Anda di halaman 1dari 45

By: Misbahul Munir

KETENTUAN RANCANGAN
INSTALASI LISTRIK
 4.1.2.1 Rancangan instalasi listrik ialah berkas
gambar rancangan dan uraian teknik, yang
digunakan sebagai pedoman untuk
melaksanakan pemasangan suatu instalasi
listrik.

 4.1.2.2 Rancangan instalasi listrik harus


dibuat dengan jelas, serta mudah dibaca
dan dipahami oleh para teknisi listrik. Untuk itu
harus diikuti ketentuan dan standar yang
berlaku.
4.1.2.3 Rancangan instalasi
listrik terdiri dari :
 a) Gambar situasi, yang menunjukkan dengan
jelas letak gedung atau bangunan tempat instalasi
tersebut akan dipasang dan rancangan
penyambungannya dengan sumber tenaga listrik.

Jl. Arief Rachman Hakim Surabaya


ITATS

Jl. Deles
b) Gambar instalasi yang
meliputi:
 1) Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas letak
perlengkapan listrik beserta sarana kendalinya (pelayanannya),
seperti titik lampu, kotak kontak, sakelar, motor listrik, PHB dan
lain-lain.

 2) Rancangan hubungan perlengkapan listrik dengan gawai


pengendalinya seperti hubungan lampu dengan sakelarnya,
motor dengan pengasutnya, dan dengan gawai pengatur
kecepatannya, yang merupakan bagian dari sirkit akhir atau
cabang sirkit akhir.

 3) Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir tersebut dalam


butir b) dan PHB yang bersangkutan, ataupun pemberian tanda
dan keterangan yang jelas mengenai hubungan tersebut.

 4) Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai setiap


perlengkapan listrik.
Tata Letak Rancangan
Instalasi Listrik
CONTOH INSTALASI LISTRIK
CONTOH INSTALASI LISTRIK SEDERHANA
(Sistem pasa satu 3 kawat)

PENGAMAN
1. PEMBATAS ARUS
2. PEMUTUS
3. GROUNDING
M 4. SEKERING
5. KOTAK KONTAK
7 6 TUSUK KONTAK
1 2 4 7. POLARITAS

3 5
c) Diagram garis tunggal,
yang meliputi :
 1) Diagram PHB lengkap dengan keterangan
mengenai ukuran dan besaran pengenal
komponennya;
 2) Keterangan mengenai jenis dan besar
beban yang terpasang dan pembagiannya;
 3) Sistem pembumian dengan mengacu
kepada 3.18;
 4) Ukuran dan jenis penghantar yang
dipakai.
Contoh Diagram Garis
Tunggal
1 3 4 9

2
5

6 7

8
Keterangan
1. Kotak Sekering / Fuse Box
2. Sklar Tutup Ganda
3. Sekering
4. Ukuran Pengenalnya (Sekering)
5. Keterangan Mengenai Jenis dan besar
beban dan pembaginya
6. Pengawatan dalam pipa
7. Jenis dan ukuran penghantar yang dipakai
8. Sistem pembumian yang di gunakan
9. Nomor kelompok beban
Gambar Rekapitulasi Daya

KEL BEBAN JUMLA JUMLA BESAR UKURAN


LAMPU KK LAINN H TITIK H ARUS SEKRING
YA DAYA

1 TL 20W 1 20 I= P/V
LP 25W 1 25 =
SL 18W 1 18 863/220
KK 3 750 = 3,6A
250W
813W
d) Gambar rinci yang meliputi
1) Perkiraan ukuran fisik PHB;
2) Cara pemasangan perlengkapan listrik;
3) Cara pemasangan kabel;
4) Cara kerja instalasi kendali.

CATATAN: Gambar rinci dapat juga diganti dan atau


dilengkapi dengan keterangan atau uraian.
Pengkabelan
e) Perhitungan teknis bila dianggap perlu, yang meliputi
antara lain :

 1) Susut tegangan;
 2) Perbaikan faktor daya;
 3) Beban terpasang dan kebutuhan maksimum;
 4) Arus hubung pendek dan daya hubung pendek;
 5) Tingkat penerangan.

f) Tabel bahan instalasi, yang meliputi :

 1) Jumlah dan jenis kabel, penghantar dan


perlengkapan;
 2) Jumlah dan jenis perlengkapan bantu;
 3) Jumlah dan jenis PHB;
 4) Jumlah dan jenis luminer lampu.
Tabel bahan instalasi
g) Uraian teknis, yang meliputi :
1) Ketentuan tentang sistem proteksi dengan
mengacu kepada 3.17;
2) Ketentuan teknis perlengkapan listrik yang
dipasang dan cara pemasangannya;
3) Cara pengujian;
4) Jadwal waktu pelaksanaan.
h) Perkiraan biaya
 Antara lain menjelaskan mengenai Biaya
bahan, biaya pemasangan, biaya
penyambungan ke PLN, dll
LANGKAH PERENCANAAN
INSTALASI PENERANGAN 1 FASA
1. Gambar denah rumah yang akan direncanakan instalasinya.
2. Tentukan letak titik beban dan sarana pelayanannya didalam denah
rumah (letak, jenis dan besarnya daya titik beban).
3. Hitunglah jumlah beban terpasang (jumlah titik dan jumlah daya).
4. Bagilah beban menjadi beberapa kelompok (sesuai aturan).
5. Hitung besarnya sekering tiap kelompok, pembatas arus (MCB) dan
kapasitas daya terpasang (sesuai tabel PLN).
6. Gambar yang diperlukan (dalam buku gambar) :
a. gambar situasi
b. gambar dena beserta instalasinya garis tunggal (dengan skala).
c. gambar diagram garis tunggal.
d. gambar rekapitulasi daya.
7. Daftar bahan kebutuhan (dalam kertas HVS)
8. Rencana anggaran biaya( dalam kertas HVS)
PERLENGKAPAN LISTRIK
KEAMANANPERALATAN LISTRIK
 PROTEKSI DARI GEJALA API
 PROTEKSI DARI TEGANGAN SENTUH
 PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH
PENGAWATAN PERLENGKAPAN
LISTRIK
 KABEL FLEKSIBEL
 KABEL LAMPU
ARMATUR PENERANGAN,
FITING LAMPU, DAN ROSET
 PROTEKSITERHADAP SENTUH LANGSUNG
DAN TIDAK LANGSUNG
 PEMBUMIAN
 BAGIAN LOGAM TERBUKA
PERKAWATAN ARMATUR
 KABELUNTUK BAGIAN BERGERAK
 HUBUNGAN DA PERCABANGAN
 ARMATUR SEBAGAI SALURAN KABEL
 POLARITAS PADA ARMATUR PENERANGAN
 POLARITAS PADA LAMPU UJI
TUSUK KONTAKDAN KOTAK
KONTAK
 KONSTRUKSITUSUK KONTAK
 SUSUNAN TUSUK KONTAK
2.1. Sirkit penghantar motor.
2.1.1. KHA sirkit motor tunggal minimal 125 % arus
pengenal beban penuh motor.
KHA = 125 % x In
2.1.2. Sirkit penghantar motor yang mensuplai 2 motor
atau lebih, minimal jumlah arus beban penuh semua
motor + 25 % arus beban penuh motor terbesar (  arus
beban tertinggi).
KHA =  I n + 125 % x I n terbesar.
2.1.3. Untuk motor dengan daur kerja intermitten,
pembebanan singkat, tidak bekerja bersama-sama, KHA
penghantar sirkit dapat minimal sama dengan beban
maksimum yang terjadi.
2.2. Proteksi beban lebih sirkit motor.
2.2.1. Beban lebih atau arus lebih pada waktu motor
beroperasi bila bertahan pada waktu cukup lama, akan
mengakibatkan kerusakan atau overheating pada sirkit
motor.
2.2.2. Setelan gawai proteksi dirancang
maksimum sama dengan setelan arus asut
motor. Waktu tunda gawai proteksi harus lebih
kecil dari lama arus asut motor.
2.2.3. Pengaman lebur sebagai proteksi beban
lebih motor dipasang pada tiap-tiap fasa aktif
motor.
2.2.4. Jika gawai proteksi bukan pengaman lebur
(misalnya relai, Bimetal) dipasang pada :
Satu fasa : pada penghantar fasa.
Tiga fasa : cukup pada penghantar
fasa 1 dan 2, atau 2 dan 3, atau 1 dan 3.
2.2.5. Proteksi beban lebih harus dilengkapi
dengan proteksi arus hubung pendek.
2.2.6. Kontak tusuk yang di pakai untuk melayani
motor harus minimum mempunyai nilai pengenal
I0A – 250 Volt, setara dengan KHA penghantar
sirkit akhir kotak kontak tersebut
2.3. Proteksi Hubung Pendek Sirkit Motor
2.3.1. Setiap motor harus diproteksi tersendiri terhadap
arus hubung pendek, kecuali :
Sisi hulu sirkit telah di proteksi dengan nilai
pengenal maksimum 16 A.
Gabungan motor dengan proteksi satu gawai
proteksi yang dapat memutuskan semua
motor tersebut.
2.3.2. Setelan atau nilai proteksi motor tunggal
mengikuti tabel 5.5.2. PUIL 2000. (lihat halaman lain)
2.3.3. Setelan beberapa motor tidak boleh melebihi
nilai terbesar berdasarkan tabel 5.5.2 untuk masing-
masing motor ditambah jumlah arus beban
penuh motor lain dalam sirkit tersebut.
Setelan gawai = setelan gawai proteksi terbesar + In motor
lain.
2.4. Proteksi Hubung Pendek Sirkit Cabang.
2.4.1. Arus gawai proteksi hubung singkat sirkit cabang
yang mensuplai beberapa motor :
Arus gawai proteksi menurut tabel 5.5.2 + Jumlah arus
beban penuh semua motor yang di pasok sirkit
cabang tersebut.
Contoh soal Aplikasi :
Suatu sirkit cabang motor, tegangan kerja 230 Volt
sebagai mana pada gambar :
• Motor sangkar : I n = 42 A
• Motor sinkron : I n = 54 A
dengan asutan autotrafo
• Motor cincin : ∑ I n = 68 A
dua buah
Masing-masing motor diproteksi dengan pemutus sirkit
terhadap hubung pendek.
Tentukan :
a. Kuat hantar arus sirkit cabang.
b. Setelan proteksi hubung pendek sirkit cabang.
c. Setelan proteksi saluran utama terhadap
hubung pendek bila sirkit cabang tersebut juga
memasok motor rotor cincin I n = 68 A
Penyelesaian :
KHA Penghantar
Gawai proteksi 218 A
• Sirkit A
125% x 42A = 52,5 A
Sirkit cabang 85A + 52,5A +67,5A = 181A • Sirkit B
A B C 125% x 54,5A
Gawai proteksi • Sirkit C
105A x 108A 102Ax 125% x 68 = 85A
Sirkit 125% x 42A 125% x 54A 125% x 68A
Akhir 52,5A 67,5A 85A Kuat hantar arus sirkit cabang
motor 125% x Iu motor terbesar + In
M M M masing-masing motor lain
Motort sangkar Motor sinkron Motor cincin = 125 % x 68A+42A+54 = 181A
IN : 42A dengan autotrafo IN : 68A
IN : 54A
2.5. Rangkaian kendali
Rangkaian kendali adalah sarana yang mengatur tenaga listrik ke sirkit
beban. Pada rangkaian kendali motor termasuk alat asut motor.

Sirkit cabang
Pengaman hubung pendek
Sarana pemutus

Sirkit kendali motor


• Pemutus / penghubung
• Alat asut
• Start / stop

M
2.6. Sirkit kendali minimum memenuhi ketentuan-ketentuan :
2.6.1. Dilengkapi sakelar yang dapat memutus semua sumber.
2.6.2. Harus ada dua saklar untuk memutus sumber dan untuk
memutus rangkaian sirkit motor yang ditempatkan pada satu PHB
yang sama.
2.7. Rangkaian sirkit kendali motor.
2.7.1. Rangkaian sirkit kendali motor terdiri atas :
Pemutus, dengan KHA minimal 115 % jumlah arus beban
pada keadaan beban penuh. Pemutus harus dapat
memutus semua rangkaian aktif
Gawai proteksi.
Satu untuk sirkit keluar.
Satu untuk sirkit masuk.

2.7.2.Jika motor menerima daya listrik lebih dari satu sumber,


masing-masing sumber harus mempunyai sarana
pemutus kutub 4 (rangkaian fasa da netral).
2.8. Mesin las busur listrik.
mesin las busur listrik yang menggunakan transformator,
penyearah, dan motor generator.
2.8.1. Kuat hantar arus penghantar suplai.
KHA penghantar = I n x k
k = Faktor daur kerja mesin listrik.
(lihat tabel 5.15-1 PUIL 2000).
RANCANGAN SIRKIT TRANSFORMATOR TEGANGAN
RENDAH KAPASITOR
5.1. Transformator tegangan rendah adalah transformator :
5.1.1. Step-up/step-down pada rangkaian tegangan rendah.
5.1.2. Transformator asut motor listrik.
5.1.3. Bukan trafo alat ukur (PT,CT)
5.2. Gawai kedali.
5.2.1. Transformator harus mempunyai gawai kendali sendiri
yang dapat memutus baik dari satu sumber atau sumber lain.
5.2.2. Auto trafo tidak boleh ihubungkan pada sistem tanpa
pembumian.
5.2.3. Arus pengenal gawai pemutus minimal 250 % dari
arus pengenal sisa primer transformator.
5.3. Gawai proteksi.
5.3.1. Gawai proteksi transformator harus mempunyai :
Proteksi arus lebih pada sisi primer dengan KHA
maksimum 125 % dari arus primer pengenal.
gawai proteksi arus primer tidak diperlukan jika pada
sisi sekunder dilengkapi gawai proteksi maksimum 125 %
arus sekunder pengenal transformator.
5.4. Dalam merancangkan gawai kendali trafo harus diperhatikan spesifikasi
transformator tersebut, antara lain apakah sudah mempunyai gawai proteksi
sendiri (self protected transformer) atau tidak.
5.5. Apabila di rancang kerja paralel, maka persentase impedansi trafo
harus sama pada sadapan sistem sumber yang sama. Perbedaan
kapasitas transformator tidak boleh lebih dari 30%.
5.6. Instalasi kapasitor
5.6.1 Suatu rangkaian instalasi kapasitor dan transformator harus
memenuhi :
• Daya (kVA) transformator minimum 135 % dari daya
kapasitor dalam (kVA).
• KHA penghantar kapasitor minimum 135 % dari KHA
kapasitor pada arus pengenalnya.
• KHA penghantar kapasitor yang menghubugkan kapasitor
dengan perlengkapan instalasi tenaga (misalnya terminal
motor) minimal 1/3 dari KHA penghantar sirkit motor.
5.6.2. Proteksi pada kapasitor harus pada tiap fasa aktif yang tidak
dibumikan. Penyetelan proteksi harus serendah mungkin.
5.6.3. Untuk tiap gugus kapasitor harus dipotong saranan pemisah
pada tiap penghantar fasa aktif (kecuali kapsitor yang dipasang pada
sisi beban dari proteksi arus lebih motor.
KAPASITOR
 INSTALASI
 PENGHANTAR
 SARANA PEMISAH
 PEMASANGAN
 PEMBERITANDA
RESISTOR DAN REAKTOR
PIRANTI PEMANAS
 PEMASANGAN
 BAHAN
 PEMBUMIAN
 PEMBERIAN TANDA
 LENGKAPAN
 KONSTRUKSI
 GAWAI PEMBATAS
 PEMANAS ZAT CAIR
 KEADAAN RUANG
PERLENGKAPAN PEMANAS
INDUKSI DAN DIELEKTRIK
 PERLENGKAPAN MOTOR GENERATOR
 PERLENGKAPAN BUKAN MOTOR
GENERATOR
 PERLINDUNGAN, PEMBUMIAN DAN
PENANDAAN
PEMANFAATAN DENGAN
PENGGERAK ELEKTRO MEKANIS
 HUBUNGAN LISTRIK
 MAINAN UNTUK ANAK
 PEMANFAATAN UNTUK DIGUNAKAN PADA
BADAN MANUSIA
 PEMANFAATAN UNTUK TUJUAN LAIN
MESIN LAS LISTRIK
1. mesin las busur listrik yang menggunakan transformator,
penyearah, dan motor generator.

2. Kuat hantar arus penghantar suplai.


KHA penghantar = I n x k
k = Faktor daur kerja mesin listrik.
(lihat tabel 5.15-1 PUIL 2000).
2.1. Kuat hantar arus penghantar sekelompok mesin las.
KHA :
= 100 % KHA penghantar 2 mesin las terbesar
+ 85 % KHA penghantar mesin las terbesar ke 3
+ 70 % KHA penghantar mesin las terbesar ke 4
+ 60 % KHA penghantar mesin las terbesar ke 5 dst.
2.2. Proteksi arus lebih mesin las.
Arus pegenal poteksi arus lebih mesin las maksimum 200 %
arus primer pengenal pada tiap mesin las.
Kecuali apabila penghantar suplai telah diproteksi dengan
nilai pengenal maksimum 200 % arus pengenal primer pada sisi
hulu
2.3. Proteksi arus lebih penghantar suplai.
Arus pengenal gawai proteksi maksimum
200 % dari KHA penghantarnya.
2.4. Sarana pemutus tiap mesin las.
Semua mesin las harus di pasang sarana
pemutus suplai dengan arus pengenal
minimum 200 % arus pengenal
penghantar.
3. Mesin las resistant.
4.3.1. KHA penghantar = minimum 70 % x nilai
arus pengenal
4.3.2. Untuk mesin las resistant yang diketahui
daur tugasnya :
KHA = k x arus pengenal mein las
k = Faktor daur tugas
Daur tugas 1 % 50 40 30 25 20 15 10 7,5 <5
k 0.7 0.6 0.55 0.5 0.45 0.39 0.32 0.27 0.22
3.3. Kelompok mesin las :
 KHA penghantar mesin las :
 100 % arus pengenal mesin las tersebar –1 dan –2 + 60 %
arus pengenal mesin las lain.
3.4. Proteksi arus lebih mesin las.
Nilai arus pengenal gawai proteksi mesin las
resistant = maksimum 300 % x arus pengenal
mesin las
Tidak diperlukan proteksi arus lebih bila
penghantar telah diproteksi arus lebih dengan
arus pengenal maksimum 300 % KHA
penghantar.
Sirkit penghantar yang mensuplai lebih dari
satu mesin las diproteksi dengan gawai
penghantar maksimum 300 % x KHA
penghantar.
Tiap mesin las harus mempunyai sakelar atau
pemutus sendiri dari sirkit suplai nilai arus
pengenal = minimal 200 % KHA penghantar
suplai.
MESIN PERKAKAS
 DEFINISI
 PEMBERIANTANDA
 PENGHANTAR
PERLENGKAPAN SINAR X
PEMBUMIAN

Anda mungkin juga menyukai