DEFINISI
GINA : suatu penyakit heterogen, ditandai dengan inflamasi kronik saluran respiratori ditandai
dengan mengi, sesak napas, dan batuk yang bervariasi dalam waktu maupun intensitas, disertai
limitasi aliran udara ekspiratori
UKK IDAI : penyakit saluran respiratori dengan dasar inflamasi kronik yang mengakibatkan obstruksi
dan hiperreaktifitas saluran respiratori dengan derajat bervariasi dgn manifestasi klinis berupa batuk,
wheezing, sesak napas, dada tertekan yang timbul berulang dan kronik, reversible, cenderung
memberat pada malam/dini hari, dan timbul jika ada pencetus
Penyakit multifactorial
Perjalanan klinis bervariasi pada setiap anak
Dapat berubah seiring berjalannya waktu
Tidak dapat sembuh
Dapat dikendalikan agar gejala tidak sering muncul
Kunci penting untuk tercapai asma terkendali
◦ Komunikasi
◦ Informasi
◦ Edukasi kepada orangtua
Faktor Risiko
Jenis kelamin
◦ Anak ♂ s/d usia 10 tahun 1,5-2x ♀
◦ Saat ini, tidak ada perbedaan antara ♀ dan ♂
Usia
◦ 25% serangan mengi pertama usia < 6 bulan
◦ 75% serangan mengi pertama sebelum usia 5 tahun
◦ 5% anak dengan asma persisten terbebas dari gejala asma pada usia 28-55 tahun
4
Faktor Risiko
Riwayat atopi
◦ Beberapa laporan menunjukkan bahwa sensitisasi alergi terhadap alergen inhalan, susu, telur, atau
kacang pada tahun pertama kehidupan, merupakan prediktor timbulnya asma
Lingkungan
◦ Alergen yang sering mencetuskan penyakit asma : serpihan kulit binatang piaraan, tungau debu rumah,
jamur, dan kecoa
6
Faktor Risiko
Ras
◦ Ras kulit hitam lebih tinggi daripada kulit putih
◦ Tingginya prevalens tersebut tidak dipengaruhi oleh pendapatan maupun pendidikan.
Asap rokok
◦ Anak yang terpajan asap rokok > anak yang tidak terpajan asap rokok
7
Faktor Risiko
Infeksi respiratorik
◦ Beberapa penelitian mendapatkan adanya hubungan terbalik antara atopi (termasuk asma) dengan
infeksi respiratorik
◦ infeksi respiratory syncytial virus (RSV) di usia dini yang mengakibatkan infeksi saluran pernapasan
bawah
8
Patofisiologi
Patofisiologi
Inflamasi saluran napas → hiperreaktivitas bronkus → respon hipersensitivitas tipe 1 yang
dimediasi oleh IgE.
Proses patologis utama yang mendukung obstruksi saluran napas adalah edema mukosa,
kontraksi otot polos dan produksi mucus.
Obstruksi terjadi selama ekspirasi mengalami volume penutupan sehingga menyebabkan gas
di saluran napas terperangkap.
15
Manifestasi Klinis
International consensus on (ICON) pediatric asthma
Asma
Episodik
Sering
perlu
controller
Asma
Persisten
Klasifikasi Derajat Penyakit Asma pada
Anak berdasarkan PNAA
Asma episodik Asma episodik
Asma persisten
jarang sering
Frekuensi serangan < 1 x/ bulan ≥ 1 x/ bulan Sering
Lama serangan < 1 minggu > 1 minggu Hampir sepanjang
tahun, hampir tidak
ada remisi
Intensitas serangan Biasanya ringan Biasanya sedang Biasanya berat
Di antara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan
malam
Tidur dan aktivitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu
Pemeriksaan fisik Normal (tidak Mungkin terganggu Tidak pernah normal
diluar serangan ditemukan kelainan) (ditemukan kelainan)
Obat pengendali Tidak perlu Perlu, steroid Perlu, steroid
anti inflamasi
Uji faal Paru PEF/FEV1 PEF/FEV1 PEF/FEV1
>80% 60-80% <60% variabilitas 20-
30%
Variabilitas faal paru Variabilitas > 15% Variabilitas > 30% Variabilitas >50%
19
Klasifikasi Derajat Penyakit Asma
menurut GINA
Gejala/hari Gejala/malam PEF atau FEV1
PEF variability
Derajat 1 < 1x/minggu, ≤ 2 kali sebulan ≥80%
Intermiten asimtomatik dan nilai < 20 %
PEF normal diantara
serangan
Derajat 2 >1 kali perminggu, < > 2 kali sebulan ≥ 80%
Persisten ringan 1 kali perhari, 20%-30%
serangan
mengganggu
aktivitas
Derajat 3 Sehari sekali, >1 kali perminggu 60-80%
Persisten sedang serangan >30%
mengganggu
aktivitas
Derajat 4 Terus menerus Sering ≤ 60%
Persisten berat sepanjang hari, >30%
aktivitas fisik
terbatas
20
Parameter klinis, Ringan Sedang Berat
fungsi paru, Tanpa ancaman Dengan ancaman
laboratorium henti nafas henti nafas
Sesak Berjalan, bayi: Berbicara, Istirahat
menangis keras Bayi: tangis Bayi: tidak mau
pendek dan minum/ makan
lemah, kesulitan
menyusu atau
makan
Posisi Bisa berbaring Lebih suka duduk Duduk
bertopang lengan
Bicara kalimat Penggal kalimat Kata-kata
Kesadaran Mungkin Biasanya irritable Biasanya Kebingungan
irritable irritable
Sianosis Tidak ada Tidak ada Ada Nyata
Mengi Sedang, sering Nyaring, Sangat nyaring, Sulit/tidak
hanya pada akhir sepanjang terdengan tanpa terdengar
ekspirasi ekspirasi ± stetoskop
nspirasi sepanjang
ekspirasi dan
inspirasi
Penggunaan otot Biasanya tidak Biasanya ya Ya Gerakan paradox
bantu torako-abdominal
respiratorik
Retraksi Dangkal, retraksi Sedang ditambah Dalam, ditambah Dangkal/ hilang
interkostal retraksi nafas cuping
suprasternal hidung
Frekuensi nafas Takipnea Takipnea Takipnea Bradipnea
Pedoman nilai baku laju napas pada anak sadar:
Usia frekuensi nafas normal
< 2 bulan <60 x/ menit
2-12 bulan <50 x/ menit
1-5 tahun <40 x/menit
6-8 tahun <30 x/menit
Frekuensi nadi Normal Takikardi Takikardi Bradikardi
Pedoman nilai baku frekuensi nadi pada anak
Usia laju nadi normal
2-12 bulan <160 x/menit
1-2 tahun <120 x/menit
3-8 tahun <110 x/ menit
Pulsus Tidak ada Ada Ada Tidak ada, tanda
paradoksus <10 mmHg 10-20 mmHg >20 mmHg kelelahan otot
nafas
PEFR atau
FEV1 (% nilai
prediksi terbaik)
Pra-bonkodilator >60% 40-60% <40%
Pasca- >80 % 60-80% <60 %, respon <
brokodilator 2 jam
Sa O2 >95% 91-95% ≤ 90%
Pa O2 Normal >60 mmHg <60 mmHg
(biasanya tidak
perlu diperiksa)
Pa CO2 < 45 mmHg <45 mmHg >45 mmHg 21
Konfirmasi Diagnostik menurut PNAA 2015
Diagnostik Balita menurut PNAA 2015
Flowchart diagnosis asma menurut PNAA
2015
Pemeriksaan Penunjang
Spirometri
◦ Biasanya spirometri ini dilakukan pada anak usia 5-7 tahun.
◦ Anak usia dibawa 5 tahun, pemeriksaan fungsi paru-paru dengan menggunakan oscillometry atau
specific airway resistance
airway hyperresponsive
◦ Di provokasi dengan mengunakan inhalan berupa methacholine, histamine, manitol, salin hipertonik
◦ Olahraga
26
Pemeriksaan Penunjang
Spirometri
(PNAA) 2015, untuk mendukung diagnosis asma anak dipakai batasan sebagai berikut:9
◦ Gambaran obstruksi saluran respiratori FEV1 rendah (<80% nilai prediksi)& FEV1 / FVC ≤12%
◦ Uji Reversibilitas (pascabronkodilator) Peningkatan FEV1 >12%
◦ Variabilitas Perbedaan PEFR harian >13%
◦ Uji provokasi Penurunan FEV1 >20%, atau PEFR >1
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan sputum untuk eosinophil
Penilaian status atopi
◦ in vivo (skin prick test)
◦ in vitro (specific IgE antibodi)
29
Nilai derajat serangan
Tatalaksana awal
Nebulisasi β-agonis 1-3x, selang 20 menit
Nebulisasi ketiga + antikolinergik
Jika serangan berat, nebulisasi –agonis + antikolinergik
Methylxantin
SABA tdk respon dgn
SABA
LABA Kortikosteroid
Antileukotrien
•Zafirlukast
•Tidak digunakan
untuk anak <5 tahun
•5-11 th 2x10/mg PO
•>12 th 2x20 mg PO
Pemakaian Alat Inhalasi
34
Ideal inhalation therapy
devices
technical aspects clinical aspects patients aspects
Gas at
high To patient
pressure
Baffle
Feed tube
TTHHHHNNNNNNNNNNN if there is
no obstacle
face mask + + -
Turbuhaler® – design and operation
Mouthpiece is specially
designed with spiral
channels to deaggreg the
dose to respirticles
Alternatively, the
inhaler may be
positioned 1 to 2
inches away from
the open mouth
MDI with spacer
MDI with extension device (1)
MDI with extension device (2)
Lung deposition of
budesonide
MDI +
MDI spacer®
DPI (Turbuhaler)
Thorsson et al, 1998
Tingkatan Asma Terkontrol
Terkontrol Terkontrol sebagian
Karakteristik (muncul salah satu pada Tidak terkontrol
(semua di bawah ini) minggu tertentu)
Penilaian resiko masa depan (resiko eksaserbasi, ketidak-stabilan, perburukan fungsi paru yang cepat, efek samping)
Resiko “adverse event” di masa depan akan meningkat pada pasien dengan fitur berikut ini :
Kontrol klinis yang jelek, eksaserbasi yang sering pada tahun yg lalu, pernah dirawat di ruang “critical care” di asma, VEP1 rendah,
paparan asap rokok, harus sudah memakai obat dosis tinggi.
Pencegahan
Komunikasi Informasi dan Edukasi terhadap pasien dan keluarga
◦ Komunikasi antara pasien dan dokter untuk mengetahui keluhan pasien.
◦ Pengertian terntang kenyataan yang mendasar, penyebab, dan pencetus asma.
◦ Mengidentifikasi dan mengontrol faktor-faktor yang memperburuk gejala asma dan pencetus serangan.
◦ Pengertian tentang pentingnya penggunaan obat yang tepat dan benar dari spacer dan inhaler untuk
kontrol jangka panjang dan ketaatan pemakaian.
pencegahan
Primer
Sekunder
Tersier