Anda di halaman 1dari 47

1

ASUHAN KEPERAWATAN RISIKO


PERILAKU KEKERASAN

TIM JIWA 2017


PENDAHULUAN
2
 Marah adalah perasaan jengkel dan tidak nyaman
karena tidak terpenuhinya/ancaman kebutuhan: fisik,
psikologik dan sosial

 Perilaku kekerasan adalah respons terhadap perasaan


marah yang dapat membahayakan diri, orang
lain dan lingkungan intervensi, agar pasien
dapat mengontrol perilakunya.

 Asuhan keperawatan RISIKO PERILAKU KEKERASAN


diberikan, agar pasien dapat mengontrol perilakunya
dan keluarga mampu melakukan perawatan risiko
perilaku kekerasan.
PENGERTIAN
3
 Risiko
perilaku kekerasan merupakan perilaku
yang memperlihatkan individu tersebut dapat
mengancam secara fisik, emosional dan atau
seksual kepada orang lain (Herdman, 2012).

 Perilakukekerasan adalah suatu bentuk perilaku


yang bertujuan untuk melukai seseorang secara
fisik maupun psikologis.

 Perilaku kekerasan dapat dilakukan secara


verbal, dan atau fisik yang diarahkan pada diri
sendiri, orang lain dan lingkungan
FAKTOR PREDISPOSISI
4
 Biologis
Heriditer, ODGJ, riwayat penyakit atau trauma kepala, dan
riwayat penggunaan NAPZA.

 Psikologis
Pengalaman gagal kehidupan yang mengakibatkan
perasaan frustrasi , gagal dan tidak berguna.

 Sosiokultural
Pembelajaran sosial yang membenarkan perilaku kekerasan:
• korban kekerasan
• kontrol sosial yang kurang (pembenaran perilaku kekerasan)
FAKTOR PRESIPITASI
5

 Presipitasi dapat bersifat faktor eksternal


maupun internal dari individu.

 Faktor internal:
 Perasaaan gagal dan kehilangan

 Faktor eksternal:
 Korban kekerasan, lingkungan yang stresful
(ribut, padat, dihina).
Tanda dan Gejala
6
 Data Subjektif:
 Ungkapan perasaan kesal, kecewa
 Ungkapan ingin memukul

 Data Objektif:
• Wajah memerah dan tegang
• Pandangan tajam
• Mengatupkan rahang dengan kuat
• Mengepalkan tangan
• Bicara kasar
• Suara tinggi, menjerit atau berteriak
• Mondar-mandir
• Melempar atau memukul benda/orang lain
PENGKAJIAN
Wawancara:
Apa penyebab perasaan marah?
 Apa yang dirasakan saat terjadi
kejadian/penyebab marah?
 Apa yang dilakukan saat marah?
 Apa akibat dari cara marah yang
dilakukan?
 Apakah dengan cara yang digunakan
penyebab marah hilang?
Lanjutan….
9
Observasi:
 Wajah memerah dan tegang
 Pandangan tajam
 Mengatupkan rahang dengan kuat
 Mengepalkan tangan
 Bicara kasar
 Mondar mandir
 Nada suara tinggi, menjerit atau berteriak
 Melempar atau memukul benda/orang lain
DIAGNOSIS 10

KEPERAWATAN
 PERILAKU KEKERASAN

 RISIKO PERILAKU KEKERASAN


11
TINDAKAN KEPERAWATAN 12

1. TINDAKAN KEPERAWATAN UNTUK PASIEN

2. TINDAKAN KEPERAWATAN UNTUK KELUARGA


1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien
13
Tujuan : Pasien mampu:
Membina hubungan saling percaya
Menjelaskan penyebab marah
Menjelaskan perasaan (tanda dan gejala) saat terjadi
kejadian/penyebab marah
Menjelaskan perilaku yang dilakukan saat marah dan
akibatnya
Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
Melakukan kegiatan mengontrol perilaku kekerasan:
 Relaksasi : Fisik dan menyalurkan kemarahan
 Obat : Minum obat secara teratur
 De-enskalasi : cerita pada orang lain atau menulis
 Berbicara yang baik
 Kegiatan ibadah
Tindakan Keperawatan
14
1. Bina hubungan saling percaya
 Ucapkan salam setiap kali berinteraksi
dengan pasien
 Perkenalkan diri : nama, nama panggilan yang perawat
sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien
yang disukainya
 Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
 Buat kontrak asuhan : apa yang akan dilakukan dan
tujuannya, berapa lama, dan tempatnya dimana
 Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang
diperoleh untuk kepentingan terapi
 Tunjukkan sikap empati
 Penuhi kebutuhan dasar pasien
Tindakan Keperawatan
15
2. Diskusikan penyebab marah/kekerasan pasien
saat ini dan yang lalu

3. Diskusikan perasaan pasien yang muncul saat


terjadi penyebab marah/kekerasan
Tanda dan gejala subjektif)

4. Diskusikan tanda-tanda perilaku kekerasan yang


tampak bersama pasien
Tanda dan gejala objektif : tanda fisik
Tindakan Keperawatan
5. Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan 16
yang
biasa dilakukan pada saat marah
verbal
terhadap orang lain
terhadap diri sendiri
terhadap lingkungan
6. Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
7. Sepakati dengan pasien kesediaannya melakukan
latihan mengendalikan kemarahannya
8. Jelaskan beberapa cara mengendalikan rasa
marah/kekerasannya yaitu dengan relaksasi, cara
patuh minum obat, de-enskalasi : cerita pada orang
lain atau menulis cara mengungkapkan, bicara
yang baik, dan spiritual.
Lanjutan….
17
9. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan, secara
:
 Patuh minum obat
 Relaksasi Fisik: tarik nafas dalam, pukul kasur atau
bantal, kegiatan fisik
 Sosial; bicara yang baik: meminta, menolak dan
mengungkapkan rasa marahnya kepada sumber
 De-enskalasi: curhat, tulis
 Spiritual: sholat/ berdoa
sesuai keyakinan pasien
Pengkajian, Penjelasan diagnosis, Tindakan
1.1. Salam :
“Selamat pagi, saya ns B, perawat yang merawat adik.
Nama adik siapa?”
“Oo… M, senang dipanggil apa?”
“Baik… Jadi senangnya dipanggil M saja ya?”

1.2. Evaluasi :
“Apa yang M rasakan saat ini?
“Oo.. Jadi M sering merasa kesal dan marah?”.
“Sudah berapa lama M merasa sering kesal dan marah?”

1.3. Validasi :
“Apa yang telah M lakukan untuk mengatasi perasaan kesal
dan marahnya?”
“Bagaimana hasilnya?”
“Oh…masih kesal juga”
1.4. Kontrak

1.4.1. Topik & Tujuan:


“Bagaimana jika sekarang kita berbicara tentang
perasaan kesal dan marah yang M rasakan dan belajar
cara mengatasinya dengan cara yang baik?”
“Tujuannya agar M dapat mengatasi atau mengontrol
perasaan kesal dan marah yang M alami”
1.4.2. Waktu:
“Waktunya selama 30 menit dari sekarang yaa”
1.4.3. Tempat:
“Dimana baiknya kita berbicara?”
2.1. Pengkajian
Diskusikan penyebab marah/kekerasan pasien
saat ini dan yang lalu
“Apa yang menyebabkan M merasa kesal dan
marah?”
“Jadi penyebab M merasa kesal dan marah
adalah………….. Selain itu apalagi yang biasanya
membuat M merasa kesal dan marah?”
Diskusikan perasaan pasien yang muncul saat
terjadi penyebab marah/kekerasan (Tanda dan
gejala subjektif)
“Apa yang M rasakan saat terjadi penyebab marah?”
“Oo.. M merasa ingin memukul, nafas terasa cepat,
jantung berdebar-debar,…. Apa lagi?”
“Yang M sebutkan tadi adalah tanda-tanda marah”
2.1. Pengkajian
Diskusikan tanda-tanda perilaku kekerasan yang
tampak bersama pasien (Tanda dan gejala objektif:
tanda fisik)
Diskusikan bersama pasien perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan pada saat
marah
“Saat merasa marah, biasanya apa yang M
lakukan?”
(secara verbal, terhadap orang lain, terhadap diri sendiri dan
terhadap lingkungan)

Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya


“Nah, menurut M dengan cara yang M lakukan saat
marah, apa hasilnya?”
2.2. Diagnosis
“M sering merasa kesal dan marah saat keinginan
M tidak dipenuhi keluarga, dan yang M lakukan
saat marah atau emosinya memuncak adalah
memukul, tapi setelah itu M merasa menyesal
karena telah memukul”

“Berarti M belum dapat mengontrol rasa


marahnya”.
II. KERJA
2.3. Tindakan Keperawatan 24
Sepakati dengan pasien kesediaannya
melakukan latihan mengendalikan
kemarahannya
“Kita boleh merasa kesal atau marah saat
yang kita inginkan tidak terpenuhi, atau
kecewa dengan sikap orang lain
terhadap kita; yang penting dilakukan
dengan cara yang sehat, yaitu dengan
tidak menyakiti diri sendiri dan tidak
menyakiti orang lain”
“Bagaimana jika sekarang M berlatih cara
mengontrol perasaan kesal dan
marahnya?”
 Jelaskan beberapa cara mengendalikan rasa
marah/kekerasannya “Ada 5 (lima) cara untuk
mengontrol rasa marah/emosi; yaitu dengan cara
fisik (relaksasi dan pukul bantal/kasur), cara patuh
minum obat, cerita pada orang lain atau menulis,
bicara yang baik, dan kegiatan ibadah
2.3 Tindakan Keperawatan
Latih mengontrol marah dengan cara:
• Fisik:
- Relaksasi nafas dalam
- Pukul bantal/ Kasur dan kegiatan fisik
menyalurkan kemarahan
3.1. Evaluasi Subjektif :
“Bagaimana perasaan M setelah latihan 1 cara untuk mengontrol
rasa marah/emosi?”
3.2. Evaluasi Objektif :
“Coba sebutkan apa saja yang telah kita latih bersama untuk
mengontrol marah/emosi!”
“Coba peragakan kembali cara mengontrol marah dengan relaksasi
nafas dalam!”
“Coba ulangi kembali cara mengontrol marah dengan cara pukul
bantal/ kasur!”
3.3. Rencana Tindak Lanjut Pasien:
“Mau berapa kali dalam sehari melakukan latihan relaksasi nafas
dalam?”
“Mau berapa kali latihan mengontrol marah dengan cara pukul
bantal/ kasur?”
“Jangan lupa yaa selain latihan sesuai jadual, cara yang sudah
dilatih tadi dilakukan saat tanda-tanda marah mulai muncul!”
3.4. Rencana Tindak Lanjut Perawat:
“Baiklah, bagaimana kalau nanti jam 13.00 kita
bertemu lagi untuk latihan cara mengontrol marah.
kita akan latihan lagi cara mengatasi marah dengan
cara lain”yaitu latihan bicara yang baik, kita mau
latihan dimana?
3.5. Salam : “Selamat siang sampai nanti”
1.1. Salam : “Selamat pagi, M…”
1.2. Evaluasi :
“Bagaimana perasaan M?”
“Bagaimana dengan perasaan kesal dan marahnya, apakah selama kita
tidak berjumpa ada hal yang membuat perasaan menjadi kesal dan
marah?”
1.3. Validasi :
“Apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi rasa marahnya?”
“Bagaimana hasilnya?”
“Bagaimana dengan jadual latihannya? Coba saya lihat!”
“Latihan relaksasi nafas dalam…..?”
“Latihan pukul bantal/ kasur….?”
“Wah…bagus sekali!” Sudah dilakukan dan diberi tanda M dan ada juga
dengan tanda B”
Evaluasi Manfaat:
“Apa manfaat yang M rasakan dengan melakukan latihan mengontrol
marah secara terjadual?”
“Bagaimana dengan manfaat melakukan relaksasi nafas dalam saat
tanda-tanda marah mulai muncul?”
1.4. Kontrak

1.4.1. Topik & Tujuan:


“Sesuai dengan janji kita tadi, sekarang kita akan
latihan mengontrol marah/emosi dengan cara yang
lain, yaitu dengan cara bicara yang baik
“Tujuannya agar M dapat menyampaikan rasa kesal
atau marahnya dengan cara baik tanpa menyakiti
diri sendiri maupun orang lain”

1.4.2. Waktu:
“Waktunya selama 30 menit dari sekarang”

1.4.3. Tempat:
“Kita berbicara disini yaa”
31
Tindakan Keperawatan
2.1.1. Latihan mengontrol marah dengan cara
bicara yang baik
Latihan meminta dengan cara baik
Latihan menolak dengan cara baik
Latihan mengungkapkan perasaan dengan
cara baik (bicara yang baik pada orang yang
membuat marah)
3.1. Evaluasi Subjektif :
“Bagaimana perasaan M setelah latihan cara mengontrol marah
dengan bicara yang baik
3.2. Evaluasi Objektif :
“Coba sebutkan apa saja cara mengontrol marah yang telah kita
latih bersama tadi!”
“Coba peragakan kembali cara bicara yang baik
“Coba peragakan kembali cara

3.3. Rencana Tindak Lanjut Pasien:


“Mau berapa kali latihan cara berbicara yang baik?”
“Jangan lupa selain latihan sesuai jadual, cara yang sudah dilatih
tadi dilakukan saat tanda-tanda marahnya mulai muncul!”
3.4. Rencana Tindak Lanjut Perawat:
“Baiklah bagaimana kalau besok jam 09.00 kita
bertemu lagi untuk latihan cara mengontrol marah.
kita akan latihan lagi cara mengatasi marah dengan
cara lain ”yaitu minum obat teratur, kita mau latihan
dimana?
3.5. Salam:
“sampai besok ya”
3. TINDAKAN KEPERAWATAN

KELUARGA

Mengenal masalah risiko perilaku


kekerasan/perilaku kekerasan
Memutuskan untuk merawat risiko perilaku
kekerasan
Merawat pasien risiko perilaku kekerasan
Memodifikasi lingkungan yang mendukung
pasien mengontrol rasa marah/perilaku
kekerasan
Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
TINDAKAN UNTUK KELUARGA
1. Bina hubungan saling percara
2. Diskusikan masalah yang dirasakan oleh keluarga dalam
merawat pasien
3. Jelaskan tentang risiko perilaku kekerasan/perilaku
kekerasan: pengertian, tanda dan gejala, penyebab, dan
akibat jika tidak diatasi (gunakan booklet/leaflet)
4. Diskusikan cara merawat risiko perilaku kekerasan
5. Latih cara merawat pasien risiko perilaku kekerasan
6. Latih keluarga menciptakan suasana keluarga dan
lingkungan yang mendukung pasien untuk mengontrol
rasa marah/ risiko perilaku kekerasan
7. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi
pujian.
I. ORIENTASI
1.1. Salam
1.2. Evaluasi
“Coba ibu ceritakan apa yang ibu
rasakan dalam merawat anak ibu?”
“Jadi…ibu bingung dan takut saat anak
ibu mulai marah-marah”.
“Sejak kapan hal ini terjadi?”
I. ORIENTASI
1.3. Validasi:
“Apa yang telah keluarga lakukan
untuk mengatasi masalah ini?”

1.4. Kontrak
1.4.1. Tindakan dan Tujuan: jelaskan
tindakan & tujuan
1.4.2. Waktu : jelaskan lama pertemuan
1.4.3. Tempat: sepakati tempat berinteraksi
II. KERJA
2.1. Penjelasan tentang risiko perilaku
kekerasan (menggunakan leaflet)
2.1.1. Pengertian risiko perilaku kekerasan
/ perilaku kekerasan
2.1.2. Tanda & Gejala risiko perilaku
kekerasan
2.1.3. Penyebab perilaku kekerasan
2.1.4. Akibat jika risiko perilaku kekerasan
tidak diatasi
2.1.5. Cara keluarga merawat risiko
perilaku kekerasan
II. KERJA
2.2. Peran Keluarga
2.2.1. Menjelaskan latihan yang telah
dilatihkan pada pasien untuk mengontrol
marah/emosi
2.2.2. Menjelaskan apa yang harus dilakukan
keluarga untuk membantu anggotanya
mengontrol marah/emosi :
Memberi pujian setelah pasien
melakukan jadual latihan.
Mengingatkan jika pasien lupa
melakukan jadual latihan.
Membawa kontrol ke pelayanan
kesehatan
III. TERMINASI
3.1. Evaluasi subjektif:
“Apa yang ibu rasakan dengan penjelasan
cara merawat anak ibu?”
3.2. Evaluasi objektif :
“Apa saja cara yang dapat ibu lakukan untuk
membantu M mengontrol marah/emosi?”
3.3. Rencana Tindak Lanjut Keluarga:
“Jangan lupa yaa bu berikan pujian stiap
setelah M melakukan latihan untuk
mengontrol marah/emosinya. Atau jika M
menerapkannya saat tanda-tanda marah
III. TERMINASI
3.4. Rencana Tindak Lanjut Perawat:
“Bagaimana kalau Minggu depan ibu
datang kembali untuk mengetahui
perkembangan bapak M dan ibu bisa
mencoba latihan cara merawat nanti
saat dirumah, tanggal berapa ibu
datang, bagaimana jam10.00 diruang
rawat ya bu

3.5. Salam :
“Semoga anak ibu cepat pulih”
Evaluasi Kemampuan Pasien
Pasien mampu: 43
Menyebutkan penyebab, tanda dan gejala perilaku
kekerasan, perilaku kekerasan yang biasa dilakukan dan
akibat perilaku kekerasan.
Mengontrol perilaku kekerasan secara teratur sesuai
jadual:
• Secara relaksasi fisik: tarik nafas dalam dan pukul
bantal/kasur
• Secara sosial/verbal: meminta, menolak, dan
mengungkapkan perasaan dengan cara baik
• Curhat dan menulis
• Secara spiritual
• Terapi psikofarmaka
 Mengidentifikasi manfaat latihan yang dilakukan dalam
mencegah perilaku kekerasan
Evaluasi Kemampuan Keluarga
44
Keluarga mampu :
 Mengenal masalah yang dirasakan dalam
merawat pasien (pengertian, tanda dan gejala,
proses terjadinya risiko perilaku kekerasan, dan
akibat jika tidak diatasi)
 Mengambil keputusan merawat risiko perilaku
kekerasan
 Merawat risiko perilaku kekerasan
 Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan
yang mendukung pasien mengontrol perasaan
marah
 Mengevaluasi manfaat asuhan keperawatan
dalam mencegah perilaku kekerasan pasien
 Melakukan follow up ke Puskesmas, mengenal
tanda kambuh dan melakukan rujukan.
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tanggal: S: (pasien dan keluarga)

Data
Pasien: O: (pasien dan keluarga)
Keluarga:

Diagnosis Keperawatan A:

Tindakan Keperawatan P:
Pasien: P pasien:
Keluarga:
P keluarga:
Rencana Tindak Lanjut
Pasien
(Topik , waktu, dan Perawat,
tempat)
Keluarga (nama
perawat)

Anda mungkin juga menyukai