Konsep Dasar18
Konsep Dasar18
AV node
Bisa mengeluarkan
impuls 40-50x/menit
Berkas His
Serabut Purkinje
Ventrikel
Bisa mengeluarkan impuls
30 x/menit
Komponen – komponen eksitasi
jantung :
1.SA Node ( Sino-Atrial Node )
Simpuls sino-atrial (S-A) merupakan kepingan
berbentuk sabit yang mengalami spesialisasi
dengan lebar kira-kira 3mm-1cm ; simpul Ini
terletak pada dinding posterior atrium masing-
masing berdiameter 3-5mikro, berbeda dengan
serabut atrium sekitarnya yang berdiameter 15-
20mikro. Tetapi serabut S-A berhubungan langsung
dengan atrium sehingga setiap potensial aksi yang
mulai pada simpul S-A segera menyebar ke atrium.
• Serabut sino-atrial sedikit berbeda dari
sebagian terbesar serabut otot jantung
lainnya, yaitu hnya mempunyai potensial
membrane istiraha dari -55 milivolt sampai -
60 milivolt,dibandingkan dengan -85 sampai -
95milivolt pada sebagian terbesar serabut
lainnya. Potensial istirahat yang rendah ini
disebabkan oleh sifat membrane yang mudah
ditembus ion natrium. Kebocoran natrium ini
menyebabkan eksitasi-sendiri dari serabut S-A.
• 2.AV Node (Atrio-Ventricular Node)
Ujung serabut simpul S-A bersatu serabut otot atrium yang
ada disekitarnya, dan pontensial yang berasal dari simpul S-A
berjalan ke luar, masuk tersebut. Dengan jalan ini, pontensial
aksi menyebar ke seluruh masa otot dan akhirnya juga ke
simpul A-V. Kecepatan penghataran dalam otot atrium sekitar
0,3 meter per detik. Tetapi, penghatar dalam otot atrium,
sebagian diantaranya sedikit lebih cepat dalam beberapa
berkas kecil serabut otot atrium sebagian diantarnnya
berjalan langsung dari simpul S-A ke simpul A-V dan
menghantarkan implus jantung dengan kecepatan sekitar 0,45
sampai 0,6 meter perdetik.Llintasan ini, yang dinamakan
lintasan internodal.
• Sel-sel dalam AV Node dapat juga
mengeluarkan impuls dengan frekuensi lebih
rendah dan pada SA Node yaitu : 40 – 60 kali
permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan
impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh SA
Node yang mempunyai impuls lebih tinggi.
Bila SA Node rusak, maka impuls akan
dikeluarkan oleh AV Node.
• 3.Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan
bercabang 2, yaitu :
• a.Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch)
• b.Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch
). Setelah melewati kedua cabang ini, impuls
akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang
lebih kecil yaitu serabut purkinye.
• c.Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak
dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel ventrikel
impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat
sehingga seluruh sel akan dirangsang. Di
ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker
(impuls) yang secara otomatis mengeluarkan
impuls dengan frekuensi 20 – 40 kali
permenit.
Elektrofisiologi
• 1. Elektrofisiologi jantung adalah ilmu yang
mempelajari aktivitas listrik atau bioelectrical
pada jantung sehingga jantung bisa menjalankan
fungsinya secara optimal.
• 2. Elektrofisiologi tidak hanya terjadi hanya pada
sel-sel otot jantung, akan tetapi diseluruh sel-sel
tubuh kita terjadi atau adanya aktivitas
listrik/elektrofisiologi guna menjaga
keseimbangan atau haemostasis tubuh kita.
3. Semua faktor atau unsur-unsur yang
berhubungan dengan bioelectrical tubuh kita,
akan mempengaruhi proses fisiologi
bioelectrical di seluruh tubuh.
4. Unsur utama yang mempengaruhi
bioelectrical tubuh adalah elektrolit
(Na,Mg,K,Ca,Cl,phosphate), Cairan tubuh dan
Oksigen.
Keistimewaan Konduksi Jantung
a. Automaticity :
Spontan jantung berdenyut secara teratur
dan independent tanpa adanya intervensi
sistem tubuh lain. Kenapa demikian? Karena
jantung memiliki sel-sel pacemaker alami
yang secara automatis mengeluarkan impuls
secara teratur.
• Normal sel pacemaker jantung berada di SA
node yang secara teratur mengeluarkan
impuls 60-100x/menit,edangkan pacemaker
lain yang berfungsi sebagi backup apabila SA
node mengalami gangguan , AV node
mengeluarkan impuls 40-60x/menit,serabut
Furkunje mengeluarkan impuls 20 – 40
kali/menit.
b. Excitability :
Apabila terjadi ketidakseimbangan pada unsur-unsur
yang berperan dalam proses elektrofisiologi sel jantung,
maka sel-sel jantung akan berespon secara fisiologis
untuk mempertahankan hemostastis.
c. Conductivity :
Adanya jaringan neuromuskular yang membentuk
lintasan atau jalan khusus sebagai kawat penghantar
bioelektrik antara SA node, AV node, Bundle of his,
Furkinje fiber yang nantinya akan diteruskan sel-sel otot
jantung agar bisa berdenyut.
d. Contractility :
Secara fisiologis mampu merespon impuls yang
masuk ke sel-sel otot jantung dengan
berkontraksi dan berelaksasi.
• Proses terjadinya perubahan muatan secara
mendadak dinamakan Aksi Potesial, atau
bagian dari proses depolarisasi adalah aksi
potensial. Dimana single aksi potensial ini
akan membentuk kesatuan aksi potensial yang
nantinya dalam mesin EKG akan terekam
grafik gelombang EKG.
• Perbandingan muatan ion antara diluar dan
dalam sel relatif seimbang, dimana pada fase
polarisasi muatan ion positip khususnya Na+
berada di luar ( singel sel )
• Secara fisiologi bahwa proses terjadinya
bioelektrikal secara terus menerus tanpa adanya
pengaruh luar atau proses ini bisa berjalan
lambat atau cepat akibat pengaruh system
neurological serta gangguan keseimbangan
elektrolit
• Maka permeabilitas membran sel terhadap
Na+ meningkat sehingga Na+ masuk ke dalam
sel (fase 0) secara mendadak, setelah itu
proses depolarisasi terjadi pada fase 1 dan 2
dimana muatan dalam sel relatif positip,
sesaat setelah depolarisasi ion K+ keluar dari
dalam sel.
• Pada fase 3, sodium pump akan berperan
optimal untuk mengembalikan keseimbangan
muatan ion antara diluar dan didalam sel.
Sodium pump akan mengelurkan Na+ dari sel
dan memasukan K+ dari luar sel
• Pade fase 4, membran sel siap untuk
menerima perubahan untuk mengulang aksi
potensial.
ANATOMI JANTUNG
PEMBULUH DARAH KORONER
RCA
LM
LAD LCx
EKG NORMAL
Kegunaan Pemeriksaan EKG
Normal
Tinggi : < 0,3 mvolt
Lebar : < 0,12 detik
Selalu positif di L II
Selalu negatif di aVR
Kepentingan
Mengetahui kelainan di Atrium
“Gelombang P Mitral”
“ Gelombang P Pulmonal “
GELOMBANG QRS
Gambaran yang ditimbulkan oleh depolarisasi ventrikel
Normal : Normal gelombang Q
Lebar : 0,06 - 0,12 detik Lebar : < 0,04 detik
Tinggi : Tergantung lead Dalam : < 1/3 tinggi R
Gel R
defleksi positif pertama pada gelombang QRS.
Gel R umumnya positif di lead I,II,V5 dan V6.
Di lead aVR, V1,V2 biasanya hanya kecil atau
tidak ada
Gel S
defleksi negatif sesudah gelombang R. Di lead aVR
dan V1 gelombang S terlihat dalam dari V2 ke V6
akan terlihat makin lama makin menghilang.
Kepentingan :
Mengetahui adanya hipertrofi ventrikel
Mengetahui adanya Bundle branch block
Mengetahui adanya infark
EKG NORMAL
qRs Rs R rS
QR Q/QS rSr’
rSR’
EKG NORMAL
Nilai normal :
* 1 MV di lead dada
* 0,5 MV di lead ekstrimitas
* Minimal ada 0,1 MV
T Normal
Kepentingan :
* Mengetahui adanya iskemia/infark
* Kelainan elektrolit
T Invertid
Interval PR
Diukur dari permulaan P s/d permulaan QRS
Kepentingan :
Kelainan sistem konduksi
Segmen ST
Diukur dari akhir QRS s/d awal gel T
Normal : Isoelektris
Ismail Prodaction
Cara Membaca EKG
• Irama QRS
• Rate QRS
• Aksis QRS
• Morfologi Gelombang P Irama
• Interval PR
• Durasi QRS HR
• Morfologi QRS
• Deviasi Segmen ST
• Morfologi Gelombang T Gel P
• Morfologi Gelombang U
• Lain-lain (LVH,LV Nilai Normal :
Kesimpulan
Strain,BBB, QT interval) Interval PR 0,12’’ s/d 0,20’’
Durasi QRS 0,04’’ s/d 0,10’’
Aksis Normal - 300 s/d + 1100
Langkah Interpretasi:
• R hythm
• R ate
• A xis
• H ypertrophy
• I schemia
• I nfacrt
Irama………………………….. HR……….….x/mnt. Axis ………………………………….
Gelombang P…………… PR Interval…………………..… QRS durasi …………………
Interpretasi……………………………………………………
JAWABAN YE……
• Irama teratur.
• Frekwensi jantung (HR) antara 88
x/menit.
• Gel P normal, setiap gel P diikuti gel QRS
dan T.
• Interval PR normal ( 0,12 – 0,20 detik ).
• Gel QRS normal ( 0,06 – 0,12 detik ).
• Semua gel sama.
TERIMAKASIH