Anda di halaman 1dari 40

Referat

RADIOLOGI KONVENSIONAL PADA


PNEUMONIA

Oleh
Dwi Tika Septiany,S.Ked
Pembimbing
dr. Sulastri Chen Panjaitan,Sp.Rad
KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BENGKULU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARGAMAKMUR
BENGKULU
2016 2
Latar belakang
 Pneumonia memiliki angka mortalitas dan
morbiditas yang tinggi

 Pneumonia merupakan peradangan pada


parenkim paru hingga ke alveolus

 Masalah di negara maju dan berkembang,


bahkan setelah ada antibiotik

 Identifikasi pneumonia harus jelas


ANATOMI PARU
Anatomi paru
Pneumonia

 Peradangan yang mengenai parenkim paru,


bronkiolus terminalis distal sampai ke alveoli
 Peradangan ini menimbulkan konsolidasi jaringan
paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang
disebabkan oleh infeksi mikroorganisme
Insidensi

 Prevalensi nasional ISPA yaitu sebesar 25 %,


dan terjadi peningkatan prevalensi pneumonia
11,2% pada tahun 2007 menjadi 18,5% pada
tahun 2013. Insiden tertinggi pneumonia balita
terdapat pada kelompok umur 12-23 bulan
(21,7%).
 Laki-laki lebih sering terkena dibanding
perempuan
Etiologi
Faktor Risiko
 Usia diatas 65 tahun  Kanker( terutama kanker
 Aspirasi sekret orofaringeal paru )
 Infeksi pernapasan oleh virus  Trakeostomi atau pemakaian
endotrakeal
 Sakit yang parah yang
menyebabkan  Bedah abdominal atau toraks
imunodefisiensi seperti (  Fraktur tulang iga
diabetes mellitus)  Pengobatan dengan
 Penyakit pernapasan kronik imunosupresif
(COPD, asma kistik fibrosis)  AIDS
 Riwayat merokok
 Alkoholisme
 Malnutrisi
Patogenesis
Pertahanan Mikroorganisme
Tubuh patogen

makrofag
Respon Mediator
inflamasi inflamasi

Surfaktan Sekresi purulen


A&D
Leukositosis

Kebocoran kapiler
Mukosiliaris
dan limfatik

Infiltrat pada
gambaran
IgA radiografik
KLASIFIKASI

A. Berdasarkan klinis dan epidemiologi


 Pneumonia komuniti (Community-acquired
pneumonia= CAP)
 Penumonia nosokomial (Hospital-acquired
Pneumonia= HAP)
 Pneumonia pada penderita
immunocompromised Host
 Pneumonia aspirasi
KLASIFIKASI

B. Berdasarkan lokasi infeksi


 Pneumonia lobaris
 Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)
 Pneumonia interstisial
Gambaran Klinis

Gejala-gejala pneumonia serupa untuk semua jenis


pneumonia. Gejala-gejala meliputi:
Gejala Mayor: 1.Batuk
2.Sputum produktif
3.Demam (suhu > 37,80c)
Gejala Minor: 1. Sesak napas
2. Nyeri dada
3. Konsolidasi paru pada
pemeriksaan fisik
4. Jumlah leukosit >12.000/L
Pemeriksaan Laboratorium

 Pada pemeriksaan laboratorium terdapat


peningkatan jumlah leukosit, biasanya
>10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul,
dan pada hitungan jenis leukosit terdapat
pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED.
Pemeriksaan Laboratorium

 Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan


pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi.
Kultur darah dapat positif pada 20-25% penderita
yang tidak diobati.
 Analisa gas darah menunjukkan hipoksemia dan
hiperkarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi
asidosis respiratorik.
1.Pneumonia Lobaris

Konsolidasi awalnya terjadi di daerah paru dekat dengan


pleura viseral  menyebar secara sentripetal menuju
pori-pori kohn (pore of kohn)  konsolidasi pada satu
segmen  menjalar sampai mengisi satu lobus
Gambaran Radiologis
1.Pneumonia Lobaris

• Perselubungan padat
homogen atau inhomogen
• Batas tidak tegas, kecuali
jika mengenai 1 segmen
lobus
• Volume paru tidak berubah
• Tidak tampak deviasi
trachea / septum / flssure
• Air bronchogram
 Air bronchogram

Bayangan udara yang


terdapat di dalam
percabangan bronkus yang
dikelilingi bayangan opak
rongga udara .
Pada posisi PA dan lateral tampak perselubungan homogen pada
lobus paru kanan tengah dengan tepi yang tegas. Lapangan paru
lainnya masih tampak normal. Cor, sinus, diafragma tidak tampak
kelainan. Pnemonialobaris ini paling sering disebabkan oleh Strep.
Pneumonia
Hasil CT scan dada ini menampilkan gambaran hiperdens di
lobus atas kiri sampai ke perifer.
Gambaran radiografi foto polos
pneumonia bakterialis

• Tampak gambaran gabungan


konsolidasi berdensitas tinggi
pada satu segmen/lobus (lobus
kanan bawah PA maupun lateral)
• Air bronchogram biasanya
ditemukan pada pneumonia jenis
ini.
Pneumonia pneumococcal

opasitas dengan batas


jelas di lobus bawah
kanan
2. Bronchopneumonia (Pneumonia
Lobularis)

MO menyerang bronkiolus  mengakibatkan nodul sentrilobular


dan gambaran cabang bronkus yang berdensitas opak 
konsolidasi mengenai daerah peribronkial  berkembang menjadi
lobular  subsegemntal  segmental  bisa terjadi multifokal ,
tepi tidak rata, corakan bronkovaskular kasar akibat dinding
cabang bronkus yang menebal
2. Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)

Pada gambar ini


tampak konsolidasi
tidak homogen di
lobus atas kiri dan
lobus bawah kiri.
Tampak perselubungan
inhomogen pada lobus
medius di kedua
lapangan paru
3. Pneumonia Interstisial

Terjadi edema dinding


bronkioli dan juga edema
jaringan interstitial
prebronkial. Radiologis
berupa bayangan udara
pada alveolus masih
terlihat, diliputi oleh
perselubungan yang tidak
merata.
PENATALAKSANAAN

 Dalam mengobati penderita pneumonia perlu


diperhatikan keadaan klinisnya. Bila keadaan
klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat
dirawat dirumah.
Penderita yang tidak dirawat di RS:
 Istirahat ditempat tidur, bila panas tinggi di
kompres
 Minum banyak
 Obat-obat penurunan panas, mukolitik,
ekspektoran
 Antibiotika
Penderita yang dirawat di Rumah Sakit,
penanganannya di bagi 2 :

Penatalaksanaan Umum
 Pemberian Oksigen
 Pemasangan infuse untuk rehidrasi dan koreksi
elektrolit
 Mukolitik dan ekspektoran, bila perlu dilakukan
pembersihan jalan nafas
 Obat penurunan panas hanya diberikan bila suhu >
40oC, takikardi atau kelainan jantung.
 Bila nyeri pleura hebat dapat diberikan obat anti
nyeri.
Terapi suportif
oksigen Drainase empiema
bila ada

Humidifikasi Ventilasi
dengan nebulizer mekanis

fisioterapi ionotropik

Pengaturan Kortikosteroid
cairan pd sepsis berat

Nutrisi
cukup kalori
 Pengobatan Kausal
Dalam pemberian antibiotika pada penderita
pneumonia sebaiknya berdasarkan MO
(Mikroorganisme) dan hasil uji kepekaannya,
DIAGNOSIS BANDING
A.Tuberculosis Paru (TB)
• Tampak gambaran cavitas
pada paru lobus atas
kanan
• Tampak infiltrat di lobus
atas paru kanan
B. Atelektasis
• Mirip dengan pneumonia tanpa
air bronchogram.
• Terdapat penarikan jantung,
trakea, dan mediastinum ke
arah yang sakit
C. Efusi Pleura

• Tedapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan


jantung ke arah paru yang sehat.
• Tampak meniscus sign.
D. Karsinoma bronkogenik
• Tampak Cavitas dengan air
fluid level.
• Cavitas dengan dinding
tebal , tidak merata, dan
noduler
• Kavitas yang jinak berlokasi
di sentral dengan dinding
yang reguler
• Kavitas soliter yang ganas
memiliki kavitas eksentrik
dengan dinding ireguler
Kesimpulan

 Pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru, distal dari


bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius
dan alveoli yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus,
jamur, protozoa).
 Penegakan diagnosis pneumonia berupa gambaran klinis,
pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan radiologis
 Gambaran radiologis pneumonia berupa: Perselubungan
homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus atau segmen
paru secara anatomis. Batasnya tegas walaupun pada mulanya
kurang jelas. Volume paru tidak berubah, tidak tampak deviasi
trakea/septum/fissure. Silhoutte sign (+) bermanfaat untuk
menentukan lesi paru; batas paru dengan lesi dengan jantung
hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan jantung atau di
lobus medius kanan.

Anda mungkin juga menyukai