Anda di halaman 1dari 50

Konsep Dasar

Farmasi Fisika
Tim Pengajar Farmasi Fisika
Akademi Farmasi Surabaya
2016-2017
Outline
 Konsep Farmasi Fisika
 Tujuan Mempelajari Farmasi Fisika
 Review :
 Satuan Internasional (SI) dan prefiks
 Logaritma dasar
 Regresi Linier
Konsep Farmasi Fisika
Pemahaman cabang ilmu lain :
•Biofarmasi
• Farmakokinetik
• Farmakoterapi
Pemahaman yang baik pada :
•Teknologi sediaan: padat, cair, semisolid Pemahaman yang baik pada
• Teknologi sediaan steril fenomena fisik dan kimia in
• Fitofarmasi vitro dan in vivo suatu obat

FARMASI FISIKA
Ilmu yang mempelajari fenomena fisika dari sistem sediaan sebagai
dasar pengembangan formulasi dan evaluasi

Intergrasi dari beberapa Ilmu :


• Kimia Dasar
• Kimia Farmasi
• Matematika
• Fisika
Tujuan Mempelajari Farmasi
Fisika
 Mengetahui konsep dasar yang dapat di aplikasikan pada
pengembangan dan penilaian sediaan farmasi dan sistem
penghantarannya.
 Contoh Sederhana : Cara Formulasi Pulvis yang mengandung
Bahan lemak atau Kristal

 Mengembangkan pemikiran kritis dan penyelesaian masalah


yang dibutuhkan dalam pengembangan sediaan obat dan
penggunaannya.
 Contoh : Ibuprofen memiliki kelarutan yang rendah  Formulasi
menggunakan mikronisasi ukuran partikel secara mekanik
meningkatkan kelarutan
Farmasi Fisik  Pemahaman Farmakokinetik
dan Farmakoterapi
Review – Satuan Internasional
Dimensi Satuan Simbol
Panjang meter m
Berat kilogram g
Volume Liter L
waktu detik s
Jumlah Molekul mol n
Berat Jenis/Densitas Kilogram/meter3 atau kg/m3 atau kg/L
Kilogram/ Liter
Kosentrasi/Kadar : part per million ppm atau mg/L
Molar atau mol/L M
Normal (M x ekivalensi) N
%b/v % (g/100 mL)
%b/b % (g/g)
% v/v % (L/L)
Molalitas (mol/1000 g) m
Review – Prefiks Satuan Internasional
Prefiks Faktor Simbol
Centi 10-2 c
Mili 10-3 M
Mikro 10-6 µ
Nano 10-9 n
Pico 10-12 p

Kilo 103 k
Mega 106 M
Giga 109 G
Tera 1012 T
Review-Logaritma Dasar
 y = bx maka blog y=x

 Log y = 10log y

 ln x = elog x dimana nilai e  2,71828


Review-Regresi Linier

y=bx+a

r = menyatakan linearitas, semakin mendekati 1


semakin linier
Review-Regresi Linier

y=bx+a

r = menyatakan linearitas, semakin mendekati 1


semakin linier
Fenomena Kelarutan dan
Distribusi

Martin, A., Swarbrick, J., Cammarata, A., 2009, Farmasi


Fisik, edisi ketiga, UI PRESS. (Bab 12)
Fenomena Kelarutan dan Distribusi

Tujuan:
Memberi jawaban terhadap masalah fenomena
kelarutan dan distribusi.
Mengapa fenomena kelarutan penting untuk
rancangan formulasi?
Apa yang menjadi hambatan pada pembuatan
sediaan larutan farmasetika?
Bagaimana dengan istilah kelarutan “like dissolve
like”?
Bagaimana cara meningkatan kelarutan obat dalam
air?
Larutan
Suatu campuran dari dua atau lebih
komponen, yang membentuk suatu dispersi
molekul yang homogen yaitu sistem satu fase.
Sistem homogen: larutan (true solution)
Sistem heterogen: koloid, suspensi, emulsi

Kelarutan
Kuantitatif : konsentrasi zat terlarut dalam larutan
jenuh pada temperatur tertentu
Kualitatif : interaksi spontan dari dua atau lebih zat
yang membentuk dispersi molekuler homogen
Kelarutan
 Menurut USP, kelarutan obat adalah jumlah ml pelarut
(solven) yang dibutuhkan untuk melarutkan 1 gram zat
terlarut (solut)

JUMLAH BAGIAN SOLVEN


NO ISTILAH UNTUK MELARUTKAN
1 BAGIAN SOLUTE

1 Sangat mudah larut <1


2 Mudah larut 1-10
3 Larut 10-30
4 Agak sukar larut 30-100
5 Sukar larut 100-1.000
6 Sangat sukar larut 1.000-10.000
7 Praktis tidak larut >10.0000
 Larutan tidak jenuh (unsaturated) : suatu larutan yang
mengandung zat terlarut dalam konsentrasi di bawah konsentrasi
yang dibutuhkan untuk penjenuhan sempurna pada temperatur
tertentu.

 Larutan lewat jenuh (super saturated) : suatu larutan yang


mengandung konsentrasi lebih banyak daripada seharusnya
pada suhu tertentu, sehingga terdapat solute yang tidak terlarut.
Definisi kelarutan obat :
 Menurut U.S Pharmacopeia & National Formulary :
Kelarutan obat : 1 gram zat terlarut dalam 1 ml pelarut (gram/ml)
Contoh : 1 gram asam borat larut dalam 18 ml air, dalam 18 ml alkohol
dan dalam 4 ml gliserin
Cara Menyatakan Kadar Kelarutan

1. Massa solut dalam massa solven


 Persen berat (% b/b) : g solut / 100 g solven
 Molalitas (m) : mol solute dalam 1000 g pelarut
 Fraksi mol (X) : X = n terlarut/ n larutan
 Persen mol : Fraksi mol x 100 %

2. Massa solut dalam volume solven


 Molaritas (M) : mol solut / 1L solven
 Normalitas (N) : mol ekivalen solut / 1L solven
 Persen volume : % v/v
 Persen berat/Volume : % b/v

Kadar yang dinyatakan atas dasar volume bergantung pada suhu.


INTERAKSI Solute – Solven

 Polar-------Polar Makin serupa struktur solut dan


 Non polar--------non polar solven  semakin mudah larut
Fenomena
Like Dissolves Like

Perlu dipertimbangkan:
 Derajat Polaritas
 Momen dipol
 Tetapan dielektrik
 Asosiasi
 pembentukan polimolekul dari dua senyawa yang berbeda
 Struktur molekul senyawa  polimorfisme
PADAT LARUT

KADAR

WAKTU (JAM)
INTERAKSI PELARUT – ZAT TERLARUT
(SOLVEN) – (SOLUT)

INTERAKSI SOLUT—SOLVEN
Konsep Proses Kelarutan (Langmuir)
Pelepasan molekul dari fase solut pada
suhu tertentu.
Pembentukan rongga dalam solven yang
cukup besar untuk menerima molekul solut.
Mengakomodasi molekul solut dalam
rongga solven.
To be continue..
GAYA ANTAR MOLEKUL
Gaya Antar Molekul
1. Gaya Dipol-Dipol (Van Der Waals)
- Gaya dipol-dipol terinduksi
- Gaya dipol terinduksi-dipol terinduksi
2. Ikatan Hidrogen (Jembatan Hidrogen)
R–XH + Y—R RX—H ……… Y—R
3. Ikatan Ionik
- Ion—Ion
- Ion—Dipol (NaCl dalam air)
4. Pasangan elektron donor dan akseptor
D+A (D……..A D+………A-)
Momen Dipol Momen Dipol
Air 1,85
Metanol 1,68
Etanol 1,70
Etil eter 1,40
Benzena 0
Kloroform 1,05
CCl4 0

Kelarutan suatu solut dalam suatu solven tidak hanya


bergantung pada momen dipol penyimpan, tetapi juga
bergantung pada kaidah Like Dissolves Like.
Jenis Pelarut :
 1. Pelarut POLAR
 2. Pelarut NON POLAR
 3. Pelarut SEMI POLAR
PELARUT POLAR
Pelarut polar, contohnya air, bertindak sebagai pelarut.
Menurut mekanisme :
1. Tingginya tetapan dielektrik (ε=80)
Mengurangi gaya tarik menarik antar ion dalam
kristal yang berlawanan muatan, contohnya NaCl
2. Memecahkan ikatan kovalen dari elektrolit kuat
HCl + H2O H3O+ + Cl-
(bersifat amfiprotik : penerima dan pemberi proton)
3. Adanya gaya interaksi dipol, terutama terbentuknya
ikatan hidrogen
PELARUT POLAR
• Faktor lain dalam pelarut polar:

Perbandingan gugus polar dan non polar pada struktur


senyawa.
 Rantai lurus: mono hidroksi alkohol, aldehid, keton,
dan asam (sekitar 4-5 C)tidak dapat membentuk
ikatan hidrogen dengan air.
 Rantai cabang: tertier butil alkohollarut dalam air,
sedangkan n-butil alkohol = 8 gram/100 mL air (200
C).
PELARUT NON POLAR
Ciri dari pelarut non polar adalah :
1. Tetapan dielektrik rendah
2. Tidak dapat memecah ikatan kovalen
(termasuk golongan pelarut aprotik :tidak menerima dan
tidak memberi proton : netral)
3. Tidak dapat membentuk ikatan hidrogen
(Senyawa non polar dapat larut dalam pelarut non polar)
PELARUT SEMI POLAR
3. Fungsi pelarut semi polar :
Sebagai “Intermediate Solven ” atau pelarut perantara :
membantu untuk bercampurnya cairan polar dan non
polar
Dengan cara :
 Menginduksi senyawa non polar dengan derajat polaritas
tertentu.
 Meningkatkan interaksi gugus solut non polar dalam
pelarut polar
 Contoh: propilenglikol.
Jenis Kelarutan:
1. Kelarutan GAS DALAM CAIRAN
2. Kelarutan CAIRAN DALAM CAIRAN
3. Kelarutan PADAT DALAM CAIRAN
Kelarutan GAS DALAM CAIRAN
Adalah :
konsentrasi gas terlarut apabila berada dalam
kesetimbangan dengan gas murni di atas larutan
* Contoh : Sediaan Effervescent, aerosol

* Kelarutan gas bergantung pada:


1.Tekanan
2. Temperatur atau suhu,
3. Pengusiran garam (salting out)
4. Pengaruh reaksi kimia
* Pengaruh tekanan dalam kelarutan gas dalam cairan
dinyatakan dengan

Hukum Henry : C2 = K.P

C2 = kadar gas terlarut (g/liter pelarut)


K = koefisien kelarutan
P = tekanan parsial gas partikel yg tdk
terlarut
Contoh soal :
 1. Jika 0,0160 gram oksigen dilarutkan dalam 1 liter air pada
temperatur 250 C dan pada tekanan oksigen 300 mmHg.
Hitunglah Kelarutan gas dalam cairan (K) hukum Henry?

K= C2 g/liter = 0,0160 g/1 liter = 5,33 . 10-5


P mm Hg 300 mm Hg

2. Berapa gram Oksigen yang dapat dilarutkan dalam 250 ml larutan air,
apabila tekanan total di atas campuran 760 mm Hg ?
(tekanan parsial dalam larutan 0,263 atm dan temperatur 250 C)
K = C2 g/liter
P mm Hg
5,33 . 10-5 = C2 g/liter
0,263 x 760 mmHg
C2 = 0,0107 g/ liter = 0,0027 g/250 ml
Syarat:
 Berlaku untuk gas yang kelarutannya kecil
 Tidak berlaku untuk gas yang bereaksi dgn pelarut
(Cl2, NH3 dengan air)
 Suhu T  Kelarutan gas
Sifat ekspansi  pengembangan gas.
 Adanya zat lain yang terlarut
NaCl, sukrosa: salting out
 Reaksi Kimia
Kelarutan CAIRAN DALAM CAIRAN
CAIRAN DALAM CAIRAN
Contoh: Elixir, aromatic water.
Larutan ideal
Tidak ada perubahan sifat = kecuali pengenceran (sifat
komponen murni).

Hukum Roults
Larutan biner
P=PA+PB
PA.XA+PB.XB XA+XB=1 (fraksi mol)
Tekanan parsial komponen dalam campuran cair pada
temperatur tertentu setara dengan tekanan uap dalam
keadaan murni dikalikan fraksi mol komponen dalam
larutan
Sistem cairan dalam cairan , terbagi menjadi dua kategori
yaitu :
1.Tercampur sempurna
(bercampur dalam segala perbandingan)
Contoh : air-alkohol
gliserin-alkohol
alkohol- aseton
benzena – karbon tetraklorida
2. Tercampur sebagian
contohnya : campuran air- eter atau air-fenol
akan membentuk dualapisan cairan, yang masing
masing mengandung cairan lain yang terlarut
Kelarutan ZAT PADAT DALAM CAIRAN
Sistem padatan dalam cairan : tipe larutan farmasetik yang
paling sering ditemui.
• Terdapat dua jenis larutan zat padat dalam cairan, yaitu:
1. Larutan Ideal
2. Larutan Non Ideal

Keterangan :
1. Larutan Ideal :
Kelarutan zat padat dalam pelarut ideal, tergantung pada
suhu, titik leleh zat padat (T.L), panas peleburan molar (∆Hf)
Persamaan Scatchard-Hildebrand
Log Xic =

Keterangan:
Xic : Fraksi mol kelarutan ideal solute
Tm : Suhu Lebur Solute
T : Suhu Percobaan
∆Hf : Panas fusi (peleburan)
R : Konstanta gas R (1,987 kal/ mol derajat)

Dipengaruhi struktur molekul senyawa


∆Hf meningkat bila BM dan polaritas meningkat.
Contoh soal :
1. Berapakah kelarutan naftalen dalam larutan ideal 200 C ?
Titik leleh naftalen 800 C , panas peleburan molar 4.500 kal/ mol

Jawaban :
Log Xic =- 4.500 x (353-293)
2,303 x 1,987 293 x 353
= 0,27

NB: Panas peleburan masing masing bahan obat berbeda


(tabel 12.5, hal. 580)
Contoh tabel:
Titik Lebur dan Kelarutan dari Senyawa Xantin

SENYAWA T.L (0C) Kelarutan dalam


Air pada 300C
Teofilin 270-274 4,5
Kaffein 236 13,3
Etilteofilin 156-157 17,6
Propilteofilin 99-100 104,0
2. Larutan Non Ideal
Interaksi solut-solven
Aktivitas solut dalam larutan= γ
Log X2 = + log γ
Proses Kelarutan
Gaya atraksi antar molekuler :
Interaksi solut-solut, solven-solven, solut-solven

I W22
+
Solut Pelepasan molekul solut

II W11

Solven Pembentukan rongga di dalam solven

2W12
III +

Solven Molekul solut Larutan


Kerja Total = W = W22 + W11 – 2W12
Peningkatan Kelarutan
Senyawa Obat: senyawa organik
 Elektrolit lemah
 Non-elektrolit

Cara-Cara Peningkatan Kelarutan


1. Penyesuaian pH

Contoh : Senyawa organik: asam lemah dan basa lemah

HA + H2O ↔ H3O+ + A-
Konsep Bronsted-Lowry

Ka = Tetapan ionisasi asam


Peningkatan Kelarutan

 Sistem Dapar
Contoh:
Asetosal (asam asetil salisilat)  pKa=3.5
Codein  pKa=8

Asetosal lebih banyak berada dalam bentuk molekuler pada pH asam


Codein lebih banyak berada dalam bentuk molekuler pada ph basa.
Peningkatan Kelarutan
2. Pembentukan Senyawa Garam atau Ester yang Larut
Pelarutan dengan cara derivatisasi molekul
Hidrokortison + Anhidrat suksinat  Hidrokortison hemisuksinat

3. Pembentukan Senyawa Komplek


mA + D ↔ AmD
Keterangan:
A = Zat Aktif
D = Pembentuk senyawa komplek
Contoh :
 Turunan Xantin: Kaffein
 Turunan selulosa: β-siklodekstrin, maltodekstrin
 Polimer: PVP
 I2 + I- = I3 -

 Asam benzoat + diazepam = 1:1 complex


Peningkatan Kelarutan
4. Pelarut campur: kosolvensi
Kosolvensi: pembantu kelarutan
 Gliserin, propilenglikol, etanol
 Polietilenglikol (PEG-400)
Mekanisme:  Mengubah polaritas pelarut
 Meningkatkan interaksi solut-solven
 Menurunkan tegangan antar muka air-solut
hidrofob

5. Hidrotropi
Fenomena penambahan senyawa organik
 terjadi perusakan struktur air sehingga rongga penerimaan solut
lebih luas
Dikenal dgn metode “Salting In” yaitu dgn penambahan senyawa
garam anorganik.
Peningkatan Kelarutan
6. Solubilisasi misel
Surfaktan (Anionik, Kationik, Non-ionik, Amfoter)
Kapasitas kelarutan
 Jenis surfaktan
 Kapasitas misel: kadar surfaktan

Misel : 50-100 molekul sistem koloid yg berbentuk


(bola, lamelar)

Mekanisme:
• Perubahan tekanan antar muka
• Konduktivitas
• Densitas
• Tekanan osmotik
Nilai HLB: 15-18
FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA
KELARUTAN
1. Faktor Fisika
- Suhu
- Tekanan
2. Struktur molekul dan muatan dielektrik
- Interaksi dipol-dipol  momen dipol
- Interaksi dipol terinduksi-dipol terinduksi
- Ikatan hidrogen: intra dan inter
- Tetapan dielektrik
- Struktur molekul: perbandingan gugus polar dan non polar
- Sterik (ruang)
- Polimerisasi
FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA
KELARUTAN

3. Faktor Kimia
- Reaksi asam-basa
- Penambahan zat lain: “Salting out”
“Salting in”
“Hidrotropi”
- Senyawa komplek
- Solubilisasi
- Kosolvensi
Selamat Mengamalkan Ilmu

Anda mungkin juga menyukai