Laporan Kasus Lalalalalala
Laporan Kasus Lalalalalala
RESPIROLOGI
TB PARU ON TREATMENT
PPDS Pembimbing :
KELOMPOK 5: dr. Nur Fajar Budi Mulya
Haspiani M.
Nurdina Takdir SUPERVISOR PEMBIMBING:
Andi Wahyuliana Yusuf dr. Nurjannah Lihawa, Sp.P
Cahya Ramdhani Sila
Gabriella Natalia Dibawakan dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik
Departemen Pulmonology dan Kedokteran Respirasi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar | 2018
IDENTITAS
Nama : RDL
Tanggal Lahir : 04-05-1973 (45 tahun)
Nomor Rekam Medik : 074974
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Alamat : Jln. Bontoduri VI No. 22
Agama : Islam
Pekerjaan : Tukang Besi
Tanggal masuk : 21-07-2018
ANAMNESIS
• Keluhan Utama : Nyeri dada
• Anamnesis Terpimpin :
Pasien datang dengan nyeri dada di sebelah kanan sejak 2 minggu lalu, hilang timbul.
Nyeri seperti tertusuk – tusuk dan sulit dilokalisir. Nyeri dada memberat sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit.
Sesak mulai dirasakan sejak 5 bulan lalu yang dipengaruhi aktivitas dan memberat 2
minggu terakhir, sesak pada malam hari disangkal. Pasien lebih nyaman saat baring ke kanan.
Batuk sejak 5 bulan terakhir disertai dahak berwarna kehijauan dan 2 bulan terakhir mulai
disertai dengan darah sebanyak 25 cc.
Penurunan berat badan diperhatikan sejak 2 bulan yang lalu dan nafsu makan menurun.
Pasien sementara pengobatan OAT kategori 1 hari ke 29 (FDC). Keringat malam ada. Pasien
merasakan sering demam dan turun dengan obat penurun panas.
Pasien juga mengeluhkan ada benjolan di lehernya, dan pasien tidak merasa nyeri
ANAMNESIS
• Riwayat psikososial:
▫ Riwayat merokok ada selama 32 tahun, 10 batang/hari (IB sedang)
▫ Riwayat kontak dengan penderita TB disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
• STATUS PASIEN
• Keadaan Umum : Sakit sedang/gizi kurang /composmentis GCS: E4M6V5
• BB : 45 kg
• TB : 158 cm
• IMT : 18.02 (gizi kurang)
• TANDA VITAL
▫ Tekanan Darah : 100/70 mmHg
▫ Nadi : 92 kali/menit, reguler, kuat angkat
▫ Pernapasan : 26 kali/menit, reguler, thoracoabdominal
▫ Suhu : 36,6⁰C
▫ SpO2 : 97% tanpa modalitas
Kepala :
• Ekspresi : Biasa
• Simetris muka : Simetris kiri sama dengan kanan
• Deformitas : (-)
• Rambut : Hitam, lurus, sukar dicabut
Mata :
• Eksoptalmus/Enoptalmus : (-)
• Gerakan : Ke segala arah
• Kelopak Mata : Edema (-)
• Konjungtiva : Anemis (+)
• Sklera : Ikterus (-)
• Kornea : Jernih
• Pupil : Bulat isokor diameter 2,5 mm
Telinga
• Pendengaran :Dalam batas normal
• Tophi : (-)
• Nyeri tekan di prosesus mastoideus : (-)
Hidung :
• Perdarahan : (-)
• Sekret : (-)
Mulut:
• Bibir : Pucat (-), kering (-)
• Lidah : Kotor (-), tremor (-)
• Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)
• Faring : Hiperemis (-)
• Gigi geligi : Caries dentis (-)
• Gusi : Hiperemis (-)
Leher :
• Kelenjar getah bening: teraba pembesaran KGB jugularis anterior sinistra 1 buah ukuran 1x4 cm dengan
konsistensi kenyal, tidak mobile serta tidak nyeri dan 3 buah pembesaran KGB jugularis anterior dextra ukuran
(1x1 cm) (1x1,5 cm) (1x3 cm) dengan konsistensi kenyal, tidak mobile serta tidak nyeri.
• Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran
• Trakea : Tidak ada deviasi
• DVS : R+2 cmH2O
• Pembuluh darah : Tidak ada kelainan
• Kaku kuduk : (-)
• Tumor : (-)
Dada :
-Inspeksi :
• Bentuk : Asimetris, hemithorax dextra tertinggal saat statis dan dinamis
- Tidak ada iga gambang
- Tidak ada retraksi subcostal, intercostal, suprasternalis
• Pembuluh darah : Bendungan vena sentral (-)
• Sela Iga : Dalam batas normal
-Palpasi :
• Fremitus raba : vocal fremitus menurun pada hemithorax dextra
• Nyeri tekan : (-)
• Massa tumor : (-)
• Krepitasi : (-)
-Perkusi :
• Paru kiri : sonor
• Paru kanan : redup di bagian hemithorax dextra setinggi ICS III
• Batas paru-hepar : sulit dinilai
• Batas paru belakang kanan : sulit dinilai
• Batas paru belakang kiri : CV Th. XI sinistra
-Auskultasi:
• Bunyi pernapasan : vesikuler menurun pada hemithorax dextra setinggi ICS III
• Bunyi tambahan : Rhonki tidak ada, Wheezing tidak ada
Jantung :
• Inspeksi : Ictus cordis tampak
• Palpasi : Thrill tidak teraba
• Perkusi : Pekak
• Batas Jantung:
Kanan atas : ICS II linea parasternalis dextra
Kiri atas : ICS II linea midclavicularis sinistra
Kanan bawah : ICS V linea parasternalis sinistra
Kiri bawah : ICS V linea midclavicularis sinistra
• Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, Gallop (-), murmur (-)
Perut
• Inspeksi : Datar, ikut gerak napas, massa tumor (-)
• Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
• Palpasi : Nyeri tekan (-), Massa tumor (-), Hepar tidak teraba pembesaran, Lien tidak teraba
pembesaran
• Perkusi : Timpani
Alat Kelamin
• Tidak dilakukan pemeriksaan
Punggung
• Palpasi : Nyeri tekan (-), Massa tumor (-)
• Nyeri ketok : (-)
• Gerakan : Dalam batas normal
• Lain-lain : Tidak ada skoliosis
Ekstremitas
• Edema : -/-
• Eritema Palmaris : -/-
• Tidak ada wasting otot, Akral hangat.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• 1. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan : 21-07-2018
C
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
1.TB PARU KLINIS KASUS BARU Batuk sejak 5 bulan terakhir disertahi dahak Keadaan Umum : - - 4 FDC 3 tab/ 24 jam/
berwarna kehijauan dan 2 bulan terakhir mulai • Sakit sedang/gizi kurang /composmentis oral
PEMBEIAN OAT KATEGORI 1 FASE disertai dengan darah sebanyak 25 cc. Penurunan GCS: E4M6V5
INTENSIF HARI KE 30 berat badan diperhatikan sejak 2 bulan yang lalu • IMT : 18.02 (gizi kurang)
dan nafsu makan menurun. Pasien sementara • BTA Sewaktu/ Pagi/ Sewaktu = -/-/-
pengobatan OAT kategori 1 hari ke 29 (FDC). • Foto thorax (23 Juli 2018)
Keringat malam ada. Pasien merasakan sering Kesan : TB paru aktif lesi luas,Efusi pleura
demam dan turun dengan obat penurun panas.
dextra
2. LIMPHADENITIS e.c TB DD Batuk sejak 5 bulan terakhir disertahi dahak Kelenjar getah bening: teraba pembesaran KGB FNAB -
berwarna kehijauan dan 2 bulan terakhir mulai jugularis anterior sinistra 1 buah ukuran 1x4 cm
MALIGNANCY disertai dengan darah sebanyak 25 cc. Penurunan dengan konsistensi kenyal, tidak mobile serta
berat badan diperhatikan sejak 2 bulan yang lalu tidak nyeri. Terdapat 3 buah pembesaran KGB
dan nafsu makan menurun. Pasien sementara jugularis anterior dextra ukuran (1x1 cm) (1x1,5
pengobatan OAT kategori 1 hari ke 29 (FDC). cm) (1x3 cm) dengan konsistensi kenyal, tidak
Keringat malam ada. Pasien merasakan sering mobile serta tidak nyeri.
demam dan turun dengan obat penurun panas.
Pasien juga mengeluhkan ada benjolan di
lehernya, tidak nyeri
3. EFUSI PLEURA ET CAUSA Pasien datang dengan nyeri dada di sebelah kanan Thorax • Pungsi Thoracosintesis
TUBERCULOSIS DD sejak 2 minggu lalu, hilang timbul. Nyeri seperti I:Bentuk asimetris hemithorax dextra pleura
MALIGNANCY tertusuk – tusuk dan sulit dilokalisir. Nyeri dada tertinggal saat statis dan dinamis • Pemeriksaan
memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. P:Vocal fremitus menurun pada hemithorax dextra BTA cairan
Sesak mulai dirasakan sejak 5 bulan lalu yang P:Paru kanan : redup di bagian hemithorax dextra pleura
dipengaruhi aktivitas dan memberat 2 minggu setinggi ICS III • Pemeriksaan
terakhir, sesak pada malam hari disangkal. Pasien A :Bunyi napas vesikuler menurun pada cytologi
lebih nyaman saat baring ke kanan. hemithorax dextra setinggi ICS III cairan pleura
• Pemeriksaan
USG Thorax (23 Juli 2018) analisa
Kesan : Tampak cairan bebas dengan konsistensi cairan pleura
agak padat pada pleura kanan terpasang marker
sekitar 2 cm dari permukaan
6. MALNUTRISI S: Penurunan berat badan diperhatikan sejak 2 Keadaan Umum:Sakit sedang/gizi kurang - - Intake yang ade kuat
bulan yang lalu dan nafsu makan menurun. /composmentis GCS: E4M6V5 dengan kebutuhan Energi:
IMT : 18.02 (gizi kurang) 2600 kkal, protein 100 gr
FOLLOW UP
Tanggal Subjektif Objektif Assessment Planning Terapi
24/07/ 2018 Batuk darah ada, berlendir sesak KU : Sakit sedang/gizi kurang/ compos mentis • Hemoptisis ec TB • Darah rutin • Oksigen 2-4 liter/menit
06.05 berulang , nyeri dada tidak ada, TD:90/70mmHg Paru • Foto thorax
nafsu makan menururun N: 98 kali/menit • TB paru on • Usg thorax • Infus natrium chlorida
P: 24 kali/menit treatment kategori • Pungsi pleura 0,9 % 20 tetes/menit
S: 36,1 C 1 Fase Intensif
Spo2 : 97 % hari ke 28 • Infus adona 25 mg
• Efusi pleura dextra dalam NaCl 0,9 % 500
Leher : teraba pembesaran KGB jugularis anterior 1sinistra et causa TB dd ml/8 jam
ukuran 1x4 cm dengan konsistensi kenyal, tidak mobile malignancy
serta tidak nyeri. Terdapat 3 buah pembesaran KGB • Limfadenitis TB • Asam tranexamat 50
jugularis anterior dextra ukuran (1x1 cm) (1x1,5 cm) (1x3 dd malignancy mg/8 jam / intravena
cm) dengan konsistensi kenyal, tidak mobile serta tidak • Anemia mikrositik
nyeri hipokrom • Codein 10 g/8 jam/oral
Thorax : • Vit c 3 dd 1
I : asimetris, hemithorax dextra tertinggal
P : Vokal premitus menurun pada hemithorax dextra, nyeri • Sulfas ferro 3 dd 1
tekan tidak ada
• 4 FDC 3 tablet/24
P : pekak hemithorax dextra setinggi ICS III
A : Bunyi napas vesikuler, menurun pada hemithorax dextra jam/oral
Bunyi tambahan
- Ronkhi - - -Wheezing - -
- - - -
- - - -
Tanggal Subjektif Objektif Assessment Planning Terapi
25/07/ 2018 Batuk darah berkurang, batuk KU : Sakit sedang/gizi kurang/ compos mentis • Hemoptisis ec TB • Darah rutin • Oksigen 2-4 liter/menit
06.05 berlendir ada, sesak berkurang, TD:100/60 mmHg Paru • Foto thorax
nyeri dada tidak ada, nafsu makan N: 100 kali/menit • TB paru on • Usg thorax • Infus natrium chlorida
mulai membaik. P: 26 kali/menit treatment kategori • Pungsi pleura 0,9 % 20 tetes/menit
S: 36,5 C 1 Fase Intensif
Spo2 : 97 % hari ke 29 • Infus adona 25 mg
• Efusi pleura dextra dalam NaCl 0,9 % 500
Leher : teraba pembesaran KGB jugularis anterior 1sinistra et causa TB dd ml/8 jam
ukuran 1x4 cm dengan konsistensi kenyal, tidak mobile malignancy
serta tidak nyeri. Terdapat 3 buah pembesaran KGB • Limfadenitis TB • Asam tranexamat 50
jugularis anterior dextra ukuran (1x1 cm) (1x1,5 cm) (1x3 dd malignancy mg/8 jam / intravena
cm) dengan konsistensi kenyal, tidak mobile serta tidak • Anemia mikrositik
nyeri hipokrom • Codein 10 g/8 jam/oral
Thorax : • Vit c 3 dd 1
I : asimetris, hemithorax dextra tertinggal
P : Vokal premitus menurun pada hemithorax dextra, nyeri • Sulfas ferro 3 dd 1
tekan tidak ada
• 4 FDC 3 tablet/24
P : pekak hemithorax dextra setinggi ICS III
A : Bunyi napas vesikuler, menurun pada hemithorax dextra jam/oral
Bunyi tambahan
- Ronkhi + - -Wheezing + -
- - + -
- - + -
Tanggal Subjektif Objektif Assessment Planning Terapi
26/07/ 2018 Batuk darah tidak ada, batuk KU : Sakit sedang/gizi kurang/ compos mentis • Hemoptisis ec TB • Darah rutin • Oksigen 2-4 liter/menit
06.05 berlendir ada warna kehijauan, TD:100/60 mmHg Paru • Foto thorax
sesak ada terutama saat berjalan, N: 95 kali/menit • TB paru on • Usg thorax • Infus natrium chlorida
nyeri dada tidak ada, nafsu makan P: 264kali/menit treatment kategori • Pungsi pleura 0,9 % 20 tetes/menit
membaik. S: 36,5 C 1 Fase Intensif
Spo2 : 97 % hari ke 30 • Infus adona 25 mg
• Efusi pleura dextra dalam NaCl 0,9 % 500
Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik et causa TB dd ml/8 jam
malignancy
Leher : teraba pembesaran KGB jugularis anterior 1sinistra • Limfadenitis TB • Asam tranexamat 50
ukuran 1x4 cm dengan konsistensi kenyal, tidak mobile dd malignancy mg/8 jam / intravena
serta tidak nyeri. Terdapat 3 buah pembesaran KGB • Anemia mikrositik
jugularis anterior dextra ukuran (1x1 cm) (1x1,5 cm) (1x3 hipokrom • Codein 10 g/8 jam/oral
cm) dengan konsistensi kenyal, tidak mobile serta tidak
nyeri • Vit c 3 dd 1
1. Gejala klinik
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan bakteriologik
4. Pemeriksaan radiologik
PEMERIKSAAN FISIS
TB Paru
Pada permulaan perkembangan penyakit • Suara napas bronkial
umumnya tidak ditemukan kelainan.
• Amforik
• Suara napas melemah
• Ronki basah
• Tanda penarikan paru, diafragma,
mediastinum
(Tuberkulosis, 2011. Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia)
PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIK
1. Sputum BTA
2. Kultur sputum
Bahan pemeriksaan
SPUTUM BTA
• Sputum
Cara pengambilan dahak 3 kali (SPS):
• Cairan pleura
1. Sewaktu / spot (dahak sewaktu saat kunjungan)
• Liquor cerebrospinalis
2. Pagi (keesokan harinya )
• Bilasan bronkus
3. Sewaktu / spot (pada saat mengantarkan dahak pagi)
• Bilasan lambung
Terapi pencegahan :
Kemoprofilaksis diberikan kepada penderita HIV atau AIDS.
Obat yang digunakan pada kemoprofilaksis adalah Isoniazid
(INH) dengan dosis 5 mg / kg BB (tidak lebih dari 300 mg )
sehari selama minimal 6 bulan.
Lymphadenitis Tuberculosis
LYMPHADENITIS TUBERCULOSIS
1. DEFINISI
Limfadenitis tuberculosis adalah inflamasi granuloma spesifik yang bersifat kronik dengan nekrosis
kaseosa yang disebabkan oleh infeksi mycobacterium tuberculosis
2. EPIDEMIOLOGI
Limfadenitis tuberculosis meningkat seiring dengan meningkatnya infeksi tuberkulosis di dunia.
Pasien lymphadentis tuberculosis hampir 35 % dari pasien tuberkulosis extraparu yang meliputi
sekitar 15% - 20% dari semua kasus infeksi tuberculosis.
(Tuberkulosis, 2011. Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia)
PATOGENESIS LYMPHADENITIS TUBERCULOSIS
4. KLASIFIKASI LYMPHADENITIS TUBERCULOSIS
1. Gejala klinik
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
PEMERIKSAAN FISIS
Pembengkakan dari kelenjar getah bening leher, mediastinum,
axilla,mesenterika, portal hepatik, perihepatik dan inguinal.
• Biopsi
• Kultur
• Pewarnaan basil tahan asam
• Uji tuberkulin
• Molekuler Test
• USG, Ct, MRI
Pengobatan
Gejala Sistemik
lymphadenitis
tuberculosis • Demam ringan
• Malaise
• Keringat malam
• Berat badan menurun
Fase Fase • Cepat lelah
intensif (2 lanjutan (10
bulan) bulan)
2 RHZE 10 RH