Anda di halaman 1dari 85

Organon Auditivus

dr. Ida Lestari Harahap, M.Si


Departemen Anatomi
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Learning objective

1. Mengetahui pembagian organon auditivus


2. Mengetahui organ yang berperan dalam menerima rangsangan
3. Mengetahui bagian-bagian dari organ penerima rangsangan
4. Mengetahui mekanisme mendengar
5. Mengetahui organon olfactoria
pembagian

1. Alat-alat penerima rangsangan (resepsi)


2. Alat-alat penghantar impuls yang ditimbulkan
oleh rangsangan (konduksi)
3. Alat-alat persepsi (pusat cortical)
Alat-alat Penerima
Rangsangan

1. Aurius externus
2. Aurius medius
3. Aurius internus
Embriologi

 Pada janin sekitar 22 hari, telinga merupakan


penebalan ectoderm (placoda otica) pada
Rhombencephalon
Stage 14-23 kehamilan minggu ke-5 sampai minggu ke-8
6 fascies Auricular Hillocks :
- Secara fungsi dari anak-anak hingga dewasa tidak terdapat perbedaan, namun fungsi mulai menurun seiring dengan pertembahan
usia.
- Secara anatomis, pada anak-anak tidak terdapat perbedaan antara laki-laki dan perempuan (dalam hal ukuran), namun pada orang
dewasa ukuran auricula laki-laki lebih besar dari pada perempuan
Pharyngeal
pouches I :
membentuk
tragus, helix dan
cymba concha

Pharyngeal
pouches II :
membentuk anti
tragus, antihelix,
dan concha
auriculae
Kelainan kongenital :
a. Tuli – bisu, ex : kelainan perkembangan labirin membranosa
dan labirin tulang, malformasi tulang dan gendang telinga
b. Virus Rubella dapat menyebabkan kerusakan organ corti
c. Semua sindrom kromosom dan sindrom yang jarang dijumpai
memperlihatkan bahwa ada ciri khusus kelainan telinga
d. Apendiks atau lubang preauricular
e. Mikrotia
Minggu ke-7 sumbat meatus lama-kelamaan
meluruh
Pada minggu ke-10 selubung tulang rawan mengalami vakoulisasi
1. Aurius externus
A
U
R
I
C
U
L
A
Otot-otot ekstrinsik auricula

Dipersarafi
oleh
n.fascialis
(N.VII)
Otot-otot intrinsik auricula
Vascularisasi

1. a. auricularis posterior cabang dari a. carotis externa


2. r. auricularis a. temporalis superficialis
3. r. auricularis a.occipitalis
3. r. auricularis a. occipitalis
Innervasi
Meatus Acusticus Eksternus
Vascularisasi
• a. auricularis posterior
• a. maxillaris
• aa. temporales
Innervasi

 Somatosensorik
 n. auriculotemporalis
 r. auricularis n. vagus
2. Aurius medius

 Cavum thympani
 Ossiculi auditivae
Pembagian

1. Epitympanicum (Recessus epitympanicus)


Terletak pada atas membran tympani dan ke atas belakang
melalui aditus ad anthrum, berhubungan dengan antrum
tympanicum dan ke arah belakang berbatasan dengan
cellulae mastoidea. Ossiculi auditivae (sebagian besar)
2. Mesotympanicum
Terletak antara batas atas dan batas bawah membran
tympani, tepat medial dari membran tympani.
3. Hypotympanicum (Recessus hypotympanicus)
Terletak batas bawah membran tympani dan berbatasan
dengan nasopharynx.
Membran tympani
Lapisan-lapisan

1. Lapisan cuticular
Lapisan paling luar dan merupakan kelanjutan dari
meatus acusticus externus
2. Lapisan fibrous
Terletak di tengah dan merupakan lapisan yang paling
tipis
3. Lapisan mucosa
Lapisan paling dalam dan merupakan lanjutan mucosa
cavum tympani pada permukaan dalam membran
tympani
Innervasi

 Permukaan external 
 n. auriculotemporalis (cabang CN V3)
 r. auricular (CN X)
 Permukaan internal  n.
glossopharyngeus (CN IX)
Dinding cavitas tympani

 Lateral (pars membranaceus) : membrane tympani


 Medial (pars labyrinthicus) : tonjolan cochlea bagian basal
(promontorium)
 Superior (pars tegmentalis) : atap cavitas tympani
 Inferior (pars jugularis) : bulbus vena jugularis
 Posterior (pars mastoideus) : aditus as antrum mastoideum
 Anterior (pars caroticus) : canalis caroticus dan tuba auditiva
Struktur penting

 Ossiculi auditivae (MIS)


 Stapedius dan m. tensor tympani
 Chorda tympani (CV. VII)
 Plexus tympanicus
Ossiculi auditivae
gambar anatomi THT/How the ear works.mp4
Vaskularisasi
• a. maxillares
– r. auricularis profundus (lapisan luar)
– r. tympanicus (lapisan mucosa)
– r. stylomastoideus (lapisan mucosa)
Innervasi
• n. auriculotemporalis (lapisan luar)
• r. auricularis n.vagus (lapisan luar)
• n. tympanicus (cabang dari n.
glossopharyngeus
viserosensorik
3. Aurius internus

 Labyrinthus osseus  berisi perilimfe


 Labyrinthus membranaceus  endolimfe

 Perilimfe :
 Warna krem
 Komposisi : hasil ultrafiltrasi darah
 Berhubungan dengan rongga subarachnoid melalui aquaductus cochleae (ductus
perilymphaticus)
 Muara : basis cranii externa di sebelah medial fossa jugularis
 Endolimfe :
 Warna : biru-hijau
 Komposisi : ionnya menyerupai cairan intraceluler
 Bersatu pada ductus reuniens, dihubungkan dengan ductus endolymphaticus 
saccus endolymphaticus (kantong epidural di permukaan posterior os. temporalis,
atau antara MAI dan saccus internus)
Labyrinthus osseus

 Terdiri dari :
 Canaliculi semicirculares
 Vestibulum
 Cochlea
a. Canaliculi semicircularis

 Berbentuk setengah lingkaran


 Jumlahnya 3
 Satu
sama lain dihubungkan dengan crus
commune
 Selainitu juga berhubungan dengan
vestibulum melalui pelebaran-pelebaran
yang disebut ampula
 Kedudukan canaliculi satu dengan yang lain
90º
 CSS merespon pergerakan angular
 Macula utriculi merespon gerakan linier horizontal
 Macula sacculi merespon pergerakan vertical dan
gravitasi
b. Vestibulum
• Terletak antara canaliculi semicircularis
posterior dan cochlea
• Belakang : muara canaliculi semicirculares
• Lateral : fenestra vestibuli yg ditutup basis
os. stapes, dilekatkan oleh lig. annularis
• Medial : recessus sphericus yang ditempati
oleh sacculus dan berlubang-lubang 
macula cribrosa media
• Depan : terdapat lubang menuju ke scala
vestibuli cochlea
Ditempati
utriculus
Labyrinthus membranaceus

• Berisi endolymph terdiri dari :


• 3 ductus semicircularis,
• Utriculus dan Sacculus  alat penerimaan
rangsangan keseimbangan statis  macula
utriculi dan macula sacculi
• Ductus cochlearis, berada dalam cochlea
dan dibatasi scala vestibuli ole membrana
vetibularis dan terhadap scala tympani
oleh membrana basilaris (organ corti)
Ampulla dan crista ampullaris
pada CSS

 Ampullamerupakan bagian yang berbentuk


bulbus pada salah satu ujung CSS
 Pada
ampulla terdapat jaringan penyambung
dengan epitel sensoris yang disebut crista
ampullaris .
 Daripuncak masing-masing sel sensoris dari
crista ampullaris (± 7000), keluar kinosilia
yang panjang dan ± 80 stereosilia yang lebih
pendek, yang menjulur ke arah cupula
Macula utriculi dan macula
sacculi

 Berbentuk oval
 Berisi barisan sel sensoris dan sel penyokong dengan diameter
± 2 mm
 Stereosilia menjulur ke suatu membran statolith (lapisan
gelatinosa) sama seperti cupula pada ampulla, namun pada
Maculla lapisan ini memiliki kristal kalsium karbonat pada
permukaanya.
 Statolith memiliki berat jenis tinggi sehingga respon gerakan
akselerasi linier memicu pergeseran ke depan dan belakang dari
stereosilia
Mekanisme Stimulus pada
Stereosilia

 Bila stereosilia tertekuk mendekati kinosilia  sel


sensoris terdepolarisasi dan frekuensi potensial aksi
meningkat
 Bila stereosilia tertekuk menjauhi kinosilia  sel
sensoris terhiperpolarisasi dan laju pengeluaran
impuls menurun
 Ketika serabut sarat afferent terdepolarisasi makan
memicu pelepasan neurotransmitter glutamate, dan
sebailknya bila terjadi hiperpolarisasi menghambat
c. Cohlea

 Bagian labyrinth terletak paling depan dengan


basis menghadap ke MAI dan apexnya (cupula)
ke arah dinding medial cavum tympani
 Terdiri dari :
 Modiolus : lubang-lubang dilalui n.cochlearis
 Saluran berbentuk rumah siput, dibagi
menjadi 2 saluran scala tympani dan scala
vestibuli  helicotrema
 Lamina spiralis osseus
 Canalis spiralis cochlea memiliki panjang 30-35 mm
 Terpilin 2,5 x terhadap modiolus
 Frekuensi suara 200 – 20.000 Hz (“Tonotopie)
 Frekuansi 200 Hz  pada bagian membran basalis yang lebar
 Frekuansi 20.000 Hz  pada bagian membran basalis yang sempit
 Organ corti : sel-sel sensoris dan sel penyokong, membrane tectoria
 Sel sensoris : sel rambut dalam dan luar
 Stria vestibularis : suatu lapisan epitel yang kaya akan pembuluh
darah  tempat terbentuknya endolimfe
Mekanisme terjadi
rangsangan
A. Rangsangan keseimbangan
1. Rangsangan keseimbangan dinamis
Bila bergerak kecepatan gerakkannya merubah
reseptor dalam crista ampullaris
2. Rangsangan keseimbangan statis
Disebabkan oleh perubahan posisi kepala.
Perubahan posisi 90º  reseptor pada macula
sacculi
Perubahan posisi 180º  reseptor pada macula
utriculi
B. Konduksi impuls rangsangan

}
Rangsangan dinamis  n. ampullaris
Rangsangan statis  n. utricularis dan
n. saccularis
Nucleus cochlearis Ganglion n. vestibularis
ventralis vestibulare

Cortex lobus temporalis


• Refleks
A. Refleks sederhana
n. vestibularis  ganglion vestibulare  nucleus
vestibulare lateralis  tract. vestibulospinalis 
nucleus motorius medulla spinalis  n. spinalis
 otot-otot
B. Cerebellaris circuit
n. vestibularis  ganglion vestibulare  tract.
vestibulocrebellaris  nucleus fastigi  tract.
fastigiovestibularis  nucleus vestibularis 
tract. vestibulospinalis
C. Rangsangan pendengaran
1. Mekanisme timbulnya rangsangan
2. Konduksi impuls
n. cochlearis  ganglion spirale  bagian
sentral n. cochlearis  nucleus cochlearis 
sebagian kecil tidak menyilang dan sebagian
besar menyilang garis tengah sebagai corpus
trapezoidum  ada yang berhenti pada nucleus
trapezoidi dan ada yang tidak  lemniscus
lateralis  colliculus inferior (di sini ada yang
berhenti dan ada yang tidak)  brachium
colliculus inferior  corpus geniculatum mediale
(semua berhenti di sini) area 41 dan 42
ORGANON OLFACTORY
Friedrich Tiedemann

Doctors without
anatomy are like
moles.
They work in the
dark and the
work of their
hands are
mounds.
Tiedemann: Heidelberg,
1781–1861
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai