KONJUNGTIVITIS
KONJUNGTIVITIS
CONJUNGTIVA:
• KONJUNGTIVA BULBI cover
anterior sclera
• KONJUNGTIVA PALPEBRA from
margin mucocutaneous junction-tarsal
plate
• KONJUNGTIVA FORNIKS
SACCUS CONJ. :
• GLOBE MOVEMENT
• ARTICULATING LAYER
• PROTECTIONI
HISTOLOGIS
EPITEL KONJUNGTIVA sel kuboid di tarsus, kolumnar di
forniks, dan skuamous di bola mata
STROMA / SUBST. PROPRIA jaringan ikat longgar dan
vaskularisasi. Dipisahkan dengan membran basalis.
KELENJAR
SEKRESI MUSIN sel goblet, crypts of Henle, kelenjar Manz
KELENJAR LAKRIMAL ASESORIA kel. Krause dan Wolfring
SIGNS & SYMPTOMS :
1. KONJUNGTIVAL HIPEREMI
2. KONJUNGTIVAL EDEMA + PALPEBRA EDEMA
3. PAIN
4. DISCHARGE
5. OTHER
KONJUNGTIVAL HIPEREMI
13
KONJUNGTIVA + PALPEBRA EDEMA
14
DISCHARGE
16
LAIN-LAIN
SUBKONJUNTIVAL
HAEMMORRHAGE
SCARRING
REAKSI
FOLLICULAR
18
LAIN-LAIN
REAKSI
PAPILER
LIMBAL NODULE
(TRANTAS DOTS)
PSEUDOMEMBRAN
19
KONJUNGTIVITIS
TRAKOMA
KONJUNGTIVITIS TRAKOMA
• Konjungtivitis folikular kronik yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis.
• Faktor resiko penyakit ini berdasarkan hygiene perorangan ,keadaan cuaca
tempat tinggal, usia saat terkena, serta frekuensi dan jenis infeksi bacterial mata
yang sudah ada.
• Penyakit ini menyebar melalui kontak langsung (saudara kandung,orang tua ).
Vektor serangga, khususnya lalat dan sejenis agas, dapat berperan sebagai
penular.
• Epidemologi
• Cara penularan adalah melalui kontak langsung dengan
sekret penderita trakoma atau melalui alat-alat kebutuhan
sehari-hari seperti handuk, alat-alat kecantikan,dll. Masa
inkubasi rata 7 hari (berkisar 5-14 hari)
• Etiologi
• Penyebabnya adalah virus dari golongan P.L.T (psitacosis
lymphogranuloma trachoma) yang disebut klamidozoa
trakoma (chlamis = mantel, zoa = binatang).
Klasifikasi Stadium Trakoma Menurut Mac
Callan
1. Stadium I = stadium insipien
• hipertropi papiler pd palpebra dan folikel imatur (tonjolan pembesaran
kelenjar limfe di konjungtiva) di tarsus bagian atas
2. Stadium II = stadium established = stadium nyata, terdiri dari :
• A. Stadium IIA = stadium hipertrofi folikuler
• B. Stadium IIB = stadium hipertrofi papiler
• stadium IIa + IIb di sebut established trachoma didapatkan epithelial
keratitis, sub epitalia keratitis, panus, herbet”s pits
3. Stadium III = stadium sikatrik (stadium cicatrical)
• hipertrofi folikuler masih tampak, juga papil
• sikatrik akibat dari etripion dan trikiasis di palbebra di tarsus
• panus aktif di bagian atas kornea
Imunoglobulin E (IgE)
permeabilitas vaskular ↑
dan migrasi sel neutrophil
dan eosinophil
Klasifikasi konjungtivitis alergi
A. Konjungtivitis alergi simplek
B. Keratokonjungtivitis vernal
C. Keratokonjungtivitis atopik
D. Konjungtivitis Giant Papillarry
KONJUNGTIVITIS ALERGI
SIMPLEK
Biasanya ringan, konjungtivitis alergi non-spesifik ditandai dengan
gatal, hiperemis dan respon papiler ringan. Pada dasarnya,
gejalanya adalah reaksi urtikaria akut atau subakut
Etiologi
• Konjungtivitis hay fever : + hay fever (rhinitis alergi). Alergen yang umum
diantaranya serbuk sari, rumput dan bulu binatang.
• Seasonal allergic conjunctivitis (SAC). SAC merupakan respon terhadap
alergen musiman seperti serbuk sari. Ini adalah hal yang sangat umum.
• Perennial allergic conjunctivitis (PAC) merupakan respon alergen menahun
seperti debu rumah dan tungau.
Patologi
• Respon vaskuler
• Respon seluler
• Respon konjungtiva
Gambaran klinis
• Gejala: termasuk intensitas gatal dan rasa terbakar pada mata disertai
mata berair dan fotopobia ringan
• Tanda:
a) Hiperemis dan kemosis yang memberi kesan bengkak pada konjungtiva.
b) Konjungtiva menunjukan reaksi papiler ringan. c). Edema kelopak
Penatalaksanaan
• Non-medikamentosa
• eleminasi dan menghindari sumber allergen
Tatalaksana
Medikamentosa
• Local
- topical antihistamin
- mast-cell stabilizer seperti cromolyn sodium
- topical vasokonstriktor seperti adrenalin, efedrin dan nafazoline.
- air mata artificial guna untuk dilusi dan irrigasi allergen dan
mediator inflamasi di permukaan ocular.
• Sistemik : antihistamin oral
• Imunoterapi : hiposensitisasi dengan pemberian injeksi ekstrak allergen
KERATOKONJUNGTIVITIS
VERNAL
Inflamasi konjungtiva yang rekuren, bilateral, interstitial dan self-
limiting
Etiologi
• Faktor predisposisi
• Umur 4-20 tahun, lebih banyak pada laki-laki dibandingkan
perempuan.
• Musim. Paling sering pada musim panas sehingga diberi nama
“catarrch musim panas” atau “konjungtivitis musim kemarau”.
• Iklim. Paling sering pada iklim tropis, kurang pada iklim hangat dan
sangat jarang pada iklim yang dingin
Patologi
• Epitel konjungtiva mengalami hiperplasia dan menekan jaringan subepitel.
• Lapisan adenoid menunjukan infiltrasi seluler yang disebabkan karena
eosinofil, plasma sel, limfosit dan histiosit.
• Lapisan fibrosa mengalami proliferasi dan megalami degernerasi hialin.
• Pembuluh konjungtiva mengalami proliferasi, peningkatan permeabilitas
dan terjadi vasodilatasi
Gambaran klinis
• Gejala. Catarrch musim panas ditandai dengan rasa terbakar dan sensai
gatal. Fotopobia ringan, mata berair, palpebra berselaput dan terasa berat
• Tanda
- tipe palpebral
- tipe bulbar/limbal
- Campuran antara tipe palpebral dan tipe bulbar
Kanski and Bowling
Kanski and Bowling
Palpebra pada keratokonjungtivitis Bulbar pada keratokonjungtivitis
vernal vernal
Penatalaksanaan
Terapi lokalis
•Steroid topical
•Antihistamin topical
•Siklosporin topical 1%
Terapi sistemik;
•Anti histamine oral untuk mengurangi gatal