• Lebih efisien untuk membuktikan status bebas penyakit
daripada survei representatif
• Fokus pada populasi yang beresiko tertular (jika ada
penyakit)
• Dapat mencapai sensitifitas yang lebih tinggi dengan
ukuran sampel yang lebih kecil
Dasar Pelaksanaan Survei Berbasis Resiko 1. Identifikasi tujuan survei 2. Identifikasi populasi sasaran 3. Identifikasi faktor-faktor resiko penyakit 4. Pilih faktor resiko yang paling penting 5. Estimasi kekuatan resiko dalam hal resiko relatif 6. Estimasi proporsi dari populasi kelompok beresiko tinggi dan kelompok beresiko rendah 7. Tentukan tingkat sensifisitas survei 7. Tentukan nilai prevalensi desain di tingkat kawan dan
hewan individual
8. Hitung ukuran sampel berbasis resiko (gunakan
pemilihan acak dan pendekatan surveilans lapangan)
9. Kumpulkan sampel dan pengujian laboratorium
10. Jika hasil pengujian awal positif, periksa kembali
pengujian untuk mengkonfirmasi hasil positif. Jika hasil terbukti positif, penyakit memang ditemukan, dan status bebas penyakit tidak dapat dibuktikan. Kelebihan Kekurangan
• Lebih efisien daripada survei • Hasil yang bias terhadap
representatif mengukur penyebaran
• Pembuktian status bebas penyakit dalam populasi
penyakit lebih mudah yang lebih beresiko tertular
dilakukan penyakit
• Tidak baik dalam deteksi
dini penyakit eksotis/baru.
• Tidak baik dalam deteksi
kasus. Survei Berbasis Resiko 1. Identikasi faktor resiko