Anda di halaman 1dari 71

Oleh

Tina Mulya Gantina, MT.


Pengolahan secara fisika-kimia
Sedimentasi dan klarifikasi
 Pada beberapa power plant digunakan untuk membebaskan air dari
bahan tersuspensi. Hal ini dapat dicapai dengan cara simple settling
(sedimentasi) dalam badan perairan yang relatif luas seperti danau
atau reservoir .
 Hal ini juga dikembangkan dengan penambahan alat clarifier, bahan
kimia koagulasi, dan alat pemisah dan penghilang padatan koagulasi.

Koagulasi
 Digunakan tambahan bahan kimia koagulasi agar materi tersuspensi
halus diubah menjadi koloid atau partikel yang lebih besar sehingga
partikel tersebut menjadi lebih cepat turun.
 Bahan-bahan kimia yang biasa digunakan diantaranya: aluminum
sulfate, Al2(S04)3, sodium aluminate, Na2Al204; ferrous sulfate,FeS04;
ferric sulfate, Fe2(S04)3; and ferric chloride, FeCl3.
 Koagulasi ini menghasilkan jelly seperti spongi dari floc.
 Koagulasi dengan aluminium, ferrous atau ferric sulfates, dan ferric
chloride memerlukan alkalinitas, yang dalam air alam biasanya sebagai
karbonat atau bikarbonat. Sehingga reaksi-reaksi kimianya diberikan
sebagai berikut:
 Bahan aditif yang digunakan dalam proses klarifikasi untuk
menghilangkan bahan tersuspensi, misalnya silika aktif, lumpur
bentonit, karbon aktif bubuk dan polymer organik (polyelectrolytes)
 Clays dan activated carbon digunakan untuk proses sedimentasi
 Coagulant seperti polyelectrolytes digunakan untuk meningkatkan
ukuran partikel dan kestabilan dalam proses koagulasi.
 Tahap-tahap proses koagulasi secara skematik diperlihatkan pada
Gambar 1.
 Gambar 2 dan 3 mengilustrasikan beberapa perbedaan tipe klarifikasi
yang biasa digunakan.
 Pada kebanyakan power plant diterapkan resirkulasi lumpur (slurry
recirculation), khususnya untuk softening.
Gambar 1 Skematik diagram proses koagulasi pada pengolahan air
di pembangkit
Gambar 2. Proses koagulasi (Typical sludge blanket
type solids contact unit)
Gambar 3. Typical slurry recirculation type solids contact device
Aerasi
 Aerasi merupakan pencampuran udara dan air sehingga bahan-bahan
gas ditransfer ke dalam atau keluar air.
 Misalnya oksigen ditambahkan ke air dengan aerasi untuk
mengoksidasi besi, mangan dan bahan organik lainnya dalam air.
 Aerasi air super jenuh digunakan karbon dioxida, hidrogen sulfida,
atau bahan volatile lain sehingga konsentrasi bahan kimia tersebut
menurunkan titik kesetimbangan.
 Metoda aerasi adalah dengan waterfall aeration atau spray aeration.
Waterfall aeration biasanya dilakukan dengan secara langsung
menjatuhkan air berlawanan dengan naiknya udara , sehingga air
menyebar menjadi lapisan tipis atau film dan meningkatkan kontak
antara air dan udara. Spray aeration merupakan air yang dispraykan
melalui nozzle sehingga menyebabkan kontak air dan udara.
 Metoda aerasi lainnya adalah buble atau difusi, juga aerasi mekanik.
Softening
 Kebanyakan komponen Ca dan Mg membentuk kerak atau endapan
bila air tersebut dipanaskan atau diuapkan.
 Karena air sering digunakan sebagai penukar panas, maka penting
untuk menghilangkan kandungan Ca dan Mg dalam air.
 Softening (pelunakan) air merupakan proses penghilangan kandungan
Ca dan Mg. Terdapat dua metoda dasar yaitu pengolahan secara kimia
dan penukar ion.
 Dalam pengolahan softening secara kimia, biasanya menggunakan
lime dalam bentuk quicklime, CaO, atau hydrated lime, Ca(OH)2], soda
ash [Na2C03], sodium hydroxide [NaOH]. Sedangkan ion exchange
softening yang digunakan adalah cation-type resin.
Lime softening
 Ca dan Mg dihilangkan dengan cara berasosiasi dengan basa karbonat
dan bikarbonat, dengan reaksi kimia berikut:
Lime-Soda Ash Softening
 Air mengandung noncarbonate hardness: ion calcium dan/atau
magnesium yang berasosiasi dengan anion nonalkalinity seperti
chlorides, sulfates, nitrates.
 Noncarbonate hardness tidak hilang oleh lime softening;
 Oleh karena itu, lime-soda ash softening menurunkan carbonate and
noncarbonate hardness. Berikut adalah reaksi kimianya:
Caustic Soda (NaOH) Softening
 Caustic soda merupakan nama umum untuk sodium hydroxide
(NaOH).
 Caustic soda softening merupakan variasi kombinasi proses
pengolahan lime-soda ash softening, dengan dasar reaksi berikut:
Sodium Cycle Ion Exchange
 Sodium cycle ion exchange terdiri atas air baku yang dilewatkan
melalui sodium ion exchange resin bed yang sudah diregenerasi
dengan sodium chloride (NaCl).
 Sodium ion exchange resins merupakan bahan granular insoluble yang
mempunyai radikal sodium dalam struktur molekulnya.
 Reaksi kimianya adalah sebagai berikut:
 Secara esensial semua kesadahan dalam influent dapat diganti dengan
ion sodium. Kesadahan effluent biasanya < 2 mg/L.
 Untuk meregenerasi ion exchange resin, 8% to 10% larutan NaCl
dilewatkan melalui resin, sehingga resin akan kembali menjadi bentuk
resin sodium form, dengan reaksi sebagai berikut:
Filtrasi (Penyaringan)
 Filtrasi air merupakan proses pemisahan kotoran suspensi atau
koloidal dari air melalui media pori.
 Material filter granular bed atau media sudah banyak diaplikasikan di
power plant.
 Beberapa mekanisme tersebut merupakan mekanisme fisika dan
antara kimia dan fisika.
 Filters diklasifikasikan dalam sejumlah cara yang berbeda, yaitu jenis
media filter seperti pasir, anthracite coal, activated carbon,dual- or
even multilayered media, diatomaceous earth, fabric, or porous
membranes.
 Hal lainnya adalah arah aliran, upflow atau downflow. Juga, secara
hidraulik sebagai tipe "slow rate" atau "rapid rate”.
Granular Media Filtration
 Air yang diolah dilewatkan melalui media filter bed ganular, sedangkan
padatan tersuspensi ditampung dengan wadah dalam media.
 Penambahan jumlah suspended solid berarti mengurangi volume
penampung, yang mengurangi penambahan suspended solid tetapi
meningkatkan kehilangan tekan yang melewati filter.
 Pemilihan sistem filtrasi media ganular secara normal ditentukan oleh
tipe filter dengan performansi dan biaya paling kecil.
 Table berikut merupakan daftar variasi dasar yang tersedia.
 Kualitas dari air efluen filter merupakan fungsi dari tipe media filter,
ukuran dan kedalaman. Secara umum, makin halus ukuran media
filter, maka makin baik kualitas air yang dihasilkan, tetapi head loss
makin meningkat.
 Biasanya makin banyak digunakan media filter ganular yaitu pasir
silika dan batubara antrasit. Pasir garnet juga digunakan sebagai
lapisan bawah dalam desain filter beberapa media campuran.
GRAVITY FILTERS
 Gravity filters biasanya dipakai untuk aplikasi di perkotaan dan pada
beberapa industri yang jumlah kebutuhan filter airnya besar. Badan
kesehatan masyarakat cenderung untuk menyarankan peralatan
gravity.
 Penggunaan gravity filters yang normal adalah 8 to 12 ft (2.4 to 3.7 m)
tinggi.
 Konstruksi tangki gravity filter terbuat dari besi baja (steel) dengan
bentuk empat persegi panjang, Gambar 15-6 menunjukan tipe gravity
filter tersebut.
 Laju filter konvensional biasanya 2 - 4 gpm/ft2 pada filter yang
berlawanan (1.4 to 2.7 L/s per rn2) dengan 3 gpm/ft2(2.0 L/s per m2)
merupakan kriteria yang dipilih untuk power plant.
 Pada akhir gravity filter biasanya terjadi loses head dan loses tekanan,
sehingga pada periode tertentu harus dilakukan backwash.
Gambar 4. Gravity filter
Gambar 5.
PRESSURE

FILTERS
Terdapat tiga tipe pressure filters: vertical downflow, horizontal
downflow, and vertical upflow.
 Salah satu keuntungan dari vertical and horizontal downflow pressure
filter adalah "work horses”.
 Dalam vertical downflow filter, air masuk dari atas filter tank dan
mengalir ke bawah melalui bed filter medium, sehingga bahan
tersuspesi dihilangkan, selanjutnya air yang sudah difilter
dikumpulkan dibawah tank.
 Tipe vertical downflow pressure filter diperlihatkan pada Gambar 3
berikut.
 Sesuai namanya, horizontal downflow filter berada pada posisi
horizontal dalam filter tank . Dengan posisi ini, keuntungannya area
bed menjadi lebih luassehingga lebih meningkatkan laju aliran.
 Ukuran horizontal filters normal : diameter 7 sampai 10 ft (2,1 s/d 3,1
m) dan panjang 8 to 30 ft (2.4 to 9.1 m).
Gambar 6.
Backwashing
 Backwashing filter merupakan bagian yang sangat
penting dilakukan dalam prosedur operasi filter agar
filter tetap dalam kondisi baik.
 Backwashing dapat meningkatkan kemampuan filter
bed sekitar 20% to 40%.
 Laju alir backwash tergantung pada temperatur dan
viskositas, yang akan berpengaruh terhadap efektivitas
proses backwash.
Carbon aktif
 Karbon aktif digunakan dalam pressure filter apabila dibutuhkan
proses adsorpsi untuk menghilangkan pengotor seperti chlorine,
bahan organik, hydrogen sulfide, atau constituents penyebab rasa dan
bau.
 Pada power plant media filter activated carbon biasanya digunakan
untuk menghilangkan bau dan rasa dalam sistem cycle makeup
treatment demineralization untuk menghilangkan chlorine atau bahan
organik.
 Pentingnya menghilangkan klorin dan bahan organik karena dapat
mempengaruhi performansi ion exchange dan menurunkan kapasitas
resin.
 Beberapa reverse osmosis membranes juga sensitif terhadap chlorine.
 Biasanya karbon aktif harus diganti setiap 12 sampai 24 bulan.
Cartridge Filtration
 Tipe cartridge filtration menggunakan elemen filter
elements atau cartridges mounted dalam pressure
vessel. Filter cartridges merupakan lembaran atau
fiber material yang didukung oleh screens atau plate
yang terbuat dari stainless steel atau plastic.
 Penerapan tipe ini adalah untuk menghilangkan of
suspended solids dalam cycle makeup demineralizer
influent water yang sudah disaring oleh media
granular. Wound cotton or meltblown polypropylene
fiber cartridges pilihan bahan yang cukup baik.
Ultraflltrasi
 Ultrafiltrasi (UF) merupakan proses filtrasi dengan cara dilewatkan
melalui membran tipe molecular sieve-type. UF membranes are sama
dengan membran reverse osmosis. Perbedaannya adalah membranes
reverse osmosis reject (menolak) sebagian besar dissolved solids.
Sedangkan UF membranes reject colloidal dan high-molecular-weight
dissolved organic solids seperti humic and fulvic acids, viruses, and
bacteria, but tidak menolak dissolved ionic constituents seperti
calcium, magnesium, sulfate, and chloride.
 Bahan membrane reverse osmosis telah digunakan untuk
mengembangkan UF membranes.
 Konfigurasi membrane adalah bisa berbentuk spiral, tubular, dan
hollow fiber UF systems.
 Pada UF membranes diperlukan pretreatment untuk menurunkan
suspended solids, ini sama halnya dengan pada reverse osmosis
membranes.
Menghilangkan kandungan besi/mangan
 Besi dan mangan terdapat di alam dalam bentuk larutan (Fe2+and
Mn2+) dan relatif tidak larut (Fe3+ and Mn4+) karena teroksidasi.
 Besi dan mangan yang tidak larut atau terendapkan lebih mudah
dihilangkan seperti halnya suspended solids, dengan cara klarifikasi
dan filtrasi.
 Besi dan mangan dalam kodisi teroksidasi dapat menjadi chelated
dengan bahan organik, sehingga proses penghilangannya menjadi
lebih sulit.
 Metoda dasar pengolahan yang digunakan untuk menghilangkan besi
dan mangan adalah oksidasi/filtrasi dan pengendapan secara
kimia/filtration atau kombinasi dari keduanya.
 Seleksi prosesnya tergantung pada konsentrasi dan karakteristik
kontaminan besi dan mangan.
 Ion exchange juga dapat menghilangkan besi dan mangan dalam air.
 Ion exchange juga dapat menghilangkan besi dan mangan dalam
air, tetapi prosesnya dibatasi untuk penganganan air yang bebas
dari udara sehingga tidak terjadi oksidasi. Karena beberapa
senyawa oksida besi dan mangan terendapkan sehingga
mengganggu fungsi resin ion exchange.
 Khususnya proses greensand resin zeolite dengan lapisan
mangan dioksida dapat menghilangkan besi dan mangan
dengan oksidasi. Dalam proses ini, air baku dilewatkan melalui
zeolit khusus yang terdapat dalam vessel dan berfungsi sebagai
filter. Zeolites yang sudah jenuh diregenerasi dengan kalium
permanganate
 Proses ini dibatasi secara ekonomi untuk aplikasi pada air
dengan kandungan besi dan mangan rendah tetapi diperlukan
proses penanganan yang lebih kompleks.
Demineralisasi
 Demineralisasi adalah penghilangan pengotor ion terlarut yang ada
dalam air.
 Air demineral biasanya diproduksi oleh salah satu atau kombinasi
proses berikut:
• Ion exchange
• Membrane desalination
• Thermal desalination.
 Methoda khusus untuk memproduksi air demineral tergantung pada
kualitas air masukan, keperluan kualitas air keluaran, kemampuan
sumber air seperti regenerasi bahan kimia, dan pengolahan limbah cair
dan pembuangan yang diperlukan.
 Keekonomian proses hasil kualitas keluaran yang baik harus dievaluasi
untuk menentukan metode dengan harga yang lebih efektif untuk
penerapan yang spesifik.
 Rekomendasi kualitas air makeup dikembangkan oleh Electric Power
Research Institute (EPRI, 1990) dengan menyediakan petunjuk untuk
menentukan kualitas cycle makeup yang diperlukan.
Proses ion exchange
 Demineralisasi ion exchange merupakan salah satu proses yang sangat
penting diterapkan untuk memproduksi high-purity water di suatu
power plant.
 Reaksi resin dengan bahan-bahan pengotor terlarut dalam air adalah
sebagai berikut:
 Apabila ikatan resin sudah ditukar dengan ion terlarut maka akan
menjadi limbah(exhausted) dan tidak dapat bereaksi lagi untuk
menghilangkan pengotor yang lain.
 Limbah (exhausted) resins harus diregenerasi untuk kembali menjadi
resin yang aktif, dengan cara mereaksikannya dengan ion hidrogen
untuk resin kation dan dengan ion hidroxida untuk resin anion.
 Resin kation biasanya diregerasi dengan larutan asam kuat seperti
asam sulfat atau asam klorida. Sedangkan untuk resin anion biasanya
diregerasi dengan larutan NaOH.
 Tetapi asam sulfat memiliki sifat tidak mudah menguap dibandingkan
asam klorida, dan mudah ditangani, sehingga penggunaan H2SO4
lebih direkomendasikan untuk regenerasi resin kation.
 Reaksi regenerasi resin ditunjukkan sebagai berikut:
 Gas terlarut seperti oksigen dan CO2 bebas biasanya dihilangkan
dengan cara degasifikasi. Oxygen dihilangkan dengan vakum
degasifikasi. CO2 dihilangkan dengan vakum degasifikasi juga atau
forced draft degasification.
 Vacuum degasifier merupakan packed tower dengan air dispraykan
dan gas dihilangkan pada level rendah oleh vacuum dalam tower.
 Gambar 15-8 merupakan skematik dari tipe two-stage vacuum
degasifier. Sedangkan tipe forced draft degasifier ditunjukkan secara
skematik pada gambar 15-9.
 Forced draft degasifier merupakan packed tower dengan air dispraykan
kebawah kolom dan CO2 dihilangkan oleh air yang ditiupkan ke atas
kolom.
 Penentuan tipe degasifier yang digunakan tergantung pada jumlah C02
yang dihasilkan melalui penukar kation dan kebutuhan kualitas air
effluent (kandungan oksigen terlarutnya).
 Secara umum pada konsentrasi CO2 tinggi, lebih ekonomis
penghilangan CO2 dengan cara degasifikasi dibandingkan dengan
anion exchange.
Gb 15-8. Skematik tipe two-stage vacuum degasifier
Gb. 15-9. Skematik tipe forced draft degasifier.
Ion Exchanger
 Ion exchanger adalah alat yang digunakan untuk
mengurangi bahkan menghilangkan kadar mineral
dalam air. Alat ini berupa resin anion dan kation.
 Aplikasi Ion exchanger pada pembangkit tenaga listrik
adalah untuk menghasilkan air yang dapat digunakan
dan aman bagi berbagai peralatan pembangkit,
salahsatunya boiler.
Resin Anion dan Kation
Resin Anion Resin Kation
Resin anion tersedia dalam bentuk Resin kation tersedia dalam bentuk
basa kuat maupun basa lemah asam kuat maupun asam lemah
Resin anion basa kuat dapat Resin kation asam kuat dapat
menghilangkan semua bentuk anion menghilangkan semua bentuk
kation
Resin anion basa lemah hanya Resin kation asam lemah hanya
memiliki kemampuan untuk memiliki kemampuan untuk
menghilangkan beberapa jenis anion menghilangkan beberapa jenis kation
Klasifikasi Resin Anion dan Kation
 Berikut merupakan tabel urtutan ion dalam resin
anion basa kuat dan resin kation asam kuat.

 Semakin ke bawah, nilai afinitas ion semakin kecil.


 Urutan klasifikasi ion di atas menunjukkan urutan
letak ion pada alat ion exchanger
Keadaan Operasi Ion Exchanger

Ion
Exchange
Keadaan Operasi Ion Exchanger
 Pada kondisi “Partially exhausted”, ion kalsium yang masuk
langsung menggantikan posisi magnesium karena nilai
afinitasnya yang terbesar. Hingga akhirnya natrium berada
di urutan terbawah.
 Selanjutnya saat kondisi "approaching exhaustion" terlihat
bahwa setiap ion menduduki tempat yang semakin bawah.
 Selanjutnya pada kondisi "exhausted“ terlihat bahwa
seluruh kandungan ion H+ dalam resin sudah tergantikan
oleh kation dari air. Dan pada kondisi ini, resin harus
diregenerasi sebelum digunakan kembali.
Bentuk Lain Resin Anion dan Kation
 Saat ini, penggunaan resin semakin luas aplikasi
penggunaannya. Contoh:
 Resin yang telah ditingkatkan ketahanannya terhadap
oksidasi dan kejutan osmosis
 Resin yang memiliki kandungan porositas yang lebih
besar, untuk mengurangi pencemaran akibat
kontaminan material organik
 Untuk lebih lengkapnya dapat disaksikan pada tabel 5-
18
Kapasitas Resin
 Setiap resin memiliki kemampuan yang berbeda.
Kapasitas resin dinyatakan dalam kilogram ion per
meter kubik.
 Kapasitas suatu resin menunjukkan bagaimana fungsi
resin tersebut, bagaimana air yang dapat dilewatkan
resin tersebut, dan seberapa besar dosis (kg/m3)
regeneran yang perlu digunakan.
 Dosis regeneran merupakan nilai rata-rata seberapa
besar kebocoran yang dapat ditoleransi dari alat ion
exchanger
Regenerasi Proses
Beberapa metode yang dikembangkan untuk
mempertahankan dasar yang dipenuhi selama regenerasi
balik dari aliran menurun pada peralatan tabung.
 Water Block : menahan aliran air bawah pada siklus
regenerasi
 Air Block : menahan aliran udara selama langkah regenerasi
dan bilas lambat.
 Inert Granule Packed Column
 Water Bag
Resin kation dapat di regenerasi menggunakan
asam sulfat atau asam klorida. Endapan kalsium
sulfat dapat terjadi karena adanya kelarutan kalsium
sulfat itu sendiri rendah dan juga kelebihan asam
sulfat juga anion sulfat. Larutan asam sulfat dapat
diterapkan dengan 3 langkah yaitu : 2%, 4%, dan
6%.
Waktu yang diperlukan untuk regenerasi kation
adalah 20-30 menit. Dikarenakan untuk
memastikan bahwa resin kation terkena asam pada
saat regenerasi.
Sedangkan untuk regenerasi anion,
membutuhkan waktu sekitar 60-90 menit.
Dikarenakan ada pencampuran resin dengan solusi
kaustik encer.
Setelah tahap regenerasi maka perlu
dilakukan pembilasan terhadap resin.
Pembilasan yang dilakukan terdiri dari
dua tahap yaitu:

• Pembilasan awal
• Pembilasan akhir
Metode - Metode
1. Fixed-bed
2. Fluidized-bed
3. Continuous-bed
Fixed-bed
 The inlet solution to be treated flows through the vessel.
The ion exchange resin is not moved during the
exhaustion; therefore, the resin remains a compact
(unexpanded) bed or column during the service run.
Following exhaustion, the resins are regenerated.
Fluidized-bed
 The inlet solution to be treated flows upward in the vessel.
The ion exchange resin bed is fluidized by the upward
flow. The fluidized bed allows passage of suspended
solids and results in less efficient contact. This process is
used when suspended solids in theinlet solution are not
removed. For high purity cycle makeup treatment systems,
the influent water is treated to ensure low suspended
solids and fluidized beds are not employed.
Continuous-bed
 The continuous bed method is similar to the fixed bed method
in that the solution to be treated flows down and the resin bed
is compacted. However, for the continuous method, a main
vessel and a regeneration vessel are required. Small slugs of
exhausted portions of the bed from the main vessel are
removed to the regeneration vessel, and simultaneously, a slug
of regenerated resin is returned to the main vessel. Although
the resin slugs are transferred on an intermittent basis, the
transfer is frequent and of short duration, so that the vessel
service cycle is considered continuous. The continuous method
is applicable for water treatment. However, compared to the
fixed bed method, the continuous method is more complex, the
capital costs for the control system are higher, and the ion
exchange resin is subject to greater attrition or wear and tear
because of the frequent resin transfers.
 The fixed bed is predominantly selected as the preferred method of
ion exchange, and the discussions that follow are based on the fixed
bed method. When the resin in the fixed bed process becomes
exhausted, it must be regenerated. Normally, the regeneration
process is performed in the exchanger vessel; however, sluicing of
the resin to a separate vessel(s) for regeneration is possible.
Typically, "in-place" regeneration is employed with a demineralizer
providing cycle makeup, and "external" regeneration is employed
with condensate polishing systems.

 The two predominant in-place regeneration methods are co-current


and counter-current regeneration. With co-current regeneration, both
the service (process) water and the regenerant solution are applied to
the resin bed in a downflow direction. With counter-current
regeneration, the direction of the service (process) water flow is
opposite to the direction of the regenerant solution flow. The service
flow in a counter-current regenerated vessel can be either downflow
or upflow. Downflow service flow is the most commonly
encountered technique, and for the sake of simplicity, is assumed in
further discussions of counter-current regenerated exchanger vessels
in this chapter.
REGENERATION PROCESSES
 In theory, countercurrent operation offers benefits ov co-current
regeneration operation. Figure 15-13 illustrates a important
difference between the ionic distribution of cocurent and
counter-current cation resin beds. For both co-curre and
counter-current regeneration processes, the distribution of ions
upon bed exhaustion is similar. The difference lies is the
regeneration. For co-current regeneration systems, hydrogen
ions displace calcium, magnesium, and sodium ion from the
top to the bottom of the resin bed. Complete removal of the
ions is accomplished only if excessive levels o regenerant are
used. In the service run, some of the residua sodium ions left at
the bottom of the bed following regeneration are displaced by
hydrogen ions produced in the upper bed during the exchange
process. Consequently, some sodium leakage occurs.
Osmosis Terbalik (Reverse Osmosis)
 Merupakan suatu istilah teknologi yang berasal dari
osmosis. Osmosis adalah suatu fenomena alam dalam
sel hidup dimana molekul solvent (dalam kasus ini
adalah air) akan mengalir dari daerah berkonsentrasi
rendah ke daerah berkonsentrasi tinggi melalui
sebuah membran semipermiable.
 Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan
sebuah solvent dari sebuah daerah konsentrasi tinggi
melalui sebuah membran kesebuah daerah solute
rendah dengan menggunakan sebuah tekanan
melebihi tekanan osmotik.
Istilah mudahnya,
reverse osmosis adalah
mendorong sebuah
solvent melalui filter
yang menangkap solvent
dari satu sisi dan
membiarkan pendapatan
solvent murni dari sisi
satunya
Penggunaan Reverse Osmosis
 Digunakan untuk mengolah air laut untuk mendapatkan
air tawar sejak 1970-an.
Sebagai contoh, tekanan osmotik normal air laut
adalah sekitar 385 psia (2.654 kPa), lalu di naikan
tekanannya sekitar 765 psia (5.274 kPa) dan ini akan
meningkatkan fluks proses (jumlah produk habis per unit
areal membran).
Dalam proses reverse osmosis, ion terlarut
berkonsentrasi pada sisi tekanan yang lebih tinggi dari
membran, dan air dimurnikan melewati membran untuk
membuat aliran produk di sisi tekanan yang lebih rendah.
Membran Pada Reverse Osmosis
1) Membran Asimetris
2) Plastik Komposit Tipis

Kualitas Komposit yang baik akan memberikan


fluks yang tinggi, ketahanan terhadap klorin yang
tinggi, kuat dan tahan lama dan memungkinkan
untuk berbagai variasi suhu operasi, tekanan dan
pH.
Pretreatment
Pretreatment yang tepat dari feed water (air
umpan) reverse osmosis sangat penting dalam
pencegahan fouling membran.
Jenis fouling yang dapat dicegah atau dikurangi
dengan pretreatment meliputi:
1. Kerak membran
2. Sumbatan membran
3. Kotoran dari logam oksida
4. Kotoran koloid
5. Kotoran biologi
4 JENIS SISTEM REVERSE
OSMOSIS
 Plat & bahan
 Tubular
 Serat berongga
 Lubang spiral
Pada desain ini,lempengan berbentuk bujur sang-
kar dengan panjang sisi 6-28 in
dan disusun silih berganti dengan bingkai
terbuka. Lempengan tersebut tebalnya berkisar 0,25
sampai 2 in, sedangkan bingkainya setebal 0,25
sampai 8 inci. Lempengan dan bingkai
itu didudukkan secara vertikal pada rak logam
dengan medium filter dipasang menutupi setiap
bingkai dan dirapatkan dengan bantuan sekrup dan
rem hidraulik. .
GAMBAR SISTEM PLAT &
BAHAN
Sistem ini yang paling cocok untuk proses
aplikasi yang ditandai dengan laju aliran
rendah dan produk bernilai tinggi.
Pengaturan menggunakan sebuah desain
seperti shell and tube heat exchanger dengan
membran semipermiabel yang melapisi
dinding- dinding pipa.
GAMBAR SISTEM TUBULAR
Perangkat ini menawarkan resistansi yang
tinggi terhadap fouling.
Terdiri dari serat berongga berpori, setiap
dinding luar serat dilapisi dengan membran
semipermiabel.
GAMBAR SISTEM SERAT
BERONGGA
Serat berongga menawarkan kepadatan
kemasan membran tertinggi.
Terdiri dari lembaran transportasi bahan air
asin, bahan produk transportasi dan
membran materi yang disegel dan diputar
sekeliling tabung berlubang.
GAMBAR SISTEM LUBANG
SPIRAL
Kemampuan untuk menempatkan beberapa
unsur bersama- sama dalam satu tekanan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai