Anda di halaman 1dari 120

Kuliah

Umum
Tumbuh
Kembang-
Pediatri
Sosial

Yudianita Kesuma
Divisi Tumbuh Kembang-
Pediatri Sosial

Kegiatan harian:
– Senin  imunisasi, KPSP anak sehat
– Selasa  manajemen laktasi
– Rabu  Tumbuh Kembang (KPSP / Denver /
mCHAT/Conners/KMME, TDD, TDL)
– Kamis  MTBS
– Jumat  Ujian
Differences in CDC vs. WHO Breastfeeding Charts
To illustrate the difference between the charts produced by the CDC and the WHO,
the chart below shows both curves.
Short Stature

– Constitutional delay of growth and development (TH target height)


– Familial short
stature
– Severe growth
hormone
deficiency prior
to treatment
(TH target
height)
Latihan

Seorang anak laki-laki :


usia 9 bulan, BB 7,2 kg, PB 66 cm

Bagaimana status gizi anak tsb? Berapa BB


idealnya? (gunakan Growth Chart CDC dan
Z Score WHO)
66 cm

7,4 kg

7,2 kg
7,2 kg
KPSP
Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan
– Bisa dilakukan di sarana Pel. Kes. Dasar
– Yang dinilai : sosialisasi kemandirian,
gerak kasar & halus,
bahasa,
– Untuk anak 3 bulan – 6 tahun
Deteksi Dini Gangguan Perilaku

1. Bila ada keluhan orangtua atau kecurigaan petugas / guru / kader (tidak
rutin)

1. Dgn kuesioner daftar tilik untuk autisme (Checklist for autism in toddlers /
CHAT) bagi anak umur 18 bulan s/ 3 tahun.

2. Dgn Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) bagi anak 3 - 6 tahun.

3. Dgn kuesioner Abreviated Conner Rating Scale untuk Gangguan Pemusatan


Perhatian dan Hiperaktifitas (GPPH) bagi anak umur 3 tahun ke atas.
Daftar Tilik Deteksi Dini Autis (CHAT)
– Deteksi dini autis pada umur 18-36 bulan.
– Bila ada keluhan / kecurigaan dari orang tua/ pengasuh /
petugas karena ada 1 (satu) atau lebih
1. Keterlambatan bicara.
2. Gangguan komunikasi/ interaksi sosial.
3. Perilaku yang berulang-ulang.

– Tanyakan dan amati perilaku anak


– 9 pertanyaan untuk ibu/pengasuh (A): ya/ tidak
– 5 perintah bagi anak (B) : ya / tidak

Interpretasi (penafsiran) CHAT


– Risiko tinggi menderita Autis : tidak A5, A7, B2-4  rujuk
– Risiko rendah menderita Autis : tidak A7, B4
– Kemungkinan ggn perkembangan lain : tidak 3 atau lebih A1-
4, A6, A8-9, B1, B5
– Normal
Ringkasan kuesioner Autis (CHAT)
A. Pertanyaan pada orangtua / pengasuh
1. Senang di ayun-ayun, diguncang-guncang
2. Tertarik memperhatikan anak lain
3. Suka memanjat tangga
4. Suka main ciluk-ba, petak umpet
5. Bermain pura-pura membuat minuman
6. Meminta dengan menunjuk
7. Menunjuk benda
8. Bermain dengan benda kecil
9. Memberikan benda utk menunjukkan sesuatu
B. Pengamatan perilaku anak
• Anak memandang mata pemeriksa
• Anak melihat ke benda yang ditunjuk
• Bermain pura-pura membuat minum
• Menunjuk benda yang disebut
• Menumpuk kubus
Kuesioner Masalah Mental Emosional
(KMME)

– Bila ada kecurigaan orangtua / petugas (tidak


rutin) anak umur 3- 6 tahun
– 12 pertanyaan untuk deteksi dini masalah
mental - emosional, tiap 6 bulan
– Tanyakan pada orangtua / pengasuh.
– Catat jawaban “Ya”atau “Tidak”.
– Hitung jumlah jawaban “Ya”.
Interpretasi (penafsiran) KMME
Jawaban Ya > 1 : kemungkinan anak
mengalami masalah mental emosional.
Ringkasan isi kuesioner KMME
1. Sering terlihat marah
2. Menghindar dari teman-teman
3. Perilaku merusak dan menentang lingkungan
4. Takut atau kecemasan berlebihan
5. Konsentrasi buruk / sulit
6. Kebingungan
7. Perubahan pola tidur
8. Perubahan pola makan
9. Sakit kepala, sakit perut, keluhan fisik
10. Putus asa
11. Kemunduran perilaku
12. Perbuatan yang diulang-ulang
Intervensi (tindakan):

1. Bila ditemukan 1atau lebih masalah mental emosional :


• Lakukan konseling pada orang tua menggunakan Buku
Pedoman Pola Asuh yang mendukung perkembangan anak.
• Evaluasi setelah 3 bulan,
• bila tidak ada perubahan rujuk ke Rumah Sakit yang ada
fasilitas tumbuh kembang anak / kesehatan jiwa.

2. Bila ditemukan 2 atau lebih masalah mental emosional, rujuk


anak ke Rumah Sakit.

Dalam surat rujukan harus ditulisakan jumlah dan masalah mental


emosional yang ditemukan.
Kuesioner Deteksi dini Gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
(GPPH)

Bila ada keluhan orangtua atau kecurigaan petugas / guru /


kader (tidak rutin) umur > 3 thn
– 10 pertanyaan
– Terjadi di mana saja, kapan saja
– Nilai : 0 (tidak pernah); 1 (kadang-kadang); 2 (sering); 3
(selalu)
Interpretasi (penafsiran)
 Nilai > 13 kemungkinan GPPH

Intervensi :
 Nilai > 13 rujuk RS, tuliskan kelainan yang ada
 < 13 tetapi ragu, periksa ulang 1 bulan lagi
Ringkasan kuesioner deteksi
Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktifitas (GPPH)

1. Tidak kenal lelah, aktifitas berlebihan


2. Mudah gembira, impulsif
3. Mengganggu anak lain
4. Gagal selesaikan kegiatan, perhatian singkat
5. Gerakkan anggota badan / kepala terus menerus
6. Kurang perhatian, mudah teralihkan
7. Permintaan harus segera dipenuhi, mudah frustasi
8. Mudah menangis
9. Suasana hati mudah berubah, cepat dan drastis
10. Ledakkan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak terduga
Tes Denver

– Untuk skrining, bukan diagnostik


– Yang dinilai : sektor personal sosial
sektor motorik halus
sektor bahasa
sektor motorik kasar
* Untuk anak 0 – 6 tahun
Skala Baylay

– Untuk anak 0 – 30 bulan


– Tes diagnostik, untuk kemampuan intelektual & motorik
– Ada 3 bagian :
• Skala perkembangan mental
• Skala perkembangan motorik
• Rekaman perilaku
Tes Melani Comparetti

– Untuk anak 0 – 2 tahun


– Menilai perkembangan motorik
Tes Vojta

– Untuk diagnostik dini ggn motorik serebral


– Untuk anak 0 - 1 tahun
Pendengaran

– BBL, memberi respons terhadap suara


– Tahun I, menentukan lokasi suara

– Dampak ggn pendengaran : ggn bicara, belajar, perilaku

– Harus dilakukan pada setiap anak ggn bicara


Penglihatan

– BBL, visus 6/200, dapat mengikuti secara horizontal,


gerakan mata tidak terarah, seperti juling

– 6 minggu, kedua mata bergerak bersama-sama, tidak juling

– 3 tahun = visus orang dewasa


Penilaian psikologi

– Bila ada gangguan perilaku & kesukaran belajar

– Penilaian : * Analisa perilaku


* IQ (Inteligence Quotient)
* EQ (Emotional Quotient)
* SQ (Social Quotient)
Usia mental

– Dinilai dari perilaku dan reaksi thd stimuli


– Diukur dengan Development quotient (DQ) &
Intelegence quotient (IQ)

– IQ : Usia mental x 100%


Usia kronologis
IQ
– > 130 Sangat superior  Kreatif
– 120-129 Superior  Profesional
– 110-119 Diatas rata-rata  Kompeten (PT)
– 90-110 Rata-rata  Rata2 SLTA
– 80-89 Dibawah Rata2  Kerja disupervisi
– 70-79 RM perbatasan  Independen
– 52-69 RM ringan  Mampu didik
– 36-51 RM sedang  Mampu latih
– 20-35 RM berat  Hiegen dasar
– < 20 RM sangat berat  Tergantung seumur hidup
Manajemen Laktasi
10 langkah keberhasilan
menyusui
1. Mempunyai kebijakan tertulis tentang menyusui.
2. Melatih semua staf pelayanan kesehatan dengan keterampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut.
3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat dan manajemen laktasi.
4. Membantu ibu-ibu mulai menyusui bayinya dalam waktu 30 menit setelah melahirkan
5. Memperlihatkan kepada ibu-ibu bagaimana cara menyusui dan cara mempertahankannya
6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir
7. Melaksanakan rawat gabung
8. Mendukung pemberian ASI kepada bayi tanpa dijadwal.
9. Tidak memberikan dot/kempeng.
10. Membentuk dan membantu pengembangan kelompok pendukung ibu menyusui.
Keuntungan asi

– UNTUK BAYI:
1. Nutrien (Zat Gizi) yang sesuai
2. Mengandung zat protektif
3. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan
4. Menyebabkan pertumbuhan yang baik
5. Mengurangi kejadian karies dentis
6. Mengurangi kejadian maloklusi
Manfaat asi

– UNTUK IBU
1. Aspek kesehatan ibu
2. Aspek keluarga berencana
3. Aspek psikologis

– UNTUK KELUARGA
1. Aspek ekonomi
2. Aspek psikologis
3. Aspek kemudahan
Manfaat asi

– UNTUK NEGARA
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak
2. Mengurangi subsidi rumah sakit
3. Mengurangi devisa untuk membeli susu formula
4. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa
Kerugian air susu buatan /
formula

1. Pengenceran yang salah


2. Kontaminasi mikroorganisme
3. Menyebabkan alergi
4. Susu sapi dapat menyebabkan diare kronis
5. Penggunaan susu formula dengan indikasi yang salah
6. Tidak mempunyai manfaat seperti ASI
Posisi dan perlekatan

– Position/Posisi/Peletakan:
 bagaimana tubuh bayi menempel ke tubuh ibu

– Latch on/Pelekatan:
 bagaimana mulut bayi menempel ke payudara ibu (bagian
areola)
Tanda-Tanda Posisi yang baik

– Badan bayi menempel ke badan ibu


– Telinga dan badan bayi berada dalam
satu garis lurus
– Wajah bayi menghadap payudara ibu
– Badan bayi ditopang
Peletakan yang benar dan salah

1 2
Pelekatan yang benar /
salah

1 2
Tanda-tanda Pelekatan yang
baik

– C – Chin (Dagu) bayi menempel di payudara Ibu


– A – Areola (Bagian hitam sekitar puting) bagian bawah lebih banyak masuk
– L – Lips (Bibir) bayi terlipat keluar
– M – Mouth (Mulut) bayi terbuka lebar, seperti akan menelan bola
– • Pipi bayi cembung, tidak cekung
– • Tidak terdengar suara cup…cup…cup
– • Ibu nyaman dan tidak merasa sakit
Imunisasi
– Imunisasi adalah cara
untuk meningkatkan
kekebalan seseorang
terhadap suatu penyakit,
sehingga bila kelak
terpajan pada penyakit
tersebut ia tidak menjadi
sakit
Imunisasi Pasif

IMUNISASI
Imunisasi Aktif
(VAKSINASI)
Non spesifik/ Berbagai
Non adaptif/ macam
innate Antigen
Sistem imun

Adaptif/ Satu macam


Spesifik Antigen
Imun non-spesifik:
 Lini pertahanan pertama thd antigen
 Terdapat sejak lahir
 Co: Kulit; Selaput lendir mukosa sal. Cerna, napas, kemih;
enzim lisosom pd air liur; kelenjar limfe; makrofag
Imun spesifik:
 Dibentuk krn imun non-spesifik gagal mengatasi antigen
 Di aktivasi oleh makrofag yang menjadi APC (Antigen
presenting cell)
 Terdiri dari limfosit T dan limfosit B
 Membentuk sel memori  membentuk antibodi
Antibodi
Respon imun Seluler Akt. Sel Ig
CD4 B, Fagosit
efektor Makrofag Sel NK
IL-2,
CD4 Fagosit
IL-3, Sel T
Th1 Ekstrasel
TNF-α Sel B memori
memori

CD8 Killing
CD8 cell,
MHC I/II efektor
Tc Makrofag
Limfosit T Intrasel
Sel T
memori

IL-4, IL-5,
CD4 IL-6, IL-
Th2 10,
IL-13

CD8
Antibodi
Antigen T Indepenent Akt. Sel Ig
CD4 B, Fagosit
efektor Makrofag Sel NK
IL-2,
CD4 fagosit
IL-3, CD4
Th1
TNF-α
Vaksin Polisakarida Sel B memori
memori
Murni
CD8 Killing
CD8 cell,
MHC I/II efektor
Tc makrofag
Limfosit T
CD 8
memori

IL-4, IL-5,
CD4 IL-6, IL-
Th2 10,
IL-13

CD8
Antibodi
Respon imun humoral Akt. Sel Ig
CD4 B, Fagosit
efektor Makrofag Sel NK
IL-2,
CD4 fagosit
IL-3, CD4
Th1
Sel B Memori
TNF-α Sel B memori
memori
Sel B Plasma

CD8 Killing
CD8 cell,
MHC I/II efektor
Tc makrofag
Limfosit T Antibodi/
CD 8
Imunoglobulin
memori

IL-4, IL-5, Mikroba lisis


Netralisasi CD4 Opsonisasi & Inflamasi
IL-6, IL-
Mikroba & toksin
Th2 Fagositosis
10,
mikroba
IL-13

CD8
Respon imun primer
dan sekunder
Respon imun primer dan
sekunder
Antibodi
Sel T & B Memori Akt. Sel Ig
CD4 B, Fagosit
efektor Makrofag Sel NK
IL-2,
CD4 Fagosit
IL-3, Sel T
Th1 Ekstrasel
TNF-α Sel B memori
memori

CD8 Killing
CD8 cell,
MHC I/II efektor
Tc Makrofag
Limfosit T Intrasel
Sel T
memori

IL-4, IL-5,
CD4 IL-6, IL-
Th2 10,
IL-13
Jaringan Limfoid
CD8
Sel B memori Sel T memori

Jar Limfoid Jar Limfoid

Antigen

Antibodi >> T CD4 T CD8


Afinitas >>

Sitokin T sitolitik

Mikroba Mikroba
ekstraseluler intraseluler
Hal-hal yg menentukan keberhasilan imunisasi:
1. Status imun pejamu
2. Faktor genetik pejamu
3. Kualitas dan kuantitas vaksin
Status imun pejamu
 Tingkat kemampuan respon imun
Co: Neonatus, gizi buruk, imunodefisiensi
 Gangguan pengenalan antigen vaksin
Kualitas dan kuantitas vaksin
1. Cara pemberian (IK, SK, IM, IV, oral, nasal)
2. Dosis  sesuai rekomendasi uji klinis
3. Frekuensi pemberian
4. Adjuvan
5. Jenis vaksin (hidup/mati)
Persyaratan vaksin:
1. Mengaktivasi APC utk mempresentasikan antigen memproduksi sitokin
2. Mengaktivasi sel T & sel B utk membentuk banyak memori
3. Mengaktivasi sel Th dan sel Tc thd bbrp epitop antigen utk mengatasi variasi
respons imun yg ada dlm populasi krn adanya polimorfisme MHC
4. Memberi antigen yg persisten shg merangsang sel B sewaktu-waktu
menjadi sel plasma yg membentuk AB terus menerus shg kadarnya tetap
tinggi
JENIS VAKSIN

Live attenuated

Inactivated

Subunit

Polysaccaride

Conjugate

Recombinant

DNA
Live Attenuated Vaccine

 Berisi organisme hidup yang dilemahkan 


menimbulkan respon imun, tapi tidak menyebabkan
penyakit.
 Organisme dibiakkan pada host lain seperti binatang,
embrio telur atau kultur jaringan non patogen
Beberapa Live Attenuated
Vaccine
Keuntungan dan Kerugian
Live Attenuated Vaccine

KEUNTUNGAN KERUGIAN
– Stimulasi respon imun selular dan – Dapat kembali pada bentuk virulennya
humoral dan menyebabkan penyakit
– Jumlah sedikit – Tidak dapat diberikan pada individu
imunokompromais
– Pemberian tunggal dapat memberikan
proteksi jangka panjang – Diperlukan teknik penyimpanan yang
baik
– Meningkatkan respon imun terhadap
antigen – Dapat menyebar pada orang yang tidak
terimunisasi, namun hal ini juga bisa
– Pada pemberian oral dapat menjadi keuntungan
meningkatan imunitas mukosa dan
sintesis IgA
– Pemberian oral lebih murah
– Eliminasi virus tipe liar dari komunitas
Inactivated Vaccine

– Dihasilkan dengan cara membiakkan bakteri atau virus


dalam media pembiakan, kemudian dibuat tidak aktif
(inactivated) dengan penanaman bahan kimia (biasanya
formalin)
– Tidak menyebabkan penyakit dan tidak mengalami mutasi
menjadi patogenik
Beberapa Inactivated
Vaccine
Keuntungan dan Kerugian
Inactivated Vaccine

KEUNTUNGAN KERUGIAN
– Aman dan dapat diberikan pada individu – Dibutuhkan jumlah banyak untuk
dengan imunodefisiensi menstimulasi imunitas karena
mikroorganisme tidak berkembangbiak
– Tidak bermutasi menjadi bentuk
patogen – Membutuhkan periodic booster
– Teknik penyimpanan tidak seperti vaksin – Kebanyakan berupa injeksi
hidup – Reaksi anafilaksis pada neomisin atau
streptomisin pada inactivated polio
vaccine
– Hipersensitivitas pada telur pada
penerima vaksin influenza
– Inaktivasi, dapat mengubah antigenisitas
Vaksin Subunit

– Mengandung antigen dimurnikan, bukan keseluruhan organisme


– Berisi antigen tunggal untuk imunitas
– Terdiri dari toksoid, fragmen subselular, atau antigen permukaan
– Efektifitas vaksin subunit ditingkatkan dengan adjuvan
Beberapa vaksin Subunit
Keuntungan dan Kerugian
vaksin Subunit

Keuntungan Kerugian
– Aman diberikan pada – Antigen tidak seperti
imunokompromais bentuk awalnya, sehingga
– Kurang menimbulkan efek antibodi yang diproduksi
samping tidak sama dengan
protein yang dikenal pada
permukaan patogen
– Protein isolasi tidak dapat
merangsang sistem imun
seperti vaksin whole
organisme
Polisakarida murni

– Dibawah 2 tahun  tidak memberi respon terhadap


antigen polisakarida (sistem imun masih imatur)
– Antigen polisakarida merupakan T independen
menimbulkan imunitas jangka pendek

– Booster response tidak ada


– Antibodi yang timbul didominasi IgM (IgG sedikit)
– Contoh vaksin polisakarida murni:
– Pneumokokus (PPV 23)
– Meningokokus (MPSV4)
Conjugate Vaccine

– Memerlukan protein lain sebagai karier

– Meningkatkan respon imun dengan pemberian


ulangan/booster

– Merupakan respon imun T dependen

– Dapat diberikan mulai umur 2 bulan


– Contoh:
– Haemophilus influenzae tipe B  polisakarida berkonjugasi
dengan protein difteri/tetanus/N. meningitidis
– Pneumokokus  polisakarida berkonjugasi dengan protein
Difteri (PCV)
– Meningokokus (MCV40  berkonjugasi dengan protein difteri
Recombinant Vaccine

– Diproduksi menggunakan teknik DNA rekombinan atau rekayasa genetik


– Strategi yang digunakan:
– V Hep B  dihasilkan dgn memasukkan segmen gen VHB ke dalam gen sel ragi

– V Tifoid (Ty21a)  Bakteri Salmonella typhi yg secara genetk diubah (modified)


 tidak menyebabkan sakit

– Tiga dari 4 virus yg berada pd vaksin rotavirus hidup adalah rotavirus kera rhesus
yg diubah (modified)  bila berreplikasi menghasilakan antigen rotavirus
manusia
– Contoh:
– Vaksin Virus Hepatitis B (HBV) merupakan vaksin recombinant subunit
– Virus vaccinia dapat direkayasa untuk mengekspresikan antigen protein HIV,
rabies
– Toksin kolera B sub unit
– Salmonella typhimurium direkayasa untuk mengekspresikan antigen Vibrio
cholerae
– Reassortment genome antara strain manusia dan unggas untuk membuat vaksin
influenza
Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan Kerugian
– Vektor aman dan juga – Mahal
mudah untuk tumbuh – Hati-hati pada individu
– Antigen yang tidak imunodefisiensi
menimbulkan imunitas
atau merusak respon
dapat dihilangkan dari
vaksin
DNA Vaccine

– Masih dalam tahap eksperimen

– Keuntungan

– Sangat stabil, tahan terhadap suhu ekstrim dan penyimpanan dan transportnya mudah

– DNA sequence dapat dengan mudah dirubah di laboratorium

– DNA yang dimasukkan tidak bereplikasi, dan mengkode hanya protein tertentu

– Karena antigen dipresentasikan, respon cell-mediated dapat langsung terhadap antigen pada patogen
– Kerugian
– Potensial integrasi DNA kedalam host genom menyebabkan
mutagenesis insersi
– Induksi respon autoimun: antibodi anti-DNA dapat diproduksi
terhadap DNA
– Induksi toleransi imunologi: ekspresi antigen pada host dapat
menyebabkan antigen non-responsif

Anda mungkin juga menyukai