SYIAH
SYIAH
Oleh:
Muhammad Zaky Ibadurrahman
Remush Al-Muhsinin SMA N 1 Mataram
10 Kriteria Pedoman Aliran Sesat yang
difatwakan MUI (RAKERNAS 2007)
1. Mengingkari salah satu rukun iman yang 6 (enam) dan rukun Islam yang 5
(lima)
2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan dalil syar’i (Al-
Qur`an dan as-Sunnah)
10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar’i, seperti mengkafirkan muslim
hanya karena bukan kelompoknya
APA ITU SYIAH?
Etiologi
Secara bahasa, kata "Syi'ah" adalah bentuk tunggal, sedangkan bentuk jamak-
nya adalah "Syiya'an” .Syī`ī menunjuk kepada pengikut dari aliran ini.
Adapun menurut terminologi Islam, kata ini (syiah) bermakna: Mereka yang
menyatakan bahwa Ali bin Abu Thalib adalah yang paling utama di antara para
sahabat dan yang berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan atas kaum
Muslim, demikian pula anak cucunya
Sejarah Syiah
Konflik Politik -> Konflik Aqidah?
Mengapa?
GOLONGAN SYIAH
Con’t
Disebut juga Imamiyyah atau Itsna 'Asyariah (Dua Belas Imam) karena mereka percaya
bahwa yang berhak memimpin kaum Muslim hanyalah para Imam dari Ahlul-Bait, dan
mereka meyakini adanya dua belas Imam.
Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
Muhammad bin Ali (676–743), juga dikenal dengan Muhammad al-Baqir
Jafar bin Muhammad (703–765), juga dikenal dengan Ja'far ash-Shadiq
Musa bin Ja'far (745–799), juga dikenal dengan Musa al-Kadzim
Ali bin Musa (765–818), juga dikenal dengan Ali ar-Ridha
Muhammad bin Ali (810–835), juga dikenal dengan Muhammad al-Jawad atau Muhammad at
Taqi
Ali bin Muhammad (827–868), juga dikenal dengan Ali al-Hadi
Hasan bin Ali (846–874), juga dikenal dengan Hasan al-Askari
Muhammad bin Hasan (868—), juga dikenal dengan Muhammad al-Mahdi
2. Syiah Zaidiyyah
Disebut juga Syi'ah Lima Imam karena merupakan pengikut Zaid bin 'Ali bin
Husain bin 'Ali bin Abi Thalib. Mereka dianggap moderat karena tidak menganggap
ketiga khalifah sebelum 'Ali tidak sah. Urutan Imamnya adalah:
Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
Zaid bin Ali (658–740), juga dikenal dengan Zaid bin Ali asy-Syahid, adalah
anak Ali bin Husain dan saudara tiri Muhammad al-Baqir
3. Syiah Ismailiyyah
Disebut juga Syi'ah Tujuh Imam karena mereka meyakini tujuh Imam, dan mereka
percaya bahwa Imam ketujuh ialah Isma'il. Urutan Imamnya adalah:
Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
Muhammad bin Ali (676–743), juga dikenal dengan Muhammad al-Baqir
Ja'far bin Muhammad bin Ali (703–765), juga dikenal dengan Ja'far ash-Shadiq
Ismail bin Ja'far (721 – 755), adalah anak pertama Ja'far ash-Shadiq dan kakak
Musa al-Kadzim.
Kesepakatan Ulama Sunni
1. SYIAH Ghulat
2. SYIAH Rafidhah
3. SYIAH Zaidiyah/Mu’tadzilah
Syiah Ghulat
“Orang yang mencaci maki sahabat Nabi, mereka tidak mempunyai saham atau
bagian dalam islam”
Imam As-syafi’i:
“Saya tidak pernah melihat seorangpun dari para pengikut hawa nafsu yang
paling banyak berdusta dalam dakwaannya dan yang paling banyak bersaksi palsu
daripada syi’ah Rafidhah” Abu Yusuf Ya’qub bin Yahya al-Buwaithi –Murid Imam
Syafi’I bertanya kepada beliau, “Bolehkah saya salat bermakmum di belakang
Rafidhi?” Beliau menjawab, “Jangan salat di belakang orang syi’ah rafidhah,
orang Qadariyah, dan orang Murji’ah”.
Imam Ahmad bin Hanbal:
“Dari Abdul Malik bin Abdil Hamid berkata, saya telah mendengar Abu Abdillah
(Ahmad bin Hanbal) berkata, Siapa yang mencaci sahabat, saya mengkuatirkan
atasnya kekafiran. Lalu ia berkata, Siapa yang mencaci aki para sahabat Nabi
Muhammad SAW kami tidak merasa aman atasnya telah keluar dari agama islam.
Dan dari Abu Bakr Al Marudzi berkata, “ Aku tanyakan Abu Abdillah tentang orang
yang mencai maki Abu bakar, Umar, dan Aisyah apa hukumnya?” Beliau berkata,
“Saya tidak melihatnya berada di didalam Islam.”
Syiah Zaidiyah/ Mu’tadzilah
Al-qur’an yang asli disimpan oleh para imam dan dirahasiakan hingga Al-Mahdi
dating
Benarkah?
Bagaimana Ulama menyikapi hal
tersebut?
حافِظُون ِِّ ن نَ َّز ْل َنا ال
ُ َذ ْك َر َوإِنَّا ل
َ َه ل ْ َإِنَّا ن
ُ ح
Meragukan al-qur’an saat ini adalah kekufuran yang nyata dan mendustai
Rasulullah SAW
2. Penyimpangan Faham Terhadap Ahlul
Bait dan Mengkafirkan Sahabat Nabi
Fitnah terhadap Sahabat Nabi
diantaranya:
Abu Bakar dan Umar tidak pernah beriman kpd Rasulullah SAW sampai akhir
hayatnya
Menghina Abu Bakar dan Umar dijadikan do’a, dan mendapat pahala yang
besar (pahala sama dengan Syuhada badar, Uhud, dan Hunain)
Ruqayyah dan Ummu Kaltsum bukan anak Rasulullah SAW
Melecehkan Siti Aisyah dan Hafsah tidak pantas menjadi ummul mu’minin
Semua sahabat Murtad setelah nabi wafat, kecuali 3 orang: Al-Miqdad bin al-
aswad, Abu Dzar Al-ghifari, dan Salman Al-Farisi
PANDANGAN ULAMA?
Seluruh Sahabat Rasulullah SAW adalah orang yang mulia dan telah dipuji oleh Allah dalam
Al-Qur’an:
ْ ض
وا ُ م َو َرْ ع ْن ُهَ ّللا
ُ ِّ يَ ض ِ ان َّرٍ س َ ح ُ ع
ْ وهم بِ ِإ ُ َين اتَّب
َ ذ ِ َّصا ِر َوالَ ين َواألَن َ رِ ج ِ م َها ْ ن
ُ ال َ مِ ون َّ َون األ
َ ُول َ السابِ ُق
َّ َو
مُ ظي
ِ ع ْ ُُ َ ْو
َ ال ْ ك
َ ال َ ًين فِي َها أَبَدا
َ ِذل َ د ِ ِخال ُ ح َت َها األَ ْن َه
َ ار ْ َ ري ت ْ َج َّناتٍ ت
ِ ج َ م َّ ع
ْ د لَ ُه َ َه َوأُ ع ْن
َ
“Orang-orang terdahulu lagi yang pertama-tama dari golongan Muhajirin dan Anshar dan
orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha pada mereka dan merekapun
ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai
di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya itulah kemenangan yang besar
“[QS At Taubah : 100]
Seluruh sahabat adalah manusia yang mulia setelah Nabi SAW, sebab mereka
telah mengikuti Rasul SAW dalam berdakwah, dan telah berkorban jiwa, raga dan
harta demi agama Allah SWT, sehingga umat islam menjadikan mereka suri
tauladan setelah baginda Rasulullah SAW.
Dalam sebuah hadits disabdakan, “10 orang akan masuk surga: Abu Bakar masuk
surga, Umar masuk surga, Utsman masuk surga, Ali masuk surga, Thalhah masuk
surga, Azzubair masuk surga, Abdurrahman bin Auf masuk surga, Sa’ad masuk
surga, Sa’id bin Zaid masuk surga, dan Abu Ubaidah ibn al-jarrah masuk surga”
(HR. Ahmad, Tirmidzi, Abu dawud, dan Ibnu Hibban).
Pandangan Ulama Empat Mazhab
dari kalangan ulama Hanafiyah, “jika seorang Rafidha mencaci maki dan
melaknat ‘Syaikhaini’ (Abu Bakar & Umar) maka dia kafir, demikian halnya
dengan pengkafiran terhadap Utsman, Ali, Thalhah, az-Zubair dan Aisyah -
semoga Allah meridhai mereka- (juga adalah kafir).”
Dari kalangan Hambaliyah, “ siapa yang menganggap para sahabat Nabi telah
murtad atau fasik setelah Nabi wafat, maka tidak ragu lagi bahwa orang itu
kafir.”
3. Mengkafirkan Umat Islam
Selain Syi’ah akan masuk neraka selama-lamanya meskipun para nabi,
malaikat, syuhada, dan para shiddiq menolongnya
Katakanlah: "Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui
perkara yang gaib kecuali Allah saja yang mengetahuinya dan mereka tidak
mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.“ (Q.S. An Naml : 65)
5. Hukum Nikah Mut’ah
Nikah mutah, nikah kontrak atau lebih dikenal dengan istilah kawin kontrak
adalah pernikahan dalam tempo masa tertentu. Menurut Syiah, nikah mutah
adalah pernikahan dalam masa waktu yang telah ditetapkan dan setelah itu
ikatan perkawinan tersebut sudah tidak berlaku lagi.
Contohnya, seorang lelaki melakukan berkawin dengan akad nikah sebagai
berikut, "Aku menikahimu selama satu bulan atau satu tahun." Kemudian, wanita
itu menjawab, "Aku terima." Maka masa nikah suami-istri akan berakhir dalam
waktu sesuai dengan akad tersebut.
Mutah boleh terjadi dengan cara:
Walaupun tidak mengetahui sama sekali bahwa perempuan itu bersuami atau
tidak.