan tidak melihat pasien secara holistic dan tidak
berfokus pada masalah pasien sehingga tidak professional,
 tidak memberikan kepuasaan baik pada pasien maupun pada
Kelemahan perawat,
 kadang bisa terjadi saling melempar tanggung jawab bila terjadi
kesalahan
Kepala ruangan

Perawat profesional
Perawat profesional

Perawat professional

Metode tim
Staf perawat Staf perawat

Staf perawat

Pasien Pasien
Pasien
 Dapat memberi kepuasan kepada pasien dan perawat.
Keunggulan  Memanfaatkan semua kekuatan anggota tim
 Tim mendukung pengembangan dan produktivitas kelompok
 Pengambilan keputusan organisasi mendekati “gross root”
 Komunikasi diantara anggota tim baik
 Perasaan turut berkontribusi dalam tim terpelihara baik
 Diperlukan pengalaman dan keterampilan ketua tim
 Diperlukan staf yang adequate
 Diperlukan campuran keterampilan yang tepat

Kelemahan  Dapat mengarah pada fragmentasi pelayanan bila konsep tim


tidak di implementasikan secara total.
 Sering mendapat kesulitan dalam menetapkan waktu untuk
konferensi dan membuat rencana keperawatan.
Kepala ruangan
Dokter
Ahli gizi

Perawat primer

Pasien
Metode primer

Perawat pelaksana pagi


Perawat pelaksana malam

Perawat pelaksana siang


• Memungkinkan perawat primer untuk pengembangan diri melalui
implementasi ilmu pengetahuan
• Model praktek didasarkan pada ilmu pengetahuan
• Focus pada kebutuhan pasien
• Meningkatnya otonomi perawat
Keunggulan • Memungkinkan asuhan keperawatan diberikan secara komprehensif
• Membaiknya kontinyuitas dan koordinasi asuhan
• Meningkatnya kesempatan untuk pengembangan hubungan antara
perawat-pasien / keluarga
• Peningkatan mutu asuhan
• Diperlukan perawat berpendidikan dan
berpengalaman
• Diperlukan kemampuan komunikasi yang baik
antara perawat primer dengan rekan perawat.
Kelemahan • Pasien yang pindah ke unit lain dalam kondisi
kritis kemungkinan mempunyai beberapa
perawat primer.
• Perawat primer dapat mengambil tanggung
jawab rekan perawat untuk
mengimplemantasikan asuhan keperawatan
yang diberikan.
• Biaya tinggi
• Los menjadi singkat
 Metode ini melibatkan multidisiplin ilmu untuk menyelesaikan
masalah klien, ada rencana dokter dan juga ada rencana
keperawatan, dengan tujuan mencapai kesembuhan pasien. Pada
Metode kasus metode ini setiap pasien akan menjadi tanggung jawab perawat
yang sedang dinas, tapi belum tentu hari berikutnya pasien
mendapatkan perawat yang sama.
 Pasien mendapat askep secara holistic dan terus menerus.
 Komunikasi antar perawat-pasien dan dokter dengan anggota staf
lainnya berlangsung terus menerus.
Keunggulan  Perawat mendapat kepuasan karena dapat melakukan semua
yang menjadi wewenangnya.
 Perawat professional banyak menghabiskan waktu untuk
melaksanakan tugas yang dapat dilakukan orang yang tidak
terampil.
 Perencanaan yang dibuat kemungkinan tidak dapat erlaksana
karena kurangnya waktu.
 Pengkajian yang dilakukan oleh perawat tidak akurat karena
Kelemahan kurangnya komunikasi.
 Askep tidak terkoordinasi dari shif ke shif atau hari kehari karena
perubahan dalam penugasan.
 Tidak ada seorangpun perawat yang bertanggungjawab
mengkoordinasikan asuhan selama 24 jam.
Keunggulan
 Tim mendukung pengembangan dan produktifitas kelompok
 Asuhan keperawatan diberikan secara komprehensif
Metode  Membaiknya kontinyuitas dan koordinasi asuhan
modular  Meningkatnya kepuasan pasien
 Biaya efektif
 Sedikit perawat register yang digunakan untuk mengatasi kondisi
pasien yang tidak diharapkan.
 Diperlukan pengalaman dan ketermapilan ketua tim
Kelemahan
 Diperlukan campuran keerampilan yang tepat
Bentuk pemberian asuhan keperawatan yang
berfokus pada pencapaian hasil dalam
Manajemen kerangka waktu dan sumber yang tepat dan
kasus efektif.
 Meningkatnya mutu asuhan
 Perawatan pasien menjadi lebih pendek.
Keunggulan  Menurunnya komplikasi
 Menurunnya biaya
 Rasio
 Metode Douglas
Penghitungan
 Metode Gilies
tenaga  Metode Depkes RI
perawat
Shift kerja Pekerjaan yang secara
permanen atau sering pada jam kerja yang tidak
teratur (Kuswadji,1997)
 Prediksi beban kerja
 Perencanaan tenaga
Tahapan  Pengaturan jadwal
penjadwalan  Penjadwalan
(Lisbet, 2005; Marquis & Huston, 2012)
 Desentralisasi oleh manajer keperawatan
Manajer memperhatikan kemampuan dan fisibilitas staf dalam
beristirahat dan bertugas.
 Sentralisasi
Jenis jadwal Dibuat oleh koordinator staffing dengan memperhatikan
kemampuan, kualifikasi dan keberadaan staf yang dibutuhkan serta
keperawatan biaya personal unit. Ruang yang butuh perawat bisa ditambah,
kerugian perawat sering tidak puas.
 Self scheduling
Otonomi dan akuntabilitas diberikan pada perawat, tetap perlu
diskusi bersama, kepentingan pasien harus tetap diutamakan
 Keadilan dalam menetapkan penjadwalan, berdasar kondisi
pasien dan kondisi perawat
 Penjadwalan bisa mingguan, 2 mingguan, bulanan atau tahunan
 Penjadwalan harus diketahui oleh seluruh staf
 Penjadwalan memperhatikan tugas lain perawat selain
memberikan Askep
Prinsip
 Penjadwalan memprediksi kondisi yang tidak terduga
penjadwalan  Penjadwalan harus menyiapkan alternatif solusi jika terjadi
ketidaksesuaian jumlah dan kualifikasi pasien (on call perawat
libur, long shift)
 Penjadwalan merupakan indikator untuk pemberian reward dan
promosi
 Absence
Masalah  Durasi shift

penjadwalan  Penghargaan terkait penjadwalan


 Kepuasan staf ----- efek ke burn out
Coleman (1995) membagi shift kerja menjadi 6
bentuk dasar

 Fixed shifts ( straight shift)


Setiap karyawan sudah mempunyai jam kerja tetap dan tidak bisa
diubah
 Rotating shifts
Karyawan secara bergiliran bekerja pada shift yang telah diatur
 Oscilatting shifts
Satu kelompok karyawan mempunyai shift tetap dan kelompok sisa
rotasi
 Primary shifts
Setiap karyawan mempunyai shift tetap tetapi dapat dipindah
sementara
 Staggeret Shifts
Shift tetap dengan nomor waktu mulai dan nomor karyawan
 Mixed Shifts
Gabungan beberapa shift untuk pekerja dalam bagian yang
sama.
 Shift permanen
Dua macam Tenaga kerja bekerja pada shift yang tetap setiap harinya.
sistem shift  Sistem Rotasi
kerja Tenaga kerja bekerja tidak terus menerus di tempatkan pada shift
yang tetap.
PembagianWaktu Sistem Shift Kerja

 Continental Rota
Pada sistem ini pekerja bekerja menurut giliran 2-2-3 (pagi, pagi,
siang, siang, malam, malam, malam, libur, libur)
 Metropolitan Rota
Pada sistem ini pekerja bekerja menurut giliran 2-2-2 (pagi, pagi,
siang, siang, malam, malam, libur).
Menurut International labourOrganization 1983 dalam Kodrat 2009 sistem shift
kerja terbagi

 Sistem 3 shift 4 kelompok (4x8 hours continous shift work), yaitu


3 kelompok shift bekerja setiap 8 jam dan 1 kelompok istirahat.
Sistem ini digunakan pada aktivitas terus menerus tanpa hari
libur. Rotasi shift 2-3 hari.
 Sistem 3 shift 3 kelompok (4x8 hours semi continous shift work),
yaitu kelompok shift bekerja setiap 8 jam, pada akhir minggu
libur. Rotasi shift 5 hari.
 Job Performance
 Job related Attitude
Efek shift kerja
 Personal Health
 Social and Domestic factors
 Kualitas tidur perlu dijaga untuk menebus kurang tidur akibat
kerja malam
Efek fsiologis  Kapasitas fisik kerja yang menurun akibatnya perasaan
mengantuk dan lelah
 Menurunnya nafsu makan dan gangguan pencernaan
 Gangguan kehidupan keluarga,
Efek  Hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi
psikososial dengan teman, menganggu aktivitas kelompok dalam
masyarakat.
Efek Kinerja  Terjadinya penurunan kinerja dari pekerja. Hal ini karena
dipengaruhi dari efek fisiologis dan psikososial.
 Gangguan sistem pencernaan seperti dyspepsia atau ulcus
Efek terhadap ventriculi dimana masalah ini kritis pada umur 40-45 tahun.
kesehatan  Keseimbangan kadar gula dalam darah dengan insulin pada
penderita diabetes.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai