Anda di halaman 1dari 31

METODE – METODE MIX

DESIGN BETON
ANGGOTA :
1. ADITYA RAHMAT FEBRIANSYAH
2. M. RIZQI RIANTO
3. RICKY FIRMAN
4. RIZAL BASYIR
METODE – METODE MIX DESIGN BETON

Metode American Mix Design Metode


Mix Design Metode
Concrete Portland Cement
DEO
Institute (ACI) Association (PCA)

Metode Standar
ROAD NOTE NO. 4
Nasional Indonesia
Method
(SNI)
METODE AMERICAN CONCRETE INSTITUTE (ACI)

Metode American Concrete Institute (ACI) mensyaratkan suatu campuran perancangan beton dengan
mempertimbangkan sisi ekonomisnya dengan memperhatikan ketersediaan bahan-bahan di lapangan,
kemudahan pekerjaan, serta keawetan kekuatan dan pekerja beton. Cara ACI melihat bahwa dengan
ukuran agregat tertentu, jumlah air perkubik akan menentukan tingkat konsistensi dari campuran beton
yang pada akhirnya akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan (workability). Dengan tahap perencanaan
sebagai berikut.
METODE AMERICAN CONCRETE INSTITUTE (ACI)

PERANCANGAN
• Sebelum melakukan perancangan, data-data • Pada metode ini, input data perancangan
yang dibutuhkan harus dicari. Jika data-data meliputi data standar deviasi hasil pengujian
yang dibutuhkan tidak ada, dapat diambil data yang berlaku untuk pekerjaan yang sejenis
dari tabel-tabel yang telah dibuat untuk dengan karakteristik yang sama. Selanjutnya
membantu penyelesaian perancangan cara ACI data tentang kuat tekan rencana, data butir
ini. nominal agregat yang digunakan, data slump,
(jika diinginkan dengan nilai tertentu), berat
jenis agregat, serta karakteristik lingkungan yang
diinginkan.
METODE AMERICAN CONCRETE INSTITUTE (ACI)

PROSEDUR PERANCANGAN
1. Hitung kuat tekan rata-rata beton
2. Tetapkan nilai slump dan butir agregat maksimum
3. Tetapkan jumlah air
4. Tetapkan faktor air semen
5. Hitung semen yang diperlukan
6. Tetapkan volume agregat kasar
7. Estimasi berat beton
8. Hitung proporsi bahan
9. Koreksi proporsi bahan
LANGKAH PERANCANGAN

1. Hitung kuat tekan rata-rata beton, berdasarkan kuat tekan rencana dan margin, f’cr = m + f’c
a) m = 1.64xSD, (SD) standar deviasi diambil berdasarkan data yang lalu, jika tidak ada diambil dari Tabel 8.1
berdasarkan mutu pelaksanaan yang diinginkan.
b) Kuat tekan rencana (f’c) ditentukan berdasarkan rencana atau dari hasil uji yang lalu.
LANGKAH PERANCANGAN

2. Tetapkan nilai slump, dan butir maksimum agregat


a) Slump ditentukan. Jika tidak dapat, data diambil dari Tabel 8.2
LANGKAH PERANCANGAN

b) Ukuran maksimum agregat dihitung dari 1/3 tebal plate dan atau 3/4 jarak bersih antar baja tulangan,
tendon, bundle bar, atau ducting dan atau 1/5 jarak terkecil bidang bekisting ambil yang terkecil, jika tidak
diambil dari Tabel 8.3.
LANGKAH PERANCANGAN

3. Tetapkan jumlah air yang dibuhkan berdasarkan ukuran maksimum agregat dan nilai slump dari Tabel
8.4
LANGKAH PERANCANGAN

4. Tetapkan nilai Faktor Air Semen dari 8.5. Untuk nilai kuat tekan dalam Mpa yang berada di antara nilai
yang diberikan dilakukan interpolasi.
LANGKAH PERANCANGAN
5. Hitung semen yang diperlukan, yaitu jumlah air dibagi dengan factor air semen.
6. Tetapkan volume agregat kasar berdasarkan agregat maksimum dan Modulus Halus Butir (MHB)
agregat halusnya sehingga didapat persen agregat kasar (Tabel 8.6). Jika nilai Modulus Halus Butirnya
berada di antaranya, maka dilakukan interpolasi. Volume agregat kasar=persen agregat dikalikan
dengan berat kering agregat kasar.
7. Estimasikan berat beton segar berdasarkan Tabel 8.7, kemudian hitung agregat halus, yaitu berat beton
segar – (berat air + berat semen + berat agregat kasar).
LANGKAH PERANCANGAN

8. Hitung proporsi bahan, semen, air, agregat kasar dan agregat halus, kemudian koreksi berdasarkan nilai
daya serap air pada agregat.
9. Koreksi Proporsi Campurannya
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN

Cara ini merupakan cara coba-coba untuk Nilai Modulus Halus Butir (MHB) sebenarnya
memperoleh proporsi bahan yang menghasilkan kurang menggambarkan gradasi agregat yang tepat.
konsistensi. Jika dipakai agregat yang berbeda akan Untuk agregat dengan berat jenis yang berbeda,
menyebabkan konsistensi yang berbeda juga. perlu dilakukan koreksi lagi.
MIX DESIGN METODE PORTLAND CEMENT
ASSOCIATION (PCA)

Metode desain campuran Portland Cement


Association (PCA) pada dasarnya serupa dengan metode
ACI sehingga secara umum hasilnya akan saling
mendekati. Penjelasan lebih detail dapat dilihat dalam
Publikasi PCA, Portland Cement Association, Design and
Control of Concrete Mixtures. 12thedition, Skokie, Illinois,
USA: PCA, 1979, 140 pp.
PROPORSI

Kunci untuk mencapai tahan lama, beton yang kuat terletak pada proporsi teliti dan pencampuran bahan.
Sebuah campuran beton yang tidak memiliki pasta cukup untuk mengisi semua rongga antara agregat akan
sulit untuk menempatkan dan akan menghasilkan permukaan kasar dan beton berpori. Campuran dengan
kelebihan pasta semen akan mengaliri rongga dan akan menghasilkan permukaan halus, namun beton
yang dihasilkan cenderung lebih banyak menyusut dan tidak ekonomis.
Campuran beton yang dirancang dengan baik akan memiliki workability yang diinginkan untuk beton segar
dan ketahanan yang diperlukan dan kekuatan untuk beton mengeras. Biasanya, campuran adalah sekitar
10 hingga 15 persen semen, agregat 60 sampai 75 persen dan 15 sampai 20 persen air.
PROPORSI

Kimia semen Portland mulai bereaksi dengan adanya air. Semen dan air akan membentuk pasta yang
melapisi setiap partikel batu dan pasir. Melalui reaksi kimia yang disebut hidrasi, pasta semen mengeras
dan menguat. Karakter beton ditentukan oleh kualitas pasta. Kekuatan pasta, tergantung pada rasio antara
air semen. Rasio semen air adalah berat air pencampuran dibagi dengan berat semen. Beton berkualitas
tinggi dihasilkan dengan menurunkan rasio semen-air sebanyak mungkin tanpa mengesampingkan
workability beton segar.
BAHAN LAIN

Meskipun air jernih yang paling cocok untuk digunakan dalam beton, agregat juga dipilih secara teliti.
Agregat terdiri dari 60 sampai 75 persen dari total volume beton. Jenis dan ukuran campuran agregat
tergantung pada ketebalan dan tujuan dari produk beton akhir. Hampir semua air alami yang tidak memiliki
rasa atau bau dapat digunakan sebagai air pencampuran untuk beton. Namun, beberapa air yang tidak
layak digunakan sehari-hari mungkin juga tidak cocok untuk beton.
BAHAN LAIN

Kotoran di pencampuran air tidak hanya dapat mempengaruhi pengikatan dan kekuatan beton, tetapi juga
dapat menyebabkan pewarnaan, korosi tulangan, ketidakstabilan volume, dan daya tahan berkurang.
Spesifikasi biasanya menetapkan batas senyawa klorida, sulfat, alkali, dan padatan dalam air pencampuran
kecuali tes dapat dilakukan untuk mengetahui pengaruh ketidakmurnian. Selain itu, agregat harus bersih
dan bebas dari segala hal yang mungkin mempengaruhi kualitas beton.
MIX DESIGN BETON METODE SNI
(STANDAR NASIONAL INDONESIA)
SNI T-15-1991-03 KEKUATAN BETON UNTUK BANGUNAN
SNI 03-4433-1997 SPESIFIKASI BETON SIAP PAKAI
1. Semua bahan beton harus diaduk secara seksama dan harus dituangkan seluruhnya sebelum pencampur diisi
kembali.
2. Beton siap pakai harus dicampur dan diantarkan sesuai persyaratan SNI 03-4433-1997,Spesifikasi beton siap
pakai atau ”Spesifikasi untuk beton yang dibuat melalui penakaran volume dan pencampuran menerus”
(ASTM C 685).
3. Adukan beton yang dicampur di lapangan harus dibuat sebagai berikut:
a) Pencampuran harus dilakukan dengan menggunakan jenis pencampur yang telah disetujui.
b) Mesin pencampur harus diputar dengan kecepatan yang disarankan oleh pabrik pembuat.
c) Pencampuran harus dilakukan secara terus menerus selama sekurang-kurangnya 1½ menit setelah semua bahan
berada dalam wadah pencampur, kecuali bila dapat diperlihatkan bahwa waktu yang lebih singkat dapat memenuhi
persyaratan uji keseragaman campuran SNI 03-4433-1997,Spesifikasi beton siap pakai.
MIX DESIGN BETON METODE SNI
(STANDAR NASIONAL INDONESIA)

4. Pengolahan, penakaran, dan pencampuran bahan harus memenuhi aturan yang berlaku pada SNI 03-
4433-1997, Spesifikasi beton siap pakai.
5. Catatan rinci harus disimpan dengan data-data yang meliputi:
a) Jumlah adukan yang dihasilkan.
b) Proporsi bahan yang digunakan.
c) Perkiraan lokasi pengecoran pada struktur.
d) Tanggal dan waktu pencampuran dan pengecoran.
MIX DESIGN METODE DEO
TAHAP (I)
TENTUKAN AIR GRATIS / RASIO SEMEN DIPERLUKAN UNTUK
KEKUATAN
1. Entah menggunakan tertentu margin atau perhitungan margin untuk diberikan proporsi barang
cacat dan deviasi standar statistik .
2. Dapatkan target berarti kekuatan dengan menambahkan marjin untuk yang dibutuhkan kekuatan
karakteristik .
3. Jika entrainment udara ditentukan, menghitung artifisial menaikkan target diubah berarti kekuatan .
4. Entah menerima tertentu air bebas / semen atau mendapatkan air gratis maksimum / semen yang akan
memberikan target berarti kekuatan untuk beton yang dibuat dari diberikan jenis agregat kasar dan
dari semen dengan yang diberikan sifat .
TAHAP (II)
MENENTUKAN KADAR AIR GRATIS DIPERLUKAN UNTUK
WORKABILITY

1. Entah menggunakan ditentukan kadar air bebas atau memperoleh kadar air bebas minimum, yang akan
memberikan yang diinginkan workability untuk beton dibuat dengan diberikan jenis agregat
halus, agregat kasar jenis dan ukuran maksimum agregat kasar.
2. Jika kadar air bebas telah ditentukan untuk workability, menyesuaikan kadar air bebas diperlukan
jika entrainment udara yang ditentukan, dan menyesuaikan lebih lanjut jika mengurangi bahan
tambahan air ditentukan.
TAHAP (III)
MENENTUKAN KADAR SEMEN DIPERLUKAN

1. Dapatkan minimum konten semen , yang diperlukan untuk kekuatan, dengan membagi kadar air
bebas diperoleh pada Tahap (II) dengan air bebas / semen diperoleh di Tahap (I).
2. Periksa isi semen minimum, yang diperlukan untuk kekuatan, terhadap isi semen maksimum yang
diizinkan, dan memberikan peringatan jika mantan melebihi kedua.
3. Periksa isi semen minimum, yang diperlukan untuk kekuatan, terhadap isi semen minimum , yang
diperbolehkan untuk daya tahan, dan mengadopsi mana yang lebih besar untuk menjadi kadar semen
dalam campuran.
4. Bagilah kadar air bebas oleh kandungan semen yang digunakan dalam campuran untuk
mendapatkan air bebas dimodifikasi / semen .
Tahap (IV) Tahap (V)
Menentukan Konten Agregat Menentukan Konten Fine
Jumlah Agregat
1. Mendapatkan nilai untuk 1. Baik menggunakan nilai yang ditentukan
keseluruhan kepadatan agregat . dari persentase agregat halus , atau
mendapatkan persentase agregat halus, yang
2. Dapatkan fraksional volume agregat dengan
akan memberikan yang
mengurangi volume air proporsional bebas dan
diinginkan workability untuk beton dibuat
semen dari satuan volume.
dengan yang diberikan gradasi agregat
3. Hitung total agregat dengan membagi volume halus , ukuran maksimum agregat kasar dan air
agregat dengan kepadatan agregat. bebas / semen diperoleh Tahap (III).
2. Hitung isi agregat kasar dan halus dari total
agregat diperoleh pada Tahap (IV) dan
persentase agregat halus.
ROAD NOTE NO. 4
CARA PERANCANGAN INI DISIMPULKAN DARI HASIL
PENELITIAN GLANVILLE.,ET.AL, YANG DITEKANKAN PADA PENGARUH
GRADASI AGREGAT TERHADAP KEMUDAHAN PENGERJAAN.
LANGKAH PERANCANGAN
1. Hitung kuat tekan rata-rata rencana, berdasarkan kekuatan tekan rencana dan nilai margin.
a) Nilai margin (m)=1.64*Standar Deviasi
b) Nilai standar deviasi ditentukan dari data yang lalu atau diambil dari Tabel 8.10 berdasarkan tingkat
pengendalian mutu pekerjaan.
LANGKAH PERANCANGAN
2. Tentukan FAS dari Grafik dan berdasarkan keawetan Tabel 8.8. Pilih nilai yang terkecil
LANGKAH PERANCANGAN
3. Buat proporsi agregat dari masing-masing fraksi
(perbandingan antara agregat halus dengan
agregat kasar), sehingga masuk dalam salah
satu kurfa dalan grafik 8.3.1 sampai 8.3.4 ASTM
C-33.
4. Tetapkan proporsi antara agregat dengan
semen berdasarkan tingkat kemudahan
pengerjaan, diameter maksimum agregat,
bentuk dan FAS ( Tabel 8.9).
LANGKAH PERANCANGAN
3. Hitung proporsi antara semen, air, dan agregat dengan dasar FAS dan proporsi antara agregat semen.
4. Kebutuhan dasar dari beton dihitung dari volume absolute, prinsip hitungan ialah volume beton padat
sama dengan jumlah absolute kbahan-bahan dasarnya. Proporsi campuran dapat dihitung jika
diketahui:
ROAD NOTE NO. 4

KEKURANGAN
1. Gradasi yang tersedia pada kenyataan sulit untuk dipenuhi di lapangan.
2. Bentuk agregat pada langkah ke empat agak sulit dibedakan (antara yang bulat dengan tidak teratur).
Kesulitan lain jika digunakan campuran antara agregat alami dengan batu pecah.

Anda mungkin juga menyukai