Anda di halaman 1dari 39

MORBUS HANSEN

Disusun oleh
Tri Intan Sari
1102013288

Pembimbing
dr. Rompu Roger Aruan, Sp.KK

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
15 OKTOBER– 17 NOVEMBER 2018
STATUS PASIEN
STATUS PASIEN

• Nama : Tn. M
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 07 November 1974
• Umur : 43 tahun
• Alamat : Jl Pembangunan, Rawa Badak, Jakarta Utara
• Agama : Islam
• Suku bangsa : Betawi
• No RM : 01385555
ANAMNESIS

• Autoanamnesis pada tanggal 18 Oktober 2018 jam 11.00 di


Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD KOJA

• KELUHAN UTAMA : Bercak berwarna merah


di daerah wajah
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

3 bulan SMRS 2 minggu SMRS

Timbul bercak kemerahan Pasien merasa jari-jari Pasien berobat ke RSUK Koja,
di daerah wajah semakin lama tangannya baal. Tetapi masih Setelah dilakukan pemeriksaan,
semakin meluas dan bebas untuk digerakkan. pasien didiagnosis suspek kusta.
menyebar ke lengan bawah, gangguan kelopak mata (-) Lalu pasien di rujuk ke RSUD
dada, perut, dan punggung. gangguan penglihatan (-) Koja untuk pemeriksaan dan
Bercak terasa gatal, tetapi hal yang memperingan atau tatalaksana lebih lanjut
tidak nyeri. Bercak merah memperberat keluhan (-)
tidak disertai dengan rasa
panas. Demam (-)
Riwayat Penyakit Dahulu

Belum pernah mengalami hal seperti ini. DM (-) riwayat TB tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada yang mengalami hal serupa

Riwayat Alergi

Tidak ada. Riwayat pengobatan paru 6 bulan tidak ada


PEMERIKSAAN STATUS GENERALIS

• Keadaan umum : Tampak sakit ringan


• Kesadaran : composmentis
• Tanda Vital : Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN STATUS GENERALIS

Kepala dan leher


• Kepala : normocephal, alopesia (-)
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), madarosis
(-/-), lagophtalmus (-/-)
• Hidung : normonasi, secret (-/-), epistaksis (-/-), saddle nose (-)
• Mulut : mukosa basah (+), sianosis (-), lidah kotor (-), ulkus (-)
• Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
PEMERIKSAAN STATUS GENERALIS

• Thoraks : simetris, ginekomastia (-) funnel chest


• Ekstremitas
Atas : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-/-),
sianosis (-/-)
Bawah : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-/-),
sianosis (-/-)
• KGB : tidak ada pembesaran kelenjar
Distribusi : generalisata
Regio : Regio facial, thorakal, abdominal, dorsum,
anthebrachialis dextra dan sinistra.
Lesi : multiple, sebagian bulat, tidak beraturan, berbatas tegas,
ukuran bervariasi
Efloresensi : patch eritematus
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Sensibilitas : hipostesi pada beberapa daerah yang lesi


• Saraf : palpasi saraf perifer
• Nervus :

NERVUS NYERI TEBAL KONSISTENSI


N. Auricularis Magnus -/- -/+ lunak
N. Ulnaris -/- -/+ lunak
N. Peroneus Lateral -/- -/+ lunak
N.Tibialis Posterior -/- +/- lunak
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pewarnaan BTA MH
• Spesimen kerokan kulit
• Sediaan BTA:
• Telinga kanan, telinga kiri, tangan kiri dan kaki kiri tidak ditemukan BTA

LOKASI KEPADATAN SOLID FRAGMENTED


/GRANULATE
D
Tangan Kanan 1+ 5 3
Kaki Kanan 1+ 1 -
Perut 1+ - 2
Punggung 1+ 2 -
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• INDEKS BAKTERIOLOGI: 4/8 = 0,5


• INDEKS MORFOLOGI : 8/8+5 x 100% = 61,5%
Diagnosis
Morbus Hansen tipe Borderline Lepromatosa

Tatalaksana
FARMAKOLOGI
MDT TIPE MB
(hari pertama)
- Rifampisin 300 mg x 2
- DDS 100 mg
- Clofazimine 100 mg x 3

Dilanjutkan,
- Clofazimine 1 x 50mg
- DDS 1x 100mg

NON FARMAKOLOGI
Edukasi tentang penyakit yang dialami pasien, serta pengobatan rutin yang
harus dilakukan oleh pasien
Prognosis
- Ad Vitam : ad bonam
- Ad Sanationam : dubia ad bonam
- Ad Fungsionam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

• Penyakit infeksi kronik


• Disebabkan Mycobacterium Leprae, yang obligat intrasellular.
• Saraf perifer sebagai afinitas pertama
• Dapat mengenai organ lain kecuali susunan saraf pusat

Sinonim : Lepra, morbus Hansen


EPIDEMIOLOGI

• Penularan :
• Kontak langsung kulit lama & erat.
• Inhalasi
• Bukan penyakit keturunan.
• Penyakit yang ditakuti : krn deformitas
ETIOLOGI

• Mycobacterium leprae
• Basil tahan asam & alkohol
• Positif gram
• Belum dapat dibiakkan media artifisial.
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI

SPEKTRUM KUSTA

Ridley & Jopling TT BT BB BL LL

WHO Pausibasiler ( PB) Multibasiler ( MB)

Puskesmas Pausibasiler ( PB) Multibasiler ( MB)


• Menurut WHO:
Untuk mempermudah pelaporan dan pengobatan, secara
klinis dibagi 2 tipe :
> Pausibasiler ~ sedikit basil : TT, BT
> Multibasiler ~ banyak basil : BB, BL, LL
PB MB
Lesi kulit (macula yang datar, papul 1-5 lesi >5 lesi
yang meninggi, infiltrate, plak hipopigmentasi/eritema
eritema, nodus) distribusi tidak simetris distribusi lebih simetris
Kerusakan saraf (menyebabkan Hilangnya sensasi yang jelas Hilangnya sensasi kurang jelas
hilangnya sensasi/kelemahan otot Hanya satu cabang saraf Banyak cabang saraf
yang dipersarafi oleh saraf yang
terkena)
GAMBARAN TIPE PB
Karakteristik Tuberkuloid (TT) Borderine tuberkuloid (BT) Indeterminate (I)

Lesi
Tipe Makula atau makula dibatasi Makula dibatasi infiltrate makula
infiltrat infiltrate saja
Jumlah Satu atau beberapa Beberapa atau satu dengan Satu atau beberapa
satelit bervariasi
Distribusi asimetris Masih asimetris Variasi
Permukaan Kering bersisik Kering bersisik Halus, agak berkilat
Sensibilitas Hilang Hilang Agak terganggu
BTA
Pada lesi kulit Negative Negative atau 1+ Biasanya negatif
Tes lepromin Positif kuat (3+) Positif lemah Dapat positif lemah atau
GAMBARAN KLINIS TIPE MB

Karakteristik Lepromatosa (LL) Borderine lepromatosa (BL) Mid Borderline (BB)


Lesi
Tipe Makula, infiltrate difus, papul, Makula, plak, papul Plak, lesi bentuk kubah, lesi
nodus punched out
Jumlah Banyak, distribusi luas, praktis Banyak, tapi kulit sehat masih ada Beberapa, kulit sehat (+)
tidak ada kulit sehat
Distribusi simetris cenderung simetris asimetris
Permukaan Halus dan berkilap Halus, berkilap Sedikit berkilap, beberapa lesi
kering
Sensibilitas Tidak terganggu Sedikit berkurang berkurang
BTA
Pada lesi kulit Banyak (ada globus) Banyak Agak banyak
Hembusan hidung Banyak (ada globus) Biasanya tidak ada Tidak ada
DIAGNOSIS

• Keluhan & Anamnesis


• Gejala Klinis
• Kulit
• Penebalan saraf
• Otot
• Gangguan sensibilitas, anhidrosis.
• Deformitas.
• Bakterioskopik
• Pemeriksaan Penunjang
• PA, Lepromin, PCR.
DIAGNOSIS

Didasarkan pada penemuan tanda kardinal (utama), yaitu :


1. Bercak kulit yang mati rasa (total atau sebagian)
2. Penebalan saraf tepi
- gangguan fungsi sensoris :mati rasa
- gangguan fungsi otonom :paresis atau paralisis
- gangguan fungsi otonom : kulit kering, retak,
edema, pertumbuhan rambut terganggu.
3. Ditemukan basil tahan asam
(dari cuping telinga/ lesi kulit)
KELAINAN KULIT

Bentuk : makula, infiltrat, papul, nodus


Jumlah : satu, beberapa, banyak
Distribusi : simetris, asimetris
Permukaan : halus, berkilat, kering bersisik
Batas : jelas/tidak jelas
Anestesia : jelas, tidak jelas, tidak ada
KERUSAKAN SARAF
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan bakterioskopik
• Kerokan mukosa hidung, pewarnaan Ziehl Neelsen.
• Jumlah tempat minimal 4-6 tempat; kedua cuping telinga
bagian bawah dan 2-4 lesi lain yang paling aktif; paling
eritematosa dan paling infiltratif
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Index Bakteri ( IB )
• Kepadatan BTA, Solid + non solid.
• 0 s/d 6 +

• Indeks Morfologi ( IM )
• Prosentase bentuk solid dibandingkan seluruh jumlah bakteri.
• Dalam bentuk prosen
Indeks bakteri(IB) dengan menurut Ridley:
• 0 bila tidak ada BTA dalam 100 lapang pandang (LP),
• 1+ bila 1-10 BTA dalam 100 LP,
• 2+ bila 1-10 dalam 10 LP,
• 3+ 1-10 BTA rata-rata dalam 1 LP,
• 4+ bila 11-100 BTAA rata-rata dalam 1 LP,
• 5+ bila 101-1000 BTA rata-rata dalam 1 LP,
• 6+ bila >1000 BTA rata-rata dalam 1 LP.
Pemeriksaan dengan menggunakan mikroskop cahaya dengan minyak
emersi pada pembesaran lensa obyektif 100x
REAKSI KUSTA

• Adalah reaksi imun patologik, akut, dapat menimbulkan kerusakan organ.


• Macam
• Eritema nodusum leprosum ( ENL )
• Pada bentuk LL, BL
• Muncul selama pengobatan atau pada kurun waktu 6 bulan setelah RFT
• Klinis : Nodus, eritema, nyeri, neuritis, artritis, orkitis, limfadenitis, nefritis
• Reversal
• Pada bentuk BB
• Muncul setelah 1 tahun RFT
• Klinis : Lesi lama tampak lebih aktif, neuritis.
TATALAKSANA

• WHO :
tipe Pausi Basiler
- Rifampisin 600mg/bulan
- Diamino Difenil Sulfon 100mg/hari
tipe Multi Basiler
- Rifampisin 600 mg/bulan
- Clofazimin 100mg/bulan, dilanjutkan 50mg/hr
- Diamino Difenil Sulfon 100mg/hari
PENCEGAHAN CACAT

• Diagnosa dini
• Pengobatan MDT cepat tepat.
• Penanganan reaksi kusta.
• Petunjuk ke pasien :
• Pakai alas kaki, sarung tangan, kaca mata,
• Perawatan kulit agar tidak terlalu kering.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai