Anda di halaman 1dari 22

BUDIDAYA TANAMAN PALA

Harith Ali, SP
Konsultan Pertanian

Smallholder Lovelihood Development


Project Of East Indonesia
Umum
1. Keadaan Iklim
• Secara umun tanaman pala tumbuh dan berproduksi dengan baik pada
daerah dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl., dengan suhu udara
optimum berkisar antara 20°C-30°C, kelembapan antara 50%-80%, curah
hujan antara 2.000 mm-3.500 mm/tahun, dan tempatnya terbuka (mendapat
cukup sinar matahari). Jumlah curah hujan yang baik bagi pertumbuhan
dan produksi tanaman pala belum diketahui dengan pasti, tetapi dari
pengalaman menunjukkan bahwa curah hujan 2.175 mm-3.550 mm/tahun
merupakan curah hujan yang baik bagi pertumbuhan tanaman pala. Makin
tinggi curah hujan makin tinggi pula produksi yang dihasilkan.

2. Keadaan Tanah.
• Pada prinsipnya tanaman pala dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah.
• Pada tanah miskin hara, tanaman pala masih dapat tumbuh apabila
disertai pemupukan dan perawatan yang baik.
• Tanaman pala peka terhadap genangan air (becek),
Lanjutan…
• Tanaman Pala termasuk tanaman berumah
dua (dioecious), sehingga dikenal ada tanaman
jantan, betina dan hermaprodit. Buah
hanya dihasilkan oleh tanaman betina dan
hermaprodit, sedangkan tanaman jantan hanya
menghasilkan bunga yang diperlukan untuk
penyerbukan.Tanaman betina lebih banyak
menghasilkan buah dibandingkan dengan yang
hemaprodit, sehingga untuk tujuan komersial
yang dikembangkan adalah tanaman betina dan
jantan.
Teknik Budi Daya Tanaman Pala

1. Penyiapan Lahan
• Pembukaan Lahan
• Pengolahan Tanah
• Pembuatan Lubang Tanam
2. Penyiapan Bibit

• Bibit tanaman pala yang siap ditanam adalah


bibit yang telah berumur lebih dari satu tahun
dan tidak lebih dari dua tahun. Jika umur bibit
melebihi dari ketentuan tersebut karena
terlalu lama di tempat pembibitan, maka
pertumbuhannya akan terhambat dan akarnya
berlipat-lipat.
Generatif dan Vegetatif
 Biji
Biji yang digunakan sebagai benih harus
berasal dari buah pala yang benar-benar
masak. Buah pala yang bijinya akan digunakan
sebagai benih hendaknya berasal dari pohon
pala yang mempunyai sifat-sifat seperti pohon
dewasa yang pertumbuhannya sehat, mampu
berproduksi tinggi, dan kualitas produksinya
baik
Lanjutan…..
 Cangkok
Tanaman pala tergolong mudah untuk dicangkok. Bila
perbanyakan dilakukan dengan pencangkokan, dianjurkan
untuk memilih batang-batang tanaman pala yang produktif.
Batang-batang yang kurang produktif itu biasanya terletak
di bagian bawah pohon pala.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih
cabang yang akan dicangkok adalah sebagai berikut:
• Dari pohon yang tumbuhnya sehat dan mampu
memproduksi buah cukup banyak.
• Dari pohon yang sudah berumur 12-15 tahun.
• Batang atau cabang yang sudah berkayu, tetapi tidak terlalu
tua atau terlalu muda
Lanjutan……
 Penyambungan
Pada dasarnya sistem penyambungan ini
adalah menempelkan bagian tanaman yang
dipilik ke bagian tanaman lain sebagai
induknya, sehingga membentuk satu tanaman
bersama. Sistem penyambungan ini ada dua
cara, yakni:
a. Penyambungan pucuk (grafting)
b. Penyambungan mata (okulasi)
Lanjutan…..
 Penyusuan
Sistem penyusuan ternyata lebih baik dibandingkan dengan
sistem cangkok ataupun okulasi, sebab batang bawah
(onderstem) dan batang atas (entrys) tidak harus
mempunyai unsur yang sama. Batang bawah dapat berupa
tanaman muda yang berasal dari cabang atau ranting
pohon yang sudah berbuah.dalam sistem penyusuan ini,
ukuran batang bawah dan batang atas harus sama besar
(kurang lebih sebesar jari tangan orang dewasa). Dalam
waktu 4-6 minggu, penyusuan ini sudah dapat dilihat
hasilnya. Jika batang atas daunnya tidak layu, maka
penyusuan itu dapat dipastikan berhasil.
Lanjutan….
 Stek
Tanaman pala dapat diperbanyak pula dengan
stek tua dan muda yang diperlakukan dengan
0,5% larutan hormon IBA (Indole Butyric Acid).
Penyetekan dengan penggunaan hormon IBA
0,5%, biasanya pada umur 4 bulan setelah
dilakukan penyetekan sudah keluar akar-
akarmya. Kemudian 3 bulan berikutnya sudah
tumbuh perakaran yang cukup banyak..
3. Penanaman
• Pengaturan jarak tanam sangat penting karena
tanpa mengatur jarak tanam yang tepat, maka
tanaman tidak dapat berproduksi secara
maksimal. Jarak tanam pada tanah datar
adalah 9 m x 10 m, sedangkan pada tanah
bergelombang(bukit) 9 m x 9 m.
4. Pemeliharaan Tanaman

• Penyulaman
• Pengairan
• Penyiangan dan Penggemburan Tanah
• Pohon pelindung
• Pemupukan
• Pananaman Tanaman Sela
Hama dan Penyakit Tanaman PALA
A. Hama
1. Penggerek Batang (Batocera spp.)
Lanjutan……..
• 2. Rayap
Lanjutan ……..
3. Kumbang (areoceum foriculatus)
B. Penyakit
1. Busuk Buah Kering
• Penyebab penyakit busuk buah kering adalah
cendawan (jamur) Siigmina myristicae
• Gejala serangan yang dapat diamati secara visual
adalah pada buah yang terinfeksi mula-mula terdapat
bercak-bercak kecil bulat bergaris tengah kurang lebih
0,3 cm, berwarna cokelat atau mengendap (cekung).
• Pengendalian penyakit busuk buah kering dapat
dilakukan dengan cara mengurangi kelembaban
dengan mengadakan pembersihan gulma dan sanitasi
kebun.
Lanjutan
2. Busuk Buah Basah
• Penyebab penyakit busuk buah basah
adalahcendawan (jamur) Colletotrichum
gloeosporioides
• Gejala serangan yang dapat diamati adalah paha
pangkal buah yang terinfeksi terdapat bercak-
bercak berwarna cokelat.
• Pengendalian penyakit busuk buah basah dapat
di lakukan dengan cara menjaga kebersihan
(sanitasi) kebun dan memetik buah yang
terserang
Lanjutan
3. Busuk Buah dan Gugur Daun
• Penyebab penyakit busuk buah dan gugur daun adalah cendawan
(jamur) phythopthora palmivora
• Gejala serangan penyakit ini adalah terdapat bercak-bercak kecil
berwarna kehitaman pada buah yang masih muda. Bercak tersebut
terus meluas, sehingga akhirnya buah menjadi pecah, Serangan
pada buah pala yang masak menyebabkan kulit buah bebercak-
bercak berwarna kuning sampai cokelat tua kehitaman. Daun dan
pangkal daun yang terinfeksi menjadi berwarna cokelat tua
kehitaman, daun rontok, dan akhirnya pohon menjadi gundul.
• Pengendalian penyakit busuk buah dan gugur daun dapat dilakukan
dengan cara mengatur jarak tanam yang lebar (jarang),
pemangkasan bagian tanaman yang sakit, dan sanitsi kebun.
Lanjutan….
4. Terbelah putih
• Penyebab penyakit terbelah putih adalah cendawan
(jamur) Coreneum sp.
• Gejala serangannya adalah terdapat bercak-bercak kecil
berwarna ungu kecokelatan pada bagian luar daging
buah yang berumur antara 5-8 bulan.
• Pengendalian penyakit terbelah putih dapat dilakukan
dengan cara membuat saluran pembuangan air
(drainase) yang baik, pengasapan belerang di bawah
pohon dengan dosis 100 gram belerang/pohon dan
membuang buah-buah yang terserang,
Lanjutan….
5. Pecah Buah Mentah
• Penyakit pecah buah mentah disebut penyakit fisiologis yang
disebabkan oleh beberapa factor, di antaranya umur pohon telah
tua, penyerbukan dan pembuahan yang menyimpang, sifst-sifat
keturunan, jarak tanam rapat, dan kondisi kebun tidak terpelihara.
• Serangan penyakit fisiologis biasanya terjadi pada buah yang
berumur 4-6 bulan. Gejala serangan yang dapat diamati adalah
buah pecah, sehingga biji dan fuli yang masih berwarna putih
kemerahan sampai merah muda terlihat dari luar.
• Pengendalian penyakit fisiologis dapat dilakukan dengan cara
memelihara tanaman secara intensif, terutama pemupukan dan
sanitasi kebun.
Penyakit Lain
• Penyakit lain yang sering ditemukan adalah kanker
batang dan rumah laba-laba. Penyakit kanker
batang menyerang batang, cabang,dan ranting,
sehingga membengkak. Sedangkan penyakit rumah
laba-laba menyerang cabang, ranting, dan daun, yang
menimbulkan gejala daun mengering, kemudian diikuti
oleh ranting serta cabang.
• Pengendalian kedua jenis penyakit ini dapat dilakukan
dengan cara membersihkan kebun dari semak belukar,
memangkas bagian yang terserang dan kemudian
membakarnya.
Kesimpulan
• Segala sesuatu yang kita budidayakan harus
kita rawat dengan baik, karena tanaman yang
kita rawat dengan baik akan mendatangkan
keuntungan bagi kita sendiri.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai