Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH PEMBAKARAN DIFUSI

Disusun Oleh : Lutvin Susdiawan Pratama


NRP :1121600032
Kelompok : Proses Pembakaran

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
2018
Kata Pengantar

Assalamualaikum Warahmatullahiwabarakatuh
Alhamdullilah wasyukurillah. Puji dan syukur dipanjatkan kepada kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan bimbingannya
selama ini. Shalawat serta salam tidak lupa tercurah kepada baginda nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya, serta pelanjut
risalahnya yang telah berjuang semata-mata untuk menyiarkan ajaran dan nilai-nilai islam kepada umatnya.
Makalah Motor Bakar Torak ini berjudul “Pembakaran Difusi” secara garis besar, makalah ini berisi tentang motor bakar bermesin diesel dan
bensin, selain itu juga berhubungan dengan pembentukan campuran saat pembakaran pada motor diesel dan bensin. Tujuan dibuatnya makalah
ini adalah untuk memenuhi menambah wawasan dan juga untuk menambah komponen nilai tugas mata kuliah Motor Bakar Torak.
Terakhir, sangat besar harapan saya sebagai penulisan makalah ini dapat membuka pemikiran pembaca tentang Pembentukan Campuran dan
Pembakaran pada Motor Bakar. Disadari pula bahwa dalam hasil penulisan ini masih terdapat kekurangan, baik dalam hal yang mendasar
hingga yang lebih spesifik. Oleh sebab itu kami terbuka terhadap semua kritik dan saran bahkan bantahan yang relevan terhadap hasil penulisan
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik untuk kami pribadi maupun untuk pembaca sekalian.

Wassalamualaikum Warahamtullahiwabarakatuh
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................................................................2
Daftar Isi......................................................................................................................................................................3
1.1 Pembakaran Difusi...................................................................................................................................... 4
1.2 Proses Difusi dan Osmosis Di Dalam Sel................................................................................................... 6
1.3 Sistem Reaksi Difusi................................................................................................................................... 8
1.4 Persamaan Reaksi Difusi Satu Komponen..................................................................................................8
1.5 Langkah Pembakaran.................................................................................................................................. 9
Campuran Ideal Udara dan Bahan Bakar Pada Motor Bakar............................................................................10
Penutup........................................................................................................................................................................ 23
Daftar Pustaka..............................................................................................................................................................24
1.1 Pembakaran Difusi
Pembakaran adalah proses lepasnya ikatan-ikatan kimia lemah bahan bakar akibat pemberian energi tertentu dari
luar menjadi atom-atom yang bermuatan dan aktif sehingga mampu bereaksi dengan oksigen sehingga membentuk ikatan
molekul-molekul yang kuat yang mampu menghasilkan cahaya dan panas dalam jumlah yang besar (Wardana,2008).
Sebuah api / pembakaran dalam proses terjadinya membutuhkan tiga unsur utama, yaitu : panas, bahan bakar dan agen
oksidator (biasanya oksigen). Api dapat dicegah atau dipadamkan 2 dengan menghapus / menghilangkan salah satu unsur
dari tiga unsur utama yang ada dalam ilustrasi segitiga api tersebut. Pembakaran difusi adalah proses pembakaran dimana
bahan bakar dan udara sebagai pengoksida tidak bercampur secara mekanik, melainkan dibiarkan bercampur secara alami
melalui proses difusi dalam ruang bakar atau proses pembakaran (Wardana, 2008). Contoh dari non premix adalah lilin.
pembakaran secara premixed adalah pembakaran 2 dimana bahan bakar dan udara sudah bercampur terlebih dahulu secara
mekanik sebelum terjadi pembakaran (wardana, 2008).
Pembakaran secara premixed ini membutuhkan perbandingan antara udara dan bahan bakar (AFR) dalam jumlah tertentu.
Api yang ditimbulkan oleh pembakaran premixed sangatlah besar sebab terdapat 2 api yaitu api premixed sendiri dan
terdapat juga api difusi. Namun kelemahan dari api premixed ini sering terjadi flash back yang mana api akan merambat
ke dalam ruang pencampuran mekanik yang menyebabkan kebakaran. Sehingga tipe api ini rawan terjadi kebakaran,
apabila terjadi kebakaran pada api tipe ini lebih susah untuk di padamkan. AFR adalah perbandingan jumlah mol udara
terhadap jumlah mol bahan bakar. Nilai ini sangat berpengaruh pada jumlah udara yang akan disuplai untuk mereaksikan
jumlah tertentu dari bahan bakar. Apabila bahan bakar dan udara bercampur secara seimbang atau dengan kata lain udara
yang di sediakan untuk membakar semua bahan bakar sehingga bahan bakar tidak ada lagi yang tidak terbakar.
Gambar Pembakaran Difusi dan Premix
Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan
(layer) molekul yang diam dari solid atau fluida.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu.
Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi
semakin tinggi.
Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan
difusinya.
Suhu, semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula
kecepatan difusinya.
Dalam perkembangan teknologi yang terjadi saat ini banyak sekali inovasi baru yang tercipta khususnya di dalam dunia
otomotif. Dalam perkembanganya banyak yang tidak mengetahui bahkan tidak mengerti bagaimana prinsip dasar kerja
dari sebuah mesin. Pada mesin diesel, bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar pada akhir langkah kompresi.
Sebelumnya udara yang dihisap telah dikompresi dalam ruang bakar sampai tekanan dan temperatur menjadi naik.
Naiknya tekanan dan temperatur mengakibatkan bahan bakar menyala dan terbakar sendiri. Untuk memperoleh tekanan
kompresi yang tinggi saat putaran mesin rendah, banyaknya udara yang masuk ke dalam silinder harus besar tanpa
menggunakan throttle valve untuk membatasi aliran dari udara yang dihisap. Dengan demikian dalam sebuah mesin
diesel, output mesinnya dikontrol oleh pengontrol banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan. Berbeda dengan mesin
bensin, bagian terpenting saat pemeliharaan pada mesin bensin yaitu perbandingan udara dan bahan bakar dari campuran
udara dan bahan bakar, besarnya campuran yang masuk, apakah telah memadai kompresinya, apakah ada atau tidak
kemampuan pengapiannya dan juga apakah saat pengapiannya tepat. Sementara dalam mesin diesel, kompresi adalah
bagian yang paling penting dalam pemeliharaan. Penggunaan perbandingan kompresi yang tinggi dan bahan bakar
dengan titik bakar yang rendah akan memperbaiki kemampuan terbakarnya bahan bakar. Banyaknya udara yang masuk
ke silinder pada mesin diesel memiliki pengaruh besar terhadap terjadinya pembakaran sendiri (self-ignition) yang dapat
menentukan output.
Difusi dan biologi
Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang penting dan mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan, sel melakukan
berbagai jenis aktivitas, dan salah satunya adalah difusi. Ada dua jenis difusi yang dilakukan, yaitu difusi biasa
dan difusi khusus.
 Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophobicatau tidak berpolar /
berkutub. Molekul dapat langsung berdifusi ke dalam membran plasma yang terbuat dari phospholipids.
Difusi seperti ini tidak memerlukan energi atau ATP [Adenosine Tri-Phosphate].
 Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophilicatau berpolar dan ion.
Difusi seperti ini memerlukan protein khusus yang memberikan jalur kepada partikel-partikel tersebut
ataupun membantu dalam perpindahan partikel. Hal ini dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak dapat
melewati membran plasma dengan mudah. Protein-protein yang turut campur dalam difusi khusus ini
biasanya berfungsi untuk spesifik partikel.
1.2 Proses Difusi dan Osmosis Didalam Sel

1). Mekanisme difusi


Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion),d ifusi
melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi
(fasiliated difusion).
Difusi sederhana melalui membrane berlangsung karena molekul -molekul yang berpindah atau bergerak melalui
membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung.
Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan
organik yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti
O,CO2, HO, dan H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus
membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter
tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya.
Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral ,
tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat
menembus membrane.
Proses masuknya molekul besar yang melibatkan transforter dinamakan difusi difasilitasi.
Gambar Proses Mekanisme Difusi
2). Mekanisme Difusi dan Difasilitasi
Difusi difasiltasi (facilitated diffusion) adalah pelaluan zat melalui rnembran plasrna yang melibatkan protein pembawa
atau protein transforter. Protein transporter tergolong protein transmembran yang memliki tempat perlekatan terhadap ion
atau molekul vang akan ditransfer ke dalam sel. Setiap molekul atau ion memiliki protein transforter yang khusus,
misalnya untuk pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transforter yang khusus untuk mentransfer glukosa ke
dalam sel.
Protein transporter untuk grukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel hati,
karena sel – sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi energy.
1.3 Sistem Reaksi Difusi
sistem reaksi-difusi adalah model matematika yang mendeskripsikan bagaimana konsentrasi dari
satu atau lebih substansi terdistribusi dalam ruang berubah karena pengaruh dua proses: reaksi kimia lokal
dimana substansi diubah menjadi yang lain, dan difusi yang menyebabkan substansi menyebar dalam
ruang.
Sebagaimana deskripsi ini mengimplikasikan, sistem reaksi-difusi secara alami diterapkan di kimia. Akan
tetapi, persamaan reaksi-difusi dapat juga mendeskripsikan proses dinamis non-kimiawi. Contoh-contoh
ditemukan di biologi, geologi dan fisika serta ekologi. Secara matematis, sistem reaksi-difusi memiliki
bentuk semi-linier persamaan diferensial parsial parabola. Persamaan tersebut dapat direpresentasi dalam
bentuk umum dimana masing-masing komponen vektor q(x,t) mewakili konsentrasi dari satu. Substansi
adalah matriks diagonal koefisien difusi dan R memperhitungkan seluruh reaksi lokal. Solusi persamaan
reaksi-difusi menunjukkan jangkauan yang luas perilaku, mencangkup pembentukan gelombang
menjalar dan fenomena seperti-gelombang sebagaimana pembentukan pola organisasi diri yang lain
seperti strip, heksagonal atau lebih banyak struktur ruwet seperti soliton disipatif.
1.4 Persamaan reaksi-difusi satu komponen
Persamaan reaksi-difusi yang paling sederhana memperlakukan konsentrasi usubstansi tunggal dalam satu dimensi ruang,
uga dirujuk sebagai persamaan KPP (Kolmogorov-Petrovsky-Piscounov). [1] Jika suku reaksi hilang, maka persamaan
menunjukkan proses difusi murni. Persamaan terkait adalah persamaan panas. Pilihan R(u)=u(1-u)
menghasilkan persamaan Fisher yang pada awalnya digunakan untuk mendeskripsikan
penyebaran populasi biologi, [2] persamaan Newell-Whitehead-Segel dengan R(u) = u(1-u²) mendeskripsikan konveksi
Rayleigh-Benard, [3][4] persamaan Zeldovichyang lebih umum dengan R(u) = u(1-u)(u-α) dan 0<α<1 yang muncul dalam
teori pembakaran, [5] dan kasus degenerasi khususnya dengan R(u) = u²-u³ yang kadang-kadang dirujuk sebagai persamaan
Zeldovich. [6]
1.5 Langkah Pembakaran
Pada akhir langkah kompresi, injector nozzle menyemprotkan bahan bakar dengan tekanan tinggi dalam bentuk kabut ke
dalam ruang bakar dan selanjutnya bersama sama dengan udara terbakar oleh panas yang dihasilkan pada langkah
kompresi tadi. Diikuti oleh pembakaran tertunda, pada awal langkah usaha akhirnya pembentukan atom bahan bakar akan
terbakar sebagai hasil pembakaran langsung dan membakar hampir seluruh bahan bakar. Mengakibatkan silinder
meningkat dan tekanan silinder yang bertambah besar. Tenaga yang dihasilkan oleh pembakaran diteruskan ke piston.
Piston terdorong ke bawah (TMA) dan tenaga pembakaran dirubah menjadi tenaga mekanik. Pada saat ini kedua katu juga
dalam posisi tertutup.
Gambar Langkah Pembakaran
A. Motor Diesel:
 Bahan bakar terbakar dengan sendirinya akibat temperatur udara yang panas
 Tekanan pembakaran 4 – 12 Mpa (140 – 120 bar)
B. Motor Otto:
 Bahan bakar terbakar akibat loncatan bunga api pada busi
 Tekanan pembakaran 3 – 6 MPa (30 – 60 bar
1.6 Campuran Ideal Udara dan Bahan Bakar Pada Motor Bakar
Campuran udara dan bahan bakar pada sebuah motor pembakaran dalam sangatlah penting. Karena hal ini
akan sangat berdampak pada terjadinya pembakaran di dalam ruang bakar. Oleh karena itu campuran
udara dan bahan bakar harus se ideal (seimbang) mungkin.
Ada beragam macam teknik pencampuran bahan bakar pada sebuah motor bakar. Pada kendaraan mobil, di
era zaman dulu menggunakan karburator sebagai komponen yang berfungsi mencampur udara dan bahan
bakar dengan metode gaya grafitasi yang terjadi didalamnya. Seperti yang terlihat pada gambar dibawah,
prinsip ini sangat mirip dengan semprotan cairan anti nyamuk. Dimana, ketika pipa bagian atas ditiup,
maka akan terjadi tekanan yang tinggi pada ujung pipa akibat aliran udara. Hal ini mengakibatkan cairan
dibawah akan naik, karena tekanan dibawah ( bahan bakar ) lebih rendah dibanding pada ujung pipa.
Sedangkan pada saat ini, hampir semua teknologi pencampuran bahan bakar dengan udara pada mobil
menggunakan EFI (electronic Fuel Injection ) dengan metode electronic, dimana ECU sebagai otaknya
akan mengambil data dari sensor-sensor yang
terpasangan di beberapa komponen mesin yang nantinya akan dikonversi menjadi data yang dikirim ke
injektor untuk menyemprotkan bahan bakar ke saluran intake manifold.
Gambar Sistem Intake Manifold
Lain halnya pada mesin diesel, pencampuran bahan bakar dan udara terjadi di dalam ruang bakar. Dimana injektor
akan menyemprotkan bahan bakar yang berkabut langsung ke ruang bakar. Berkabutnya bahan bakar akibat tekanan
tinggi yang dilakukan oleh injektor. Karena pada mesin diesel, yang dihisap pada langkah hisap yaitu udara murni.
Berbeda dengan mesin bensin, dimana pada langkah hisap, yang masuk ke dalam ruang bakar yaitu berupa campuran
udara dan bahan bakar.
Pada teorinya, satuan campuran udara dan bahan bakar terbagi menjadi dua jenis, yaitu berat dan volume. Dimana
campuran idealnya adalah :
Air - Fuel Ratio
15 : 1 ( Perbandingan Berat )
9000 : 1 ( Perbandingan Volume)
Dimana, berat masing-masing berbeda
1 liter udara = 1,3 gram
1 liter bahan bakar = 780 gram
Gambar Perbandingan Udara dan Bahan Bakar
Untuk mengetahui campuran ideal pada motor bakar yaitu dengan mengukur kadar zat buang dengan menggunakan alat
Exhaust Analizer yang dimasukkan ke dalam lubang pipa kenalpot. Nilainya bisa dilihat dari satuan Lamda. Apabila nilai
Lamdanya 1, maka campurannya ideal.
 Pembakaran
Plasma kerne dengan temperatur yang tinggi dihasilkan oleh penyalaan yang berlanjut pada self sustaining and
perambatan nyala awal. Ini adalah lapisan tipis tempat reaksi kimia pembakaran berlangsung. Karakteristik nyala awal ini
(kecepatan propagasi, bentuk) berpengaruh langsung pada operasi motor. Pada pembakaran normal, Nyala api awal harus
menyebar melalui ruang bakar secepat mungkin dan se-uniform mungkin sebelum dipadamkan pada dinding dinding, lihat
Gambar berikut ini. Pembakaran tidak normal disebabkan oleh detonasi atau penyalaan awal.
Detonasi merupakan penyalaan spontan sebagian campuran didepan awal penyalaan yang disebabkan oleh tekanan dan
temperatur tinggi, lihat Gambar berikut ini.

Pelepasan energi kimia yang cepat menyebabkan gelombang gelombang tekanan lokal yang sangat tinggi.
 Pembentukan Campuran
Pada motor diesel, bahan bakar diinjeksikan ke dalam udara terkompresi di dekat TMA. Pembakaran diawali oleh
penyalaan sendiri (penyalaan kompresi), pada saat bahan bakar menguap dan bercampur dengan udara silinder yang
bertekanan dan bertemperatur tinggi. Injeksi bahan bakar harus disertai dengan tekanan tinggi dan pewaktuan tertentu.
Tujuan utamanya adalah untuk memperoleh pencampuran bahan bakar udara yang cukup cepat di dalam ruang bakar.
Beberapa karakteristik yang penting adalah:
-Campuran tidak homogen. Karena rasio udara lokal dapat berada di dalam batas-batas penyalaan, walaupun rasio udara
rata-ratanya tidak, beban parsial dan kecepatan dapat dikontrol oleh kuantitas bahan bakar yang diinjeksikan. Oleh karena
itu, motor diesel dioperasikan pada rasio udara miskin yang rentangnya lebar.
-Pada rasio udara yang tinggi, konsumsi bahan bakarnya minimum. Oleh karena itu, konsumsi bahan bakar motor diesel
relatif lebih kecil daripada motor SI, khususnya pada beban parsial yang diaktuasi tanpa kerugian katup gas. Selain itu,
campuran miskin mempunyai koefisien isentropik yang lebih kecil sehingga efisiensinya lebih tinggi.
-Rasio udara minimum yang berkisar 1,2-2 memungkinkan IMEP maksimum yang lebih rendah relatif terhadap motor SI.
Jelaga terbentuk karena kurangnya udara sehingga bahan bakar tidak dapat terbakar sempurna sebelum proses buang.
Akibatnya, jelaga atau asap hitam pada gas buang tersebut membatasi daya keluarannya.
-Tidak ada batas detonasi sehingga rasio kompresi yang lebih tinggi dapat digunakan untuk memperbaiki efisiensi relatif
terhadap motor SI.
Gambar Grafik Pembentukan Campuran
 Beberapa karakteristik pembentukan dan pembakaran campuran dapat dijelaskan dari Gambar dibawah. Laju injeksi
bahan bakar pada nosel berbeda dari laju injeksi di dalam pompa karena adanya efek dinamika fluida (elastisitas dan
inersia bahan bakar). Pembakaran memiliki fasa-fasa berikut:
 - Waktu Tunda, bergantung pada temperatur sehingga menurunkan partikelpartikel bahan bakar yang diinjeksikan
selanjutnya (b). Jeda injeksi menurun kira-kira linear dengan peningkatan beban, dimana temperatur gas dan dinding
yang lebih tinggi menyebabkan temperatur campuran yang lebih tinggi.
 - Pada fasa pembakaran cepat, bahan bakar yang telah dicampur dengan udara di dalam batas-batas kemampuan
terbakar, selama jeda penyalaan terbakar dengan cepat. Ketika pembakaran ini diinginkan dengan memperhatikan
efisiensi, hal ini menyebabkan temperatur tinggi, tekanan tinggi, emisi Nox tinggi, dan kebisingan yang tinggi pula.
 Untuk menghindari pembakaran cepat:
 • Jeda pembakaran harus dijaga tetap singkat dengan menggunakan bahan bakar dengan bilangan setan tinggi dan
tekanan injeksi yang tinggi, serta turbulensi yang tinggi di dalam ruang bakar.
 Injeksi awal sejumlah kecil bahan bakar.
 • Sistem pembakaran melepaskan bahan bakar perlahan-lahan ke pembakaran utama (ruang bakar awal).
 - Pembakaran terkendali membakar sebagian besar bahan bakar. Laju pelepasan panas atau laju pembakaran
dikontrol oleh laju ketersediaan campuran untuk pembakaran dari proses pencampuran udara uap.
 - Pembakaran lanjutan terhadap bahan bakar yang tidak tercampur sempurna mengakibatkan termperatur tinggi pada
gas buang, emisi CH yang tinggi, dan efisiensi yang buruk. Hal ini harus dihindari dengan cara:
 • Pencampuran yang baik (distribusi mikro)
 • Distribusi yang baik (distribusi makro)
 • Rancangan ruang bakar yang sesuai
 • Turbulensi yang tinggi
Gambar Karakteristik Injeksi dan Pelepasan Panas.
 Injeksi
Bahan bakar harus diinjeksikan ke dalam silinder umumnya pada tekanan silinder 50-100 bar. Semprotan bahan bakar cair
yang diinjeksikan diusahakan memasuki silinder pada kecepatan tinggi agar:
 - mengatomisasi bahan bakar menjadi partikel-partikel berukuran kecil untuk memungkinkan penguapan dan
pencampuran dengan udara yang cepat.
 - Menyiapkan ruang bakar dalam waktu singkat sehingga mampu memproses campuran udara.
 Pada sistem injeksi, bahan bakar diambil dari tangki oleh sebuah pompa suplai, melalui sebuah saringan, dan
dikompresi pada pompa injeksi. Pipa-pipa nosel membawa bahan bakar bertekanan tinggi ke nosel injektor. Motor-
motor kecil menggunakan menggunakan pompa-pompa injeksi bahan bakar distributor, motor-motor yang lebih besar
menggunakan pompa-pompa segaris dengan sebuah plunyer untuk setiap silinder yang dikendalikan oleh sebuah
cam. Jumlah bahan bakar yang dikirim diubah-ubah dengan memvariasi langkah plunyer. Sebuah governor
digunakan untuk mengendalikan kecepatan motor idle dan maksimum, sebuah alat yang mengatur laju injeksi bahan
bakar sesuai dengan putaran mesin.
Gambar Sistem Injeksi Motor Diesel Gambar Injektor Elektronik
 Pembakaran
Pada semprotan bahan bakar, perbedaan rasio udara lokal selalu menghasilkan area di dalam batas-batas kemampuan
untuk tidak menyala. Selain itu, di dalam penyemprotan tunggal bahan bakar, rasio udara bervariasi dari bahan bakar
murni sampai udara murni. Pembakaran yang dimulai pada campuran kaya (λ=0,6) menyebabkan pembentukan jelaga.
Pembakaran pada motor diesel lebih stabil daripada motor-motor bensin, variasi siklik lebih kecil. Pergerakan gas di
dalam silinder merupakan salah satu faktor utama dalam mengendalikan pencampuran bahan bakar – udara dan proses
pembakaran. Pola awal aliran dalam silinder diset oleh proses hisap (katup-katup dan port-port) dan diubah oleh gerakan
piston (swirl, squish). Gerakan campuran juga mempengaruhi perpindahan panas, emisi, dan efisiensi. Berbagai sistem
pembakaran telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan motor-motor penyalaan kompresi.
 Injeksi Tidak Langsung
Bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar awal atau ruang bakar dengan efek swirl dimana pembakaran dimulai
yang kemudian diteruskan ke dalam ruang bakar utama, lihat Gambar dibawah. Motor motor Injeksi Tidak Langsung
menghasilkan kebisingan dan emisi buang yang rendah karena fase pembakarannya yang cepat dan lemah. Kerugiannya
adalah efisiensi yang rendah, beban termal pada ruang yang tinggi, dan rancangan yang lebih rumit. Injeksi Tidak
Langsung digunakan pada motor motor mobil penumpang berkecepatan tinggi.
Gambar Pembakaran pada Sistem Injeksi Tidak Langsung(IDI)
 Injeksi Langsung
Bahan bakar diinjeksi secara langsung ke dalam ruang bakar. Bahan bakar (bilangan setana tinggi) dan sistem injeksi
(nosel dengan multi saluran, tekanan tinggi) harus memenuhi tuntutan-tuntutan yang tinggi. Untuk membatasi
pembakaran cepat pada awal, efek swirl dapat dilakukan selama bahan bakar dalam intake, dimana sebagian kecil bahan
bakar disemprotkan ke dinding pada fase awal pembakaran. Motor motor Injeksi Langsung memiliki efisiensi terbaik dan
digunakan pada motor motor truk, akhir akhir ini juga mobil mobil penumpang. Kini, sistem sistem pembakaran baru
sedang diperkenalkan, seperti pembakaran diesel homogen.
Setiap mesin tidak akan berjalan dengan adanya karburator. Karburator adalah salah satu komponen pada mesin bensin,
khususnya pada motor. Namun sekarang ini tugas dari karburator sudah mulai ditinggalkan pabrikan motor. Para pabrikan
motor sudah mulai menggunakan sistem injeksi pada motor keluarannya. Karena sistem injeksi dinilai lebih praktis dan
irit bahan bakar. Sistem injeksi yang kerjanya diatur oleh kelistrikan yang agak rumit mampu mendongkrak tenaga motor
dan bisa membuat lebih irit bahan bakar. Sistem injeksi mampu membaca sinyal – sinyal dari sensor yang ada pada mesin
motor. Dengan sistem injeksi, bahan bakar bisa lebih disesuaikan dengan kebutuhan motor sehingga bahan bakar tidak
terbuang secara percuma.
Pada prinsipnya tugas dan fungsi karburator dan injeksi bahan bakar adalah sama, tugasnya yaitu mencampur udara
bersih dengan bensin secara tepat agar terjadi pembakaran yang sempurna di ruang pembakaran. Yang berbeda adalah cara
kerjanya. Berikut perbedaan cara kerja karburator dan injeksi motor, mari kita pelajari bersama – sama.
 Perbedaan Sistem Kerja
1. Cara kerja mencampur bahan bakar dengan udara.
Pada karburator, pencampuran bahan bakar dengan udara disebabkan oleh adanya kevakuman ruang bakar yang terjadi
adanya langkah hisap piston. Pada sistem injeksi, pencampuran bahan bakar dengan udara yang di lakukan oleh injektor
atas perintah dari ECM yang mempertimbangkan sinyal dari sensor-sensor yang menyebar di seluruh mesin dan knalpot.
2. Pada saat suhu mesin dingin.
Mesin memerlukan campuran yang kaya bensin untuk menghidupkan mesin pada temperatur yang dingin. Pada
karburator, diperlukan cuk/choke untuk membuat ruang bahan bakar kaya akan bensin. Cuk/choke ini harus diaktifkan
untuk menghidupkan mesin. Pada sistem injeksi, sensor temperatur akan melaporkan keadaan temperatur mesin yang
dingin agar ECM memerintahkan injektor untuk memperkaya campuran bensin.
3. Mesin motor pada saat akselerasi.
Saat akselerasi motor membutuhkan campuran bahan bakar yang lumayan kaya sekitar 8:1 AFR. Pada karburatordibantu
dengan adanya nosel akselerator yang berfungsi menambah pasokan bahan bakar ke mesin pada saat throtle gas dibuka
secara tiba – tiba. Pada sistem injeksi, sensor throttle position akan mengirimkan laporan ke ECM bahwa terjadi
pembukaan throttle secara mendadak dan ECM akan memerintahkan injektor untuk memperkaya campuran bensin.
4. Mesin motor pada saat rpm tinggi
Pada rpm tinggi,karburator main jet dan pilot jet terbuka penuh sehingga menghasilkan tenaga yang besar. Jika sistem
injeksi, sensor throttle position dan sensor kevakuman di intake manifold sama-sama mengirimkan sinyal ke ECM agar
sedikit memperkaya campuran bensin untuk menghasilkan daya maksimum.

Pada setiap kendaraan tentunya tidak luput dari penyuplai bahan bakar, Dimana penyuplai ini bekerja untuk mengolah
bahan bakar hingga menjadi campuran yang akan dimasukkan ke dalam ruang bakar, komponen yang satu ini disebut
dengan karburator, Namun pada pabrikan-pabrikan yang memproduksi sepeda motor sekarang banyak yang menganut
Sistem Injeksi.

Perbedaan antara sistem karburator dan injeksi adalah hanya pada proses penghisapan bensin ke ruang bakar. Pada Sistem
Injeksi sudah menggunakan peranti elektronik seperti injektor, yang tugasnya menyemprotkan bensin ke ruang bakar.
Sedangkan pada karburator yang masih mengandalkan hisapan yang diperoleh dari pergerakan piston pada silinder. sistem
injeksi bisa menyeimbangkan volume bensin yang disemprotkan ke ruang bakar dengan kebutuhan mesin, sehingga
didapat hasil pembakaran yang efisien. Jadi Sistem Injeksi sudah tentu akan lebih irit.
Di bawah ini adalah keterangan dan perbedaan mesin injeksi dan karburator
 Sistem Teknologi Injeksi

Kelebihan
-Pada motor Injeksi, volume penyemprotan bensin ke dalam ruang bakar akan selalu akurat karena dikontrol oleh sistem
ECU (Engine Control Unit). Hal ini berdampak pada Campuran udara dan bensin akan selalu akurat perbandingannya
pada semua tingkat putaran mesin. Kondisi ini memberikan keuntungan dengan mengurangi emisi gas buang dan lebih
hemat pemakaian bensin.
-Pada motor karburator, jarak antara pengabut bensin (spuyer) dengan silinder jaraknya agak jauh, dan juga perbedaan
bobot berat jenis antara bensin dan udara mengakibatkan volume udara yang masuk tidak imbang dengan jumlah bensin
yang dihisap. Sehingga tarikan menjadi kurang responsif.
-Sedangkan untuk motor injeksi, penempatan injektor berdekatan dengan silinder. Saluran Bensin yang menuju injektor
memiliki tekanan lebih tinggi dari tekanan intake manifold. Sehubung dengan diameter mulut injektor sangat kecil, maka
bensin yang menyembur akan berbentuk kabut. Saat katup gas dibuka, udara dan bensin menghasilkan campuran yang
seimbang dan ideal, dibantu dengan mutu api yang bagus akan menghasilkan pembakaran sempurna. Hasilnya tarikan
lebih responsif sesuai perubahan katup gas.
-Pada temperatur rendah (dingin) menghidupkan mesin karburator dibutuhkan campuran lebih gemuk dengan menarik
cuk. Cara manual ini tak lagi diperlukan pada motor injeksi karena sudah dilengkapi dengan sensor temperatur mesin serta
sensor temperatur udara masuk sehingga mesin mudah dihidupkan tanpa dipengaruhi kondisi cuaca.
Pada motor Injeksi, volume penyemprotan bensin ke dalam ruang bakar akan selalu akurat karena dikontrol oleh sistem
ECU (Engine Control Unit). Hal ini berdampak pada Campuran udara dan bensin akan selalu akurat perbandingannya
pada semua tingkat putaran mesin. Kondisi ini memberikan keuntungan dengan mengurangi emisi gas buang dan lebih
hemat pemakaian bensin.
-Pada motor karburator, jarak antara pengabut bensin (spuyer) dengan silinder jaraknya agak jauh, dan juga perbedaan
bobot berat jenis antara bensin dan udara mengakibatkan volume udara yang masuk tidak imbang dengan jumlah bensin
yang dihisap. Sehingga tarikan menjadi kurang responsif.
-Sedangkan untuk motor injeksi, penempatan injektor berdekatan dengan silinder. Saluran Bensin yang menuju injektor
memiliki tekanan lebih tinggi dari tekanan intake manifold. Sehubung dengan diameter mulut injektor sangat kecil, maka
bensin yang menyembur akan berbentuk kabut. Saat katup gas dibuka, udara dan bensin menghasilkan campuran yang
seimbang dan ideal, dibantu dengan mutu api yang bagus akan menghasilkan pembakaran sempurna. Hasilnya tarikan
lebih responsif sesuai perubahan katup gas.
-Pada temperatur rendah (dingin) menghidupkan mesin karburator dibutuhkan campuran lebih gemuk dengan menarik
cuk. Cara manual ini tak lagi diperlukan pada motor injeksi karena sudah dilengkapi dengan sensor temperatur mesin serta
sensor temperatur udara masuk sehingga mesin mudah dihidupkan tanpa dipengaruhi kondisi cuaca.
-Dari segi perawatan Injeksi tidak ada sesuatu yang dilakukan. Karena selain steril, juga telah dibantu dengan filter
sebelum masuk ke dalam injektor. Hal ini mempermudah dari segi perawatan.
-Pada knalpot motor injeksi biasanya dilengkapi dengan catalytcs converter (CC), sistem ini akan merubah hasil
pembakaran yang berbahaya menjadi zat yang lebih ramah dengan lingkungan dengan menggunakan sistem sensor O2.
 Kekurangan
-Dengan memakai injeksi, motor tidak dapat diutak-atik secara sembarangan karena part sangat sensitif. Dengan begitu
mengharuskan pemilik untuk melakukan perawatan dan perbaikan di bengkel khusus.
-Bagi yang gemar memodifikasi motor, khususnya peforma dan kecepatan mesin, harus mengeluarkan dana yang lebih
untuk motor jenis ini. Beberapa part tergolong mahal dan pastinya merogoh kocek cukup dalam.
-Di samping harga modifikasi yang mahal, tentunya sparepart atau suku cadang dari motor injeksi juga cukup mahal.
Motor injeksi juga membutuhkan pembangkit listrik yang lebih besar.
-Bicara soal kelistrikan, harus ekstra diperhatikan jika ingin mengubah atau menambahkan beberapa part yang
berhubungan dengan kelistrikan. Seperti pemasangan lampu jenis HID atau menambahkan asesoris lainnya. Jika tidak
ditangani oleh orang yang sudah mengerti karakteristik motor injeksi, kesalahan kecil akan mengakibatkan motor mati.
PENUTUP
Pembakaran adalah proses lepasnya ikatan-ikatan kimia lemah bahan bakar akibat pemberian energi tertentu dari luar
menjadi atom-atom yang bermuatan dan aktif sehingga mampu bereaksi dengan oksigen sehingga membentuk ikatan
molekul-molekul yang kuat yang mampu menghasilkan cahaya dan panas dalam jumlah yang besar (Wardana,2008).
Sebuah api / pembakaran dalam proses terjadinya membutuhkan tiga unsur utama, yaitu : panas, bahan bakar dan agen
oksidator (biasanya oksigen). Api dapat dicegah atau dipadamkan 2 dengan menghapus / menghilangkan salah satu unsur
dari tiga unsur utama yang ada dalam ilustrasi segitiga api tersebut. Pembakaran difusi adalah proses pembakaran dimana
bahan bakar dan udara sebagai pengoksida tidak bercampur secara mekanik, melainkan dibiarkan bercampur secara alami
melalui proses difusi dalam ruang bakar atau proses pembakaran (Wardana, 2008). Contoh dari non premix adalah lilin.
DAFTAR PUSTAKA

Wardana. 2008. Pembakaran Difusi. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama

Handoko, Budiman. BAB VII PEMBENTUKAN CAMPURAN, PENYALAAN, DAN


PEMBAKARAN PADA MOTOR BENSIN
(https://anzdoc.com/bab-vii-pembentukan-campuran-penyalaan-dan-pembakaran-pada-
m.html)

Otomotif Produk. 2015. Pembentukan Campuran Motor Diesel dan Bensin, Perbandingan
Campuran pada Engine 4 Langkah
(https://otomotifproduk.blogspot.com/2015/06/pembentukan-campuran-motor-diesel-
dan.html)

Hidayat, R. 2013. Proses Pembakaran Mesin Diesel.


(http://www.kitapunya.net/2013/12/proses-pembakaran-mesin-diesel.html)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai