Anda di halaman 1dari 24

skripsi

ANALISIS PENGELOLAAN
OBAT DI PUSKESMAS
TOMPASO KABUPATEN
MINAHASA

PRISKILA DEVEGA LUMINTANG


13111101307
Kesehatan adalah sehat, baik fisik, mental,
maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.

Pasal 1 UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIA NO 36
TAHUN 2009
JUMLAH PUSKESMAS MENURUT BANK
DATA KEMENKES RI 2017

SELURUH INDONESIA 8659 PUSKESMAS

SULAWESI UTARA 187 PUSKESMAS

92 PERAWATAN 95 NON PERAWATAN


Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75
Tahun 2014

Puskesmas yang merupakan fasilitas


pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan
perseorangan (UKP) tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya
SEDIAAN FARMASI

OBAT BAHAN OBAT

OBAT TRADISIONAL KOSMETIKA


Hasil penelitian dari Al-Hijrah Dkk, 2013
mendapatkan bahwa masih terjadi kekurangan
persediaan obat karena ada ketidaksesuaian jumlah
yang didapat dengan yang tercantum pada
permintaan obat di Puskesmas Mandai Kabupaten
Maros juga gudang penyimpanan obat yang belum
sesuai standar yang ada

SEDANGKAN

Penelitian dari Hartono J.P, 2007 di Puskesmas


sewilayah kerja Dinas Kesehatan Tasikmalaya,
menyatakan bahwa kebutuhan obat di Puskesmas
kadang tidak sesuai dengan jenis dan alokasi dana
yang ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kota. Serta
obat yang didapatkan oleh Puskesmas tidak sesuai
dengan perencanaan dan permintaan
Puskesmas Tompaso merupakan
Puskesmas rawat inap yang berada di
wilayah kerja Kecamatan Tompaso Raya.
Menurut observasi awal yang dilakukan
oleh peneliti di Puskesmas Tompaso,
Puskesmas Tompaso tidak memiliki
tenaga apoteker, seperti penuturan
singkat dari kepala Puskesmas bahwa
petugas di apotek hanya seorang
perawat yang sudah lama ditugaskan
dibagian tersebut
Beberapa petugas kesehatan yang ada di
Puskesmas Tompaso menuturkan bahwa
terkadang terjadi kekosongan persediaan obat
di Puskesmas Tompaso, bahkan pihak
Puskesmas harus membeli sendiri
persediaan obat karena kekosongan yang
terjadi tersebut. Takjarang juga terjadi pasien
harus dimembeli obat diluar puskesmas oleh
karena obat yang dibutuhkan tidak tersedia
Berdasarkan peraturan-peraturan dan
hasil penelitian pembanding serta
obeservasi awal yang peneliti lakukan di
Puskesmas Tompaso maka peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Analisis Manajemen
Pengelolaan Obat Di Puskesmas
Tompaso Kabupaten Minahasa”
TUJUAN
PENULISAN

Penelitian ini bertujuan


untuk mengetahui
dan mengidentifikasi
TUJUAN UMUM pengelolahan obat di
Puskesmas Tompaso
Kabupaten Minahasa

menganalisis
pengelolahan obat
dipuskesmas yang meliputi
perencanaan, permintaan,
penerimaan, penyimpanan,
TUJUAN KHUSUS pendisribusian,
pemusnahan, pengendalian,
dan administrasi obat di
Puskesams Tompaso
Kabupaten Minahasa
METODE PENELITIAN

 Desain Penelitian
Desain penelitian dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan deskriptif dengan didukung oleh
data kuantitatif
Penelitian kualitatif lebih menitikberatkan pada
logika individu peneliti dimana kategorisasi di
hasilkan dari kemampuan peneliti menggali
informasi pada informan di lapangan dan data-
data yang ditemukan
(Sumampow dan Adriani, 2016)
METODE PENELITIAN
 Tempat dan waktu
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas
Tompaso Kabupaten Minahasa, waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan April sampai Juni
2017
 Sumber Data
Informan yang di ambil adalah
1. Kepala Puskesmas Tompaso
2. Penaggungjawab gudang obat Puskesmas Tompaso
3. Tenaga penaggungjawab di apotik
4. Penanggung jawab gudang obat dinkes Kabupaten
Minahasa
Pemeriksaan Keabsahan Data

Adapun metode triangulasi menurut Moleong dalam


Metodologi Penelitian Kesehatan. Ibrahim, 2015
menyatakan bahwa yang dapat dilakukan adalah:
 Triangulasi sumber adalah sebagai satu teknik
pemeriksaan keabsaan data yang dilakukan
dengan cara membandingkan data yang di peroleh
dari masing-masing informan.
 Triangulasi metode dilakukan dengan cara
membandingkan data yang dihasilkan dari
beberapa informan yang digunakan dalam
penelitian lewat hasil wawancara
HASIL PENELITIAN
 Perencanaan obat di Puskesmas Tompaso Kabupaten
Minahasa setiap bulannya dilakukan oleh petugas
farmasi puskesmas dan di ajukan ke gudang obat dinas
kesehatan kabupaten, perencanaan obat dibuat
berdasarkan jumlah kasus yang ada pada bulan
sebelumnya.
 Permintaan obat di Puskesmas Tompaso Kabupaten
Minahasa dilakukan dengan menggunakan format
LPLPO, daftar obat yang di minta sesuai dengan daftar
yang sudah di tentukan oleh dinas kesehatan kabupaten.
Permintaan obat juga disesuaikan dengan anggaran
yang telah di tetapkan pemerintah daerah.
Penerimaan obat di Puskesmas
Tompaso Kabupaten Minahasa
dilakukan oleh petugas farmasi
yang ada, obat di bawah oleh
petugas gudang obat dinas
kesehatan kabupaten dan di
awah langsung ke setiap
puskesmas yang ada.
Penerimaan obat di lakukan
dengan mengecek masing-
masing item yang ada, baik
jumlah, bentuk fisiknya dan
Proses
merk obat apakah sudah sesuai
dengan yang diminta atau di
Menerimaan
ganti oleh pihak gudang obat Obat
dinas kesehatan kaupaten.
 Penyimpanan obat di Puskesmas Tompaso Kabupaten
Minahasa di letakkan di gudang obat yang belum
sesuai standar. Obat yang mendekati kadaluarsa di
letakkan di posisi depan, oabt di simpan tidak sesuai
dengan abjad, karena saat gudang penuh maka
penyimpanannya hanya disesuaikan dengan kondisi
yang ada
 Pendistribusian dilakukan langsung oleh petugas
farmasi puskesmas kepada masing-masing
penanggung jawab sub unit pelayanan kesehatan.

 Berita acara pemusnahan dilaporkan ke gudang


obat dinas kesehatan kabupaten minahasa dan
tembusan kapala dinas kesehatan kabupaten. Tapi
sejauh ini menurut salah satu informan, belum
pernah terjadi penarikan no base obat dari BPS.
 Pengendalian obat di Puskesmas Tompaso
Kabupaten Minahasa dilakukan dengan melakukan
sistem swits antara obat dari JKN dan obat dari
dana APBD.

 Pencatatan obat di buat sesuai dengan penerimaan


dan pemakaian setiapharinya dan pelaporannya
dibuat setiap bulan dan di laporkan ke dinas
kabupaten.
Hasil Observasi Dokumen
No. Materi Observasi Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4

L TL L TL L TL L TL
1. Perencanaan Obat 0/6 6/6 0/6 0/6
2. Permintaan Obat 2/6 4/4 2/4
3. Penerimaan Obat 0/6 6/6 2/6 2/6
4. Penyimpanan Obat 0/8 8/8 0/8 4/8
5. Pendistribusian Obat 0/10 10/10 2/10 0/10
6. Penarikan dan 2/6 1/6 6/6 0/6 0/6
Pemusnahan Obat \
7. Pengendalian Obat 0/4 0/4 0/4 0/4
8. Pelaporan Obat 0/8 8/8 0/8 8/8

Jumlah 2 3 48 0 4 0 14 2
Total Skor 5 48 4 16
 Berdasarkan hasil observasi dokumen mengenai
Pengelolaan obat di Puskesmas Tompaso Kabupaten
Minahasa didapatkan hasil bahwa dokumen pelaksanaan
kegiatan pengelolaan obat yang ada pada informan 1
sangat kurang, informan 2 sangat baik, informan 3
sangat kurang, informan 4 sangat kurang. Sehingga
penulis mengimpulkan bahwa informan 2 sangat
berperan dalam kelengkapan dukumen pengeloaan obat
di Puskesmas Tompaso.
SARAN

 Disarankan kepada petugas farmasi puskesmas kiranya


mempertahankan pengelolaan obat yang ada saat ini
serta memperbaiki bila masih ada kekurangan.
 Disarankan kepada pengelolah obat di Puskesmas
Tompaso Kabupaten Minahasa agar dapat menerapkan
pengelolaan obat yang sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan no. 74 tahun 2016 tentang standar pelayanan
kefarmasian di Puskesmas.
SARAN

 Disarankan kepada kepala Puskesmas Tompaso


Kabupaten Minahasa agar dapat memperhatikan
penempatan pegawai sesuai dengan disiplin ilmu
masing-masing pegawai.
 Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Minahasa agar lebih sering melakukan pemantauan
kepada pengelola obat yang ada di Puskesmas,
melakukan pelatihan kepada petugas serta
memperhatikan kebutuhan sumber daya manusia di
bagian pengeolaan obat di Puskesmas.
Terimah Kasih

Anda mungkin juga menyukai