SPECIFIK
0,85 - 0,87 0,89 - 0,95 0,88 - 0,98
GRAVITY
Viskositas suatu fluida merupakan merupakan
ukuran kekentalan dari suatu fluida yang
merupakan :
ukuran resistansi bahan terhadap aliran.
tergantung pada suhu dan berkurang dengan
naiknya suhu.
diukur dengan Stokes / Centistokes atau dengan
Engler, Saybolt atau Redwood.
Pengukuran viskositas dilakukan dengan suatu
alat yang disebut Viskometer.
1 Prinsip-prinsip Pembakaran
1.1 Proses pembakaran
Pembakaran merupakan oksidasi cepat bahan
bakar disertai dengan produksi panas, atau
panas dan cahaya. Pembakaran sempurna
bahan bakar terjadi hanya jika ada pasokan
oksigenyang cukup.
.
Oksigen (O2) merupakan salah satu elemen bumi paling
umum yang jumlahnya mencapai 20.9% dari udara.
Bahan bakar padat atau cair harus diubah ke bentuk
gas sebelum dibakar.
c. 2 CO + O2 ---------------- 2 CO 2
1 Mol CO + 1 Mol O2 2Mol CO2
56 Kg CO + 32 Kg O2 ---------- 88 Kg CO
Berarti :
1 Kg C+ 32/56 Kg O2 ---------------- 88/56Kg CO
1 Kg C+ 4/7 Kg O2 ---------------- 11/7 Kg CO
d. S + O2 ---------------- SO2
1 Mol S + 1 Mol O2 1Mol SO2
32 Kg S + 32 Kg O2 -------------- 64 Kg SO2
Berarti :
1 Kg S + 1 Kg O2 ---------------- 2 Kg CO
e. 2 H2 + O2 ---------------- 2 H2O
1 Mol CO + 1 Mol O2 2Mol CO2
4 Kg H2 + 32 Kg O2 ---------- 36 Kg H2O
Berarti :
1 Kg H2 + 8 Kg O2 ---------- 9 Kg H2O
1. Penguapan Equivalen
Penguapan equivqlen adalah jumlah air yang disisipkan
dari air umpan pada 100 derajat Celcius dan dibentuk
menjadi uap kering dan jenuh pada 100 derajat Celcius
pada tekanan atmosfer
We (H-h)
k= LHV
%
Ws (H-h)
k= Wf .LHV
%
Dimana :
We = Berat Air sebenarnya sebelum diisapkan/
diuapkan untuk menghasilkan uap terhadap
panas yang dilepaskan dalam dapur
LHV = Nilai kaor bawah bahan bakar
H = Panas total
ha = Panas sensibel air umpan
Ws = Berat uap yang dihasilkan
Wf = Berat bahan bakar yang digunakan
1. Kehilangan Panas Pada Ketel Uap
Adalah perbedaan panas yang dilepaskan di dalam
dapur dengan panas yang digunakan untuk
menghasilkan uap
Sumber-sumber kehilangan panas pada ketel uap
dapat dijelaskan sbb :
a. Kehilangan Panas Dalam gas Asap Kering
Panas yang hilang dalam gas asap kering per kg
bahan bakar =
W- Cp (tf – tb)
Dimana :
W = Berat gas asap kering per kg bahan bakar
tf = suhu gas kering ; tb = suhu ruang ketel
Cp = Panas jenis rata-rata gas asap
b. Kehilangan Panas akibat adanya air dalam bahn
bakar
Dalam hal ini diasumsikan air diubah menjadi
uap air panas pada tekanan 1 atmosfer
Kehilangan panas akibat adanya air dalam
bahan bakar dihitung dengan persamaan :
Wm – ( Hsup – hb )
Wm - [(h –(hf) + L – (hfg) + Cp ( (tf – tsat) – hb]
Wm - [(639,1) + Cp (tf – 100) – hb]
Pada :
P = 1 atm = 1,033Kg/cm2
h = 100,1 Kcal/Kg
L = 539 Kcal/Kg
tsat = 100 derajat celcius
Dimana :
Wm = Kandungan Air dalam bahan bakar per Kg
tf = suhu gas keering ; tb = suhu ruang ketel
Hb = Panas total sensibel pada ruang ketel uap
c. Kehilangan Panas Pada Uap yang terbentuk akibat
pembakaran hidrogen per Kg bahan bakar
Kehilangan panas tersebut dihitung dengan
persamaan : [9 H2 . (639,1 + Cp – (tf – 100) – hb]
Dimana
H2 = berat hidrogen yang terkandung dalam bahan
bakar per Kg
Atau kehilangan panas adanya hidrogen dan air
dalam bagan bakar per Kg dapat dihitung dengan
persamaan :
[(9 H2 + Wm) - (639,1 + Cp – (tf – 100) – hb]
d. Kehilangan Panas akibat carbon yang tidak
terbakar dalam sumuran abu (ash pit)
Kehilangan panas tersebut dihitung dengan
persamaan : Wa . Ca
Dimana : Wa = berat carbon yang tidak terbakar
Ca = Nilai panas (kalor) carbon
e. Kehilangan Panas akibat pembakaran tidak
sempurna carbon menjadi CO
Kehilangan ini umumnya terjadi bila Ketel Uap
tidak cukup udara , dihitung dengan persamaan :
Wa . Ca
Dimana
Wb = kandungan CO yang terdot dlm gas asap
setiap Kg bahan bakar
Cb = Nilai panas (kalor)CO
f. Kehilangan Panas akibat radiasi
Kehilangan panas ini dihitung dengan cara
mengurangkan panas yang digunakan untuk
membangkitkan uap dengan kehilangan panas
dari panas yang disediakan (heat available)
g. Kehilangan Panas akibat Kerak Ketel Uap
Kerak memiliki daya hantar rendah dibandingkan
dengan dinding ketel uap. Selisih suhu antara air
atau uap dengan suhu dinding pelat atau pipa
ketel untuk daerah radiasi sekitar 75 derajat
celcius dan pada daerah konveksi sekitar 50
derajat celcius.
Adanya kerak menyebabkan suhu dinding ketel
uap menjadi jauh lebih tinggi, hal ini dapat
menyebabkan terjadinya over heating dan pelat
atau dinding ketel uap menjadi melendung/rusak
2. Tarikan Cerobong Asap
h = 353 . H . (1/Ta – m + 1 /m – Tb )
Dimana :
h = tarikan cerobong yang dibutuhkan (mm
kolom air)
H = Tinggi cerobong di atas rooster api (m)
Ta = duhu mutlak udara di luar cerobong
Tb = suhu gas asap disalam cerobong
m = massa udara sebenarnya yang digunakan
b. Daya untuk menggerakkan tarikan paksa (isap)
Tarikan alamiah dihitung dengan rumus ;
h. m W . Ta
Pf =
4500. 353. f
Dimana :
W = berat bahan bakar
F = efisiensi penggerak (fan, blower)
c. Daya untuk tarikan isap
Tarikan isap dihitung dengan rumus ;
h. m W . Tb
Pi =
4500. 353. f
IDF
Daya =
FDF
Dimana:
IDF = Induced Drougth Fan
FDF = Forced Drougth Fan
Bahan Bakar Komposisi :
C = 85 %
H2 = 12,5 %