Anda di halaman 1dari 58

ARYANTI R.

BAMAHRY
FUNGSI UTAMA GINJAL
Mempertahankan komposisi dan volume
cairan tubuh agar tetap konstan
Dengan cara :
 Mempertahankan air & osmolalitas yang
normal
 Mempertahankan elektrolit utama cairan tubuh
terutama ion Na, K, HCO3-, Cl dan H.
 Mengeluarkan kelebihan air & elektrolit
(terutama Hidrogen)
 Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh
FUNGSI LAIN GINJAL

 Mengatur keseimbangan asam-basa


 Ekskresi bahan yg telah didetoksifikasi
 Fungsi endokrin  menghasilkan renin,
eritropoetin & prostaglandin
 Mengubah provitamin D  vitamin D aktif
 Sintesa ammonia dari asam amino
 Melepaskan glukosa ke dalam sirkulasi
selama starvasi kronis (glukoneogenesis)
ANATOMI GINJAL
NEFRON

 Unit fungsional ginjal : NEFRON


 Setiap ginjal mengandung 1 - 1,5 juta
nefron.
 Nefron terdiri dari :

- Glomerulus (Kapsula Bowman)


- Tubulus
 Tubulus terdiri dari :
- Tubulus proksimalis
- Lengkung Henle (Loop of Henle)
- Tubulus distalis
 Menurut letaknya, Nefron :
- Nefron kortikalis
- Nefron juxtamedullaris
NEFRON
FUNGSI NEFRON

 Filtrasi glomerulus
 Reabsorpsi tubulus → peritubular
kapiler.
 Sekresi tubulus
GLOMERULUS

Jaringan kapiler yang saling


beranastomosis yang berasal dari
arteriole afferent kemudian
kapiler-kapiler tersebut bersatu
menuju arteriole efferent.
Cairan yang difiltrasi melewati
glomerulus ke dalam kapsula
Bowman disebut CAIRAN
FILTRAT dan membran yang
dilaluinya disebut MEMBRAN
GLOMERULI/BARRIER FILTRASI
MEMBRAN GLOMERULI

 Terdiri dari 3 lapisan :


- Endotel kapiler + fenestra
- Membrana basalis
- Lapisan epitel podosit

 Permeabilitasnya 100-500 x lebih


besar dari membran kapiler lain
EPITEL GLOMERULUS
TUBULUS

 Fungsi Tubulus proksimalis :


Reabsorbsi bahan ke dalam cairan tubulus.

 Lengkung Henle :
- Descending limb (bagian yang menurun
menuju medulla ginjal)
- Ascending limb (bagian yang menuju ke
korteks ginjal)
 Ascending limb ke korteks mengadakan
kontak dekat dengan glomerulus, daerah
ini disebut kutub vaskuler.

 Bagian bawah dari Lengkung Henle


mempunyai dinding yang sangat tipis
sehingga disebut segmen tipis sedang
bagian atas lebih tebal disebut segmen
tebal.
FUNGSI LENGKUNG HENLE
1. Reabsorbsi bahan dan cairan tubulus
2. Sekresi bahan ke dalam tubulus

 Pada Lengkung Henle Nefron Juxtamedullaris


terjadi :
- Reabsorbsi 25% air dan ion Na
- Sekresi urea

 Peranan penting Lengkung Henle :


Proses pemekatan dan pengenceran
urine.
TUBULUS DISTALIS

 Tubulus distalis : bagian mulai dari bagian


akhir segmen tebal ascendens sampai ujung
dari papilla.

 Segmen ascendens tebal ini akan


mengadakan kontak dengan glomerulus
asalnya pada kutub vaskuler, dan pada
tempat ini terdapat struktur yang disebut
Juxtaglomerular Apparatus.
 Tubulus distalis (Nefron distalis) :
- Tubulus distalis
- Tubulus konektivus
- Duktus/tubulus kolektivus

 Tubulus/duktus kolektivus :
- Duktus kolektivus kortikalis
- Duktus kolektivus medullaris
- Duktus kolektivus papillaris

 Dari beberapa duktus kolektivus papillaris


yang bersatu membentuk duktus bellini dan
menuju ke arah calyces minor.
MEKANISME TRANSPORT PADA TUBULUS
MEKANISME TRANSPORT PADA TUBULUS
TRAKTUS URINARIUS

 Kalix mayor
 Kalix minor
 Pelvis renalis
 Ureter
 Vesica urinaria
 Urethra
 Seluruh traktus urinarius hanya terdiri
dari epitel transsitional yang tidak lagi
merubah komposisi urine, sehingga
praktis hanya tempat menyimpan dan
lewatnya urine keluar.

 Pada kalix, pelvis renalis dan ureter


lapisan epitel dikelilingi oleh otot polos
yang tersusun seperti spiral dan
berkontraksi bila diregangkan.
 Pada leher vesica urinaria terdapat
otot polos detrussor bercampur
dengan jaringan elastis berfungsi
spinkter interna.

 Urethra dikelilingi oleh otot volunter


(rangka) membentuk spinkter
eksterna.
 Selama miksi / urinasi  otot
detrussor berkontraksi  spinkter
interna terbuka  saat itu spinkter
eksterna secara volunter (disadari)
relaksasi/terbuka.

 Normalnya, sekali dimulai proses miksi


akan berlangsung terus sampai vesica
urinaria kosong, proses ini tetap dapat
dihentikan oleh kontraksi yang kuat.
KECEPATAN FILTRASI
GLOMERULUS (GFR)

 GFR : jumlah filtrat yang terbentuk


pada kedua ginjal setiap menitnya.
 Normal : 125 ml / menit / hari

 Lebih dari 99% filtrat ini diabsorbsi


tubulus sisanya sebagai urine
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI GFR
1. Tekanan filtrasi efektif
2. Permeabilitas membran glomerulus

 Tekanan filtrasi : keseimbangan tekanan


pada kapiler glomerulus & kapsula
Bowman yang menyebabkan terjadinya
filtrasi dari kapiler glomerulus ke dalam
kapsula Bowman.
GFR = Kf (Pg-Pb) - (Og-Ob)

 Kf = Koefisien filtrasi
 Pg = Tekanan hidrostatik glomerulus
 Pb = Tekanan hidrostatik kapsula Bowman
 Og = Tekanan onkotik glomerulus
 Ob = Tekanan onkotik kapsula Bowman

 (Pg-Pb) - (Og-Ob) = tekanan filtrasi efektif (TFE)


 Normalnya pada glomerulus Ob = 0 maka
TFE = Pg - (Pb+Og)
GFR = Kf × TFE

 Kecepatan filtrasi glomerulus sangat


dipengaruhi oleh aliran darah yg mengalir
melalui nefron-nefron.
 Kecepatan aliran darah  GFR
Hal ini disebabkan aliran darah yang cepat
mencegah meningkatnya tekanan osmotik
akibat filtrasi cairan  GFR
 Aliran darah lambat  tekanan osmotik
glomerulus  menghambat filtrasi
AUTOREGULASI

 Jumlah dan komposisi normal cairan


tubuh oleh ginjal terjadi bila RBF dan
GFR konstan.

 Terpeliharanya RBF dan GFR yang


konstan inilah merupakan kerja dari
autoregulasi ginjal.
HIPOTESIS AUTOREGULASI

1. Mekanisme intrinsik
2. Hipotesis miogenik
Respon otot halus arteriole akibat regangan
yang hebat adalah konstriksi.
3. Hipotesis juxtaglomerular
Akibat perubahan kecepatan pelepasan
RENIN oleh sel granuler  Autoregulasi
REGULASI GINJAL

 Regulasi Saraf
 Regulasi Hormonal
 Stimulasi saraf simpatis 
vasokonstriksi arteriole  GFR
(jika berlangsung lama & hebat)

 Istirahat  tonus simpatis (-) 


vasodilatasi arteriole
BAHAN-BAHAN YANG BERPERAN
DALAM REGULASI RBF & GFR

VASOKONSTRIKTOR
 Angiotensin II
 Antidiuretik hormon (ADH)
 Serotonin

VASODILATOR
 Bradikinin
 Prostaglandin
REABSORBSI PADA TUBULUS

 99% filtrat pada glomerulus mengalami


reabsorbsi pada tubulus.
 2 jenis Reabsorbsi :
1. Reabsorbsi pasif : perbedaan konsentrasi,
proses ini tidak membutuhkan mekanisme
khusus atau energi. Contoh : reabsorbsi urea
2. Reabsorbsi aktif : bahan reabsorbsi secara
aktif mempunyai transport maksimum (Tm).
Contoh : glukosa, asam amino, sulfat, fosfat
& asam urat.
 Transport maksimum batas tertinggi
tersebut direabsorbsi.
 Contoh : reabsorbsi glukosa telah
mencapai Tm  glukosa tak dapat
direabsorbsi lagi  glukosa tadi akan
dikeluarkan bersama urine.
 Keterbatasan transportasi ini melibatkan
carrier.
 Apabila carrier sudah terpakai semua 
zat tsb tak dapat lagi direabsorbsi.
SEKRESI TUBULUS
 Proses dimana bahan-bahan dari kapiler
peritubuler ditranspor melalui epitel tubuli ke
dalam lumen tubulus.

 Untuk sesuatu bahan yang disekresikan pada


tubulus maka jumlah yang diekskresikan =
yang difiltrasi + yang disekresi, bila tidak ada
reabsorbsi.
 Contoh : paraaminohippuric Acid (PAH)

PAH urine = PAH filtrasi + PAH sekresi


JUXTAGLOMERULAR APPARATUS
(JGA)

 Adalah struktur khusus yang terdapat pada daerah


dimana tubulus mengadakan kontak dgn
glomerulus (kutub vaskuler) terdiri dari :
- SEL MACULA DENSA
- SEL GRANULER (SEL JUXTAGLOMERULAR)
 Macula densa : memonitor fungsi tubulus distalis
 Bila kadar Na & Cl dalam tubulus  makula
densa akan mengirim informasi ke sel
juxtaglomerular untuk melepaskan RENIN ke
dalam arteriole.
SISTEM RENIN-ANGIOTENSIN

 Renin : enzim yang mengubah


angiotensinogen  angiotensin I

 Angiotensin Converting Enzim (ACE)


yg dihasilkan di paru-paru mengubah
angiotensin I  angiotensin II
(vasokonstriktor kuat)
FUNGSI SISTEM RENIN-ANGIOTENSIN

 Mengatur kecepatan filtrasi glomerulus


Aliran dalam tubulus  pelepasan Renin  Angiotensin
 vasokonstriksi arteriole aff  aliran

 Jika kadar Na pada tubulus  pelepasan Renin 


Angiotensin II  Aldosteron  Reabsorbsi Na pada
tubulus.

 Jika tekanan darah atau volume cairan tubuh


 pelepasan Renin karena filtrasi glomerulus
 Angiotensin II  ADH  retensi Na & air 
Tekanan darah
REGULASI VOLUME & OSMOLALITAS
CAIRAN TUBUH

 Tiga Faktor yang berperan :


1. Anti diuretik hormon (ADH) = vasopressin
2. Aldosteron
3. Sistem Renin - Angiotensin

 Kekurangan air  osmolalitas CIS 


osmoreseptor mengerut  Sinyal ke
hipofise posterior Pelepasan ADH
ASIDIFIKASI URINE & EKSKRESI
BIKARBONAT

 Sekresi ion H+ : di tubulus proksimalis &


distalis  Na-H exchanger, ion H+ pump,
enzim carbonic anhidrase
 Ion H+ di urine  berikatan dengan
HCO3- membentuk H2CO3, HPO42-
membentuk HPO4-, dan NH3 membentuk
NH4+.
 Ekskresi bikarbonat (HCO3-) tergantung :
- Kadarnya di plasma
- Sekresi ion H+ di ginjal (HCO3 exchange H+)

Bila sekresi ion H+  reabsorbsinya di


ginjal dan sebaliknya.
ASAM BASA GINJAL
 Sistim buffer yang penting : Hb, protein, HCO3¯

 pH  buffering  sekresi ion H+ sementara ion


Na dan HCO3 diabsorbsi, demikian sebaliknya.

 pH plasma berkisar 7,38 - 7,42

 Formula Handerson Hasselbach


pH = [HCO3] /[CO2]
ASIDOSIS & ALKALOSIS
RESPIRASI
 Ventilasi  pCO2 → ASIDOSIS
 Ventilasi  pCO2 → ALKALOSIS
 Kompensasi ginjal :
Menahan/mensekresi HCO3- yaitu :
- Bila asidosis : ion H+ disekresi,
reabsorbsi HCO3-
- Bila alkalosis : ion H+ ditahan,
reabsorbsi HCO3-
ASIDOSIS METABOLIK

 Bila kadar ion H+ di plasma atau


HCO3-
 Kompensasi di ginjal : menahan
HCO3- atau membuang ion H+
 Kompensasi respirasi :
ventilasi  CO2
 Contoh : DM berat & Sepsis
ALKALOSIS METABOLIK

 Bila kadar ion H+ di plasma atau


HCO3-
 Kompensasi di ginjal : membuang
HCO3- atau menahan ion H+
 Kompensasi respirasi :
ventilasi  CO2

Anda mungkin juga menyukai