Anda di halaman 1dari 40

PERANCANGAN ELEMEN MESIN

Perancangan Ulang Needle Roller Bearing Pada Hoist Overhead Crane


Type Single Girder Kapasitas 3 Ton
Oleh:
Kelompok 3
Akbar Anggriawan (1307123169)

Alvi Syahri (1307123016)

Ariya Sujatmiko (1307113184)

Hendri Yanto (1107113815)

JURUSAN TEKNIK MESIN S1


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
 Mengapa kerusakan bearing pada housting Machine di Overhead
Crane terjadi?

 Bagaimana mendesain ulang needle roller bearing pada Housting


Machine di Overhead Crane?

 Bagaimana menghitung umur suatu bearing pada Housting


Machine di Overhead Crane?
1.3 Tujuan
 Rancang ulang desain dari needle roller bearing

 Menganalisa fenomena yang terjadi pada needle roler bearing


dan umur dari bearing

 Mengetahui jenis pelumasan yang digunakan untuk needle roller


bearing dalam perancangan.
1.4 Manfaat
Menambah wawasan tentang mesin pemidah (Overhead Crane)

Mengetahui cara mendesain suatu bearing pada housting machine


overhead Crane

Mengetahui fenomena pada elemen mesin yang terjadi di hoisting


machine akibat beban aksial dan beban radial

Mengetahui penyebab kerusakan bearing pada housting machine di


overhead crane.

Memberikan solusi untuk menghindari kerusakan pada bearing di


housting machine overhead Crane
1.5 Batasan masalah

Adapun batasan yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Needle Roller Bearing (Perhitungan yang dibutuhkan pada kasus


permasalahan bearing)

2. Wire Rope (Kekuatan bahan dan diameter wire rope yang aman)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Overhead Crane

OVERHEAD CRANE TYPE


DOUBLE GIRDER

OVERHEAD CRANE TYPE


DOUBLE GIRDER
2.2 Bagian-Bagian Overhead Crane

DRUM
2.3 Cara Kerja Overhead Crane

Gerakan hoist (naik atau turun) Gerakan Transversal (melintang)

Gerakan Longitudinal (memanjang)


2.4 Bearing
Bearing

Sliding
Rolling Bearing
Bearing

Rubbing Plain Roll


Bearing

Hydrostatic Ball
Plain Bearing

Needle
Hydrodynamic roller
Plain Bearing bearing
2.5 Komponen Needle Roller Bearing

Bantalan rol berbentuk jarum


dengan ujung datar (silinder), high-
carbon chrome bearing steel , high
heat treatment

Ring khusus yang digunakan pada


posisi aksial, ring ini terdapat cage,
yang fungsinya sebagai Cage, terdiri
mengarahkan rol agar berputar pada dari plat dan
jalurnya rol jarum yang
berputar
berlawanan
terhadap
Seal gunaknya untuk mencegah raceway
masuknya partikel berupa pasir,debu (outer ring)
dll
2.6 Keungulan Needle Roller Bearing

Easy Load can > 1


installation ton

High impact
load, high- Strength and
speed Needle light
oscillation
Roller
Bearing
2.7 Kelemahan Needle Roller Bearing

Pelumasan yang
kurang tepat

Needle
Perawatan
Roller kurang baik
Bearing
Pengunaan melebihi
batas umur bearing
2.7 Penomoran Needle Roller Bearing
Sumber : NTN Needle
Roller Bearing , hal A-55

Dimension
2.8 Rumus Yang Digunakan Perhitungan Bearing
Umur Bearing Gaya Ekivalen

P = XVFr + YFa

Dimana
P : Gaya Ekivalen
Fr : Beban Radial konstan yang bekerja
Fa : Beban Aksial konstan yang bekerja
V : Faktor Perputaran
X : Faktor Radial (bervariasi, ditentukan oleh perusahaan)
Y : Thrust factor (bervariasi, ditentukan oleh perusahaan)

Faktor Putaran untuk sebuah bantalan radial


Faktor Putaran, V
Jika cincin dalam yang berputar 1,0
Jika cincin luar yang berputar 1,2

Sumber : Perancangan Elemen Mesin, hal 87


2.8 Rumus Yang Digunakan Perhitungan Bearing
Umur keandalan Faktor tumbukan (fw)

Dimana :
Ln : Umur keandalan
Lh : Umur Bearing
a1 : Faktor keandalan
a2 : Faktor bahan
a3 : Faktor kerja

Beban rata-rata

Lanjutan..
2.8 Rumus Yang Digunakan Perhitungan Bearing
Digunakan untuk menentukan
jenis pelumasan yang
dipengaruhi faktor temperatur

Dimana :
S : Speed (rpm)
Ft : Temperatur Factor (⁰C)
d : Diameter Bore Bearing (mm)
T : Width Bearing (mm)

Sumber : Mechanical Engineering Desain 8 Ed, Shigley, hal 576 Lanjutan..


2.8.1 Soal pendekatan permasalahan bearing
2.8.1 Soal pendekatan permasalahan bearing

Sebuah katalog memperlihatkan basic dynamic load rating sebuah ball


bearing sebesar 7.050 lb untuk umur sebesar 1.000.000 putaran. Berapakah umur
L10 yang diharapkan, jika bearing itu dikenai beban 3.500 lb
Diketahui: P1=c= 7.050 lb (basic dynamic load rating)
P2=Pd= 3.500 lb (beban desain)
L1= 1.000.000 putaran (umur L10 pada beban C)
K= 3,00 (untuk ball bearing)
L2=?
Jawab =
2.9 Rumus Yang Digunakan Perhitungan Wire Rope
Breaking Dynamic
Strength load

Dimana :
Breaking load : Beban sebelum patah
Safety factor : Faktor keselamatan
Load : Beban

Strand

Wire Rope

Diameter
2.9.2 Soal pendekatan permasalahan wire rope
Soal :
Suatu WR jenis Regular rope dipakai pada sistem Hoisting Vertikal, dengan kedalaman
Shaft 500 yd. Berat Cage 5 ton, membawa 2 Mine Car, dengan berat masing – masing 1
ton muatan setiap Mine Car. Cage mencapai kecepatan 48 ft/detik, dalam 12 detik dari
keadaan berhenti berat rantai dan sambungan 2 ton.

1. Berat WR = 500 x ½ C² = 0,125 C² Tabel Perhitungan Wire Rope


2000
2. Berat Cage = 5 ton Jenis wire Berat Kekuatan
3. Berat Mine Car = 2 ton x 1 = 2 ton rope (lb/yard) (strength)
4. Berat Muatan = 2 x 2 ton = 4 ton
Regular rope
5. Berat Sambungan = 2 ton
Jumlah Beban = 13 + 0,125 C² ton
Lang’s Lay rope
Flattened
Beban = Stregth / SF
13 + 0,125 C² ton = 4 C² / 10 Locked coil rope
C² = 47,27
C = 6,87”
C = phi x D C = Keliling wire rope (inch)
D = C / phi = 6,87” / 3,14 = 2,19”
Φ WR yang diperlukan D = 2,19” = ± 5,5 cm
BAB III
METODOLOGI
3.1 Diagram Alir Perancangan Bearing
Start A B

Putaran poros Nomor bantalan yang


(rpm), Momen yang diasumsikan, kapsitas < Lh atau
di transmisikan (T), nominal dinamis, Ln:Lha
Umur bantalan yang kapasitas nominal statis
diinginkan (Lha), ≥
Beban (kg) Faktor
tumbukan (fw) Keputusan nomer
Jarak sumbu bearing
Beban Ekivalen dinamik
poros (mm),
Diameter poros Pelumasan yang
(mm) Beban Rata-rata tepat dari faktor
temperatur
Faktor kecepatan,
Reaksi gaya-gaya yang
Faktor umur, faktor
berlaku End
temprature
Beban radial gabungan, Umur bearing (Lh),
Beban aksial gabungan umur keandalan (Ln)

A B
3.2 Diagram Alir Perancangan Wire Rope
Start A

Beban dinamis,
beban statis, Beban
Safety factor yang
<
dapat
ditahan ?
Breaking Stength,
Pemilihan jenis wire rope

Keliling lingkaran wire


rope End

Pemilihan bahan
mengunakan bubble
chart

A
BAB IV
PERENCANAAN
4.1 Data Hasil Pengukuran
Data Pengukuran

• Hoisting speed 7.5 m/min atau 95 rpm


• Panjang tali wire rope 12 m
• Diameter wire rope 10 mm
• Daya Motor 4,2 KW

Data Asumsi

• Kapasitas 3 ton
• Panjang poros 200 mm
• Umur yang diiginkan 20000 h
Aplikasi Umur Desain L10 (jam)
Peralatan Rumah Tangga 1000-2000
Enjin pesawat 1000-4000
Otomotif 1500-5000
Peralatan pertanian 3000-6000
Elevator, Fan roda gigi multi-fungsi 8000-15000

Motor listrik, blowe, mesin industri umum 20000-30000

Pompa dan kompresor 40000-60000


Peralatan kritis yang beroperasi terus menerus 24 jam 100000-200000
4.2 Spesifikasi Alat
4.3 Perhitungan Diameter Poros
+↑ΣF = 0
15 KN –V = 0
V=15 KN
+↙ΣM = 0
15 KN * X + M = 0
M =15 KN *X
M (100 mm) = 1500Nm
4.5 Reaksi Gaya-gaya
7,36 KN
Fr1 = Cos (11ͦ ) x 15 KN
= 14,72 KN
7,36 KN

35 130 35
4.4 Kondisi Kerja
Sebuah needle roller bearing yang digunakan pada hoisting crane
Diketahui :
•Fa = 15 KN
•Fr = 14,72 KN
•Umur yang dikehendaki = 20000 h
•n = 95 rpm
•Co = 72 000 N
•C = 168 000 N
•Bearing yang digunakan K35 x 41 x 40ZW
Gaya Ekivalen

Sehingga X= 0.56 Y= 1.55


P = XFr + YFa

P= (0,56 x 14,72KN) + (1,55 x 15 KN)


P= 31,49 KN atau 31493.2 N
Umur Nominal

Faktor Kecepatan Umur Nominal

Faktor Umur
4.3 Pehitungan Pengaruh Kecepatan terhadap Temperatur

ͦͦͦͦ
Temperaturnya adalah 80 ͦͦͦͦͦͦͦͦC ͦͦͦͦ
Sehingga jenis pelumas yang digunakan adalah Grease
4.1 Data Untuk Pengukuran WireRope
Data Asumsi Data Pengukuran berdasarkan
Catalog
• Kapasitas 3 ton
• Sf : 5
• Regular Rope • Diameter wire rope 10 mm

Jenis wire Berat Kekuatan


rope (lb/yard) (strength)
Regular rope
1. Berat WR = 500 x ½ C² = 0,125 C² Lang’s Lay rope
2. Berat Muatan = 3 ton
Jumlah Beban = 3 + 0,125 C² ton Flattened

Beban = Stregth / SF Locked coil rope


3 + 0,125 C² ton = 4 C² / 5
C = phi x D
C = 3,14 x 10 mm
C = 31,4 mm
3 + 0,125 x 31,42 ton mm = 4 x 31,42 mm/5 ton
126,245 ton < 788,768 ton
BAB V
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai