Anda di halaman 1dari 22

DEFINISI

Trauma kimia adalah iritasi dan kerusakan pada jaringan manusia


yang disebabkan oleh paparan bahan kimia, biasanya melalui kontak
langsung dengan bahan kimia atau uapnya. Trauma kimia dapat
terjadi di rumah, di tempat kerja atau sekolah, atau sebagai akibat
dari kecelakaan atau serangan. Banyak luka akibat cairan kimia
terjadi tanpa sengaja melalui penyalahgunaan produk seperti
perawatan rambut, kulit dan kuku. Sebagian besar trauma kimia
disebabkan baik oleh asam kuat atau basa kuat (misalnya, asam
hidroklorida atau natrium hidroksida.
TANDA DAN GEJALA

Pada Kulit
Pada Mata
a. Kulit memerah
a. Nyeri (sangat sering kali )
b. Terasa mengganjal b. Kulit mengelupas

(seperti ada benda asing) c. Luka melepuh


c. Penglihatan kabur d. Kulit hangus
d. Robek parah
e. Pembengkakan
e. Fotofobia
f. Mata Merah
ETIOLOGI

Bahan Asam :
1. Umumnya asam menyebabkan cedera (trauma) ocular termasuk asam
sulfat, asam hidroklorik, asam nitrat, asam asetat, asam khromik,
dan asam hidrofluorat.
2. Ledakan accu mobil, yang menyebabkan luka bakar (cedera) asam
sulfat, mungkin merupakan asam yang paling sering mencederai mata.
3. Asam hidrofluorat dapat ditemukan pada pembersih karat di rumah,
pengkilat alumunium, dan petugas pembersihan
4. Toksisitas hidrofluorat okuler dapat terjadi dari paparan gas dan
cairan.
LANJUT….

Bahan Kimia Basa:


1. Zat alkali pada umumnya mengandung ammonium hidroksida,
potasium hidroksida, sodium hidroksida, kalsium hidroksida,
dan magnesium hidroksida. Zat yang mengandung seperti
senyawa tersebut dan dapat ditemukan di rumah seperti
larutan alkali, semen, kapur, dan ammonia.
2. Semprotan balon udara dengan sodium hidroklorida pada
pemompaan dan mungkin dapat menyebabkan keratitis alkali.
Selain itu, bunga api dan percikan api mengandung magnesium
hidroksida dan fosfor.
MEKANISME TERJADINYA
TRAUMA

Trauma Kimia Asam


Asam dipisahkan dalam dua mekanisme, yaitu ion hidrogen dan anion
dalam kornea. Molekul hidrogen merusak permukaan okular dengan
mengubah pH, sementara anion merusak dengan cara denaturasi protein,
presipitasi dan koagulasi. Koagulasi protein umumnya mencegah
penetrasi yang lebih lanjut dari zat asam, dan menyebabkan tampilan
ground glass dari stroma korneal yang mengikuti trauma akibat asam.
Sehingga trauma pada mata yang disebabkan oleh zat kimia asam
cenderung lebih ringan daripada trauma yang diakibatkan oleh zat kimia
basa.
Trauma Kimia Basa
Bahan kimia basa akan memberikan iritasi ringan pada mata apabila
dilihat dari luar. Namun, pada bagian dalam mata, trauma basa ini
mengakibatkan suatu kegawatdaruratan. Basa menembus kornea, camera
oculi anterior, dan sampai retina dengan cepat, dan mengakibatkan pecah
atau rusaknya sel jaringan. Pada pH yang tinggi alkali akan
mengakibatkan persabunan disertai dengan disosiasi asam lemak
membrane sel. Akibat persabunan membrane sel akan mempermudah
penetrasi lebih lanjut dari pada alkali.
TRAUMA KIMIA ASAM

TRAUMA KIMIA BASA


MEKANISME TERJADINYA
TRAUMA

Mekanisme Trauma Kulit

Tubuh memiliki beberapa proteksi yang spesifik dan perbaikan untuk


mekanisme termal, listrik, radiasi dan kimia luka bakar. Denaturasi
protein merupakan efek umum dari semua jenis luka bakar. Namun,
trauma kimia memiliki beberapa perbedaan dibandingkan dengan luka
bakar termal. Trauma kimia lebih dihasilkan dari terpaparnya bahan
kimia dalam tempo waktu yang lama, dan paparan ini akan berlanjut
sampai ke ruang gawat darurat sedangkan trauma termal, dihasilkan
dari terpaparnya bahan kimia dalam waktu yang singkat.
DAMPAK TERHADAP ORGAN

Mata

Trauma kimia pada mata merupakan trauma yang mengenai


bola mata akibat terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat
asam atau basa yang dapat merusak struktur bola mata
tersebut. Trauma kimia biasanya hasil dari suatu zat yang
disemprotkan atau disiramkan di muka. Trauma kimia alkali
lebih sering terjadi daripada trauma kimia asam dan
cenderung lebih merugikan.
Kulit
Luka bakar dapat merusak jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan
jaringan epidermal yang mengakibatkan kerusakan yang berada di
tempat yang lebih dalam dari akhir sistem persarafan. Seorang korban
luka bakar dapat mengalami berbagai macam komplikasi yang fatal
termasuk diantaranya kondisi shock, infeksi, ketidakseimbangan
elektrolit (inbalance electrolit) dan distress pernapasan. Selain
komplikasi yang berbentuk fisik, luka bakar dapat juga menyebabkan
distress emosional dan psikologis yang berat dikarenakan cacat akibat
luka bakar dan bekas luka (scar).
KOMPLIKASI

Mata
1. Simblefaron adalah adhesi antara konjungtiva palpebra dan
konjungtiva bulbi. Dengan gejala gerak mata terganggu, diplopia,
lagoftalmus, sehingga kornea dan penglihatan terganggu.
2. Kornea keruh, edema, neovaskuler akibat adanya denaturasi protein
dan kerusakan pada struktur kornea akibat zat kimia
3. Sindroma mata kering.
4. Katarak traumatik, trauma basa pada permukaan mata sering
menyebabkan katarak. Glaukoma sudut tertutup yang terjadi akibat
tebentuk sumbatan pada drainase cairan aqueous humour
5. Entropion dan phthisis bulbi. Keadaan ini terjadi akibat komplikasi
jangka panjang pada trauma kimia
SIMBLEFARON

PHTISIS BULBI
Kulit :
1. Infeksi luka bakar
Infeksi pada luka bakar merupakan komplikasi yang paling sering terjadi.
Sistem integumen memiliki peranan sebagai pelindung utama dalam
melawan infeksi. Kulit yang rusak atau nekrosis menyebabkan tubuh
lebih rentan terhadap patogen di udara seperti bakteri dan jamur.
Infeksi juga dapat terjadi akibat penggunaan tabung atau kateter.
Kateter urin dapat menyebabkan infeksi traktus urinarius, sedangkan
tabung pernapasan dapat memicu infeksi traktus respirasi seperti
pneumonia (Burninjury, 2013)
Terganggunya suplai darah atau sirkulasi

Penderita dengan kerusakan pembuluh darah yang berat dapat


menyebabkan kondisi hipovolemik atau rendahnya volume darah.
Selain itu, trauma luka bakar berat lebih rentan mengalami
sumbatan darah (blood clot) pada ekstremitas. Hal ini terjadi
akibat lamanya waktu tirah baring pada pasien luka bakar. Tirah
baring mampu menganggu sirkulasi darah normal, sehingga
mengakibatkan akumulasi darah di vena yang kemudian akan
membentuk sumbatan darah (Burninjury, 2013).
Komplikasi jangka panjang

Komplikasi jangka panjang terdiri dari komplikasi fisik dan psikologis.


Pada luka bakar derajat III, pembentukan jaringan sikatriks terjadi
19 secara berat dan menetap seumur hidup. Pada kasus dimana luka
bakar terjadi di area sendi, pasien mungkin akan mengalami gangguan
pergerakan sendi. Hal ini terjadi ketika kulit yang mengalami
penyembuhan berkontraksi atau tertarik bersama. Akibatnya, pasien
memiliki gerak terbatas pada area luka. Selain itu, pasien dengan
trauma luka bakar berat dapat mengalami tekanan stress pasca
trauma atau post traumatic stress disorder (PTSD). Depresi dan
ansietas merupakan gejala yang sering ditemukan pada penderita
(Burninjury, 2013).
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan dengan menggunakan kertas lakmus yang akan


menunjukkan perubahan warna.
2. Pemeriksaan patologi anatomi pada lapisan kulit.
a. Asam kuat (H2SO4)
Pada pemeriksaan jaringan akibat luka asam kuat, terjadi penebalan pada
lapisan epidermis dan adanya granul-granul pada vesikel kolagen
berbentuk gelombang dan hiperemis.
b. Basa (NaOH)
Pada pemeriksaan jaringan akibat luka basa kuat akan terjadi penebalan
dan nekrosis di semua jaringan sel di lapisan epidermis dan dermis.
PENATALAKSANAAN

Pengobatan yang paling penting dari trauma kimia adalah irigasi


segera seluas-luasnya. Larutan steril osmotik yang lebih tinggi seperti
larutan amfoter (Diphoterine) atau larutan buffer (BSS atau Ringer laktat)
yang ideal. Jika tidak tersedia, saline isotonik steril merupakan irrigant yang
sesuai. Larutan hipotonik, seperti air, menghasilkan penetrasi yang lebih
dalam dari bahan korosif ke dalam struktur kornea karena meningkatnya
gradien osmotik kornea (420 mos / L)
Setelah irigasi, pemeriksaan ophthalmologic menyeluruh sangat
dianjurkan. Jika cedera ringan, pasien mungkin dapat diobati cukup dengan
antibiotik oftalmik topikal, analgesik oral, dan penutup mata. Tindak lanjut
evaluasi sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam
LANJUT…

Pengobatan luka bakar diberikan berdasarkan luas dan keparahan


luka bakar serta pertimbangan penyebabnya. Resusitasi cairan
penting dalam menangani kehilangan cairan intravaskuler. Oksigen
diberikan melalui masker. Luka bakar dapat diberikan obat tropikal
dan dibiarkan terbuka terpajan udara atau ditutupi dengan kasa,
luka bakar berat memerlukan debridemen luka atau transplantasi.
PROGNOSIS

Secara umum, prognosis cedera kimia mata secara langsung


berkorelasi dengan keparahan cedera yang dihasilkan terhadap struktur
mata dan adneksa.
Banyak sistem klasifikasi dan revisi yang karenanya ditujukan
untuk mengelompokkan trauma pada mata dalam kaitannya dengan
prognosis yang ada, termasuk sistem berikut: Hughes, Roper-Hall, dan
Pfister. Pada intinya, semua sistem bertujuan untuk mengukur tingkat
keterlibatan epitel kornea, tingkat hilangnya sel batang limbal, dan tingkat
keterlibatan konjungtiva.
“Pendidikan bukanlah proses mengisi wadah yang
kosong. Pendidikan adalah proses menyalakan api
pikiran” – W.B. Yeat

Anda mungkin juga menyukai