Anda di halaman 1dari 26

PRESENTASI HASIL

DESIarafahSI AKHIR DI
RUANG ARAFAH RSU
‘AISYIYAH PONOROGO

Profesi Ners Stase Manajemen


Program Studi Profesi Ners-Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Anggota Kelompok:
Arivianti Fajar Dwi P, S.Kep. 1710206021
Dewi Yuliana, S.Kep. 1710206010
Hesti Damayanti, S. Kep. 1710206012
Hidayah Rizki Rachmaniyati, S.Kep. 1710206022
Rahmawati Nur Fauzi, S.Kep. 1710206023
Muhamad Haidar, S.Kep. 1710206001
Ikbal Dwi Cipta, S.Kep. 1710206099
Masalah Sesuai Pengkajian Awal
Sasaran Keselamatan Pasien:
- Pencegahan Infeksi (Hand Hygiene)
- Resiko Jatuh

Ronde Keperawatan

Pre-Post Conference

Supervisi

Timbang Terima
Hasil penilaian mutu Asuhan
Keperawatan
• Hasil sebelum pendampingan oleh mahasiswa
sebesar 71,3% dan setelah pendampingan
sebesar 83,6% terjadi peningkatan sebanyak
12,3%. Pelayanan mutu ruang Arafah RSU
‘Aisyiyah Ponorogo dalam kategori baik.
Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien:
Hand Hygiene
Mencari literature.

Konfirmasi dengan Kepala Ruang.

Sosialisasi dan Role play kepada Kepala Ruang, Katim dan


Perawat Pelaksana untuk melakukan cuci tangan serta 5
moment cuci tangan
Pendampingan dan memotivasi Kepala Ruang, Katim dan
Perawat Pelaksana untuk melakukan cuci tangan serta 5
moment cuci tangan

Evaluasi hasil
Sasaran Keselamatan Pasien
(Hand Hygiene)
100.00%
98.00%
96.00%
94.00%
92.00%
90.00% Sebelum

88.00% Sesudah
86.00%
84.00%
82.00%
80.00%
1st Qtr
Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien:
Resiko Jatuh
Mencari literatur

Konfirmasi dengan Kepala Ruang

Sosialisasi memberikan informasi tentang kegunaan dan


kerugian tidak menggunakan gelang kuning atau tanda
khusus untuk pasien resiko jatuh

Mengevaluasi hasil
Sasaran Keselamatan Pasien:
Resiko Jatuh

100%
90%
80%
70%
60%
50% sebelum sesudah

40%
30%
20%
10%
0%
Rencana Tindak Lanjut
 HAND HYGIENE:
– Bagi Kepala Ruangan Arafah
• Kepala ruang selalu memotivasi dan mengingatkan dalam pelaksanaan hand
hygiene dilakukan 5 momen sebelum bertemu dan kontak dengan pasien serta
setelah kontak dengan lingkungan pasien.
• Memberikan reinforcement positif kepada semua perawat yang telah melakukan
hand hygiene dilakukan 5 momen, sebelum bertemu dan kontak dengan pasien.
– Bagi Ketua Tim
• Ketua tim dapat lebih mengoptimalkan dalam melakukan sebelum bertemu dan
kontak dengan pasien keperawatan selalu memberi motivasi hand hygiene kepada
perawat lebih meningkatkan yang sudah dilakukan 5 momen sebelum bertemu
dan kontak dengan pasien.
– Bagi Perawat Associate Ruang Arafah
• Bagi Perawat Associate di ruang Arafah diharapkan perawat saat berjaga tidak lupa
melakukan hand hygiene 5 momen setelah bertemu dan kontak cairan dengan
pasien, sebelum bertemu dan kontak dengan pasien maupun lingkungan pasien,
sehingga standar keselamatan perawat dan pasien bisa menjadi lebih baik.
 RESIKO JATUH:
- Kepala ruang dapat memotivasi dengan melakukan supervisi koordinasi shift
dalam penerapan identifikasi pasien resiko jatuh dengan menggunakan stiker
kuning di gelang identitas, papan segitiga kuning di bed pasien dan stiker kuning di
RM pasien.
Implementasi Ronde Keperawatan
Mencari literatur

Melakukan ronde keperawatan

Menyusun proposal kegiatan ronde keperawatan

Melakukan sosialisasi terkait kegiatan ronde keperawatan

Melakukan koordinasi dengan keluarga pasien, karu, dan pembimbing

Melakukan informed consent dengan keluarga

Mengkonsultasikan dengan preceptor, karu, dan katim

Evaluasi pelaksanaan ronde keperawatan


Hasil Evaluasi Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
sebelum sesudah
Rencana Tindak Lanjut
1. Bagi karu, kepala tim dan perawat pelaksana di Ruang Arafah
• Meningkatkaan kemampuan dalam melakukan validasi data pasien
• Meningkatkan kemampuan dalam menegakkan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi klien.
• Munculnya pemikiran yang kritis, terkait dengn tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah
keperawatan klien.
• Meningkatnya kemampuan perawat dalam melakukan modifikasi rencana asuhan keperawatan guna
memberikan asuhan yang terbaik bagi klien.
• Meningkatnya kemampuan justifikasi terhadap masalah klien.
• Terlaksananya model-model asuhan keperawatan secara bertahap.
• Adanya peningkatan mutu dan kualitas pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan bagi klien
dengan kerjasama antar perawat pelaksana dan kepala tim.
• Diharapkan petugas/perawat di ruang Arafah dapat mengoptimalkan pemberian asuhan keperawatan
dengan melakukan ronde keperawatan, bukan hanya melakukannya saat ada mahasiswa praktek saja.
• Melakukan koordinasi/kerjasama dengan tim medis lain dalam perawatan pasien

2. Bagi klien dan keluarga


• Meningkatnya pengetahuan dan pengalaman keluarga dalam merawat klien
• Kebutuhan klien dapat terpenuhi secara optimal
• Masalah keperawatan klien dapat teratasi.

3. Bagi mahasiswa
• Meningkatnyaa kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
• Tumbuhnya pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah klien.
• Tumbuhnya cara berfikir kritis.
• Dapat melakukan ronde keperawatan dipelayanan kesehatan selanjutnya.
Proses Ronde Keperawatan
Implementasi
Pre-Post Conference
Mencari literature pelaksanaan pre dan post conference

Melakukan koordinasi dengan Kabid keperawatan, Karu dan Katim

Diskusi dengan pembimbing dan kelompok

Melakukan sosialisasi tentang pre dan post conference

Melakukan role play dan post conference

Pendampingan pelaksanaan pre dan post conference


Mengevaluasi pelaksanaan pre dan post conference
Hasil pre dan post conference

70

68

66

64

62
PRE CONFENCE POST CONFERENC
60

58

56

54
SEBELUM SESUDAH
Rencana Tindak Lanjut Pre dan
Post Conference
 Kepala ruang dan kepala tim di ruang Arafah RSU ‘Aisyiyah Ponorogo di harapkan:
1. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat perawat di ruang Arafah RSU
‘Aisyiyah Ponorogo dalam penerapan yang berkesinambungan demi peningkatan
mutu asuhan keperawatan.
2. Meningkatkan supervisi pada kegiatan pre dan post conference agar proses
peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan dapat lebih terkontrol.
3. Menjadi contoh dan tauladan bagi anggota lainnya dalam pelaksanaan pre dan
post conference.
 Bagi ruang Arafah RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
1. Terciptanya komunikasi keperawatan yang efektif.
2. Terjalin kerjasama antar shift dan anggotanya.
3. Mampu meningkatkan mutu dan kualitas dalam pelayanan asuhan keperawatan
secara optimal.
 Bagi Mahasiswa
1. Dapat lebih menerapkan pre dan post conference dengan baik.
2. Lebih mendalami materi tentang pre dan post conference dalam manajemen
keperawatan.
Proses Pre Post Conference
Implementasi Supervisi
Mencari literatur dan observasi pelaksanaan Supervisi di
ruang Arafah

Konfirmasi dengan Karu

Proses sosialisasi

Pendampingan dan Motivasi

Mengevaluasi pelaksanaan supervisi


Pelaksanaan supervisi
Rencana Tindak Lanjut
Supervisi
• Diharapkan dapat menerapkan pelaksanaan
supervisi dengan baik agar dapat memperbaiki
dan meningkatkan mutu pelayanan rumah
sakit.
• Adanya dukungan dari pimpinan sebagai
tauladan bagi para staf, sehingga motivasi staf
untuk melaksanakan supervisi agar lebih baik.
• Perlu adanya penguatan komitmen bersama
antara kepala ruang dan perawat pelaksana.
Implementasi Timbang
Terima
Mencari literature pelaksanaan timbang terima

Konfirmasi dengan Kabid keperawatan dab Karu

Proses sosialisasi

role play timbang terima

Pendampingan dan Motivasi

Mengevaluasi pelaksanaan timbang terima


Pelaksanaan timbang terima

100

95

90

85

Timbang Terima
80

75

70
Sebelum Implementasi sesudah Implementasi
Rencana Tindak Lanjut
Timbang Terima
a. Diharapkan dapat menerapkan pelaksanaan timbang terima
(operan) dengan baik agar dapat memperbaiki dan
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
b. Adanya dukungan dari pimpinan sebagai tauladan bagi para
staf, sehingga motivasi staf untuk melaksanakan timbang
terima agar lebih baik.
c. Perlunya monitoring dan dukungan dari pihak staf
keperawatan dan staf lainnya untuk mempertahankan dan
meningkatkan pelaksanaan timbang terima yang benar.
d. Perlu adanya penguatan komitmen bersama.
Proses timbang terima
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai