Anda di halaman 1dari 40

DIABETES MELLITUS

TIPE II

Disusun oleh:

1.Raja Muhammad Syafiq Bin Raja Azman C111 13 841


2.Zulfatul Ain binti Zulkefli C111 13 860
3.Shaliza Binti Hussin C111 13 854
4. Rezki Tri Wahyuni S. C111 12143
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN Pembimbing:
KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN Dr.Utami Murti Pratiwi
UNIVERSITAS HASANUDDIN

Laporan Kasus
SEPTEMBER 2018
LAPORAN
KASUS
KEDOKTERAN
KELUARGA
DIABETES MELITUS TIPE II
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. L
 Umur : 454 Tahun
 JenisKelamin : Perempuan
 Pekerjaan : IRT
 Pendidikan : S-1
 Alamat : Makassar
 Status Pasien : BPJS
 Waktu Pemeriksaan : Selasa, 03 Oktober 2018
RIWAYAT BIOLOGIS KELUARGA
 Keadaan kesehatan sekarang : Sedang
 Kebersihan perorangan : Baik
 Penyakit keturunan : Diabetes Mellitus
Tipe II
 Penyakit kronis/menular : Diabetes Mellitus Tipe II
 Kecacatan anggota keluarga : Tidak Ada
 Pola makan : Baik
 Pola istirahat : Sedang
 Jumlah anggota keluarga : 5 orang
PSIKOLOGIS KELUARGA
 Kebiasaan buruk : Tidak ada
 Pengambilan keputusan : Pasien sendiri
 Ketergantungan obat : Tidak ada
 Tempat mencari pelayanan kesehatan : Klinik
 Pola rekreasi : Kurang
KEADAAN RUMAH/LINGKUNGAN
 Jenis bangunan : Permanen
 Lantai rumah : Keramik
 Luas rumah : Kamar 3 x 3 m2
 Penerangan : Cukup
 Kebersihan : Baik
 Ventilasi : Baik
 Dapur : Ada
 Jamban keluarga : Ada
 Sumber air minum : Sumur
 Sumber pencemaran air : Tidak
ada
 Pemanfaatan pekarangan : Ada
 Sistem pembuangan air limbah : Ada
 Tempat pembuangan sampah : Ada
 Sanitasi keluarga : Baik
KEADAAN SOSIAL KELUARGA
 Tingkatpendidikan : Cukup
 Hubungan antar anggota keluarga : Baik
 Hubungan dengan orang lain : Baik
 Kegiatan organisasi sosial : Baik
 Keadaan ekonomi : Sedang
SPIRITUAL KELUARGA
 Ketaatan beribadah : Baik
 Keyakinan tentang kesehatan :
Baik

KULTURAL KELUARGA
 Adat yang berpengaruh : Bugis
Makassar
 Lain-lain : Tidak ada
ANAMNESIS
 Keluhan utama : Kram-kram di kki dan tangan
 Keluhan tambahan : Sering haus, sering buang air kecil
 Riwayat penyakit sekarang:

Kram-kram dirasakan sejak 1 tahun lalu. Kram-kram dirasakan pada waktu malam dan
setelah melakukan aktivitas. Selain itu kram-kram juga dirasakan pada jari-jari tangan.
Pasien juga mengeluhkan sering terbangun malam untuk buang air kecil. Setiap malam
hampir 2-3 kali ke kamar kecil. Pasien juga tidak dapat menahan jika mahu buang air
kecil sehingga pasien sering buang air kecil di tempat tidur. Pasien sering merasa haus
dan selalu ingin minum air putih. Pasien mengatakan tidak ada penurunan berat badan
yang dialaminya. Pasien juga mengeluh sering merasa tegang dibagian belakang
kepala dan lehernya.Pasien didiagnosa dengan diabetes melitu sejak 18 tahun yang
lalu. Pasien dengan riwayat mendapat pengobatan metformin. Riwayat penyakit yang
sama dalam keluarga ada yaitu ibu pasien yang di diagnosa dengan diabetes mellitus
tipe 2. Selain itu, pasien juga memiliki penyakit hipertensi. Pasien sekarangan dengan
pengobatan obat Metformin, Simvastatin, Allopurinol, amlodipin, dan Vitamin B1, B6, B12
dan mengambil rujukan dari Klinik HNC serta terdaftar pada program Prolanis. Buang air
besar biasa berwarna kuning. Buang air kecil lancar berwarna kuning.
 Riwayat pengobatan :
A. Pasien saat ini menggunakan metformin
dan Simvastatin 40mg.
B. Vitamin B1B6B12
 Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat didiagnosis dengan penyakit
Diabetes Mellitus Tipe II oleh dokter sejak 18
tahun yang lalu
 Riwayat penyakit keluarga :
Ibu pasien menderita penyakit yang sama
 Riwayat alergi :
Pasien tidak memiliki riwayat alergi.
 Riwayat psikososial :
Pasien mengaku sulit mengontrol konsumsi
karbohidrat, seperti nasi. Dan pasien memiliki
riwayat sering makan makanan manis
sewaktu muda.
PEMERIKSAAN FISIS
Kepala
Keadaan umum: Rambut : Berwarna hitam, tidak
Sakit sedang/gizi baik rontok
Mata : Konjungtiva anemis (-),
Kesadaran: Kompos mentis Ikterus (-), Gangguan
Tanda Vital penglihatan (-),
 TD :170/110 mmHg Telinga : Nyeri (-), Sekret (-), Tinnitus
(-), Gangguan pendengaran
 N: 90 x/menit
(-).
 S: 36,6 oC Hidung : Nyeri (-), Epistaksis (-),
 P: 22x/menit Rhinorrhea (-)
Mulut : Gusi berdarah (-), Lidah
kotor (-), Gangguan
mengecap (-), Sianosis (-)
Tenggorokan: Nyeri tenggorokan (-),
Tonsilitis (-), Abses
peritonsil (-), Laryngitis (-),
Perubahan suara (-)
PEMERIKSAAN FISIS
Leher Thoraks
Inspeksi : Warna kulit sama dengan Paru
sekitarnya, tidak Inspeksi : Simetris
tampak massa Palpasi : Nyeri tekan tidak
tumor ada, vocal
Palpasi : Tidak ada massa fremitus simetris
tumor,tidak ada Perkusi : Sonor
nyeri tekan,tidak Auskultasi : Bunyi pernafasan
ada pembesaran vesikuler, Ronkhi -
kelenjar getah /-, Wheezing -/-
bening.
DVS : R+2 cmH2O
PEMERIKSAAN FISIS
Jantung Abdomen
Inspeksi : Ictus cordis Inspeksi : Normal, ikut gerak
tidak tampak nafas
Palpasi : Ictus cordis Auskultasi : Peristaltik kesan
tidak teraba normal
Palpasi : Nyeri tekan regio
Perkusi : Batas kanan epigastrium
dan batas kiri Perkusi : Timpani (+)
jantung dalam
batas normal Ekstremitas Dekstra et Sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I Inspeksi: Pitting edema (-/-)
dan II, murni, Palpasi: Kulit kering, tidak ada nyeri
reguler, tidak tekan
ada bising.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 03/10/2018

Gula darah sewaktu 144 mg/dl


DIAGNOSIS
 DIABETES MELLITUS TIPE II
ANJURAN PENATALAKSANAAN
PENYAKIT
 Promotif
Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya
tentang penyakit Diabetes Melitus Tipe II kepada
pasien agar dapat menjalankan pola hidup
sehat dengan mengonsumsi makanan sehat,
mengurangi makanan yang mengandung
karbohidrat dan glukosa tinggi, menghindari
merokok, melakukan olahraga ringan, istirahat
yang cukup, menghindari stress, rutin mengontrol
dan memeriksa gula darah dan tekanan darah
serta menghindari minuman beralkohol.
 Preventif
Menganjurkan kepada pasien dan
keluarganya untuk menjalankan pola atau
gaya hidup yang sehat dengan
mengurangi konsumsi makanan yang
mengandung glukosa dan karbohidrat
tinggi, melakukan olahraga ringan,
mengurangi stress, dan menghindari
merokok serta minuman beralkohol.
Preventif

Primordia
Primer Sekunder Tersier
l
Pencegahan Primordial
 Pencegahan kepada orang-orang yang masih
sehat agar tidak memilki faktor resiko untuk
terjadinya DM,
 Tindakan yang perlu dilakukan seperti
penyuluhan mengenai pengaturan gaya
hidup, pentingnya kegiatan jasmani teratur,
pola makan sehat, menjaga badan agar tidak
terlalu gemuk dan menghindari obat yang
bersifat diabetagenik.
Pencegahan Primer
 Pencegahan kepada mereka yang belum
terkena DM namun memiliki faktor resiko yang
tinggi dan berpotensi untuk terjadinya DM agar
tidak timbul penyakit DM.
 Materi penyuluhan dapat berupa : apa itu DM,
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
timbulnya DM, usaha untuk mengurangi faktor-
faktor tersebut, penatalaksanaan DM, obat-
obat untuk mengontrol gula darah,
perencanaan makan, mengurangi
kegemukan, dan meningkatkan kegiatan
jasmani.
Pencegahan Sekunder
 mencegah agar tidak terjadi komplikasi
walaupun sudah terjadi penyakit, dan
pencegahan tersier yaitu usaha mencegah
agar tidak terjadi kecacatan lebih lanjut
walaupun sudah terjadi komplikasi.
 Memberikan pengobatan penyakit sejak awal
sedapat mungkin dilakukan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya komplikasi menahun.
Edukasi dan pengelolaan DM memegang
peran penting untuk meningkatkan
kepatuhan pasien berobat.
Pencegahan Tersier
 Semua upaya untuk mencegah kecacatan
akibat komplikasi.
 Sebagai contoh, acetosal dosis rendah (80-
325 mg) dapat dianjurkan untuk diberikan
secara rutin bagi pasien DM yang sudah
mempunyai penyakit makroangiopati.
 Diperlukan kerjasama yang baik antara
pasien pasien dengan dokter mapupun
antara dokter ahli diabetes dengan dokter-
dokter yang terkait dengan komplikasinya.
 Kuratif
Terapi medikamentosa :
o Metformin
o Glicab
o Simvastatin
Terapi non medikamentosa:
o Mengatur pola makan dan mengurangi
konsumsi makanan yang mengandung
karbohidrat dan glukosa tinggi
o Melakukan olahraga ringan rutin setiap minggu
o Menghindari stress
 Rehabilitatif
o Kontrol penyakit ke dokter setiap 2 minggu
sekali
o Monitoring gula darah dan tekanan darah
o Interaksi obat dan efek samping
o Kepatuhan minum obat dan modifikasi
gaya hidup
PROGNOSIS
 Ad vitam : Dubia at bonam
 Ad sanationam : Dubia at bonam
 Ad fungsionam : Dubia at bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
DIABETES MELLITUS TIPE II
DEFINISI
Penyakit kronik yang terjadi ketika
pankreas tidak dapat lagi memproduksi
insulin dalam jumlah yang cukup atau
dapat juga disebabkan oleh
berkurangnya kemampuan tubuh untuk
merespon kerja insulin secara efektif.
Suatu kelompok penyakit metabolik
dengan adanya hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya.

WHO (2008)
Kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan
kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi
insulin yang dapat dilatarbelakangi oleh kerusakan
sel beta pankreas dan resistensi insulin. (ADA 2003)

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) 2002


EPIDEMIOLOGI
 90% adalah jenis Diabetes Melitus tipe 2
terjadi di negara berkembang, peningkatan
prevalensi terbesar adalah di Asia dan di
Afrika
 Lebih banyak ditemukan pada wanita
dibanding dengan pria
 Lebih sering pada golongan tingkat
pendidikan dan status sosial yang rendah
 Kelompok usia terbanyak DM adalah 55-64
tahun

RISKESDAS 2007
KLASIFIKASI

• Rudijanto, Ahmad., et al. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia 2015. Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PB PERKENI).
• Fatimah RN. 2015. Diabetes Mellitus Tipe II. J Majority: 4(3);93-101.
• Aru W, Sudoyo dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi IV. Jakarta: FK UI. Hal 1849 – 1851
Obesitas

Hipertensi

FAKTOR RESIKO
Riwayat
Keluarga DM

Dislipidemia

Umur

Faktor
Genetik
Alkohol dan
Rokok
Fatimah RN. 2015. Diabetes Mellitus Tipe II. J Majority: 4(3);93-101.

RISKESDAS 2007
PATOFISIOLOGI

Rudijanto, Ahmad., et al. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe
2 di Indonesia 2015. Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PB PERKENI).
TANDA DAN GEJALA KLINIS
Manifestasi klinis  defisiensi insulin +
hiperglikemia berat.
 Polidipsi
frekuensi minum meningkat
 Poliuria
kompensasi akibat terjadinya diuresis osmotik
dimana frekuensi berkemih meningkat
 Polifagia
merupakan kompensasi akibat kehilangan
kalori yang berat.

Aru W, Sudoyo dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi IV. Jakarta: FK UI. Hal 1849 – 1851
DIAGNOSIS
Kriteria Diagnosis DM Tipe II

American Diabetes Association. 2016. Classification and Diagnosis of Diabetes. Diabetes care.
Vol 39. Hal.13-22.
PENATALAKSANAAN
 Edukasi
 Terapi Nutrisi Medis (TNM)
 Jasmani
 Terapi Farmakologis

• Rudijanto, Ahmad., et al. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus
Tipe 2 di Indonesia 2015. Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PB PERKENI).
• Setiati, Siti., et al. 2014. Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keenam. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam
Rudijanto, Ahmad., et al. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe
2 di Indonesia 2015. Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PB PERKENI).
KOMPLIKASI
1. Makroangiopati:
• Penyakit jantung koroner
• Penyakit arteri perifer
• Stroke iskemik atau stroke hemoragik
2. Mikroangiopati:
• Retinopati diabetik
• Nefropati diabetik
• Neuropati

Rudijanto, Ahmad., et al. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe
2 di Indonesia 2015. Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PB PERKENI).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai