Anda di halaman 1dari 44

ABORTUS

dr. Abdul Hakim N, SpF


Pengertian Terminologi Menurut Hukum
Tindakan menghentikan kehamilan atau
mematikan janin sebelum waktu lahir tanpa
melihat usia kandungannya (adanya faktor
kesengajaan)

Pengertian terminologi menurut kedokteran:

Berkaitan dengan keluarnya janin dari dalam kandungan


ibunya sebelum kehamilan sempurna, pembagiaannya
berdasarkan umur kehamilan.
ABORTUS
Abortus Non Medicinal Kejahatan ??

Abortus = Kontroversi

PRO KONTRA
Abortus menurut ilmu kedokteran
terbagi dalam:

 Abortus Spontaneus
Terjadi dengan sendirinya, yang biasanya disebabkan
karena penyakit atau kelainan yang diderita ibu/ janin

 Abortus Provokatus
Abortus yang sengaja dibuat (diprovokasi) dengan
berbagai cara, baik dilakukan oleh ibunya sendiri atau
dibantu oleh orang lain. Terbagi lagi kedalam:
- Abortus provokatus terapeutikus
- Abortus provokatus kriminalis
JENIS ABORTUS
 Aborsi Spontan
 Abortus Imminens
 Abortus Insipiens
 Abortus Inkompletus
 Abortus Kompletus
 Aborsi Provokatus:
 Abortus Provokatus Medicinalis
 Abortus Provokatus Criminalis
Abortus Medicinalis
 American College Of Obstetricians and
Gynecologiats
 Menyelamatkan nyawa ibu
 Perkosaan atau incest
 Lahir retardasi dan deformitas berat
 Syarat-syarat:
 Tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan
kewenangan
 Pertimbangan tim ahli
 Persetujuan tertulis dari penderita/keluarga
 Sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatan yang
memadai
 Prosedur tidak dirahasiakan
 Dokumen medik harus lengkap.
 Alasan melakukan Abortus Medicinalis
 Janin telah meninggal (missed abortion)
 Infeksi uterus
 Keganasan pada saluran jalan lahir
 Prolaps uterus gravid yang tidak bisa diatasi
 Penyakit ibu yang sedang mengandung
 Penyakit-penyakit metabolik
 Epilepsi
 Hiperemesis gravidarum berat
Abortus Provocatus Criminalis
 Alasan wanita tidak menginginkan
kehamilannya:
 Alasan psikososial
 Kehamilan di luar nikah
 Masalah ekonomi
 kegagalan kontrasepsi

 Pelaku Abortus Provocatus Criminalis


 Wanita bersangkutan.
 Dokter/tenaga medis lain
 Orang lain yang bukan tenaga medis
Pengguguran kandungan ilegal diatur dalam
KUHP,yaitu pasal 346, 347, 348, 349 dan 299 KUHP, dan
yang legal atau atas indikasi medik di Indonesia diatur
dalam UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 dan PP No.
61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi

PP No 61/ 2014 (Kesehatan Reproduksi)  Indikasi


Kedaruratan Medis dan Perkosaan Sebagai
Pengecualian atas Larangan Aborsi (Pasal 31 – 39)
Pasal 75 UU No. 36 / 2009 Tentang Kesehatan:

 Ayat 2; Larangan pada ayat (1) dapat dikecualikan


sesuai:
• Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia
dini kehamilan
• Kehamilan akibat perkosaan yang dapat
mengakibatkan trauma psikologis.
Aborsi kriminal dapat dilakukan sendiri oleh yang
bersangkutan atau dibantu oleh orang lain, yaitu:
1. Dengan menggunakan kekerasan umum
(general violence) atau melakukan kegiatan fisik
yang berlebihan
2. Dengan menggunakan kekerasan lokal
(lokal violence)
3. Dengan menggunakan obat –obatan
abortifasien
General Violence
Antara lain:
 Menunggang kuda
 Lari –lari
 Loncat -loncat
Lokal Violence
Antara lain:
• Tanpa menggunakan alat (instrumen)
- Memijat/mengurut perut bagian bawah
- Menginjak perut bagian bawah
- Meninju perut bagian bawah /kekerasan langsung
pada perut atau uterus
• Dengan menggunakan alat –alat medis
Alat: Sonde, Kateter, Tang kuret,dll.
• Dengan menggunakan alat –alat non medis
• Dengan menggunakan zat –zat kimia
Dilatasi dan Kuret (Dilatation &
Curettage)

Lubang leher rahim diperbesar, agar rahim dapat dimasuki


kuret, yaitu sepotong alat yang tajam.

Kemudian janin yang hidup itu dicabik kecil-kecil,


dilepaskan dari dinding rahim dan dibuang keluar.

Umumnya terjadi banyak pendarahan. Bidan operasi ini


harus mengobatinya dengan baik, bila tidak, akan terjadi
infeksi.
Histerektomi atau Bedah Caesar
Rahim dimasuki alat bedah melalui dinding perut.

Janin ini dikeluarkan dan dibiarkan saja agar mati atau


kadang-kadang langsung dibunuh.
Lokal Violence : Alat Non Medis
•Pipa
•Alat-alat Rumah tangga
•Kawat
•Tongkat
•Batang kayu,dll.
Lokal Violence
 Air hangat
 Air dicampur kreolin atau lysol atau carbol
 Air sabun
 Larutan zink clorida
Pengguguran Kimia (Prostaglandin)

Bahan-bahan kimia ini mengakibatkan rahim ibu


mengerut, sehingga bayi yang hidup itu mati dan
terdorong keluar.

Kerutan ini sedemikian kuatnya sehingga ada bayi-


bayi yang terpenggal.

Sering juga bayi yang keluar itu masih hidup.


Peracunan dengan garam
(Salt poisoned)
Janin berusia lebih dari 16 minggu cukup banyak
cairan dalam kantung anak sebatang jarum panjang
dimasukkan melalui perut ibu ke kantung bayi cairan
disedot diganti dengan larutan garam yang pekat Bayi
akan menelan garam menderita, meronta-ronta dan
menendang-nendang, seolah-olah dibakar hidup-hidup
oleh garam itu.

Bayi mati ± 1 jam, kulitnya benar-benar hangus

±24 jam kemudian, si ibu akan mengalami sakit beranak


dan melahirkan seorang bayi yang sudah mati.
Dengan menggunakan obat–obatan abortifisien

Antar lain:
 Obat Emetika
 Obat purgativa atau laxantia
 Obat emenagoga atau obat pelancar haid
 Ecbolica atau obat perangsang otot rahim
CoNToH:RU-486
Pil Pembunuh
Pil Roussell-Uclaf (RU-486), satu campuran obat buatan
Perancis tahun 1980.

Pengaborsiannya butuh waktu tiga hari dan disertai


kejang-kejang berat serta pendarahan yang dapat terus
berlangsung sampai 16 hari.
KOMPLIKASI ABORTUS

Meskipun pengguguran kandungan dilakukan oleh


tenaga medik berpengalaman serta peralatan higienis,
masih tetap ada kemungkinan terjadi komplikasi yang
dapat mengakibatkan kematian. Kematian tersebut
dapat terjadi segera, sedang atau lambat
Kematian segera (immediate) terjadi karena:
a. Vagal Reflex
b. Emboli Udara

Kematian yang tak begitu cepat(moderate) terjadi karena:


a. Emboli cairan
b. Perdarahan

Kematian lambat (late), antara lain karena:


a. Sepsis
b. Gagal ginjal akut (acute renal failure)
VAGAL REFLEX
Komplikasi ini terjadi karena adanya rangsangan pada
permukaan sebelah dalam dari canalis cervicalis.
Kematian khas terjadi di meja operasi
 Komplikasi ini sering terjadi pada aborsi dengan alat
semprot.
 Udara dapat ikut masuk ke dalam pembuluh darah
dan dapat menyebabkan emboli udara pada arteri
coronaria atau otak.
 Kematian terjadi dalam waktu 10 menit.
 Jumlah udara yang mematikan tergantung dari
banyak faktor.
 Udara sebanyak 10 ml sudah dapat mengakibatkan
kematian, tetapi pernah dilaporkan mengalami
emboli sebanyak 100 ml
Emboli Cairan
 Jika digunakan cairan (air sabun atau antiseptik) maka
cairan tersebut dapat mengakibatkan emboli.

 Kematian tidak terjadi segera, melainkan menunggu


sampai terjadinya nekrosis jaringan atau hemolisis
Perdarahan
 Akibat luka pada jalan lahir
 Atonia uteri
 Sisa jaringan tertinggal
 Diatesa Hemoragik

Perdarahan terjadi karena robeknya vagina,


cervix atau uterus

Alat- alat tidak steril, uterus tidak bersih,


robeknya usus besar  SEPSIS
Aborsi Sepsis pada Kasus Kriminal
 Ketika kematian mengacu atau dipercepat oleh aborsi
sepsis, kematian terjadi beberapa hari setelah aborsi
 Jika tidak terdapat keterangan waktu maka semua jejak
dapat dihilangkan, atau dapat disamarkan dengan
terjadinya inflamasi.
 Pada beberapa keadaan hal ini sangat membingungkan
bahwa kriminalitas hanya dapat diperkirakan saja, yang
tidak dapat ijin dari pihak yang berwenang.
 Walaupun terdapat kewenangan untuk membuktikannya
dengan bukti-bukti dari segi kedokteran, tetap saja sulit
untuk dibuktikan (Warrack,1963).
 Refleks vasovagal dan neurogenik  Syok

 Setiap keadaan syok, apapun sebabnya, dapat


menimbulkan gagal ginjal akut
Pemeriksaan abortus
provokatus
Pemeriksaan Korban Hidup
Pemeriksaan Korban Mati
PEMERIKSAAN POST MORTEM
Aborsi kriminal biasanya hanya akan
terungkap jika wanita yang diaborsi
meninggal dunia.
PEMERIKSAAN KORBAN ABORTUS
UNTUK MENENTUKAN ?

1. Ada/ tidaknya tanda kehamilan


Uterus
payudara

Genitalia
Ovarium
Besar -Besar Terdapat Pucat
karena -Sisa janin korpus memar
proliferasi luteum
kelenjar -Sel persisten
susu trofoblas
& decidua
SUSPEK
Bekas-bekas kehamilan :
• Striae gravidarum
• Dinding perut kendor
• Rahim teraba di atas simfisis
• Payudara besar & kencang

Bekas-bekas persalinan :
• Robekan perineum
• Lochea
2. Adanya tanda-tanda upaya aborsi
 Memar, laserasi atau perdarahan pada
alat kelamin dalam dan sekitarnya
 Infeksi atau sepsis sebagai akibat
digunakan alat-alat tak steril.
 Jika digunakan zat kimia secara lokal
maka pada liang senggama atau cavum
uteri dapat ditemukan sisa-sisa tersebut ,
dilakukan pemeriksaan toksikologi
Sebab Kematian

Otopsi untuk mengetahui sebab kematian : apakah karena


vagal reflex, perdarahan, sepsis, emboli udara (vena/
arteri) dan sebagainya
Penemuan Pemeriksaan Post Mortem
Berdasarkan Cara Aborsi
1. Abortus dengan obat- obatan
2. Abortus dengan instrumen
3. Abortus dengan penyemprotan
1. Aborsi dengan Obat
 Analisis toksikologi dapat mendeteksi obat dan
menentukan perkiraan secara kuantitatif, jika dilakukan
segera mungkin.
 Perubahan tubuh dapat sesuai dengan keracunan oleh
abortifacient; banyak dari zat-zat tersebut mengiritasi
gastrointestinal.
2. Aborsi Instrumental
Bukti harus dicari pada tanda-tanda robekan atau
perforasi dari saluran kelamin.

Perforasi pada forniks posterior vagina atau dinding


posterior atau lateral uterus, diikuti kematian akibat
peritonitis atau inflamasi lokal yang berat,
kemungkinan dilakukan oleh operator yang tidak ahli.

Ruptur akibat penyakit harus dipikirkan dan dilakukan


pemeriksaan mikroskopis.

Pengenalan terhadap penisilin telah menurunkan


resiko tadi.
3. Aborsi dengan penyemprotan
 Tampak adanya cairan berbusa di antara dinding uterus
dengan fetal membran.
 Gelembung-gelembung udara dapat dilihat dan
ditelusuri pada pembuluh vena mulai dari rahim
sampai ke bilik jantung kanan.
 Perforasi fundus uteri dapat dijumpai bila syiringe
dipergunakan untuk penyemprotan.

Anda mungkin juga menyukai