Anda di halaman 1dari 30

Fasilitas di Bidang PPN

Kuda Liar Kuat, Muda, Lincah, & Pintar

Anggota Kelompok :
 Lintang Gumilang (23)
 M. Fajar Faozan (24)
 Mia Rosita (26)
 Sugeng Riyadi (33)
 Wahid Arief Wibowo (35)
Pengertian Fasilitas di bidang PPN
Pada dasarnya fasilitas di bidang PPN adalah berupa keringanan yang
diberikan kepada konsumen terhadap konsumsi barang atau jasa
yang berdasarkan ketentuan terutang PPN.
Fasilitas di bidang PPN diberikan terhadap suatu peristiwa hukum yang
menurut ketentuan terutang PPN. Keringanan ini diberikan dengan
tujuan tertentu dan pertimbangan-pertimbangan tertentu agar tidak
menyimpang dari prinsip perlakuan yang sama terhadap semua Wajib
Pajak.
Pertimbangan-pertimbangan yang melandasi diberikannya fasilitas
termaktub dalam penjelasan UU PPN 1984.
Fasilitas PPN dari masa ke masa
Sebelum 1 Januari UU PPN No 11 UU PPN No 18 UU PPN No 42
1995 Tahun 1994 Tahun 2000 Tahun 2009

1. Pajak yang 1. Pajak yang


1. PPN Tidak
1. Penangguhan terutang tidak terutang tidak
Dipungut
Pembayaran PPN dipungut; atau dipungut; atau
2. Dibebaskan dari
dan PPnBM 2. Dibebaskan dari 2. Dibebaskan dari
Pengenaan PPN
2. Penundaan pengenaan Pajak pengenaan Pajak
Pembayaran PPN
dan PPnBM
3. PPN dan PPnBM
Ditanggung
Pemerintah
4. PPN Tidak
Dipungut
5. PPN DIbebaskan
Pasal 16B UU PPN No 42
Tahun 2009

Pajak terutang tidak dipungut Dibebaskan dari pengenaan PPN


Kedua fasilitas itu diberikan baik untuk sementara waktu
maupun selamanya, untuk:

 kegiatan di kawasan tertentu atau tempat tertentu di dalam Daerah


Pabean;
 penyerahan Barang Kena Pajak tertentu atau penyerahan Jasa Kena
Pajak tertentu;
 impor Barang Kena Pajak tertentu;
 pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud tertentu dari luar
Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; dan
 pemanfaatan Jasa Kena Pajak tertentu dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean, diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Alasan Dasar Perlu Fasilitas PPN

Latar Belakang Pemberian Fasilitas

Undang-Undang PPN tidak membedakan latar


belakang pemberian fasilitas Tidak Dipungut dan
Dibebaskan. Latar belakang keduanya tidak
dipisahkan namun dijelaskan secara sekaligus dan
bersama-sama, antara lain, di Penjelasan Umum
dan di penjelasan Pasal 16B Undang-Undang
PPN.
 Terlihat dari latar belakang ini bahwa fasilitas diberikan untuk tujuan-tujuan yang memberikan
dampak keuntungan secara nasional, bukan hanya untuk kepentingan sekelompok orang tertentu
saja.
 Ada satu prinsip yang harus dipegang teguh dalam pemberian fasilitas ini, yaitu harus selalu
diupayakan agar terdapat perlakuan yang sama kepada Wajib Pajak atau transaksi yang pada
hakekatnya sama. Artinya jangan sampai mencederai prinsip "netralitas" dalam PPN. Meskipun
disadari - dengan kewaspadaan tinggi - bahwa setiap pemberian fasilitas sesungguhnya akan
mencederai netralitas PPN. Pengecualian diberikan untuk – dan hanya untuk – mencapai tujuan-
tujuan tertentu sebagaimana dimaksud dalam latar belakang pemberian fasilitas ini. Setiap
penyelewengan dari tujuan pemberian fasilitas yang telah ditentukan dalam Undang-Undang,
akan mengakibatkan dua kali kerugian: prinsip keadilan dan prinsip netralitas PPN yang
tercederai.
 Bagaimanapun, latar belakang pemberian fasilitas ini tidak dapat menjelaskan apa sebenarnya
perbedaan antara fasilitas PPN Tidak Dipungut dari fasilitas PPN Dibebaskan. Latar belakang
keduanya dibahas dan dijelaskan secara bersamaan tanpa batasan, sehingga kita tidak bisa
memisahkan, misalnya, bahwa fasilitas PPN Tidak Dipungut diberikan untuk tujuan tertentu
sementara PPN Dibebaskan diberikan untuk tujuan yang lain. Atau bisakah? Kita akan coba lihat
dalam pembahasan berikutnya.
 Fasilitas PPN Tidak Dipungut dan fasilitas PPN Dibebaskan mempunyai keunikan
karakteristik sendiri-sendiri. Sehingga akan lebih optimal bila penggunaannya
disesuaikan antara tujuan dengan karakteristiknya. Fasilitas PPN Tidak Dipungut dapat
diberikan pada suatu sektor ekonomi tanpa menimbulkan beban tambahan pada sektor
ekonomi yang menjadi konsumennya. Sementara Fasilitas PPN Dibebaskan punya
potensi besar akan menimbulkan distorsi pada netralitas PPN karena tidak adanya pajak
keluaran sehubungan dengan diberikannya fasilitas dibebaskan dari pengenaan pajak,
sementara pajak masukan tidak dapat dikreditkan.
 Umumnya fasilitas PPN Tidak Dipungut cocok diberikan pada kegiatan ekonomi yang
dianggap sebagai prioritas nasional. Juga untuk barang/jasa tertentu yang dianggap
merupakan kebutuhan hidup orang banyak namun berada pada bagian muara dari mata
rantai produksi dan distribusi. Sementara fasilitas PPN Dibebaskan, secara umum,
cocok diberikan pada barang konsumsi yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan
nasional namun belum mampu dihasilkan di dalam negeri. Fasilitas ini juga cocok
diberikan untuk tujuan meningkatkan keadilan dalam pembebanan pajak, utamanya
untuk barang yang dihasilkan pada bagian hulu dari mata rantai produksi dan distribusi.
 Tentu masih dimungkinkan penggunaan kedua fasilitas ini untuk tujuan yang
sama. Misalnya jika sulit untuk menentukan posisi pada mata rantai produksi
dan distribusi. Namun secara umum penggunaan kedua fasilitas ini harus
dibedakan, sehingga baiknya dikaji dahulu dengan seksama fasilitas mana yang
cocok diberikan untuk suatu kegiatan/transaksi tertentu supaya tidak sampai
tertukar.
 Pertanyaan lanjutan seperti apakah fasilitas PPN Tidak Dipungut bermanfaat
diberikan untuk produk yang berorientasi ekspor? Apakah, misalnya, barang
modal cocok diberikan fasilitas PPN Dibebaskan? Bagaimana pemberian
fasilitas PPN Tidak Dipungut / Dibebaskan mempengaruhi daya saing industri
dalam negeri? Sejauh mana kita sudah menggunakan fasilitas ini untuk
meningkatkan keadilan dalam pembebanan pajak?
Tujuan dan maksud diberikannya kemudahan pada hakikatnya untuk
memberikan fasilitas perpajakan yang benar-benar diperlukan
terutama untuk berhasilnya sektor kegiatan ekonomi yang berprioritas
tinggi dalam skala nasional, mendorong perkembangan dunia usaha dan
meningkatkan daya saing, mendukung pertahanan nasional, serta
memperlancar pembangunan nasional.
Kemudahan perpajakan yang diatur dalam Pasal ini diberikan terbatas untuk:

a) Mendorong ekspor yang merupakan prioritas nasional di Tempat Penimbunan Berikat atau
untuk mengembangkan wilayah dalam Daerah Pabean yang dibentuk khusus untuk maksud
tersebut;
b) Menampung kemungkinan perjanjian dengan negara lain dalam bidang perdagangan dan
investasi, konvensi internasional yang telah diratifikasi, serta kelaziman internasional lainnya;
c) Mendorong peningkatan kesehatanmasyarakat melalui pengadaan vaksin yang diperlukan
dalam rangka program imunisasi nasional;
d) Menjamin tersedianya peralatan Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Republik Indonesia
(TNI/POLRI) yang memadai untuk melindungi wilayah Republik Indonesia dari ancaman
eksternal maupun internal;
e) Menjamin tersedianya data batas dan foto udara wilayah Republik Indonesia yang dilakukan
oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mendukung pertahanan nasional;
Kemudahan perpajakan yang diatur dalam Pasal ini diberikan terbatas untuk:

f) Meningkatkan pendidikan dan kecerdasan bangsa dengan membantu tersedianya buku pelajaran
umum, kitab suci, dan buku pelajaran agama dengan harga yang relatif terjangkau masyarakat;
g) Mendorong pembangunan tempat ibadah;
h) Menjamin tersedianya perumahan yang harganya terjangkau oleh masyarakat lapisan bawah,
yaitu rumah sederhana, rumah sangat sederhana, dan rumah susun sederhana;
i) Mendorong pengembangan armada nasional di bidang angkutan darat, air, dan udara;
j) Mendorong pembangunan nasionaldengan membantu tersedianya barang yang bersifat strategis,
seperti bahan baku kerajinan perak;
Kemudahan perpajakan yang diatur dalam Pasal ini diberikan terbatas untuk:

k) Menjamin terlaksananya proyek pemerintah yang dibiayai dengan hibah dan/atau dana pinjaman luar
negeri;
l) Mengakomodasi kelaziman internasional dalam importasi Barang Kena Pajak tertentu yang dibebaskan
dari pungutan Bea Masuk;
m) Membantu tersedianya Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang diperlukan dalam
rangka penanganan bencana alam yang ditetapkan sebagai bencana alam nasional;
n) Menjamin tersedianya air bersih dan listrik yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat; dan/ataU
o) Menjamin tersedianya angkutan umum di udara untuk mendorong kelancaran perpindahan arus barang
dan orang di daerah tertentu yang tidak tersedia sarana transportasi lainnya yang memadai, yang
perbandingan antara volume barang dan orang yang harus dipindahkan dengan sarana transportasi yang
tersedia sangat tinggi
FASILITAS PPN
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dikenakan atas pertambahan
nilai yang terjadi atas suatu barang atau jasa. Untuk tujuan-
tujuan tertentu, PPN ini tidak dikenakan terhadap sektor-sektor
usaha tertentu. Inilah yang disebut dengan fasilitas.
BENTUK FASILITAS

1.Dikenakan PPN dengan tarif 0%


2.Tidak Dikenakan PPN
3.Dibebaskan dari Pengenaan PPN
4.PPN Tidak Dipungut
Dikenakan PPN dengan Tarif 0%

 Berdasarkan Pasal 7 UU PPN 1984 dan Perubahannya, atas


ekspor Barang Kena Pajak dikenakan PPN 0%.
Tidak Dikenakan PPN
Barang
1. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya
2. Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak
3. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan,
warung, dan sejenisnya
4. uang, emas batangan, dan surat-surat berharga
Tidak Dikenakan PPN
Jasa
1. Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik;
2. Jasa di bidang pelayanan sosial
3. Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko
4. Jasa di bidang perbankan, asuransi, dan sewa guna usaha dengan hak opsi
5. Jasa di bidang keagamaan
6. Jasa di bidang pendidikan
7. Jasa di bidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan Pajak Tontonan
8. Jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat iklan
9. Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air
10. Jasa di bidang tenaga kerja
11. Jasa di bidang perhotelan
12. Jasa yang disediakan oleh Pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan
secara umum
Dibebaskan dari Pengenaan PPN

1. Kegiatan di kawasan tertentu atau tempat tertentu di dalam Daerah Pabean

2. Penyerahan Barang Kena Pajak tertentu atau penyerahan Jasa Kena Pajak
tertentu

3. Impor Barang Kena Pajak tertentu

4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud tertentu dari luar Daerah
Pabean di dalam Daerah Pabean

5. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak tertentu dari luar Daerah Pabean di dalam
Daerah Pabean
PPN Tidak Dipungut

1. Kegiatan di kawasan tertentu atau tempat tertentu di dalam Daerah


Pabean
2. Penyerahan Barang Kena Pajak tertentu atau penyerahan Jasa Kena
Pajak tertentu
3. Impor Barang Kena Pajak tertentu
4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud tertentu dari luar
Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
5. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak tertentu dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean
Perbedaan PPN Terutang Tidak Dipungut dan PPN Dibebaskan

Pengertian

PPN Terutang Tidak Dipungut adalah Fasilitas


PPN untuk tidak memungut dan tidak
membayar PPN terutang terhadap BKP atau TIDAK DIPUNGUT
JKP yang mendapat perlakuan khusus sesuai
dengan ketentuan peraturan Undang-Undang.

PPN Dibebaskan adalah Fasilitas PPN untuk


DI BEBASKAN membebaskan pemungutan PPN terhadap BKP
atau JKP yang mendapat perlakuan khusus
sesuai dengan ketentuan peraturan Undang-
Undang.
Perbedaan PPN Terutang Tidak Dipungut dan PPN Dibebaskan

Perlakuan Khusus Tersebut Meliputi

1. kegiatan di kawasan tertentu atau tempat tertentu di dalam


Daerah Pabean
2. penyerahan BKP tertentu atau penyerahan JKP tertentu
3. impor BKP tertentu
4. pemanfaatan BKP Tidak Berwujud tertentu dari Luar Daerah
Pabean di dalam Daerah Pabean; dan
5. pemanfaatan JKP tertentu dari Luar Daerah Pabean di dalam
Daerah Pabean.
Perbedaan PPN Terutang Tidak Dipungut dan PPN Dibebaskan

PERBEDAAN

PPN Terutang Tidak Dipungut PPN Dibebaskan


Adanya perlakuan khusus berupa PPN Perlakuan khusus berupa Pembebasan
terutang tetapi tidak dipungut diartikan dari pengenaan PPN mengakibatkan
bahwa Pajak Masukan yang berkaitan tidak adanya Pajak Keluaran sehingga
dengan penyerahan BKP dan/atau JKP Pajak Masukan yang berkaitan dengan
yang mendapat perlakuan khusus penyerahan BKP dan/atau JKP yang
dimaksud tetap dapat dikreditkan, memperoleh pembebasan tersebut tidak
dengan demikian PPN tetap terutang, dapat dikreditkan.
tetapi tidak dipungut.
Penjelasan Pasal 16B UU PPN
Penjelasan Pasal 16B UU PPN
Perbedaan PPN Terutang Tidak Dipungut dan PPN Dibebaskan

SECARA RINGKAS PERBEDAANNYA DAPAT DISIMPULKAN SEBAGAI


BERIKUT

Fasilitas Tidak Dipungut Fasilitas Dibebaskan


Pajak Masukan Dapat Dikreditkan Pajak Masukan Tidak Dapat
Dikreditkan
Dapat Menyebabkan Kelebihan Tidak Menyebabkan Kelebihan
Pembayaran Pajak Pembayaran Pajak
Di dalam harga yang dibayar Di dalam harga yang dibayar
konsumen tidak terdapat unsur PPN konsumen masih mungkin terdapat
unsur PPN
Perbedaan PPN Terutang Tidak Dipungut dan PPN Dibebaskan

Untuk lebih memahami perbandingannya, perhatikan tabel berikut


Perbedaan PPN Terutang Tidak Dipungut dan PPN Dibebaskan

PERBEDAAN PADA JUMLAH HARGA YANG HARUS DIBAYAR


KONSUMEN
Objek PPN yang Mendapat Fasilitas
 kegiatan di kawasan tertentu atau tempat tertentu di dalam Daerah Pabean;
 Barang Kena Pajak tertentu atau penyerahan Jasa Kena Pajak tertentu;
 impor Barang Kena Pajak tertentu;
 pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud tertentu dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean; dan
 pemanfaatan Jasa Kena Pajak tertentu dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean, dan pengaturannya harus berdasarkan Peraturan Pemerintah.
CONTOH

PT
A PT XYZ
Di
kawasan
berikat

PT
B Pajak Masukan atas
perolehan produk tekstil
dapat dikreditkan oleh PT A
CONTOH

PT
A

PT XYZ

Pajak Masukan atas


PT perolehan produk buku
A agama tidak dapat
dikreditkan oleh PT A
Selesai
&
Terima Kasih...

Anda mungkin juga menyukai