Anda di halaman 1dari 13

ETIKA HUKUM KEDOKTERAN

Jean V C Tahapary
MENGENAI HUBUNGAN DOKTER 102014244
DENGAN PASIEN
SKENARIO 5
Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun datang ke RS pada pukul
12.00 dengan keluhan diare dan dehidrasi sedang, sehingga perlu
dirawat inap di RS, dan ditangani oleh dokter A, spesialis anak.
Suhu tubuh saat datang ke RS 370c. Setelah pasien menjalani
rawat inap, pada pukul 19.00 suhu tubuh naik menjadi 390c.
Kenaikan suhu tersebut sudah diperkirakan oleh dokter A, sehingga
diinstruksikan diberikan Novalgin 0,5 CC dan stesolid rectal 5 mg.
instruksi tersebut diberikan pertelpon. 3 jam setelah diberikan
obat-obatan tersebut, pasien mengalami kritis. Perawat menelpon
dokter A, dan diinstruksikan untuk dipindahkan ke ICU. Selama di
ruang ICU dokter A tidak datang, padahal di ruang ICU tidak ada
dokter spesialis anak, hingga akhirnya pasien tersebut meninggal
dunia pada pukul 06.00. orang tua dari pasien menggugat dokter A,
dengan gugatan wanprestasi terhadap transaksi terapeuetik.
MIND MAP Etika

Rumusan
masalah :
Wanprest
anak laki-laki 2 Hukum
asi
tahun meninggal
karena kelalaian
dokter A spesialis
anak. Orang tua
dari anak
menggugat
dokter A dengan
Transaksi gugatan
terapeuet Wanprestasi Disiplin
ik terhadap
terapeuetik
Hak dan
kewajiban
dokter
pasien
ETIKA
Etik berasal dari kata yunani ethos, yang berarti “yang baik, yang layak.” Etik
profesi yang tertua adalah etik kedokteran, yang merupakan prinsip-prinsip
moral atau asas-asas akhlak yang harus diterapkan oleh para dokter dalam
hubungannya dengan pasien, teman sejawatnya dan masyarakat umumnya
Pekerjaan profesi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Mengikuti pendidikan sesuai standar nasional
2. Pekerjaannya berlandaskan etik profesi
3. Mengutamakan panggilan kemanusiaan dari pada keuntungan
4. Pekerjaannya legal melalui perizinan
5. anggota-anggotanya belajar sepanjang hayat
6. anggota-anggotanya bergabung dalam suatu organisasi profesi.
HUKUM
Hukum adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu
kekuasaan. Hukum kesehatan adalah peraturan perundang-undangan yang
menyangkut pelayanan kesehatan. Pelanggaran etik kedokteran tidak
selalu berarti pelanggaran hukum, begitu pula sebaliknya pelanggaran
hukum belum tentu berarti pelanggaran etik kedokteran. Pelanggaran etik
kedokteran diproses melalui MKEK-IDI dan kalau perlu diteruskan ke P3EK-
DEPKES, sedangkan pelanggaran hukum diselesaikan
Perbedaan melalui
etik dan hukum adalah : pengadilan.
1. Etik berlaku untuk lingkungan profesi. Hukum
Persamaan etik dan hukum adalah : berlaku untuk umum.
1. Sama-sama merupakan alat untuk 2. Etik disusun berdasarkan kesepakatan anggota
mengatur tertibnya hidup profesi. Hukum disusun oleh badan pemerintahan.
3. Etik tidak seluruhnya tertulis. Hukum tercantum
bermasyarakat. secara terinci dalam kitab undang-undang dan
2. Sebagai objeknya adalah tingkah lembaran/ berita negara.
laku manusia. 4. Sanksi terhadap pelanggaran etik berupa tuntutan.
Sanksi terhadap pelanggaran hukum berupa
3. Mengandung hak dan kewajiban tuntutan.
anggota-anggota masyarakat, agar 5. Pelanggaran etik diselesaikan oleh majelis
tidak saling merugikan. kehormatan etik kedokteran (MKEK), yang dibentuk
oleh ikatan dokter Indonesia (IDI) dan kalau perlu
4. Menggugah kesadaran untuk diteruskan kepada panitia pertimbangan dan
bersikap manusiawi. pembinaan etik kedokteran (P3EK), yang dibentuk
5. Sumbernya adalah hasil pemikiran oleh departemen kesehatan (DEPKES). Pelanggaran
hukum diselesaikan melalui pengadilan.
para pakar dan pengalaman para 6. Penyelesaian pelanggaran etik tidak selalu disertai
anggota senior. bukti fisik.
DISIPLIN
11. melakukan perbuatan yang bertujuan untuk menghentikan
kehamilan yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
12. melakukan perbuatan yang dapat mengakhiri kehidupan pasien atas
permintaan sendiri atau keluarganya;
13. menjalankan Praktik Kedokteran dengan menerapkan pengetahuan,
Pengaturan Disiplin Profesional Dokter dan Dokter Gigi bertujuan untuk: keterampilan, atau teknologi yang belum diterima atau di luar tata
cara Praktik Kedokteran yang layak;
14. melakukan penelitian dalam Praktik Kedokteran dengan
1. memberikan perlindungan kepada masyarakat; menggunakan manusia sebagai subjek penelitian tanpa
memperoleh persetujuan etik (ethical clearance) dari lembaga yang
diakui pemerintah;
2. mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan; dan 15. tidak melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan,
padahal tidak membahayakan dirinya, kecuali bila ia yakin ada
orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya;
3. menjaga kehormatan profesi. 16. menolak atau menghentikan tindakan/asuhan medis atau tindakan
Pelanggaran Disiplin Profesional Dokter dan Dokter Gigi terdiri dari pengobatan terhadap pasien tanpa alasan yang layak dan sah
sesuai dengan ketentuan etika profesi atau peraturan perundang-
28 bentuk: undangan yang berlaku;
1. melakukan Praktik Kedokteran dengan tidak kompeten; 17. membuka rahasia kedokteran;
2. tidak merujuk pasien kepada Dokter atau Dokter Gigi lain yang memiliki 18. membuat keterangan medis yang tidak didasarkan kepada hasil
pemeriksaan yang diketahuinya secara benar dan patut;
kompetensi yang sesuai; 19. turut serta dalam perbuatan yang termasuk tindakan penyiksaan
3. mendelegasikan pekerjaan kepada tenaga kesehatan tertentu yang tidak (torture) atau eksekusi hukuman mati;
memiliki kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan tersebut; 20. meresepkan atau memberikan obat golongan narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya yang tidak sesuai dengan
4. menyediakan Dokter atau Dokter gigi pengganti sementara yang tidak ketentuan etika profesi atau peraturan perundang-undangan yang
memiliki kompetensi dan kewenangan yang sesuai atau tidak melakukan berlaku;
pemberitahuan perihal penggantian tersebut; 21. melakukan pelecehan seksual, tindakan intimidasi, atau tindakan
kekerasan terhadap pasien dalam penyelenggaraan Praktik
5. menjalankan Praktik Kedokteran dalam kondisi tingkat kesehatan fisik Kedokteran;
ataupun mental sedemikian rupa sehingga tidak kompeten dan dapat 22. menggunakan gelar akademik atau sebutan profesi yang bukan
membahayakan pasien; haknya;
23. menerima imbalan sebagai hasil dari merujuk, meminta
6. tidak melakukan tindakan/asuhan medis yang memadai pada situasi pemeriksaan, atau memberikan resep obatlalat kesehatan;
tertentu yang dapat membahayakan pasien; 24. mengiklankan kemampuan/pelayanan atau kelebihan kemampuanl
7. melakukan pemeriksaan atau pengobatan berlebihan yang tidak sesuai pelayanan yang dimiliki baik lisan ataupun tulisan yang tidak benar
atau menyesatkan;
dengan kebutuhan pasien; 25. adiksi pada narkotika, psikotropika, alkohol, dan zat adiktif lainnya;
8. tidak memberikan penjelasan yang jujur, etis, dan memadai (adequate 26. berpraktik dengan menggunakan surat tanda registrasi, surat izin
information) kepada pasien atau keluarganya dalam melakukan Praktik praktik dan/atau sertifikat kompetensi yang tidak sah atau
berpraktik tanpa memiliki surat izin praktik sesuai dengan ketentuan
Kedokteran; peraturan perundang-undangan yang berlaku;
9. melakukan tindakan/asuhan medis tanpa memperoleh persetujuan dari 27. tidak jujur dalam menentukan jasa medis;
pasien atau keluarga dekat, wali, atau pengampunya; 28. tidak memberikan informasi, dokumen, dan alat bukti lainnya yang
diperlukan MKDKI/MKDKI-P untuk pemeriksaan atas pengaduan
10.tidak membuat atau tidak menyimpan rekam medis dengan sengaja; dugaan pelanggaran Disiplin Profesional Dokter dan Dokter Gigi;
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
Hak Pasien
1. Hak menerima pengobatan dan perawatan
(ijin pasien; consent) Kewajiban Pasien
2. Hak menolak pengobatan dan perawatan
3. Hak menghentikan pengobatan dan
perawatan 1. Memberi informasi selengkapnya perihal
4. Hak memilih dokter dan sarana pelayanan
penyakitnya kepada dokter
kesehatan.
5. Hak untuk mendapatkan informasi yang 2. Mematuhi nasehat dokter
jelas perihal penyakit yang dideritanya 3. Menghormati privacy dokter yang mengobatinya
6. Hak atas rahasia kedokteran yang meliputi : 4. Memberi imbalan jasa.
• Segala rahasia yang oleh pasien secara
sadar atau tidak disadarinya (onbewust)
disampaikan kepada dokter.
• Segala sesuatu yang oleh dokter telah
diketahui, yang ada hubungannya dengan
pelaksanaan pekerjaannya dalam lapangan
kedokteran selama mengobati dan merawat
pasien.
1. Hak mendapatkan bantuan medis.
2. Hak untuk mendapatkan perawatan yang
baik dan continue.
3. Hak menerima perhatian/pelayanan atas
suatu pengaduan (klachtbehandeling)
HAK DAN KEWAJIBAN
DOKTER
Hak Dokter
Kewajiban Dokter
1. Kewajiban yang berhubungan dengan fungsi social
1. Hak yang terpenting dari seorang dokter adalah hak untuk pemeliharaan kesehatan.
bekerja menurut standar profesi medis. 2. Kewajiban yang berhubungan dengan standar medis.
2. Hak menolak melaksanakan tindakan medis yang tidak dapat Pengertian “standar medis”
ia pertanggungjawabkan secara profesional 3. Kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan tujuan ilmu
3. Hak untuk menolak suatu tindakan medis yang menurut suara kedokteran.
hatinya (conscience) tidak baik. • Menyembuhkan dan mencegah penyakit
4. Hak mengakhiri hubungan dengan pasien jika ia menilai • Meringankan penderitaan.
bahwa kerjasamanya dengan pasien tidak ada gunanya lagi. • Mengantar pasien (comforting) termasuk mengantar
5. Hak atas privacy dokter menghadapi akhir hidup.
6. Hak atas itikad baik dari pasien dalam pelaksanaan kontrak 1. Kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan prinsip
terapeutik (penyembuhan) keseimbangan
7. Hak atas balas jasa. 2. Kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan hak-hak
8. Hak atas fair play dalam mengahadapi pasien yang tidak puas pasien. Termasuk pula kewajiban-kewajiban profesi dokter
terhadapnya untuk memperhatikan dan menghormati hak-hak pasien.
9. Hak untuk membela diri
10.Hak memilih pasien. Hak ini sama sekali tidak merupakan
suatu hak mutlak. Lingkungan social merupakan hal yang
sangat mempengaruhi hak ini.
TRANSAKSI TERAPEUTIK
transaksi berarti perjanjian atau persetujuan yaitu hubungan timbal
balik antara dua pihak yang bersepakat dalam satu hal. terapeutik
adalah terjemahan dari therapeutic yang berarti dalam bidang
pengobatan. ini tidak sama dengan terapi yang berarti pengobatan.

Pasal 1320 KUH perdata :


Untuk sahnya persetujuan Pasal 1338 KUH perdata ;
memerlukan 4 syarat : • Semua persetujuan yang dibuat secara sah
1. Sepakat mereka yang mengikat berlaku sebagai undang-undang bagi
dirinya mereka yang membuatnya. Persetujuan ini
2. Kecakapan yang membuat suatu tidak bisa ditarik kembali selain dengan
perikatan sepakat kedua belah pihak atau alasan-
3. Suatu hal tertentu alasan yang oleh undang-undang
4. Suatu sebab yang halal dinyatakan cukup untuk itu. Persetujuan
harus dilakukan dengan itikad baik.
WANPRESTASI
Dasar perjanjian adalah kesepakatan para pihak yang akan
menimbulkan prestasi, apabila salah satu pihak tidak memenuhi
prestasi dalam perjanjian, maka akan timbul suatu kondisi yang
dinamakan wanprestasi (ingkar janji). Kata wanprestasi berasal dari
bahasa Belanda yang berarti keadaan buruk atau suatu keadaan
yang menunjukkan debitur tidak berprestasi (tidak melaksanakan
kewajibannya) dan dia dapat dipersalahkan.
Akibat WANPRESTASI
1. Pasal 1243 KUH Perdata yang berisi, “penggantian biaya, rugi dan bunga karena tidak terpenuhinya
suatu perikatan, barulah mulai diwajibkan, apabila si berutang, setelah dinyatakan lalai
memenuhi perikatannya, tetap melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau
dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang waktu yang telah dilampaukannya.”
2. Pasal 1237 KUH Perdata yang berisi, “dalam hal adanya perikatan untuk memberikan suatu kebendaan
tertentu, kebendaan itu semenjak perikatan dilahirkan, adalah atas tanggungan si berpiutang.”
3. Pasal 1266 KUH Perdata yang berisi, “syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam persetujuan-
persetujuan yang bertimbal balik, manakala salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya.”

Setelah Terjadinya WANPRESTASI


1. Penuntutan pelaksanaan prestasi oleh kreditur;
2. Pembayaran ganti rugi oleh debitur kepada kreditur (pasal 1243 KUH Perdata);
3. Beban risiko beralih untuk kerugian rebitur, apabila halangan tersebut timbul setelah debitur wanprestasi, kecuali bila ada
kesengajaan atau kesalahan besar dari pihak kreditur. Oleh karena itu, debitur tidak dibenarkan untuk berpegang pada keadaan
memaksa;
4. Kreditur dapat membebaskan diri dari kewajiban memberikan

Akibat WANPRESTASI terhadap kedua pihak


• Bagi debitur
Bagi debitur, hal yang akan muncul sebagai akibat dari terjadinya peristiwa wanprestasi adalah si debitur akan dipaksa mengganti kerugian karena
telah melakukan wanprestasi dan objek perjanjian tetap akan menjadi tanggungjawab si debitur, dengan kata lain debitur akan tetap dituntut untuk
menyelesaikan prestasinya. Lain hal apabila terdapat klausula pembatalan kontrak apabila terjadi wanprestasi.

• Bagi kreditur
Sementara bagi kreditur, berdasarkan pasal 1267 KUH Perdata, kreditur yang merasa dirugikan karena terjadinya peristiwa wanprestasi dapat
menuntut pemenuhan perikatan kepada debitur, ganti kerugian oleh debitur kepada kreditur dan pembayaran bunga yang mana adalah keuntungan
yang diharapkan namun tidak diperoleh kreditur karena terjadinya wanprestasi oleh debitur. Di sisi lain, kreditur juga dapat menuntut pembatalan
perikatan, pemenuhan perikatan dan ganti kerugian, pembatalan perikatan dan ganti kerugian, peralihan risiko dan pembayaran biaya-biaya
perkara kepada debitur apabila penyelesaian perkara sampai ke pengadilan.
KESIMPULAN
Etika, hukum, dan disiplin kedokteran sama-sama mempunyai
tujuan yang sama yaitu agar dapat mengatur tertib dan
tentramnya pergaulan hidup dalam masyarakat. Namun dalam
beberapa kasus, dapat terjadinya malpraktek yang dapat
menyebabkan kerugian bagi pihak pasien. Pada kasus scenario 10
terjadi malpraktek yang dilakukan oleh dokter A sehingga
menghilangkan nyawa pasien, dengan hal ini keluarga meminta
ganti rugi dengan menuntut WANPRESTASI terhadap TRANSAKSI
TERAPEUTIK akibat kelalaian dari dokter A.

Anda mungkin juga menyukai