Anda di halaman 1dari 33

PENGANTAR ILMU GIZI

Oleh :
dr. Reni Zuraida, M,Si

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
23 JUNI 2015
ILMU GIZI

• Istilah “Gizi” berasal dari bahasa Arab “ghidza” artinya


makanan

• WHO : Ilmu yang mempelajari “proses yang terjadi pd


organisme hidup untuk mengambil dan mengolah
makanan zat-zat dari makanan untuk memelihara
kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ dan
menghasilkan energi”.

• Ruang lingkup ilmu gizi (WHO) :


1. Klp gizi biologi dan metabolik
2. Klp gizi perorangan, sepanjang siklus hidup
3. Gizi masyarakat
PERJALANAN GIZI
4 SEHAT 5 SEMPURNA
(1950 – 1995)

KURANG GIZI SEIMBANG LEBIH


(PUGS)

ANGKA KECUKUPAN GIZI


(AKG)
GIZI SEIMBANG
Susunan makanan yang dianjurkan yang terdiri dari
beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang
sesuai sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna
pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh, proses
kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan
Angka Kecukupan Gizi (AKG)
adalah level intik zat gizi harian yang cukup (sufficient) untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi bagi hampir semua (97-98%)
penduduk sehat pada kelompok umur dan jenis kelamin
tertentu.

Kalau diterapkan dalam kehidupan sehari-hari akan


memenuhi kebutuhan sekitar 97-98% populasi sehat.

LIPI : WNPG setiap 4 tahun


Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi

Usia : masa bayi, kanak-kanak, remaja (pubertas), dewasa,


manula
Ukuran tubuh : semakin besar ukuran tubuh semakin tinggi
kebutuhan gizi
Jenis kelamin : kebutuhan gizi laki-laki lebih besar daripada
perempuan
Keadaan fisiologis : masa kehamilan, menyusui, status gizi
Keadaan sakit dan penyembuhan : perlu makanan bergizi
untuk penyembuhan; penyakit meningkatkan kebutuhan
gizi
Kegiatan fisik : semakin aktif, semakin banyak energi yang
diperlukan
Suhu lingkungan
Mutu makanan
Gaya hidup : alkohol, merokok
ISTILAH STATUS GIZI
Indikator Kategori
Status Gizi

BB/U Gizi Buruk, Gizi Kurang, Gizi Baik,


Gizi Lebih

TB/U Sangat Pendek, Pendek, Normal

BB/TB Sangat Kurus, Kurus, Normal,


Gemuk

TB/U-BB/TB Pendek-Kurus, Pendek-Normal,


Pendek-Gemuk, Normal-Kurus,
Normal-Normal, Normal-Gemuk
Untuk menilai status gizi anak balita, maka angka
berat badan dan tinggi badan setiap anak balita
dikonversikan ke dalam nilai terstandar (Zscore)
menggunakan baku antropometri anak balita
WHO 2005.

A. Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks BB/U :


Gizi buruk : Zscore < -3,0
Gizi kurang : Zscore ≥ -3,0 s/d Zscore < -2,0
Gizi baik : Zscore ≥ -2,0
B. Klasifikasi status gizi berdasarkan indikator TB/U:
Sangat pendek : Zscore <-3,0
Pendek : Zscore ≥- 3,0 s/d Zscore < -2,0
Normal : Zscore ≤-2,0

C. Klasifikasi status gizi berdasarkan indikator BB/TB:


Sangat kurus : Zscore < -3,0
Kurus : Zscore ≥ -3,0 s/d Zscore < -2,0
Normal : Zscore ≥ -2,0 s/d Zscore ≤ 2,0
Gemuk : Zscore > 2,0
D. Klasifikasi status gizi berdasarkan gabungan indikator TB/U dan
BB/TB:
Pendek-kurus : Zscore TB/U < -2,0 dan Zscore BB/TB < -2,0
Pendek-normal : Zscore TB/U < -2,0 dan Zscore BB/TB antara
–2,0 s/d 2,0
Pendek-gemuk : Zscore ≥ -2,0 s/d Zscore ≤ 2,0
TB Normal-kurus : Zscore TB/U ≥ -2,0 dan Zscore BB/TB < -2,0
TB Normal-normal : Zscore TB/U ≥ -2,0 dan Zscore BB/TB
antara -2,0 s/d 2,0
TB Normal-gemuk : Zscore TB/U ≥ -2,0 dan Zscore BB/TB > 2,0
 Berat kurang : istilah untuk gabungan gizi
buruk dan gizi kurang (underweight)
 Pendek : istilah untuk gabungan sangat
pendek dan pendek (stunting)
 Kurus : istilah untuk gabungan sangat kurus
dan kurus (wasting)
Indeks BB/U

 Indikator status gizi berdasarkan indeks BB/U memberikan


indikasi masalah gizi secara umum.
 Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi
yang sifatnya kronis ataupun akut karena berat badan
berkorelasi positif dengan umur dan tinggi badan.
 Indikator BB/U yang rendah dapat disebabkan karena
pendek (masalah gizi kronis) atau sedang menderita diare
atau penyakit infeksi lain (masalah gizi akut).
Indeks TB/U

Indikator status gizi berdasarkan indeks TB/U memberikan


indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai akibat
dari keadaan yang berlangsung lama. Misalnya:
kemiskinan, perilaku hidup tidak sehat, dan asupan
makanan kurang dalam jangka waktu lama sejak usia
bayi sehingga mengakibatkan anak menjadi pendek.
Indeks BB/TB

• Indikator status gizi berdasarkan indeks BB/TB


memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya akut
sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu
yang tidak lama (singkat). Misalnya: terjadi wabah
penyakit dan kekurangan makan (kelaparan) yang
mengakibatkan anak menjadi kurus.
• Indikator BB/TB dan IMT/U dapat digunakan untuk
identifikasi kurus dan gemuk. Masalah kurus dan gemuk
pada umur dini dapat berakibat pada risiko berbagai
penyakit degeneratif pada saat dewasa (Teori Barker).
Prev. Masalah Gizi: 2007 vs 2010
40
35
30
18,0 17,1
25
Persen

20
15
13,0 13,0
10 18,8 18,5 7,4 7,3 14,0
12,2
5
5,4 4,9 6,2 6,0
0
2007 2010 2007 2010 2007 2010 2007 2010
Gizi Kurang Pendek Kurus Gemuk
Gizi Buruk Sangat Pendek Sangat Kurus
Prev. Masalah Gizi: TB/U - BB/TB
30
25,3
25
20
Persen

15 11,1
10 7,6
4,8
5 2,1
0
Pendek- Normal- Pendek- Pendek- TB Normal-
Kurus Kurus Normal Gemuk Gemuk
Status Gizi
Prev Normal-Normal = 49,1 %
Prevalensi Balita Gizi BurKur
Menurut Provinsi, 2010

Laut Sulawesi

Laut Jawa Laut Banda

Lautan Hindia Laut Arafuru


Laut Timor

Indonesia : 17,9 %
0 200 400 km < 10 % (0 provinsi) 15-19,9 % (9 provinsi)
0 200 400 mm
10-14,9 % (9 provinsi) >= 20 % (15 provinsi)
Prevalensi Balita Pendek
Menurut Provinsi, 2010

Laut Sulawesi

Laut Jawa Laut Banda

Lautan Hindia Laut Arafuru


Laut Timor

Indonesia : 35,6 %
0 200 400 km < 20 % (0 provinsi) 30-39,9 % (18 provinsi)
0 200 400 mm
20-29,9 % (8 provinsi) >= 40 % (7 provinsi)
Prevalensi Balita Kurus
Menurut Provinsi, 2010

Laut Sulawesi

Laut Jawa Laut Banda

Lautan Hindia Laut Arafuru


Laut Timor

Indonesia : 13,3 %
0 200 400 km < 5 % (0 provinsi) 10-14,9 % (20 provinsi)
0 200 400 mm
5-9,9 % (4 provinsi) >= 15 % (9 provinsi)
Prevalensi Balita Gemuk
Menurut Provinsi, 2010

Laut Sulawesi

Laut Jawa Laut Banda

Lautan Hindia Laut Arafuru


Laut Timor

Indonesia : 14,0 %
0 200 400 km < 5 % (0 provinsi) 10-14,9 % (12 provinsi)
0 200 400 mm
5-9,9 % (11 provinsi) >= 15 % (10 provinsi)
Prevalensi Balita Ideal
(Tidak pendek – Tidak kurus/gemuk
Menurut Provinsi
Laut Sulawesi

Laut Jawa Laut Banda

Lautan Hindia Laut Arafuru


Laut Timor

Indonesia : 52,7 % >70 % (0 provinsi) 61-70 % (5 provinsi)


0 200 400 km 51-60 % (17 provinsi) 41-50 % (10 provinsi)
0 200 400 mm
<40 % (1 provinsi)
Posisi Tinggi Badan Balita Laki-laki
Pada Standar WHO-2005
120

110
Batas Normal
100
Tinggi Badan (cm)

90 Batas Pendek

80

70 Tinggi badan Anak

60

50

40
15

21
24

30

36

42

48

54

60
12

18

27

33

39

45

51

57
3

9
0

Umur (bulan)
Posisi Tinggi Badan Balita Perempuan
Pada Standar WHO 2005
120

110
Batas Normal
100
Tinggi Badan (cm)

90 Batas Pendek
80

70
Rata-2 tinggi badan anak
60

50

40
0

4
2

6
8
10

14

20

24

34

44

54
12

16
18

22

26
28
30
32

36
38
40
42

46
48
50
52

56
58
60
Umur (bulan)
NUTRITION AND
DEVELOPMENT
GIZI DAN PEMBANGUNAN
MASUKAN KUALITAS KUALITAS
MANUSIA PENDUDUK
• gizi
• Fisik : • AKB
• pendidikan
- BB/TB • Morbiditas
• lingkungan
- Tenaga
• UHH
- Daya
tahan
• Non Fisik :
- Kecerdasan
- Emisional
- Budi
- Iman
MAJOR FACTORS AT HOUSEHOLD LEVEL
AFFECTING MALNUTRITION

FOOD WATER/ENV.
INTAKE SANITATION

MALNUTRITION

CHILD
INFECTION/
CARING
DISEASE
(PADU)

ALL HOUSEHOLD FACTORS ARE INTERRELATED


THE FOUR HH MAJOR FACTORS ARE AFFECTED
BY MESO ENVIRONMENT FACTORS

OTHER ECONOMIC
SECTOR AFFECTING HH
FOOD SECURITY

FOOD WATER/ENV.
INTAKE SANITATION

FOOD
INDUSTRY AGRICUL
MALNUTRITION TURE
(FORTIFI
CATION)
CHILD INFECTION/
CARING DISEASE
(PADU)
INSTITUTION (Macro Environmental Factor)
AFFECTS MALNUTRITION

OTHE ECONOMIC
SECTOR AFFECTING HH
FOOD SECURITY

FOOD WATER/ENV.
INTAKE SANITATION

FOOD
INDUSTRY AGRICU
MALNUTRITION
(FORTIFI LTURE
CATION)
CHILD INFECTION/
CARING DISEASE
(PADU)
KERANGKA SISTEM KETAHANAN PANGAN

NASIONAL, PROVINSI,
RUMAH TANGGA INDIVIDU
KABUPATEN

INPUT
PENDAPATAN KONSUMSI
Kebijakan dan Kinerja Sektor DAN AKSES SESUAI S
PANGAN KEBUTUHAN GIZI
Ekonomi, Sosial dan Politk :
T O UT P UT
• Ekonomi KETERSEDIAAN
- Pertanian, Perikanan A
dan Kehutanan
 Prasarana/ T • Pemenuhan
Hak Atas
Sarana
PENGELOLAAN
U Pangan
- Lahan/Pertanahan
- Sumberdaya Air/Irigasi
KONSUMSI &
POLA ASUH
S  Sumber
- Perhubungan/ DISTRIBUSI KELUARGA Daya
Transportasi Manusia
- Permodalan G Berkualitas
 Kesra
- Kependudukan I  Ketahanan
Nasional
- Pendidikan Z
- Kesehatan
PEMANFAATAN
 Stabilitas dan
SANITASI &
KESEHATAN OLEH TUBUH
I
Keamanan Nasional
KONSUMSI
PERAN GIZI DALAM PEMBANGUNAN
EKONOMI

Penurunan Tingkat
Pertumbuhan
Kemiskinan
Ekonomi

Peningkatan Perbaikan
Produktivitas Gizi Investasi di Bidang Sosial :
• Gizi
• Kesehatan
• Pendidikan

Peningkatan
Kualitas SDM

Sumber: Matorell, 1998


KURANG GIZI Dampak

Makan Penyakit Infeksi Penyebab


Tidak Seimbang langsung

Sanitasi dan Air


Tidak Cukup Pola Asuh Anak Bersih/Pelayanan Penyebab
Persediaan Pangan Tidak Memadai Kesehatan Dasar Tidak langsung
Tidak Memadai

Kurang Pendidikan
, Pengetahuan dan Keterampilan

Kurang pemberdayaan wanita Pokok Masalah


dan keluarga , kurang pemanfaatan di Masyarakat
sumberdaya masyarakat

Pengangguran , inflasi , kurang pangan dan kemiskinan

Krisis Ekonomi, Politik, Akar Masalah


Sumber : Unicef 1990 ( nasional )
dan Sosial
Bagaimana mengukur status gizi ??

PENILAIAN STATUS GIZI

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG

a. Antropometri
a. Survei konsumsi
b. Klinis
b. Statistik vital
c. Biokimia
c. Faktor ekologi
d. Biofisik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai