Anda di halaman 1dari 22

GEOKRONOLOGI

KELOMPOK 1:
-DIMAS TRIJAYA (24040114120063)
-NEVI AFRIYANTI (24040115120012)
-MUHAMMAD ADRIAN (24040115140080)
-NARIZQA LUTHFIANA (24040115140090)
-LAITUFA NIDA (24040115120018)
-FADHLI AULIANSYAH (24040116140081)
PEMBAGIAN WAKTU GEOLOGI
PEMBEDA PENCATATAN WAKTU GEOLOGI RELATIF
PEMBEDA PENCATATAN WAKTU GEOLOGI RELATIF
Tabel diatas dibuat oleh para ahli geologi beralasan dari panjang waktu yang absolut. Pada
Tempat yang berbeda dibuat pula skala waktu yang berbeda. Bahkan trangresi di laut benua
dan di daerah yang lebih sempit telah muncul dan tenggelam tersendiri dengan skala umur
yang sama karakteristiknya dengan yang ditemukan di berbagai tempat.
Perubahan fauna diilustrasikan dengan baik oleh batuan berumur kambrium di
perbatasan Utara Samudra Atlantik, bahkan skala lebuh besar terdapat di Eropa
Dalam penciptaan skala waktu alam raya telah diakui bahwa adanya permasalahan
muncul karena perbedaan ketiga metode yaitu : Metode Stratigrafi (atau stratigrafi batuan),
Metode Palaeontologi ( atau waktu palaeontologi), dan Metode Radiometri .
Menurut ahli geologi lapangan bahwa perubahan tingkat penampang paling mudah
dibedakan oleh perubahan litologi yaitu ada penampang batu pasir, serpih abu-abu, serpih
hitam. Batuan tersebut bisa ditemukan secara menyamping untuk jarak diatas 100 km dan
pembagian dasar yang diakui sekarang adalah pembagian berdasarkan formasi, yang
diterangkan sebagai bagian litologi yang bisa dipetakan. Sebuah formasi merupakan
peristiwa yang terdadi di sebagian kecil lingkungan
Metode unit stratigrafi bisa digunakan untuk menentukan perbedaan endapan
dalam fasies dan dapat digunakan dalam waktu bersamaan dibeberapa tempat
yang berjauhan, bahkan berbeda benua. Pembagian tingkat endapan melibatkan
gewan dan tumbuhan yang sama.
Skala waktu relatif telah difornmalkan oleh Ikatan Ahli Geologi Indonesia
(1974), yang dilakukan sejak umur radiometrik yang didasarkan pada radiasi
radioaktif ketika masih berjumlah sedikit. Palaeontologi atau waktu stratigrafi
dipilih sebagai dasar untuk menentukan waktu geologi relatif
Penanggalan absolut dengan menggunakan meode radiokatif tidak lah mudah.
Kesulitan timbul karena pengamatan yang kurang teliti atau kurang terkontrol
terhadap contoh atau batuanya sendiri. Dua skala waktu yang dikenal adalah dari
Harland (1964), Holmes (1960).
Di Norwegia dan Skotlandia, fauna Kambrium adalah
dunia Olenallus Amerika Utara. Di pesisir Kanada dan
New England, dan pada pengeboran di Florida Tengah,
yang dijumpai adalah fauna Eropa.
• Mengapa ada beberapa daerah kecil yang dipisahkan
oleh laut dari daerah utaranya?
• Mengapa fauna di darat berbeda dengan fauna di laut?
3 perbedaan metode yang digunakan dalam penciptaan skala waktu alam raya:

1. Metode stratigrafi

2. Metode paleontologi

3. Metode radiometri
1. Metode stratigrafi berdasarkan lapisan batuan.
2. Metode paleontologi berdasarkan fosil-fosil makhluk hidup.
3. Metode radiometri berdasarkan perbandingan antara jumlah isotop radioaktif alami yang ada
dengan produk-produk hasil peluruhannya.
- penanggalan radiokarbon
- penanggalan potasium argon
- penanggalan uranium timah
Sejak fosil menjadi penghubung seluruh dunia, paleontologi atau waktu stratigrafi dipilih sebagai dasar
penentuan skala waktu geologi relatif.
PENENTUAN UMUR DENGAN METODE
RADIOAKTIF
TERDAPAT TIGA METODE KRONOLOGI DALAM
MENGHITUNG UMUR BATUAN :

1. Stratigrafi
2. Paleontologi
3. Radiometri
Radiometri adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui usia pada berbagai benda, yang
biasanya didasarkan pada perbandingan antara jumlah banyaknya isotop radioaktif alami
yang ada dengan produk-produk hasil peluruhannya, dengan menggunakan tingkat peluruhan
yang telah diketahui. Timah adalah Produk dari uranium dan thorium dalam mineral
radioaktif yang dapat digunakan untuk menilai umur mineral.
Beberapa induk isotop radioaktif mempunyai waktu paruh sebanding umur batuan
Precambrian yang dalam hal ini sangat berguna. Isotop yang digunakan adalah uranium-
238,uranium-232,rubidium-87, dan kalium-40. Isotop yang mempunyai waktu paruh
pendek adalah thorium-230,timbal-210, dan anggota lain dari uranium-238 yang meluruh
secara berantai. Secara alami, isotop yang lainnya menjadi isotop radioaktif dalam waktu
yang sangat pendek atau dengan waktu yang lama menjadi bentuk asal yang akhirnya
digunakan untuk menentukan umur secara geologi.
Hasil ini ditentukan oleh sifat kimia dan analisis isotop yang memecah bagian mineral dan
umur yang dihasilkan akan lebih bermakna jika diketahui lokasi yang pasti tempat
pengambilan sampel seperti kondisi geologi dan hubungan lokasi itu dengan daerah di
sekelilingnya. Apabila hasilnya meragukan maka perlu diberi perhatian khusus untuk
melakukan analisis dan menginterpretasikan hasil tersebut.
PENENTUAN UMUR DENGAN RADIOAKTIF
Struktur atom yang dapat ditentukan atas dasar parameter
berikut:
1. Nomor atom Z, yang menggambarkan proton (+) di dalam
inti, awan elektron (-), jumlah keduanya ada pada tabel
berkala.
2. Nomor massa A, merupakan jumlah antara proton (Z) dan
neutron (N).
Isotop ialah unsur yang memiliki nomor atom sama dan
nomor massa berbeda dengan unsur asalnya. Sifatnya dapat
stabil dan tidak stabil (radioaktif). Isotop yang tidak stabil
dapat mengeluarkan radiasi partikel. Proses pembelahan
radioaktif suatu massa material radioaktif S dalam waktu t
dapat ditulis sebagai berikut:
𝑑𝑆
− = 𝑘. 𝑆
𝑑𝑡
Jadi untuk menentukan umur batuan yang mengandung unsur
radioaktif diperlukan waktu paruh unsur tersebut. Metode
radioaktif ini dapat digunakan untuk menentukan umur batuan,
fosil, dan sebagainya. Atas dasar metode ini, umur batuan yang
dijumpai dibeberapa tempat, yaitu di Manitoba (Kanada), Australia
Barat, dan Rodesia ialah 2-3,5 milyar tahun. Jadi, bumi pasti lebih
tua umurnya karena telah terbentuk sebelum batuan tersebut ada.
LAJU EROSI DAN SEDIMENTASI
• Secara umum dikatakan bahwa erosi dan sedimentasi merupakan
proses terlepasnya butiran tanah dari induknya di suatu tempat dan
terangkutnya material tersebut oleh gerakan angin atau air
kemudian diikuti dengan pengendapan material yang terangkut di
tempat yang lain.
• Parameter yang dapat digunakan dalam kasus sedimentasi adalah ketebalan.
Ketebalan dapat diekspresikan dalam susunan komulatif perbedaan besar
butir, warna atau yang lainnya. Perbedaan tersebut mencerminkan
perbedaan iklim selama pengendapan.
Beberapa pengukuran merupakan
fungsi waktu dan memberikan hasil
tentang laju sedimentasi yang jelas
berkaitan dengan umur batuan.
Cara kerja metode ini adalah dengan
mengetahui jenis sedimen dan
ketebalannya, dari sini dapat diperoleh
laju pengendapan sedimen. Selanjutnya
jika diketahui secara komulatif umur
lokasi pengendapan sedimen tersebut
dapat diketahui umur batuannya.
UPAYA PENGENDALIAN LAJU EROSI DAN SEDIMENTASI
Teknik konservasi lahan seperti pengaturan tata guna lahan dan penataan lahan
pertanian dengan teras sering dan reboisasi sebagai langkah penanganan erosi
dan sedimentasi. Namun teknik konservasi lahan tidak dapat terlihat hasilnya
secara signifikan dalam waktu singkat, hal ini dapat mengurangi optimalisasi
penganganan masalah ini, karena laju erosi dan sedimentasi umumnya lebih cepat
daripada teknik konservasi lahan seperti reboisasi.
Dalam hal ini Bangunan Pengendali sedimen bukan merupakan pilihan utama
dalam usaha penanggulangan erosi dan sedimentasi di suatu Daerah Aliran
Sungai. Namun pembuatan Bangunan Pengendali Sedimen merupakan langkah
penunjang utama dalam melakukan usaha konservasi lahan, dimana Bangunan
Pengendali Sedimen dapat meminimalisasi jumlah sedimen selama proses
konservasi lahan berlangsung
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai