Anda di halaman 1dari 52

Nurliyasman, S.

Si, Apt, MPH


Kelenjar Adrenal
- Medula epinefrin katekolamin
(sum-sum)
norepineprin

- Korteks kortikosteroid (glukokortikoid)


(kulit)
mineralkortikoid

- Hormon kelamin : estrogen dan progesteron


 Kolesterol

 Pregnelon

 Progesteron prasteron DHEA

17OH-progest kortikosteron testosteron estradiol


+ androgen + estrogen
lain lain
Kortisol aldosteron

Gb. 2. Metabolisme kolesterol di anak ginjal dan sintesa


DHEA serta steroid lain
Korteks

Glukokortikoid Kortisol
Mineralkortikoid Aldosteron

Dihubungkan dengan sistem saraf simpatis 


Simpatomimetik
Khasiat Fisiologi Kortisol
Berperan pada proses metabolisme dari KH,
protein, dan lemak, serta pemeliharaan
keseimbangan elektrolit.

Mengatur fungsi kardiovaskular, sistem saraf,


otot, ginjal, dan organ lain.

Mendukung sistem tangkis, hingga tubuh menjadi


lebi kebal thd rangsangan buruk “stress”, spt pd
pembedahan,infeksi, luka berat, trauma psikis.
Korteks adrenal menghasilkan sejumlah kecil :
androgen,estrogen, dan progestin.

Glukokortikoid py pengaruh mendasar thd


elektrolit, metabolisme karbohidrat, protein dan
lemak.

Defesiensi dapat menimbulkan penyakit berat


dan bahkan kematian.
Kortikosteroid mempercepat retensi natrium
dan ekskresi kalium.

Pengurangan sekresi kortikosteroid dikenal


dengan nama hiposekresi adrenal
(insufesiensi adrenal)  penyakit Addison

Peningkatan sekresi kortikosteroid disebut


hipersekresi adrenal  Sindrom Cushing
Glukokortikoid
Dipengaruhi oleh ACTH : hormon ini mempengaruhi
metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak serta
aktifitas sel darah dan otot.

Kortisol efeknya :
- antiinflamasi,
- anti alergi, dan
- antiansietas

Indikasi terapi glukokortikoid


- trauma
- pembedahan
- infeksi
- kekecewaan emosional
- kecemasan.
Obat-obat Glukokortikoid sering disebut kortison

Pemberian oral,parenteral (i.m, i.v),topikal (salep,


krim, lotion), dan aerosol, subkutan tdk
direkomendasikan.

Glukokortikoid dipakai utk :


- Peradangan
- Alergi
Peradangan :
- Gangguan autoimun spt multiplesklerosis
- Artritis rematoid
- Miastenia gravis
- Kolitis ulserative.
- Glumerulonefritis
- Peradangan pembuluh darah dan mata
- Trauma kepala dgn edema otak
- Poliartritis nodosa
- Hepatitis.
Alergi
- asma
- Reaksi obat
- Dermatitis kontak
- Anafilaksis

Yang biasa dipakai : Deksametason


Farmakokinetik

Deksametason diberikan secara oral, im, iv,


topikal, intranasal, salep,tetes mata.

Bentuk oral dan im diadsorbsi dgn baik oleh


mukosa GI dan otot.

Persentase terikat protein tdk diketahui, waktu


paruh 2-5 jam.

Deksametason dimetabolisme oleh hepar, dan


sebagian kecil diekskresi melalui urin.
Farmakodinamik

Kerja utama deksametason adl utk menekan


proses peradangan akut.

Sediaan oral dan im lama kerja panjang (beberapa


hari).

Kemanan utk ibu hamil kelompok C.

Zat-zat yang dipakai untuk mengobati insufisiesi


adrenokortikal terdiri atas glukokortikoid dan
mineralkortikoid.

Obat yang dipakai utk antiinflamasi atau


imunosupresif terutama mengandung
glukokortikoid.
Efek Samping dan Reaksi yang Merugikan

ES timbul bila dosis tinggi dan pemakaian lama


- Peningkatan gula darah
- Deposit lemak yang abnormal di wajah dan tubuh
(moon face dan buffalo hump)
- Muscle wasting
- Udema
- Retensi Na dan air
- Hipertensi
- Euforia atau psikosis
- Kulit tipis dgn purpura
- Meningkatkan tekanan intra okuler (glaukoma)
- Tukak peptik
- Retardasi pertumbuhan
Pemakaian glukokortikoid jangka panjang dapat
menyebabkan atropi adrenal (hilangya fungsi
kelenjar adrenal).

Jika terapi dihentikan dosis harus diturunkan


perlahan-lahan untuk memberikan kesempatan
bagi korteks adrenal memproduksi kortisol dan
kortikosteroid lainnya.

Penghentian secara mendadak dapat


menyebabkan insufisiensi adrenokortikal berat.
Interaksi Obat.

Deksametason berinteraksi dgn :


Fenitoin, teofilin, rifampisin, barbiturat, dan
antasid  mengurangi kerja deksametason.

Aspirin, NSAID dan estrogen  meningkatkan


kerja deksametason. (meningkatkan resiko
perdarahan dan tukak GI).

Deksametason mengurangi efek antikoagulan,


dan antidiabetik oral
Mineralkortikoid

Mensekresikan aldosteron,

Fgs : mempertahankan keseimbangan cairan


dengan meningkatkan penyerapan natrium dari
tubulus ginjal.

Jika terjadi ipovolemenia (pengurangan cairan


dalam sirkulasi ), lebih banyak aldosteron
disekresikan untuk meningkatkan retensi
natrium dan air serta untuk mengembalikan
keseimbangan cairan.
Pengurangan mineralkortikoid aldosteron
menyebabkan hipotensi dan kolaps vaskular.
Seperti yg terjadi pada penyakit Addison.

Dengan reabsorbsi natrium, kalium dikeluarkan


dan bisa terjadi hipokalemia (kurang kalium).

Defisiensi mineralkortikoid biasanya terjadi


dengan defisiensi glukokortikoid  Defisiensi
Kortikosteroid
Fludrokortison : suatu mineralkortikoid oral yang
dapat diberikan bersama glukokortikoid.

Obat ini dapat menyebabkan suatu keseimbangan


negatif nitrogen, shg diperlukan diet tinggi
protein.

Pada pemakaian mineralkortikoid dan


glukokortikoid terjadi ekskresi kalium, maka
kadar kalium serum harus dipantau.
1. Kelelahan Adrenal (Adrenal Fatigue)
2. Sindrom Cushing
3. Penyakit Addison
4. Pheochromocytoma
5. Hiperaldosteronisme
(Hyperaldosteronisme)
6. Komplikasi Kelenjar adrenal pada anak
7. Masalah Kelenjar Adrenal pada wanita
8. Hiperplasia adrenal kongenital
1. Kelelahan Adrenal (Adrenal Fatigue)

 Untuk mengatasi stres, kelenjar adrenal harus


menjaga konten hormon kortisol yang tinggi
dalam tubuh.

 Namun, kortisol yang berlebihan memiliki


dampak negatif dan menyebabkan kelelahan
adrenal.

 Kelelahan adrenal ditandai dengan tubuh yang


mudah lelah bahkan setelah bangun dari tidur
yang cukup.
Pengobatan Kelelahan Adrenal (Adrenal Fatigue)
 Perawatan untuk kelelahan adrenal termasuk mengasup
diet yang tepat dan perubahan gaya hidup.

 Diet harus mengandung jumlah protein dan karbohidrat


kompleks yang mencukupi.

 Hindari junk food, kopi, atau soda.

 Hindari makanan olahan, tembakau, dan alkohol.

 Jika diperlukan lakukan beberapa latihan seperti yoga atau


meditasi.

 Suplemen gizi untuk mempercepat pemulihan kondisi.

 Penggunaan : ekstrak kortisol adrenal, vitamin B kompleks,


pengganti kortisol, cordyceps, DHEA, L-Theanine, licorice,
asam pantotenat, dan pregnenolon untuk mengobati
kelelahan adrenal
2. Sindrom Cushing

Pada sindrom cushing, kadar kortikosteroid


berlebihan, biasanya dari produksi berlebihan pada
kelenjar adrenal.

Sindrom cushing biasanya diakibatkan dari tumor


yang menyebabkan kelenjar adrenalin menghasilkan
kortikosteroid berlebihan.

Orang dengan sindrom cushing biasanya


menghasilkan lemak berlebihan melalui torso dan
mempunyai bentuk wajah yang besar.

Sindrom Cushing menyebabkan kelelahan dan


kelemahan otot dan kadang-kadang memicu
kelumpuhan.
Kadar kortikosteroid yang tinggi dalam
jangka panjang akan menyebabkan
peningkatan tekanan darah, osteoporosis,
dan mengurangi perlawanan terhadap
infeksi.

Resiko terjadinya batu ginjal dan diabetes


meningkat dan bisa terjadi perubahan
mental (misalnya depresi dan halusinasi).

Penderita wanita biasanya memiliki siklus


menstruasi yang tidak teratur.

Anak-anak mengalami pertumbuhan yang


lambat dan tetap pendek.
PENGOBATAN

Pengobatan yang diberikan tergantung pada jenis hormon yang


terlalu banyak diproduksi, apakah hormon steroid
androgenik, kortikosteroid atau aldosteron.

- Kelebihan Steroid Androgenik


Adenoma penghasil androgen dan kanker adrenal biasanya
diatasi dengan mengangkat kelenjar adrenal.

- Kelebihan kortikosteroid
Tumor hipofisa bisa diangkat atau dihancurkan melalui
pembedahan atau terapi penyinaran.
Adenoma kelenjar adrenal seringkali dapat diangkat melalui
pembedahan.

- Kelebihan Aldosteron
Jika ditemukan adanya suatu pertumbuhan, biasanya akan
segera diangkat.
Setelah adenoma diangkat, tekanan darah akan kembali
normal dan gejala lainnya menghilang.
Orang yang kedua kelenjar adrenalinnya diangkat,
dan banyak orang yang memiliki bagian pada
kelenjar adrenalinnya diangkat, harus
menggunakan kortikosteroid untuk hidup.

Obat-obatan tertentu, seperti metyrapone atau


ketoconazole, bisa menurunkan kadar kortisol
dan bisa digunakan ketika menunggu
pengobatan yang lebih pasti seperti operasi.
3. Penyakit Addison

Penyakit Addison bisa terjadi pada umur berapa pun


dan terjadi pada pria maupun wanita secara
berimbang.
 Penyakit Addison sebuah gangguan langka kelenjar
adrenal.
 Dalam kasus penyakit Addison kelenjar tidak cukup
memproduksi hormon kortisol dan aldosteron.

Pada 70% dari orang dengan penyakit Addison, penyebab secara


persis tidak diketahui, tetapi kelenjar adrenalin yang dipengaruhi
oleh reaksi autoimun pada sistem antibodi menyerang dan
menghancurkan kulit luar adrenal.

Pada 30% lainnya, kelenjar adrenalin dihancurkan oleh kanker,


infeksi seperti TBC, atau penyakit lain yang terindentifikasi. pada
bayi dan anak, penyakit Addison mungkin disebabkan oleh
kelainan genetik kelenjar adrenalin.
Penyakit Addison mempengaruhi
keseimbangan air, sodium, dan kalium di
badan, serta kemampuan badan untuk
menguasai tekanan darah dan bereaksi
terhadap tekanan

Kekurangan aldosteron menyebabkan


tubuh mengeluarkan natrium yang banyak
dan menahan kalium
Hal ini menyebabkan kadar natrium yang rendah
dan kadar kalium yang tinggi di darah.
Hal ini membuat penderita kencing secara
berlebihan dan dapat terjadi dehidrasi.
Dehidrasi hebat dan kadar sodium yang rendah
juga dapat menyebabkan penurunan volume
darah dan bisa menyebabakn shock.
Kekurangan kortisol menyebabkan peningkatan
sensitifitas terhadap insulin sehingga terjadi
penurunan kadar gula darah (hypoglycemia).
Selain itu, kekurangan kortisol juga mengganggu
metabolisme karbohidrat dari protein, proses
melawan infeksi dan mengontrol radang.
Otot menjadi lemah, demikian juga dengan otot
jantung sehingga tidak dapat memompakan
darah secara memadai, dan dapat terjadi
penurunan tekanan darah.
Beberapa tanda dan gejala penyakit Addison
adalah sebagai berikut:
– Kelemahan pada otot
– Kelelahan
– Penurunan nafsu makan
– Kehilangan berat badan
– Tekanan darah rendah
– Gula darah rendah
– Keinginan mengasup garam
– Kulit gelap
– Mudah marah
– Depresi
– Diare, mual, dan/atau muntah
– Sakit di kaki, punggung bawah, dan perut
– Kehilangan kesadaran
– Diare dan muntah parah yang menyebabkan
dehidrasi
Penyakit Addison adalah hasil dari kerusakan bertahap
korteks adrenal, lapisan luar mereka. Kerusakan ini
dapat disebabkan oleh:
 Menyerang sistem kekebalan tubuh kelenjar adrenal
(penyakit autoimun) (account untuk 85% kasus-kasus
di negara maju)
 Tuberkulosis (alasan utama di dunia ketiga)
 Pendarahan dalam kelenjar adrenal (melibatkan
penggunaan obat-obatan, antikoagulan)
 Komplikasi bedah
 Faktor-faktor bawaan atau genetik (enzim Cacat,
glukokortikoid insufisiensi)
 Citomegalovirus (CMV), Berkaitan dengan AIDS
Obat untuk pengobatan penyakit Addison:
 Kortison asetat
 Hidrokortison tablet
 Fludrokortizona asetat (Florinef)

Termasuk pengobatan langsung krisis


adrenal:
 Hidrokortison intravena;
 Larutan garam (air garam) intravena.
 Untuk mengontrol tingkat hormon kortisol
dan aldosteron harus menjalani
pemeriksaan kesehatan rutin.
Pengobatan
 Hydrocortisone atau prednison dapat diberikan
untuk menggantikan kadar kortisol yang rendah
 Fludrocortisone dapat diberikan untuk
mengganti aldosteron

 Bagaimana Terjadinya Penyakit Addison ?


Penyakit Addison terjadi ketika kelenjar-kelenjar
adrenal tidak menghasilkan cukup hormon
kortisol (cortisol) dan, pada beberapa kasus-
kasus, hormon aldosterone.
Penyakit juga disebut ketidakcukupan adrenal
(adrenal insufficiency), atau hypocortisolism.
Efek Samping

Efek samping sering kali muncul apabila


dosis ditingkatkan atau obat bekerja non
selektif (bekerja pada beberapa reseptor).
Efek samping yang sering timbul pada obat-
obat adrenergik adalah :
- hipertensi - tremor
- takikardi - pusing
- kesulitan berkemih - palpitasi
- aritmia, - mual
- muntah.
4. Pheochromocytoma
 Pheochromocytoma adalah tumor medula
kelenjar adrenal dan timbul akibat kelebihan
sekresi hormon epinefrin (adrenalin) dan
norepinefrin.

 Kelebihan sekresi hormon ini menyebabkan


peningkatan tekanan darah.
5. Hiperaldosteronisme (Sindrom Coon)

 Aldosteron adalah hormon yang berfungsi


mempertahankan tingkat natrium dan kalium
dalam darah.

 Gangguan hiperaldosteronisme terjadi karena


sekresi berlebihan hormon aldosteron.

 Kondisi ini menyebabkan masalah tekanan


darah.
Hiperaldosteronisme bisa disebabkan oleh
adanya tumor pada kelenjar adrenal (kondisi ini
disebut Sindroma Conn).

Biasanya kedua kelenjar adrenal terkena dan


menjadi lebih aktif.
Hiperaldosteronisme juga bisa terjadi sebagai
respon terhadap penyakit-penyakit tertentu,
misalnya
- tekanan darah yang sangat tinggi
(hipertensi) atau
- penyempitan pembuluh darah
arteri yang menuju ginjal.
Kadar aldosteron yang tinggi dapat
menyebabkan penurunan kadar kalium.

Kadar kalium yang rendah bisa tidak bergejala,


tetapi dapat menyebabkan timbulnya rasa
lemas, kesemutan, kram otot, dan periode
kelumpuhan sementara.
Beberapa penderita merasa sangat haus dan
sering berkemih.
6. Komplikasi Kelenjar Adrenal pada Anak

 Anak-anak juga bisa mengalami masalah kelenjar adrenal.

 Anak yang menderita masalah adrenal menunjukkan gejala


kelelahan, mual, kelemahan, dan muntah.

 Anak yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih


lemah mungkin menunjukkan kegelisahan dan lekas
marah.

 Gangguan kelenjar hipotalamus dan kelenjar hipofisis bisa


menyebabkan masalah adrenal.

 Beberapa penyebab lain yang terkait dengan masalah


adrenal pada anak meliputi sindrom Cushing dan tumor.

 Seorang anak yang diduga menderita masalah kelenjar


adrenal harus segera dibawa ke ahli medis untuk menjalani
berbagai tes.
7. Masalah Kelenjar Adrenal pada Wanita
Kelenjar adrenal memainkan peran penting
dalam memproduksi androgen, hormon
biologis penting yang membantu mengatur
kesehatan tulang dan otot, keseimbangan
protein, serta hasrat seksual pada wanita.
Stres pada wanita yang disebabkan pekerjaan
dan masalah keluarga bisa memicu ke
kebiasaan tidak sehat seperti minum alkohol
dan merokok.
Hal ini akan mempengaruhi kemampuan
kelenjar adrenal untuk melawan stres.
Lebih jauh lagi, masalah kelenjar adrenal pada
wanita menyebabkan peningkatan risiko
osteoporosis dan insomnia.
8. Hiperplasia adrenal kongenital

Merupakan suatu kondisi genetik yang membuat


kelenjar adrenal mengalami hambatan dalam
pembentukan hormon.

Congenital adrenal hyperplasia (CAH) terjadi


karena mutasi gen abnormal (kelebihan atau
kekurangan) di dalam kelenjar adrenal.

Pada kebanyakan kasus, kelenjar adrenal tidak


menghasilkan cukup kortisol. Produksi hormon
lainnya juga bisa ikut terganggu (aldosteron
dan androgen).
Penyebab terjadinya hiperplasia adrenal
kongenital adalah adanya kelainan genetik
yang diturunkan.

Sebagian besar gangguan yang disebabkan


oleh hiperplasia adrenal kongenital
berhubungan dengan kurangnya kortisol,
yang berperan penting dalam mengatur :
- tekanan darah
- menjaga kadar gula darah
- melindungi tubuh terhadap stress.
 Kelainan ini akan memicu timbulnya
perubahan perkembangan karakteristik seks
atau kondisi interseks.
 Congenital adrenal hyperplasia memanifestasi
dalam berbagai bentuk seperti alat kelamin
ambigu, perkembangan rambut pubis pada
usia dini, pubertas yang tertunda, rambut
wajah berlebihan, ketidakteraturan
menstruasi, infertilitas, dan hipertensi.
 Kondisi ini dipicu oleh ketidaknormalan
reaksi biokimia yang memecah kolesterol
menjadi kortisol.
 Kortisol adalah glukokortikoid yang berasal
dari kolesterol.
Tanda dan gejala congenital adrenal hyperplasia
meliputi:

 ‘Genital masculineness’.
 Pembesaran klitoris.
 Pembesaran kelenjar adrenal.
 Intoleransi garam.
 Vokal (suara) rendah.
 Jerawat parah.
 Amenore.
 Anak-anak tumbuh menjadi orang dewasa
bertubuh pendek.
Pengobatan mengatasi Congenital Adrenal
Hyperlasia meliputi:
 Meningkatkan pasokan glukokortikoid untuk
mengurangi hiperplasia dan produksi
mineralokortikoid.

 Mengganti kekurangan mineralokortikoid


untuk mengatasi kekurangan garam.

 Mengganti kekurangan testosteron atau


estrogen.

 Perawatan klinis untuk mengoptimalkan


pertumbuhan.

 Rekonstruksi bedah genital.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai