Anda di halaman 1dari 37

SURVEILANS

– Bagian dari program PPI, diawali oleh


NNIS tahun 1970
– Merupakan hal yang penting dan luas
dalam program PPI
– Tanpa melaksanakan surveilans tidak
dapat diketahui keberhasilan dari PPI
– Merupakan outcome dari program PPI
SURVEILAns
–Kegiatan surveileans dapat
menurunkan rate infeksi 38%,
tanpa surveilans rate infeksi
meningkat 18 % (NNIS TH 1970)
–Di RSJHK kegiatan surveilans
dapat menurunkan rate infeksi
40 %
Insiden Rate ILO RSMH Tahun 2015
1
0.9
0.8
0.7
0.6
% ILO

0.5
0.4
ILO
0.3
0.16
0.2
0.1
0

Bulan

ANALISA :
Angka IDO tertinggi terjadi pada bulan September IDO (1 %) terjdi terjadi
pada 5 orang pasien kebidanan sayap C lantai 2 yang dioperasi di OK IGD II
antara jam 23.00-07.30. IDO timbul pada hari ke 3 perban dibuka ada pus
dengan diagnosa SSTP ( Sectio Secaria Trans Peritoneal)
• Dilakukan oleh IPCN yang memiliki
kompetensi,berpengalaman, mendapatkan pelatihan
• Kegiatan surveilans dilakukan secara aktif, terus
menerus
• Lama kegiatan surveilans 30 hari tanpa implant atau
1 th dengan implant (terbaru 30-90 hari)
• Hasil surveilans di desiminasikan kepada yang
berkepentingan
• Harold Elis,et all Australia (2002)
Operasi Bersih : 1%
Operasi Bersih tercemar : 10%
Operasi Tercemar : 15 %
Operasi Kotor : 40%

• IFIC (2007), dari seluruh infeksi 25 % SSI


• National Nosocomial Infection Surveillance
( NNIS) 2004
• 0 Risk factor : 3.57 % SSI
• 3 Risk factor : 12.88 % SSI

• Hasil survei Point Prevalence (WHO 2004)


11 Rumah Sakit di Jakarta SSI 18.9 %
Definisi dan Klasifikasi
Surgical Site Infection (“SSI”)
Surgical Site Infection (SSI) merupakan infeksi
yang terjadi pada tempat atau daerah insisi
akibat suatu tindakan pembedahan
Klasifikasi:
• Infeksi insisional superfisial
• Infeksi insisional dalam
• Infeksi organ/ rongga
1. Karakteristik pasien
– Usia( bayi, anak-nak, lanjut usia)
– Status gizi buruk
– DM
– Gula darah rendah
– Merokok
– Obesity
– Kolonisasi mikroorganisme
– Daya tahan tubuh lemah
– Lama rawat inap pra bedah
2.Karakteristik operasi
a. Pre operasi
– Skin antisepsis
– Pencukuran rambut
– Antisepsis kulit di ruang operasi
– Surgical scrub/ cuci tangan bedah; tipe antiseptik, lamanya
scrub, kuku
– Tim bedah terinfeksi atau kolonisasi
– Profilaksis antibody
b. Intra operasi
– Lingkungan ruang operasi
– Ventilasi ruang operasi
– Permukaan lingkungan ruang operasi
– Inadekuat sterilisasi instrumen
– Tehnik bedah dan asepsis; pasang drain dan suture dengan
tepat (pemasangan drain terpisah dari luka insisi)
– Jahitan bedah dan perban
– Lamanya operasi
c. Post operasi
– Perawatan luka operasi
Infeksi pada luka insisi (kulit dan subcutan), terjadi dalam
30 hari pasca bedah.
kriteria dibawah ini :
 Keluar cairan purulen dari luka insisi
 Kultur positif dari cairan yang keluar atau jaringan
yang diambil secara aseptik
 Ditemukan paling tidak satu tanda infeksi : nyeri,
bengkak lokal, kemerahan, kecuali bila hasil kultur
negatif
 Dokter yang menangani menyatakan infeksi.
Guideline for Prevention of Surgical Site Infection, CDC
Infeksi pada luka insisi, terjadi dalam 30 hari pasca bedah atau
sampai 1 tahun bila ada implant. (Penelitian Terbaru 30 sd 90
hari)
Terdapat paling tidak satu keadaan dibawah ini :
 Keluar cairan purulen dari luka insisi, tapi bukan berasal
dari rongga / organ
 S ecara spontan mengalami dehisens atau dengan sengaja
dibuka oleh ahli bedah dan paling sedikit satu dari tanda
berikut : demam (>38 ˚C), nyeri lokal,kultur ( + )
 Dokter menyatakan luka infeksi

Guideline for Prevention of Surgical Site Infection, CDC


Kriteria Infeksi Organ/Rongga
Infeksi yang terjadi dalam 30 hari pasca bedah apabila
tidak ada implant
Infeksi terjadi dalam 1 tahun pasca bedah apabila
terdapat implant
Paling sedikit menunjukkan satu gejala berikut :
 Drainase purulen dari drain yang dipasang
melalui luka insisi kedalam organ / rongga
 Ditemukan organisme melalui aseptik kultur dari organ
/ rongga.
 Dokter menyatakan infeksi pada organ tsb

Guideline for Prevention of Surgical Site Infection, CDC


KATEGORI RISK SSI

1.Klasifikasi operasi / jenis operasi

2. Kondisi Pasien Berdasarkan American


Society of Anesthesiologis
( ASA Score)

3. T. Time / T Point
Stratifikasi Berdasarkan Indeks Risiko Menurut
National Nosocomial Infection Surveilance ( NNIS )

Berdasarkan :
 Klasifikasi jenis operasi (kategori operasi)
 Bersih
0
 Bersih tercemar
 Tercemar 1
 Kotor}
 Klasifikasi kondisi pasien
 ASA : 1
 ASA : 2 0
 ASA : 3
 ASA : 4
 ASA : 5 1
 Durasi operasi
 Sesuai dgn waktu yg ditentukan nilai } 0
 Lebih dari waktu yg ditentukan nilai } 1
16
1. Klasifikasi operasi / jenis operasi :
 Operasi Bersih
 Operasi Bersih Tercemar
 Operasi Tercemar
 Operasi Kotor atau dengan Infeksi
1. Operasi Bersih :
 Operasi dilakukan pada daerah/ kulit yang pada
kondisi pra bedah tidak terdapat peradangan dan
tidak membuka traktus respiratorius, traktus
gastrointestinal, orofaring, traktus urinarius atau
traktus biller

 Operasi berencana dengan penutupan kulit primer,


dengan atau tanpa pemakaian drain tertutup

 Kemungkinan infeksi tidak lebih dari 2 % ( infeksi


saat operasi dari petugas/lingkungan )
2. Operasi Bersih Tercemar :

 Operasi membuka traktus digestivus, traktus biller,


traktus urinarius, traktus respiratorius sampai
dengan orofaring, atau traktus reproduksi kecuali
ovarium

 Operasi tanpa pencemaran nyata (gross spillage),


contohnya operasi pada traktus billier, apendiks,
vagina a orofaring.

 Kemungkinan untuk infeksi 4 – 10 %


3. Operasi Tercemar :
 Operasi yang dilakukan pada kulit yang
terbuka, tetapi masih dalam waktu emas
(Golden periode )
 Kemungkinan untuk infeksi 20 %
4. Operasi Kotor atau dengan Infeksi :

Perforasi traktus digestivus, traktus


urogenitalis atau traktus respiratorius yang
terinfeksi
Melewati daerah purulen (Inflamasi Bakterial)
Luka terbuka lebih dari 6 jam setelah kejadian ,
terdapat jaringan luas atau kotor
Dokter yang melakukan operasi menyatakan
sebagai luka operasi kotor/ terinfeksi
Kemungkinan untuk infeksi 40 %
3.T .TIME ( T POINT )
Jenis operasi T Point ( Hours )
Coronary artery bypass graft 5
Bile duct, liver or pancreatic surgery 4
Craniotomy 4
Head and neck surgery 4
Colonic surgery 3
Joint prosthesis surgery 3
Vascular surgery 3
Abdominal or vaginal hysterectomy 2
Ventricular shunt 2 2
Herniorrhaphy 2
Appendectomy 1 1
Limb amputation 1
SC 1
Kondisi Pasien Berdasarkan American Society
of Anesthesiologists (ASA Score)

ASA 1 : Pasien sehat

ASA 2 : Pasien dg gangguan sistemik ringan

ASA 3 : Pasien dg gangguan sistemik sedang

ASA 4 : Pasien dg gangguan sistemik berat yg


mengancam kehidupan

ASA 5 : Pasien tdk diharapkan hidup walaupun


dioperasi atau tidak, dalam waktu 24
jam 24
Surgical Site Infection Prevention Bundles
Components
1. Prophylactik antibiotik

 Di berikan 1 jam sebelum insisi

 Seleksi penggunaan antibiotika sesuai dengan


aturan di RS

 Di berikan hanya untuk 24 jam


Surgical Site Infection Prevention Bundles Components

2 Kontrol gula darah


Rationale: Hyperglycemia has been
associated with increased in-hospital
morbidity and mortality for multiple medical
and surgical conditions.

Risk of infection is significantly higher for


patients undergoing CABG if blood glucoses
are elevated.

Deep wound infections in diabetic patients


undergoing cardiac surgery is reduced by
controlling blood glucose levels < 200 mg/dL
in the immediate postoperative period.
Surgical Site Infection Prevention Bundles Components

3.Pencukuran rambut sebelum operasi


 Cukur rambut bila menggangu jalannya operasi
apabila harus dicukur gunakan elektik clipper

 Rationale: Razor shaving has been associated


with increased SSIs attributed to microscopic
cuts in the skin that serve as foci for bacterial
multiplication
Surgical Site Infection Prevention Bundles Components

4.Peri operative Temperature normotermia

 Surgery patients for whom either active warming


was used intra operatively for the purpose of
maintaining normothermia or owho had
o
at least
one body temperature ≥ 96.8 F/36 C recorded
within the 30 minutes prior to or the 15 minutes
immediately after anesthesia end time.

 Rationale: Hypothermia (<36oC) increases the


risk for surgical site infection
Pencegahan SSI

1.Pre-operative Phase
 Berikan penjelasan pentingnya pencegahan infeksi
 Kaji adanya tanda – tanda infeksi
 Mandikan pasien dengan antiseptik sore hari sebelum
operasi
 Lakukan pencukuran satu jam sebelum operasi ( bila di
perlukan ) menggunakan elektik clipper
 Mandi dengan antiseptik setelah pencukuran
Pencegahan SSI
2.Intra operasi

 Petugas kamar bedah :


• Petugas yang sakit dilarang masuk kamar bedah
• Tidak memakai kutek,berkuku panjang,memakai
perhiasan di tangan ( cincin,gelang,jam tangan )
• Bekerja dengan tehnik aseptik
• Lakukan kebersihan tangan bedah sebelum menggunakan
sarung tangan
• Gunakan baju dan sandal khusus kamar bedah
• Gunakan APD sebelum masuk kamar bedah
Pencegahan SSI
 Lingkungan kamar bedah
• Tekanan positive

• Kelembaban 40 -60 %

• Suhu 20 – 25 º C
• Pertukaran udara 15 x/jam

• personil yang bekerja di kamar bedah minimum dan


tamu hanya maximal 2 orang

• Kamar operasi /lingkungan di bersihkan menggunakan


desinfektan ( tidak ada fogging atau UV )
Pencegahan SSI
 Pasien
• Kaji ada alergi atau tidak dengan antiseptik

• Antibiotika di berikan 1 jam sebelum insisi

• Gula darah terkontrol selama di kamar bedah

• Suhu pasien sebelum anaesthesi normal

• Preparasi kulit sebelum operasi menggunakan antiseptik


yang sesuai dengan pasien

• Saat preparasi kulit dengan cara melingkar dari dalam


keluar
Pencegahan SSI

3.Post operasi
Ada 2 macam luka post operasi
 Tertutup (the skin edges are held in approximation by
staples or sutures)
• Rawat luka dengan cara septik dan aseptik
• Gunakan APD
• Luka di tutup hanya 48 jam
• Rawat luka dengan cairan normal salin
 Terbuka ( delayed primary clossured )
 Rawat luka bila kotor atau sesuai indikasi
Pencegahan SSI

4.Petugas
 Pendidikan dan pelatihan

 Motivasi

5. Pasien & Keluarga


 Berikan pendidikan:

 Cara merawat luka

 Menjaga kebersihan diri

 Makan Makanan bergizi


RUMUS
Numerator adalah :
Angka kejadian infeksi IDO.

Denominator
Jumlah pasien yang di operasi/bulan
CONTOH :

JUMLAH INFEKSI
KATEGORI
KASUS JUMLAH IDO RATE PER
RESIKO
OPERASI 100 KASUS

1 50 3 6

2 50 4 8

3 20 4 20
Terima kasih…………

Anda mungkin juga menyukai