Anda di halaman 1dari 32

DALAM ACARA:

ASISTENSI DAN SUPERVISI PUSDA DALAM PENYUSUNAN


DOKUMEN PERENCANAAN BIDANG TRANSMIGRASI

JAKARTA | 18-19 SEPTEMBER 2018


Drs. Sumedi Andono Mulyo, MA, Ph.D
Direktur Daerah Tertinggal,
Transmigrasi, dan Perdesaan
KONSEP KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN WILAYAH
PERIODE 2020-2024
TAHAPAN SASARAN
DALAM RPJPN 2005-2025
RPJM 4
RPJM 3 (2020-2024)
(2015-2019)
Mewujudkan
RPJM 2 Memantapkan masyarakat Indonesia
(2010-2014) pembangunan secara yang mandiri, maju, adil
RPJM 1 menyeluruh dengan dan makmur melalui
(2005-2009) menekankan percepatan
Memantapkan pembangunan pembangunan di segala
penataan kembali keunggulan kompetitif bidang dengan struktur
Menata kembali NKRI, NKRI, meningkatkan perekonomian yang perekonomian yang
membangun Indonesia kualitas SDM, berbasis SDA yang kokoh berlandaskan
yang aman dan damai, membangun tersedia, SDM yang keunggulan kompetitif.
yang adil dan kemampuan iptek, berkualitas, serta
demokratis, dengan memperkuat daya kemampuan iptek
tingkat kesejahteraan saing perekonomian
yang lebih baik.
KARAKTERISTIK WILAYAH

WILAYAH WILAYAH WILAYAH


TERTINGGAL MENENGAH MAJU
Wilayah dengan Wilayah dengan
Wilayah dengan skala
kekurangan potensi dan daya
ekonomi wilayah dan
infrastruktur dan ungkit pertumbuhan
lokal yang berpotensi
pelayanan dasar a.l. ekonomi nasional yang
ekonomi tinggi a.l.
tinggi; a.l.
 Daerah tertinggal,  Pusat Kegiatan
terluar, terisolir Wilayah (PKW)  Perkotaan
(Metropolitan)
 Daerah perbatasan  Pusat Kegiatan
 Pusat Kegiatan
 Sebagian besar daerah Lokal (PKL)
Nasional (PKN)
perdesaan  Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK)
 Kawasan Industri (KI)
 Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional
(KSPN)
STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH
Percepatan
1. Wilayah dengan pembangunan Kawasan 1. Pengembangan potensi ekonomi wilayah Investor:
potensi dan daya Ekonomi Khusus (KEK), 2. Percepatan pembangunan konektivitas dan
Kawasan Industri (KI), kemaritiman Level
ungkit pertumbuhan Kawasan Strategis 3. Peningkatan kemampuan SDM dan IPTEK internasional
ekonomi nasional Pariwisata nasional 4. Penyederhanaan regulasi dan kebijakan dan nasional
yang tinggi (KSPN), Pusat Kegiatan 5. Peningkatan iklim investasi dan iklim usaha
Nasional (PKN)

1. Pengembangan potensi ekonomi lokal yang Investor:


2. Wilayah dengan Pengembangan inklusif
2. Pengembangan UMKM Level provinsi,
skala ekonomi Pusat-Pusat
3. Percepatan pembangunan aksesibiltas, dan kab/kota
wilayah dan lokal Kegiatan
konektivitas, kemaritiman (enter-
yang berpotensi Wilayah/Lokal 4. Penyiapan tenaga kerja lokal
(PKW/PKL) preneurship
ekonomi tinggi 5. Pemakaian teknologi tepat guna
lokal)

1. Pemenuhan SPM (Standar Pelayanan Minimum)


untuk pelayanan dasar pendidikan, kesehatan,
3. Wilayah dengan Pengembangan transportasi, air minum, energi listrik, perkim.
kekurangan daerah tertinggal, 2. Penyiapan modal sosial dan pengembangan SDM
infrastruktur dan terdepan, terluar 3. Percepatan pembangunan aksesibilitas APBN, APBD
4. Penguatan kapasitas tata kelola Pemda
pelayanan dasar (3T).
5. Peningkatan nilai tambah SDA dan Pengembangan
UMKM
GAMBARAN SINGKAT

Sumber Data Peta Utama


• Rencana Tata Ruang Pulau (7 Wilayah Sistematika Pembahasan
Pulau) • Kerangka Pertumbuhan
• RTRW Provinsi • Kerangka Pemerataan
• Koridor pembangunan dalam
Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi (MP3EI)

Kerangka Pertumbuhan Kerangka Pemerataan


• Disagregasi per provinsi dari KEM • Pemenuhan SPM
Nasional. • Promosi pusat pertumbuhan
• Terdiri dari tiga skenario: optimis, ekonomi baru
moderat, pesimis. • PKW, PKL, termasuk kawasan
• Proyeksi dan penetapan target perdesaan
pertumbuhan diarahkan untuk
unloading Jawa dan mempromosikan
pertumbuhan luar Jawa
• PKN, KEK, KSPN, KI
*) Kesepakatan sementara internal Kedeputian Pengembangan Regional
KONSEP SEBARAN PENGEMBANGAN PEREKONOMIAN
NASIONAL DI WILAYAH 2020-2024
KALIMANTAN: SULAWESI:
Pusat pertumbuhan ekonomi MALUKU:
Lhokseumawe Pusat produksi dan pengolahan
berbasis pariwisata, peternakan, Pusat Lumbung pangan (padi,
Lhokseumawe hasil tambang, kehutanan, dan
perikanan, dan kelautan, pertanian jagung) nasional, perkebunan
lumbung energi nasional
Morotai kakao, serta pengembangan
Sei Mangkei
Bitung industri pengolahan
Maloy Batuta
Galang Batam 6
Sorong 7

SUMATERA: Tanjung Api-Api


Pusat produksi dan
pengolahan hasil bumi dan Tanjung Kelayang
lumbung energi nasional

PAPUA:
Pusat perikanan, pertanian, industri
agro dan pangan, pariwisata bahari
Tanjung Lesung
dan alam, serta pertambangan
JAWA-BALI: berbasis kampung masyarakat adat
Pendorong industri,
Mandalika NUSTRA:
pariwisata, perdagangan Pusat pertumbuhan ekonomi berbasis
serta pangan nasional pariwisata, peternakan, perikanan, dan
Kawasan Ekonomi Khusus kelautan, pertanian yang berdaya saing
berkelanjutan
dengan prinsip berkelanjutan melalui
pengembangan kawasan minapolitan

KE Jawa-Bali KE Nusa Tenggara 6 KE Maluku 7 KE Papua


TANTANGAN
PENURUNAN KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PENGELOLAAN URBANISASI
• Kemiskinan di KTI (18,01%)*, KBI • Penduduk perkotaan yang akan mencapai 60% dan
(10,33%)*, perdesaan (13.47%)* dan bonus demografi 2030
perkotaan (7,20%)* yang tinggi • Kontribusi urbanisasi terhadap pertumbuhan
• Ketimpangan Pendapatan Perdesaan ekonomi nasional yang rendah (1% urbanisasi
(0,324) -Perkotaan (0,4) menghasilkan hanya 4% PDB, di India 13% PDB)
• Konsentrasi kegiatan ekonomi di KBI
terutama Pulau Jawa
PEMANFAATAN RUANG
PENGUATAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH
• Konflik ruang) yang semakin meningkat (15.525 kasus
• Tingkat keberhasilan Pusat Pertumbuhan periode 2015-2018
Baru yang rendah (1 dari 12 KEK, 4 dari 14 KI, • Desa-desa dalam kawasan hutan dan perkebunan besar
2 dari 4 KPBPB, dan 10 Destinasi Wisata) tidak dapat melaksanakan kewenangannya tertama
• Konektivitas dari dan menuju Pusat-Pusat untuk pembangunan infrastruktur (20.000 desa)
Pertumbuhan yang lemah • Kejadian Bencana akibat pemanfaatan ruang yang
• Kawasan Strategis Kabupaten yang belum belum sesuai semakin meningkat (sekitar 2.000 kasus
berkembang kejadian Banjir, Longsor, Kebakaran Hutan,dsb)

PEMENUHAN PELAYANAN DASAR DAN PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH


• Akses dan kualitas pelayanan dasar yang terbatas (perumahan layak baru 37,8%*, air minum 72%*, sanitasi layak 67,5%*, dsb)
• Ketergantungan APBD terhadap Dana Transfer yang tinggi (rata-rata >70% APBD Kab/Kota dan >50% APBD Provinsi dari
Pusat) serta sumber Pendanaan Non APBN yang kurang optimal
• Peraturan Perundangan yang belum harmonis serta Kerjasama dan Inovasi Daerah yang belum berkembang
• Proses perizinan yang lama dan berbiaya tinggi (118 Hari Papua)
Catatan: *) BPS, 2017
KONSEP SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN POKOK
SASARAN ARAH KEBIJAKAN

Meningkatnya Pemerataan 1. Pengembangan perdesaan, wilayah terdepan, terluar dan tertinggal


2. Peningkatan sarana dan prasarana sosial-ekonomi di KTI
antarwilayah (KBI-KTI,
Jawa-luar Jawa)

Meningkatnya Keunggulan 3. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru (KEK,KI,KPBPB, Destinasi


Kompetitif Pusat-pusat Wisata, dan KSK yang telah ditetapkan)
4. Peningkatan Nilai Tambah SDA
Pertumbuhan Wilayah
5. Peningkatan konektivitas antar-wilayah
6. Penataan pola hubungan pusat dan daerah
7. Peningkatan tata kelola dan kapasitas Pemda dan Pemdes (kelembagaan,
Meningkatnya Kualitas Dan
keuangan dan SDM Aparatur)
Akses Pelayanan Dasar, Daya
8. Percepatan pemenuhan SPM terutama di daerah tertinggal
Saing serta Kemandirian 9. Peningkatan kemudahan perizinan
Daerah 10. Pengembangan kerja sama antar daerah, kolaborasi multipihak dan inovasi
pemerintahan daerah

11. Peningkatan peran kota kecil-menengah dan pengendalian kota besar


Meningkatnya Sinergi metropolitan
Pemanfaatan Ruang 12. Peningkatan sinergi kegiatan pekotaan dan perdesaan
Wilayah 13. Penegakan penataan ruang yang berbasis bencana dan peningkatan
kepastian hukum hak atas tanah
14. Peningkatan keadilan dalam penguasaan dan pemanfaatan tanah
KERANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH

Sektor/Kegiatan
Unggulan
• Laju • Transportasi
Pertumbuhan • Manufaktur • Komunikasi
Ekonomi • Pariwisata • Energi, dsb.
• dsb.
Kerangka
Arahan Sektor
Ekonomi Makro
Kerangka
Pengembangan
Wilayah yang
Inklusif
Pelayanan Dasar
• Indeks • Sektor utama
Pembangunan • Pendidikan • Sektor
Manusia pendukung
• Kesehatan
• Perumahan
Pemerataan
Arahan Sektor
Pembangunan
POTRET KONDISI
KAWASAN
TRANSMIGRASI
REPUBLIK
POTRET KONDISI EKSISTING PEMBANGUNAN WILAYAH
INDONESIA

Realisasi 2017 per pulau


Bidang Indikator Target 2019 Realisasi 2017
Papua Maluku Nusa Tenggara Sulawesi Kalimantan Jawa-Bali Sumatera
Pengurangan desa tertinggal menjadi
5.000 desa 6959 desa 27 desa 523 desa 831 desa 1230 desa 953 desa 345 desa 3050 desa
desa berkembang
Peningkatan desa berkembang
2.000 desa 2985 desa 57 desa 122 desa 166 desa 156 desa 1814 desa 670 desa
menjadi desa mandiri
Perdesaaan Peningkatan konektivitas Desa-Kota
melalui pembangunan ekonomi hulu-
hilir dan pengelolaan kawasan 39 kawasan 30 kawasan 3 kawasan * * * * * *
perdesaan untuk mempercepat
kemandirian desa

Persentase pertumbuhan ekonomi di 6,03% 5,64% 5,06% 6,43% 5,07% 4,37% 4,98%
6,9-7,1 5,57 (2016)
daerah tertinggal (%) (2016) (2016) (2016) (2016) (2016) (2016) (2016)
Daerah Persentase penduduk miskin di
Tertinggal 15,0-15,5 18,04 31,02 17,48% 20,76% 16,13% 9,53% 14,68% 15,83%
daerah tertinggal (%)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
62,78 61,19 54,76 63,23 62,72 64,60 64,93 63,23 63,32
di daerah tertinggal

Pembangunan dan
144 28 14 26
Transmi- pengembangan 144 kawasan 91 kawasan/
kawasan/ 20 4 kawasan 4 kawasan 15 kawasan kawasan/ kawasan/ 0 kawasan/ 6
grasi transmigrasi dan 20 Kawasan 12 KPB
KPB 4 KPB 2 KPB KPB
Perkotaan Baru (KPB)
Pengembangan Pusat Ekonomi
10 PKSN 10 PKSN 1 PKSN - 2 PKSN 1 PKSN 4 PKSN - 2 PKSN
Kawasan Perbatasan
Pembangunan kecamatan lokpri
187 lokpri 150 lokpri 23 Lokpri 24 Lokpri 31 Lokpri 7 Lokpri 29 Lokpri - 44 Lokpri
(lokasi prioritas) kawasan perbatasan
Perbatasan
Pembangunan infrastruktur
7 PLBN 7 PLBN 1 PLBN - 3 PLBN - 3 PLBN - -
pendukung PLBN (Gedung Inti PLBN)
Peningkatan Keamanan dan
kesejahteraan masyarakat 92 PPKT 111 PPKT - 7 PPKT 1 PPKT 2 PPKT 2 PPKT - -
perbatasan
PEMBANGUNAN DESA, KAWASAN DAN DAERAH 14

KEBIJAKAN, PROGRAM MANFAAT DAN


MASALAH
DAN KEGIATAN DAMPAK

Status gizi masyarakat Perluasan Mutu dan Akses


Masih tingginya (37,2% stunting) Instrumen Kebijakan Pelayanan Dasar
Angka Gizi Buruk
dan Stunting Jumlah penganggur 1. Regulasi
2,39 juta orang di 2. Manajemen Organisasi Peningkatanketerampilan
3. Investasi: Masyarakat-
Masih tingginya
perdesaan
Pemerintah-Swasta dan wirausaha
Angka Pengangguran Jumlah setengah
penganggur 6 juta
Pelaksana
Peningkatan aksesibilitas
orang di perdesaan dan konektivitas
Masih tingginya
Angka Kemiskinan 1. Masyarakat
Jumlah pekerja tak 2. Pemerintah Desa
dibayar 10,58 juta 3. Pemerintah Daerah Peningkatan Produksi dan
Masih tingginya pekerja di perdesaan 4. Kementerian/Lembaga Nilai Tambah
Tingkat Kesenjangan
Pendapatan Penduduk miskin di
desa 27,7 juta orang. Perluasan kesempatan
Tingginya jumlah 10,2 juta orang tinggal Program dan Kegiatan kerja
Desa Tertinggal di sekitar dan dalam 1. Penyediaan layanan dasar
kawasan hutan 2. Pendidikan dan keterampilan
Terjadinya migrasi 3. Pembangunan Prasarana dan Penciptaan Upah dan
dan urbanisasi yang Laju urbanisasi 41 % Sarana
tinggi 4. Pengembangan Ekonomi Pendapatan
Produktif
5. Pemberdayaan Masyarakat Peningkatanan ketahanan
6. Pengembangan Kawasan sosial dan solidaritas
sosial
14
PERMASALAHAN BIDANG TRANSMIGRASI

Aksesibilitas dan Infrastruktur


Perekonomian Masyarakat
Belum optimalnya pendampingan Belum optimalnya pembangunan
dalam meningkatkan kewirausahaan sarana dan prasarana perumahan
masyarakat di kawasan transmigrasi permukiman dan ekonomi.
dan sekitarnya.

Kelembagaan
Sumber Daya Manusia
Belum optimalnya integrasi Sinergi pusat dengan
transmigran dengan masyarakat lokal. pemerintah daerah dalam
pembangunan kawasan
transmigrasi masih lemah.

Karakteristik Daerah Belum optimalnya


Belum optimalnya pemenuhan SHM pengelolaan kawasan
di kawasan transmigrasi. transmigrasi.
POTRET KONDISI KAWASAN TRANSMIGRASI TASIFETO MANDEU
(KEC. TASIFETO TIMUR. NUSA TENGGARA TIMUR)
POTRET KONDISI KOTA TERPADU MANDIRI PONU
(KEC. TIMOR TENGAH UTARA, NUSA TENGGARA TIMUR)
18

PERTANYAAN KRITIS

Apakah kita memahami dengan benar dan


tepat MASALAH dan AKAR MASALAH sosial,
budaya dan ekonomi masyarakat yang
tersebar dan beragam, khususnya di kawasan
transmigrasi?

Apakah kebijakan, program dan kegiatan


pembangunan dan pengembangan
transmigrasi sudah MENJAWAB DAN
MENGATASI MASALAH?
KONSEP
PEMBANGUNAN
KAWASAN TRANSMIGRASI
TRANSFORMASI SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI DAN
SUMBER DAYA DESA DAN DAERAH
Masyarakat Masyarakat Masyarakat Maju
Tradisional Berkembang
SDM

Peningkatan Kapabilitas
(Daya Saing, Daya Tarik
Pengetahuan

dan Daya Lestari)


Teknologi

Organisasi

Informasi

Prasarana

Ruang
(darat dan laut)

Lahan dan SDA Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Kalimantan Kalimantan dan Sulawesi Jawa dan Sumatera

Berburu dan Berpindah dan Pertanian dan Sintesis dan


Manufaktur dan Jasa
Pengumpul Bertani Pertambangan Daur Ulang

Kebijakan pembangunan desa dan transmigrasi harus mendorong transformasi dan akselerasi kehidupan
sosial, budaya dan ekonomi masyarakat menjadi produktif, maju, mandiri, sejahtera dan bermartabat
TRANSFORMASI DESA, KAWASAN, DAN DAERAH
Desa, Kawasan dan Daerah
Mandiri
KEUNGGULAN Kota
KOMPETITIF (Urban-Village)
1. Akumulasi Modal Sosial
2. Akumulasi Modal Pengetahuan
Desa, Kawasan dan
3. Akumulasi Modal Fisik Desa, Kawasan
4. Akumulasi Modal Keuangan (Kapital)
Daerah Berkembang
1. Data dan Sistem Berkelanjutan
KEUNGGULAN Informasi (Village-Urban)
2. Pengetahuan
KOMPETITIF 1. Data dan Sistem 3. Organisasi
Informasi 4. Masyarakat
2. Pengetahuan 5. Pendampingan
3. Prasarana 6. Prasarana
Desa, Kawasan dan 4. Pendampingan 7. Aparat
Daerah Tertinggal 5. Organisasi 8. Regulasi
1. Regulasi 6. Masyarakat Penguatan Koordinasi:
2. Data dan Sistem 7. Aparat • Kemenko PMK
Informasi 8. Regulasi • Bappenas
3. Pengetahuan • Kemenkeu
4. Prasarana • Kemendesa PDTT
5. Organisasi
KEUNGGULAN 6. Masyarakat • Kemendagri
7. Pendampingan • Kementerian/Lembaga
KOMPARATIF 8. Aparatur • Pemerintah Provinsi
• Pemerintah Kab/Kota
Proses Tahapan
• Partisipasi • Perencanaan
• Transparansi • Penganggaran
• Akuntabilitas • Pelaksanaan
• Keadilan • Pemantauan, pengendalian dan evaluasi
• Responsibilitas • Pelaporan
21
ASET-ASET PENGHIDUPAN
• Kesehatan
• Gizi
Modal Manusia •

Pendidikan dan Keterampian
Kapasitas untuk bekerja
• Kapasitas untuk beradaptasi

Modal Sosial Modal Alam


• Jaringan dan relasi • Sumber pangan alami
• Hubungan saling percaya • Tanah
dan toleransi • Air dan Sumber daya
perairan
• Partisipasi
• Kepempinan lokal 5
Rakyat Desa
• Hutan dan pepohonan
• Margasatwa
• Peraturan bersama dan sanksi
DIMENSI • Keanekaragaman hayati
• Jasa lingkungan

Modal Fisik Modal Keuangan


• Infrastruktur: transportasi dan • Upah
permukiman • Tabungan
• Listrik, Air Bersih dan Sanitasi • Pinjaman
• Prasarana dan Sarana Komunikasi • Bantuan
• Peralatan dan Teknologi
PENGEMBANGAN KAWASAN DAN PRODUK UNGGULAN:
SATU KAWASAN DESA/KECAMATAN, SATU PRODUK (OVOP)
SEMANGAT WIRAUSAHA, IKLIM
USAHA DAN INSENTIF BERUSAHA PERMINTAAN PASAR LOKAL,
DATA, INFORMASI ,
REGIONAL, NASIONAL DAN
PENGETAHUAN DAN
GLOBAL
TEKNOLOGI

SUMBER DAYA MANUSIA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI


TERAMPIL DAN TERDIDIK KAWASAN (SEKTOR DAN KOMODITAS DAN INFORMASI
UNGGULAN)
REGULASI
PRASARANA DAN SARANA
PELAKU USAHA: PENGUSAHA KECIL,
JARINGAN TRANSPORTASI, KELOMPOK MASYARAKAT, KOPERASI KEBIJAKAN PEMERINTAH
DISTRIBUSI DAN PEMASARAN DAN BUMDES
1. LAHAN dan RTRW
AKSES PERMODALAN DAN 2. FASILITASI: Perijinan,
KEUANGAN Pelatihan dan Pendampingan
3. AKSES: Modal, Teknologi,
DINAS/SKPD/OPD, PENDAMPING, Informasi Pasar
MANAJEMEN ASSET FASILITATOR, PERBANKAN, DAN 4. NETWORKING: Distribusi,
LEMBAGA PENDUKUNG Promosi dan Pemasaran
MANAJEMEN PEMBANGUNAN KAWASAN
YANG BERKELANJUTAN

PEMERINTAH BANK

PEMERINTAH
Bayar PROVINSI
Modal+
Bunga
3 4 PEMEIRNTAH
PENGELOLA/ KABU/KOTA
PILIH PENGELOLA MANAJER
20% 20%
20% 20%
2 5 KEUNTUNGAN
RENCANA USAHA PEKERJA
20%

1 6 RAKYAT
INVENTARISASI OPERASI PENDAPATAN SETEMPAT/
ULAYAT

ASSET DAERAH PERKEBUNAN,


Sumber: Dr. Ir. Son Diamar. Program Percepatan Pembangunan Ekonomi
SDA DAN LAHAN PERIKANAN, PARIWISATA 2010-2014: Sektor Rill Berbasis SDA dan Kemaritiman
KOORDINASI DAN
INTEGRASI
PENYELENGGARAAN
TRANSMIGRASI
KAWASAN TRANSMIGRASI
(Berdasarkan PP No. 3/2014 Tentang Pelaksanaan
UU Tentang Ketransmigrasian)

LPT
WPT SKP SKP
SKP SKP
SP SP SP SP
SP SP SP SP (PPLT) (PPLT)
(PPLT) (PPLT)

SP SP SP SP
KPB KPB
(PPKT)
(PPKT)
SP Desa
(PPLT) Utama
SP SP Desa Desa

Ket:
SP = Satuan Permukiman Transmigrasi
SKP = Satuan Kawasan Pengembangan
KPB = Kawasan Perkotaan Baru
WPT = Wilayah Pengembangan Transmigrasi (untuk mewujudkan pusat pertumbuhan wilayah baru)
LPT = Lokasi Permukiman Transmigrasi (untuk mendukung pusat pertumbuhan yang sudah ada/ sedang berkembang)
PPLT = Pusat Pelayanan Lingkungan Transmigrasi (yang dipersiapkan sebagai Pusat SKP)
PPKT = Pusat Pelayanan Kawasan Transmigrasi
26
STANDAR PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN TRANSMIGRASI
(Berdasarkan PP No. 3/2014 Tentang Pelaksanaan UU Tentang Ketransmigrasian)

SPM Kawasan Perkotaan Baru (KPB): SPM Satuan Permukiman Transmigrasi (SP):
1. Permukiman 1. Prasarana dan Utilitas Umum
2. Prasarana dan Utilitas Umum 2. Perumahan
3. Sarana Perdagangan dan Jasa 3. Sarana Pelayanan Umum
4. Sarana Industri Pengolahan 4. Sarana Pelayanan Pendidikan Dasar
5. Sarana Pelayanan Umum 5. Sarana Pelayanan Kesehatan (Pos Kesehatan Desa)
6. Sarana Pendidikan, min. SMA/SMK 6. Sarana Pasar Mingguan
7. Sarana Kesehatan, min. Pusat Kesehatan 7. Sarana Pusat Percontohan
Masyarakat Rawat Inap
8. Sarana Ruang Terbuka Hijau SPM Pusat Satuan Kawasan Pengembangan (SKP):
9. Sarana Terminal atau Dermaga 1. Sarana Pelayanan Umum Skala SKP)

SPM KAWASAN TRANSMIGRASI?


Sedang dilakukan penyusunan indikator oleh Direktorat
Jenderal PKP2Trans Kemendesa PDTT
KOORDINASI DAN INTEGRASI PENYELENGGARAAN TRANSMIGRASI
(Berdasarkan Perpres No. 50 Tahun 2018 tentang
Koordinasi dan Integrasi Penyelenggaran Transmigrasi)

1.
Kementerian/
Lembaga Perencanaan Kawasan Transmigrasi

2.
Pemerintah
Daerah Pembangunan Kawasan
Transmigrasi

Masyarakat

3. Pengembangan Masyarakat Transmigrasi


dan Kawasan Transmigrasi
MEKANISME KOORDINASI DAN INTEGRASI
PENYELENGGARAAN TRANSMIGRASI
(Berdasarkan Perpres No. 50 Tahun 2018 tentang Koordinasi dan Integrasi
Penyelenggaran Transmigrasi)

1. Mengidentifikasi peran stakeholder

2. Melakukan sinkronisasi pelaksanaan dan pengendalian

3. Membangun komunikasi, informasi, dan edukasi antarstakehoder

4. Melaksanakan bimbingan teknis dan pendampingan

5. Mengintegrasikan pembangunan kawasan transmigrasi dengan


pembangunan kawasan perdesaan dan daerah tertinggal
KELEMBAGAAN KOORDINASI DAN INTEGRASI
PENYELENGGARAAN TRANSMIGRASI
(Berdasarkan Perpres No. 50 Tahun 2018 tentang Koordinasi dan Integrasi
Penyelenggaran Transmigrasi)

• Tim ditetapkan oleh Menteri


Tim Nasional • Pendanaan dibebankan pada
anggaran kementerian/
lembaga
TIM KOORDINASI
DAN INTEGRASI • Tim ditetapkan oleh Gubernur
PENYELENGGARAAN Tim Provinsi • Pendanaan dibebankan pada
TRANSMIGRASI anggaran pemda provinsi

• Tim ditetapkan oleh Bupati/


Tim Kabupaten/ Walikota
Kota • Pendanaan dibebankan pada
anggaran pemda kab/kota
TINDAK LANJUT
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN
PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI

• Mengidentifikasi bidang kerja • Menentukan lokasi kawasan


Kementerian Desa, Pembangunan transmigrasi yang perlu
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi diprioritaskan pembangunan dan
dalam pembangunan dan
1 pengembangan kawasan transmigrasi 3
pengembangannya pada RPJMN
2020-2024.

• Mengidentifikasi peran stakeholder


lain, baik Kementerian/ Lembaga lain, • Mendorong percepatan proses
Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan penyusunan kerangka regulasi
Masyarakat, dalam pembangunan dan yang diamanatkan.
2 pengembangan kawasan transmigrasi. 4

Anda mungkin juga menyukai