Farhan Blok 27 Fix
Farhan Blok 27 Fix
Rumusan Masalah
Ibu A, 38 tahun G2P1A0 hamil 16 minggu dengan kelainan USG
Hygroma Colli.
Mind Map
Anamnesis
Prenatal
PF & PP
Diagnosis
RM
Tatalaksana DD
Patof
Anamnesis
• Identitas
• Keluhan Utama KU: Melakukan Antenatal Care
• Riwayat Penyakit Sekarang RPS: Usia kehamilan 16 minggu
• Riwayat Haid R.Kehamilan: G2P1A0
• Riwayat kehamilan
RPD: (-)Kelaianan berulang dan infant
• Riwayat penyakit dahulu death
Non-infasif Infasif
Pemeriksaan Non Invasif
• Ultrasonografi
• sebagai prosedur skrining, untuk fetal viability, growth, deteksi anomali fetal. Waktu terbaik 16-
18 minggu
• Detailed USG dikerjakan bila ada risiko kelainan spesifik
• Investigasi lanjutan yang lebih detail, seperti fetal karyotyping; kadang-kadang terjadi, karena
pada USG ditemukan kecurigaan suatu fetal features yang khas: mis: nuchal translucency, hygroma
coli
Amniosintesis
• Tindakan aspirasi cairan amnion melalui perut (10-20 ml)
• Dilakukan pada usia kehamilan 14-20 minggu.
• Wanita hamil usia > 35 tahun untuk mendeteksi kelainan kromosom
pada janin.
Chorionic villus sampling
• Dilakukan pada awal kehamilan pada 9-12 minggu usia kehamilan.
• Pemeriksaan ini dapat mendeteksi anomali kromosom, defek gen
spesifik dan aktivitas enzym yang abnormal dalam kehamilan
terutama pada penyakit turunan.
• Jaringan villi dapat diambil dengan teknik tranvaginal maupun
transabdominal.
Komplikasi CVS
• Abortus dan hubungan antara tindakan ini dengan kejadian reduksi
anggota gerak.
• CVS yang dilakukan pada kehamilan < 9 minggu mempunyai risiko
untuk reduksi anggota gerak 10-20 kali lebih besar dibandingkan
dengan CVS yang dilakukan setelah usia > 11 minggu.3
• Kontaminasi jaringan desidua ibu pada sampel yang dikultur dapat
memberikan hasil negatif palsu, dan hal ini sering terjadi bila hanya
sedikit sampel yang terambil.
Kordosintesis
• Pengambilan darah janin dengan tuntunan USG
menggunakan jarum spinal ukuran 20-22 melalui
perut ibu ke dalam tali pusat ( vena umbilical).
• Fluorescent insitu hybridization (FISH) merupakan
teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosa
keadaan aneuploid seperti trisomi dan monisomi X.
Pada keadaan infeksi fetus oleh virus seperti
rubella, CMV, dan toxoplasmosis, IgM atau DNA
virus dapat jga terdeteksi pada sarah janin.
Identifikasi istilah yang tidak diketahui
• Hipertelorism
• Down’s ear
• Simian crease
• Hypotonia & CHD
• Developmental delay
• Mental retardasi : IQ: 49
Tatalaksana
• Seorang bayi dengan diagnosis prenatal sebagai kista hygroma harus dilahirkan di
pusat pelayanan kesehatan yang memiliki sarana lengkap untuk mewaspadai
komplikasi neonatal
• Setelah lahir, neonatus dengan kista hygroma yang persisten harus diawasi terhadap
obstruksi jalan napas. Observasi neonatus oleh neonatalogist setelah lahir sangat
direkomendasikan.
• Indikasi pengobatan adalah apabila terjadi infeksi pada lesi, respiratory distress,
disfagia, perdarahandi dalam kista, peningkatan ukuran yang tiba-tiba, dan terbentuk
sinus.
Tatalaksana
• Pengobatan yang dapat diberikan yaitu agen sclerosing, seperti OK-432
(galur tidak aktif grup A Streptococcus pyogenes), etanol murni,
bleomycin, sodium tetradecyl sulfate, dan doxycycline.
• Hygroma colli yang sedang mengalami infeksi harus diobati dengan
antibiotic intravena, operasi definitive harus dilakukan setelah infeksi
selesai
• Melakukan tindakan reseksi bedah, tetapi radioterapi masih belum
terbukti efektifitasnya.
Edukasi
• Memberitahukan kepada pasien bahwa yang di alami janinnya adalah
kelainan hygroma colli
• Memberitahukan bahwa ada kemungkinan kematian pada janin karena
kegagalan drainase ssistem limfatik
• Bisa terjadinya kista setelah lahir di leher dan membutuhkan eksisi oleh
ahlinya
Prognosis
• Prognosa penderita sangat tergantung dari usia saat pertama kali
diketahui. Semakin cepat terdiagnosa dan semakin cepat diberikan
terapi maka dapat diperbaiki kondisi pertumbuhannya.
Kesimpulan
• Kista Higroma Coli merupakan salah satu kelainan kongenital yang disebabkan
oleh obstruksi saluran limfe yang menyebabkan dilatasi sakus limfe dan berubah
menjadi massa kistik.
• Pada ibu hamil, diagnosis prenatal kista higroma dapat dilakukan dengan
menggunakan USG yang mana akan didapati tampak masa kistik yang multisepta
dan berdinding tipis. Pemeriksaan prenatal diagnosis lainnya juga bisa dilakukan
untuk mengetahui apakah pada bayi tersebut disertai defek lainnya. Pemeriksaan
lanjutan meliputi amniosintesis atau CVS untuk melihat abnormalitas kromosom
atau sindrom genetic spesifik.