Anda di halaman 1dari 20

Kesehatan Kerja

(definisi, ruang lingkup, penyakit akibat


kerja & promosi kesehatan di tempat
kerja)

Dr. Robiana Modjo, SKM, MKes


Email: bian@ui.ac.id
Definisi Kesehatan Kerja
• Definisi Kesehatan Kerja mengalami proses perubahan
 relevan dengan perubahan ekonomi perusahaan,
pandangan tentang kerja, sistem kerja dan tentang
kesehatan.

• Perihal kerja, apakah sekedar :


– demi kesejahteraan bagi kepentingan diri sendiri, atau
– demi saling mengembangkan antara pekerja dan
pengusaha yang diwakili oleh manajemen perusahaan

• Perihal kesehatan, apakah sekadar :


– kesejahteraan fisik, mental dan sosial (WHO, 1948),
– atau juga kesejahteraan spiritual (WHO 1999)?

Jika secara kesehatan masyarakat konsep tersebut


benar, apakah secara kesehatan kerja sudah sesuasi
dengan konteks tempat kerja ?
Definisi Kesehatan Kerja menurut komisi gabungan
ILO/WHO tahun 1995 dapat diterjemahkan sebagai
berikut :
Suatu upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan
derajat kesejahtaraan fisik, mental dan sosial yang setinggi-
tingginya bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan
penyimpangan kesehatan diantara pekerja yang disebabkan
oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dalam
pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan
kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam
suatu lingkungan kerja yang diadaptasikan dengan
kapabilitas fisiologi dan psikologi; dan diringkaskan sebagai
adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia
kepada jabatannya.
Fokus utama upaya kesehatan kerja adalah untuk
mencapai tiga tujuan :
– mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan
pekerja dan kapasitas kerjanya
– memperbaiki lingkungan kerja dan pekerjaan yang
mendukung keselamatan dan kesehatan
– mengembangkan organisasi kerja dan budaya kerja ke
arah yang mendukung kesehatan dan keselamatan di tempat
kerja dan dalam mengerjakan yang demikian itu juga
meningkatkan suasana sosial yang positif dan operasi yang
lancar dan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.
Konsep budaya kerja yang dimaksudkan dalam kerangka ini
adalah suatu refleksi dari sistem nilai pokok yang diadopsi
oleh perusahaan tertentu. Budaya yang demikian itu
diwujudkan dalam praktek sebagai sistem manajemen,
kebijakan personalia, prinsip partisipasi, kebijakan pelatihan
dan manajemen mutu dari perusahaan .
• Definisi 1995 tersebut masih belum cukup baik,
antara lain karena belum memperbaiki paragraf
pertama yang mengandung definisi tentang
kesehatan. Maka Kesehatan Kerja bukan
hanya Higiene Industri, dan juga bukan
Kedokteran Okupasi. Kesehatan kerja dalam
sistemnya yang utuh tersusun atas 4
komponen:
1) Promosi Kesehatan Pekerja ,
2) Higiene Industri,
3) Ergonomi Industri ,
4 ) Pengembangan Organisasi Kerja dan
Budaya yang mendukung kesehatan
Definisi Kesehatan Kerja
Tiga fokus utama definisi kesehatan kerja menurut komite kerja
sama ILO dan WHO

• Pemeliharaan dan promosi kesehatan kerja serta


kapasitas kerja,
• Perbaikan lingkungan kerja dan pekerjaan sehingga
kondusif terhadap keselamatan dan kesehatan,
• Pengembangan organisasi dan budaya kerja dalam
arah yang mendukung kesehatan.
Penerapan Kesehatan Kerja di Indonesia

• Perkembangan struktur ekonomi masyarakat


dunia
• Perkembangan pelayanan kesehatan kerja di
Indonesia
• Tugas pokok
Perkembangan pelayanan Kesehatan Kerja di Indonesia
Kebutuhan kompetensi profesional

Tahap III
Tahap II

Tahap I

1970 1990 2020-------------


1900 1960
Tahap I
• Aktivitas sporadik
• Pelayanan kedokteran ( terapi dan rehabilitasi) penyakit umum
• Oleh perawat atau Dokter umum dan perawat
• Pasif menunggu pasien
• Orientasi penyakit (masyarakat umum mengira sebagai
pelayanan Kesehatan kerja)

Tahap II
• Pelayanan Kesehatan Kerja komprehensif
• tak lengkap, tak khusus
• Belum spesialisasi
• Dominan masih terapi dan rehabilitasi penyakit umum serta
penyakit akibat kerja
• Orientasi protektif dengan Higiene Industri, belum promotif
Tahap III

Pelayanan Kesehatan kerja fokus promotif dan protektif


(lengkap, khusus, multidisiplin, terstandarisasi)
A. Aktif bekerja dengan pekerja
Berorientasi risiko dan manajemen risiko
* Dokter Kesehatan Kerja, Perawat Kesehatan Kerja
*Promosionis kesehatan pekerja
*Higienis Industri
*Ergonomis Industri
*Pengembang organisasi kerja dan budaya kerja

B. Tim A berkoordinasi untuk


Terapi dan Rehabilitasi, dan surveillance medik dengan
*Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi dan Spesialis
Kedokteran lain, dalam bentuk out-sourcing.

 (keseluruhan A dan B berciri komprehensif).


Tugas Pokok Pelayanan Kesehatan Kerja
Ruang lingkup tugas atau fungsi pokok Kesehatan Kerja untuk jangkauan mikro tempat
kerja agar tercapai kualitas hubungan dan produktivitas optimal adalah sebagai
berikut
1.Inspeksi tempat kerja (walk through survey)
2. Penempatan pelamar kerja, melalui pemeriksaan kesehatan prakarya
3. Promosi kesehatan pekerja dan kapasitas kerja
4. Surveillance kesehatan pekerja dengan pemeriksaan kesehatan berkala, kembali bekerja,
umum, selesai tugas atau sebelum pensiun, kemampuan kerja pekerja senior, dan
monitoring biologi yang terkait dengan hazard lingkungan kerja, ergonomi, perilaku
hidup, organisasi kerja dan budaya kerja.
5. Surveillance faktor risiko lingkungan kerja (higiene industri) , pekerjaan (ergonomi),
organisasi kerja dan budaya kerja, kardiovaskuler dan peralatan perlindungan serta
pengendali umum dan individual, fasilitas higiene dan sanitasi.
6. Perbaikan mutu lingkungan kerja (Higiene Industri), pekerjaan (ergonomi), organisasi
kerja &budaya kerja, dan kompetensi perilaku kesehatan (terutama kardiovaskuler )
7. Perlindungan dengan alat pelindung diri dari hazard kesehatan yang tak dapat
terkendali dengan cara perbaikan teknik dan administratif .
8. Pertolongan pertama kepada cedera kecelakaan dan penyakit akut serta evakuasi
9. Pencatatan, pelaporan dan dokumentasi tentang kebijakan, pelaksanaan pelatihan
pekerja, partisipasi, pemajanan, proposal pengendalian, hasil dan evaluasi di bidang
kesehatan kerja yang dibuat untuk manajemen, serikat pekerja dan pemerintah.
10. Mengkoordinasikan terapi , rehabilitasi , dan kompensasi bagi pekerja yang sakit atau
cedera dengan cara bekerja sama dengan dokter spesialis kedokteran okupasi dan
spesialis kedokteran lain dan instansi terkait.

Catatan: Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia telah mengeluarkan peraturan


menteri tahun 1982 mengenai tugas pokok pelayanan kesehatan kerja (lihat lampiran)
Lampiran 1. TUGAS POKOK PELAYANAN KESEHATAN KERJA
(Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No.
Per.03/Men/1982, pasal 2)
Tugas pokok Pelayanan Kesehatan Kerja meliputi:
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan
kesehatan khusus
b. Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga
kerja
c. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
d. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitair
e. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga kerja
f. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat
kerja
g. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
h. Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk petugas
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
i. Memberikan nasihat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja,
pemilihan alat pelindung
diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan di tempat kerja
j. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja
Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai
kelainan tertentu dalam Kesehatannya
l. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada
pengurus.
Lamp 2. Berbagai jenis latar belakang personel Kesehatan Kerja

1. Untuk layanan Kesehatan Kerja tahap II (komprehensif tak


spesifik atau dasar )
Dokter dan Perawat dengan pelatihan dasar Kesehatan Kerja 10
minggu
2. Untuk layanan Kesehatan Kerja tahap III A ( fokus,
multidisiplin terstandarisasi)
melalui pendidikan 2 tahun setelah S1 bagi :
2.1. Dokter Kesehatan Kerja
2.2. Perawat Kesehatan Kerja
2.3. Promosionis Kesehatan Pekerja
2.4. Higienis industri (termasuk Toksikologis industri)
2.5. Ergonomis Industri
2.6. Pengembang Organisasi Kerja dan Budaya Kerja
3. Untuk layanan Kesehatan Kerja tahap III B
(komprehensif,multidisiplin, terstandarisasi)
Tim layanan Kesehatan Kerja tahap III A tersebut diatas
berkoordinasi atau ditambah dengan
Spesialis Kedokteran Okupasi dan Spesialis Kedokteran lainnya.
Lampiran 3.
Indikator kualitas Kesehatan Kerja dalam rangka manajemen
kualitas total

1. Kualitas Promosi Kesehatan Pekerja (kondisi faktor risiko


kardiovaskuler terutama perilaku hidup yang
meningkatkan derajat kesehatan dan kapasitas kerja )
2. Kualitas lingkungan kerja (kondisi faktor risiko kontaminan
fisika, kimia dan biologi lingkungan kerja )
3. Kualitas pekerjaan (kondisi faktor risiko ergonomi)
4. Kualitas Organisasi Kerja dan Budaya Kerja (kondisi faktor
risiko stres psikososial organisasi kerja dan budaya kerja )

Catatan : Indikator tambahan


-Kelengkapan immunisasi
-Akses kepada pelayanan medik
Ilmu Kesehatan Kerja
1. Ontologi = objek empiris  ilmu inti
• Pekerja  Promosi Kesehatan Pekerja
• Lingkungan  Higiene Indusri
• Pekerjaan  Ergonomi
• Pengorg. pekerjaan & budaya kerja
2. Epistemiologi = metode
• Manajemen risiko kesehatan
• Walk through survey
3. Aksiologi = manfaat
• Pekerja sehat, selamat, sejahtera, produktif
• Perusahaan: produktivitas, profit
Ruang Lingkup Kesja/OH
1. Penempatan pekerja -agar terjadi kesesuaian antara
kapasitas pekerja dgn lingkungan kerja, pekerjaan,
pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja.
Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan,
surveilans, RR & dokumentasi  Preventif
2. Promosi kesehatan di tempat kerja  Promotif
3. Perbaikan lingkungan kerja  Prev.
4. Perbaikan pekerjaan  Prev.
5. Pengembangan pengorganisasia pekerjaan & budaya
kerja  Prev.
Ruang Lingkup Kesja/OH
(UU 3/92, Per.03/Men/1982,
ICOH2005)
Ditambah
6. Pelayanan klinik berupa P3K (cedera/ penyakit akut),
Medical Emergency Plan, diagnosis, terapi, rahabilitasi dan
perhitungan cacat serta rujukan bagi pekerja yang
sakit/cedera  Kuratif & Rehabilitatif

Pelayanan Kesehatan Kerja


Komprehensif
Variasi Kesehatan akibat kerja
Prakerja Masa kerja Purna kerja

a
sehat sehat sehat

b
sehat sehat sakit sakit

c
sehat sehat meninggal

d
sehat sehat sehat sakit

Mana yang terbaik?


Pekerja

Organisasi kerja
Spiritualkerja
dan budaya

Fisikal

Behavioral

Pekerjaan

Gb. Model Ekologik kesehatan kerja


Pendekatan ekologik (ecological approach) tersebut menjelaskan bahwa kesehatan
pekerja tersusun atas dimensi kesejahteraan intelektual, emosional, spiritual,
fisikal (badan) dan behavioral (perilaku). Yang terakhir tersusun atas
kompetensi perilaku kesehatan , perilaku hubungan sosial dan perilaku
produktif. Ketiga kompetensi perilaku yang dapat diobservasi (overt behavior)
yang esensial bagi pekerja tersebut adalah hasil dari pengalaman belajar
(learning experience) , karena itu dapat dipelajari (learned) dan dapat
dilupakan (unlearned).

Pada tingkat mikro kesehatan pekerja tersebut dipengaruhi oleh 1)lingkungan kerja
(faktor risiko fisik, kimia, biologi), 2)pekerjaan (faktor risiko ergonomi), 3)
organisasi kerja dan budaya kerja (faktor risiko psiko-sosial).

Selanjutnya pada tingkat makro, kesehatan pekerja dipengaruhi oleh kondisi


kesejahteraan perusahaan, masyarakat, pemerintah nasional/wilayah, dan
badan-badan internasional (ILO/WHO, dll).

Pemahaman tersebut menjelaskan pengaruh, hubungan dan tanggung jawab


profesional

Kesehatan Kerja dalam interaksinya dengan berbagai fihak terkait.


• Petugas Kesehatan Kerja – Pekerja, termasuk pekerja kontraktor dan Serikat
Pekerja
• Petugas KesehatanKerja – Manajemen/Pengurus perusahaan
• Petugas Kesehatan Kerja - Masyarakat (Konsumen, Masyarakat
ilmiah/Organisasi profesi, Konsultan, Rumah Sakit, badan asuransi, pers ,
lembaga peradilan, lingkungan umum dan fasilitas masyarakat lainnya)
• Petugas Kesehatan Kerja- Pemerintah
• Petugas Kesehatan Kerja- Dunia Internasional

Anda mungkin juga menyukai