Anda di halaman 1dari 50

ILMU NEGARA

OLEH : LITA TYESTA ALW


Pendahuluan

 Ilmu Negara adalah ilmu pengetahuan


yang membahas mengenai pengertian-
pengertian pokok serta sendi-sendi pokok
tentang negara
 pengertian-pengertian pokok tentang
negara adalah mengenai hal-hal yang
pada umumnya mempunyai pengertian
yang sama
 sendi-sendi pokok tentang negara
adalah mengenai hal-hal yang karena
pengaruh dari pandangan hidup negara
dan kondisi masyarakat setempat maka
seringkali isinya menjadi berbeda-beda
 Misalnya mengenai masalah
demokrasi, setiap negara akan
mempunyai pengertian yang
sama yaitu pemerintahan oleh
rakyat. Akan tetapi demokrasi
sebagai ide negara tidak sama
isinya di negara Indonesia dengan
demokrasi di negara Barat yang
mempunyai ciri individualistis
 Ilmu Negara merupakan mata kuliah dasar
bagi mahasiswa semester pertama sebagai
pengantar untuk mempelajari ilmu hukum
lain yang obyeknya juga negara, yaitu
Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi
Negara
 Perbedaan antara mata kuliah Ilmu Negara
dengan Hukum Tata Negara dan Hukum
Administrasi Negara terletak pada obyek
pembahasannya yaitu negara
 Obyek pembahasan pada mata kuliah
Ilmu Negara bersifat abstrak yaitu
negara yang, tidak terikat pada waktu
dan tempat tertentu
 IlmuNegara bersifat teoritis, abstrak,
umum dan universal, berlaku pada
setiap negara, sehingga tidak dapat
langsung diterapkan dalam praktek
kenegaraan
 obyek pembahasan Hukum Tata Negara dan
Hukum Administrasi Negara bersifat konkrit
yaitu negara yang terikat pada waktu tempat
tertentu
 Misalnya pembahasan mengenai Hukum Tata
Negara atau Hukum Administrasi Negara dari
negara Indonesia, negara Jepang atau
negara Amerika
 mata kuliah Hukum Tata Negara dan Hukum
Administrasi Negara teorinya mempunyai nilai
praktis karena dapat diterapkan langsung
dalam praktek kenegaraan dengan
mempelajari hukum positif dari negara
setempat
Definisi Ilmu Negara
 Ilmu
Negara adalah suatu ilmu
pengetahuan yang bersifat teoritis,
mempelajari mengenai pengertian-
pengertian pokok dan sendi-sendi
pokok negara, serta merupakan
pengantar untuk mempelajari ilmu
hukum lain yang obyeknya juga
negara
 Ilmu Negara bukanlah ilmu pengetahuan
yang berkembang di negara Indonesia
sendiri
 Ilmu tentang negara yang kita pelajari
berasal dari negara Eropa Barat yang
bersumber dari negara Yunani
 Prof. Padmo Wahyono, S.H. melalui bukunya
yang berjudul Negara Republik Indonesia
mencoba membahas mengenai teori Ilmu
Negara Khusus negara Indonesia.
 Beliau menggunakan beberapa aspek
teori Ilmu Negara Umum dari George
Jellinek kemudian menerapkannya
sesuai dengan pandangan hidup
bangsa Indonesia
 pada dasarnya teori ilmu Negara
Umum yang bersifat universal
merupakan hasil perbandingan, dari
teori-teori Ilmu Negara Khusus
Sejarah
 Secara history ilmu Negara sebenarnya
sudah dikenal sejak zaman Yunani Kuno
 Plato dengan bukunya Politeia telah
membahas masalah negara, meskipun
pemikirannya bersifat renungan, dan amat
ideal
 Aristoteles dengan bukunya Politica. Ia
mencoba mengumpulkan dan
membandingkan berbagai konstitusi dari
beberapa negara kota/Polis di Yunani,
sehingga pembahasannva sudah bersifat
empiris
 Ilmu Negara sebagai ilmu pengetahuan
timbul pada akhir abad XIX awal abad XX,
vaitu pada masa pemerintahan Kaisar
Wilhelm II di jerman
 kerena tingkat pendidikan rakyat Jerman
sudah tinggi. Kaisar berusaha mencari dasar
ilmiah atas kekuasaannya agar dapat
diterima oleh rakyat, ia kemudian meminta
bantuan pada para ahli hukum di negara
Jerman untuk memikirkan suatu landasan
ilmiah bagi kekuasaannya
 Akibatnva timbul suatu aliran, disebut
Mazhab Hukum Publik Jerman atau
Deutsche Publizisten Schule, dengan para
ahli pikir Paul Laband, Von Gerber dan
George Jellinek
 Aliran ini berusaha mengembangkan teori
hukum publik yang belum tersusun secara
baik dan teratur seperti hukum perdata
 Pada saat itu di Eropa Barat hukum perdata
memang berkembang pesat karena
pengaruh hukum Romawi yang dianggap
lebih tinggi dari hukum di Negara Eropa
Barat
 Sejarah
kenegaraan menggambarkan
bahwa kondisi hukum Pada masa
kerajaan Romawi dimulai dan diakhiri
dengan kodifikasi
 Yang pertama disebut dengan
kodifikasi 12 meja, yang memuat
peraturan-peraturan mengenai hukum
perdata , hukum Pidana dan hukum
acara.
 kedua terbentuk di Romawi Timur
sebagai usaha dari kaisar Justisianus,
dan merupakan kodifikasi yang terakhir,
yang merupakan kodifikasi Hukum
Perdata dan disebut dengan nama
Corpus Iuris Civilis atau Corpus Iuris Civilis
Justisianus karena merupakan hasil dari
usaha Kaisar Justisianus
 Selanjutnyakodifikasi hukum yang
terdapat di Negara Romawi khususnva
Hukum Perdata, masuk ke Negara
Eropa Barat melalui teori Receptie.
Artinya peninjauan dan penerimaan
kembali terhadap hukum yang
lampau
 Adapun proses Receptie mengalami empat
macam fase, yaitu :
 TeoricheReceptie. Pada fase ini sarjana Eropa
Barat mengali serta mempelajari kembali hukum
Romawi kuno. Ternyata mereka menerimanya dan
menanggap hukum Romawi lebih tingi dari hokum
di Negara-negara Eropa Barat. Selanjutnya para
mahasiswa Eropa kemudian mempelajarinya
secara langsung ke negara Romawi. Setelah selesai
mempelajarinya mereka kembali ke negaranya
masing-masing
 PraktischeReceptie. Setelah berada di negaranya
para sajana ini mendapat jabatan hakim. atau
jabatan-jabatan administrasi lainnya. Melalui
praktek pengadilan dan kegiatan administrasi
pada masing-masing negara, maka seluruh
negara di Eropa Barat menerima hukum Romawi.
 Wetenschappelicke Receptie. Setelah hukum
Romawi meresap di negara masing-masing,
mereka kemudian mendirikan fakultas dan
perguruan tinggi sendiri-sendiri. Dengan demikian
para mahasiswa tidak perlu lagi belajar ke luar
negeri atau ke negara Romawi, tetapi cukup
mempelajarinya secara ilmiah di negara masing-
masing
 PosietieveRechtelijke Receptie. Selanjutnya
hukum Romawi ini diterapkan atau-
diletakkan dalam hukum positif masing-
masing Negara, yaitu hukum yang berlaku
pada suatu waktu dan tempat tertentu.
Salah satu hasilnya adalah kodifikasi
Napoleon yang merupakan kodifikasi
Hukum Perdata. Kodifikasi ini disebut Code
Civil Napoleon yang 90% berasal dari
hukum Romawi dan ternyata dapat
diterima sebagai perundang-undangan
yang mengikat mereka
 Akhir abad ke XIX seorang sarjana dari Jerman
bernama George Jellinek mencoba
membahas teori ilmu negara secara
menyeluruh dan kemudian menyusunnva
secara sistematis dalam bukunya yang
berjudul Aligemeine Staatslehre.
 la kemudian dianggap sebagai bapak ilmu
negara karena merupakan orang pertama
yang menyelidiki serta membahas ilmu
pengetahuan tentang negara secara
menyeluruh, kemudian menyusunnya secara
sistematis
 teori Jellinek dianggap sebagai penutup masa
lampau, dan menjadi pangkal tolak bagi peninjauan
lebih lanjut terhadap teori ilmu negara
 Hal ini karena ia telah menggunakan teori-teori baru
dalam bukunya yang berbeda dari sarjana-sarjana
sebelumnya. Sebelum Jellinek cukup banyak sarjana
lain yang membahas ilmu pengetahuan tentang
negara. Akan tetapi umumnya masing-masing hanya
membahas satu pokok bahasan saja. Sebagai
contoh, Machiavelli membahas tentang kekuasaan,
J.J. Rousseau membahas tentang kedaulatan rakyat,
Thomas Hobbes dan John Locke membahas teori
perjanjian masyarakat
 George Jellinek mengumpulkan
seluruh ilmu pengetahuan tentang
negara, meneliti, mengumpulkan
teori-teori yang sama kemudian
menyusunnya secara sistematis
 Teorinyatersusun dalam
sistematika sebagai berikut :
Teori George Jellinek
 Staatswissenschaf dalam arti sempit, yaitu
ilmu pengetahuan negara yang
menekankan pada segi obyeknya yaitu
negara.
 Recht wissenschaf, yaitu ilmu pengetahuan
tentang negara yang menekankan pada
segi hukunnya seperi Hukum Tata Negara,
hukum Administrasi dan Hukum Antar
Negara/Hukum Internasional Publik.
 Staatswissenschaf dalam arti sempit dapat
dibagi dalam tiga bagian yaitu:

 Beschreibende Staatswissenschaf
(Staatenkunde), yaitu ilmu
pengetahuan tentang negara
yang sifatnya hanya
mengaambarkan atau melukiskan
saja. misalnya dalam satu negara
itu ada wilayahnya, ada rakyatnya
dan ada penguasanya, tetapi
secara sistematis tidak
menyatakan bahwa
keseluruhannya merupakan unsur-
unsur negara.
 Teoritische Staatswissenschaf
(Staatslehre). Merupakan arti ilmu
negara yang sesunguhnya yaitu ilmu
pengetahuan tentang negara yang
mengambil bahan-bahannya dari
Beschreibende Staatswissenschaf,
kemudian mengolah dan
menganalisanya, menyusunnya secara
sistematis, setelah mencari pengertian-
pengertian pokok dan sendi-sendi
pokoknya.
 Practische Staatswissenschaf. Yaitu
apabila teori ilmu negara (Teoritische
Staatswissenschaf) diterapkan dalam
praktek atau kegiatan kenegaraan
akan merupakan Ilmu Politik jadi
antara Ilmu Negara (Teoritische
Staatswissenschaf) dan Ilmu politik
(Practische Staatswissenschaf)
Menurut Jellinek terdapat hubungan
yang erat. Sedangkan menurut
tradisi dari negara-negara anglo
saxon ilmu politik merupakan isi yang
berbeda dengan ilmu negara
karena merupakan ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri.
 Menurut Jellinek, teori Ilmu
Negara (Teoritische
Staatswissenschaf) ada yang
bersifat umum dalam arti berlaku
untuk semua negara, disebut
Allgemeine Staatslehre.
 Selain itu ada juga yang bersifat
khusus yaitu berlaku untuk satu
negara tertentu saja disebut Ilmu
Negara Khusus (Bezondere
Staatslehre
Sistimatika Jelinek
Staatswissenschaf
(dalam arti luas)

Staatswissenschaf Recht wissenschaf


(dalam arti sempit) Hukum tata negara
Hukum Adm. Negara
ilmu pengetahuan negara yang menekankan Hukum antar Negara
pada segi obyeknya yaitu negara

Beschreibende S.W. Teoritische S.W. Practische


ilmu pengetahuan ttg negara ilmu pengetahuan tentang negara yang sifatnya hanya mengaambarkan atau melukiskan saj eori ilmu negara (Teoritische Staatswissenschaf)
yang sifatnya hanya mengambarkan misalnya dalam satu negara itu ada wilayahnya, ada rakyatnya dan ada penguasanya, tet diterapkan dalam praktek atau kegiatan kenegaraan
saja api secara sistematis tidak menyatakan bahwa keseluruhannya merupakan unsur-unsur negara. akan merupakan Ilmu Politik

Allgemeine Staatslehre Bezondere Staatslehre


Ilmu Negarabersifat umum Ilmu Negara Khusus
berlaku untuk semua negara berlaku untuk satu negara tertentu saja

Allgemeine Soziale Staatslehre Allgemeine Staatsrecht lehre individuele Staatslehre Speziale Staatslehre
Sosiologis Yuridis Sosiologis Yuridis
melihat negara sebagai suatu bangunan masyarakat melihat negara dalam strukturnya
atau negara sebagai suatu kebulatan (Ganzheit) atau negara sebagai suatu, bangunan hukum
Termasuk Allgemeine Soziale Staatslehre :

1. Teori mengenai sifat dan hakikat neg


2. Teori mengenai Pembenaran hokum
3. Teori mengenai terjadinya hokum Negara
4. Teori mengenai tujuan neg
5. Teori mengenai penggolongan tipe-tipe neg

Termasuk Allgemeine Staatsrecht Lehre :


1. Teori mengenai bentuk neg dan pem
2. Teori mengenai kedaulatan
3. Teori mengenai unsur neg
4. Teori mengenai fungsi neg
5. Teori mengenai lembaga perwakilan
6. Teori mengenai Konstitusi
7. Teori mengenai lat-alat kelengkapan neg
8. Teoeri mengenai sendi-sendi neg
9. Teori menganai kerjasama antar neg.
 Ilmu Negara Umum maupun Ilmu Negara
Khusus Jellinek mengintrodusir suatu teori baru
yang berbeda dengan sarjana-sarjana lain
yaitu teori dua segi (Zweiseiten theori).
 Teori ini meninjau negara dari dua segi yaitu
segi sosiologis dan segi yuridis.
 Segi sosiologis melihat negara sebagai suatu
bangunan masyarakat atau negara sebagai
suatu kebulatan (Ganzheit), sedangkan segi
yuridis melihat negara dalam strukturnya atau
negara sebagai suatu, bangunan hukum
 Ilmu Negara Umum (Allgemeine Staatslehre)
peninjauannya terbagi atas peninjauan
secara sosiologis (Allgemeine Soziale
Staatslehre) dan peninjauan secara yuridis
(Allgemeine Staatsrechtslehre).
 Begitu pula terhadap Ilmu Negara Khusus
(Bezondere Staatslehre) peninjauannya
terbagi atas peninjauan secara sosiologis
(lndividuelle Staatslehre) dan peninjauan
secara yuridis (Speziale Staatslehre).
 teori Ilmu Negara secara sistematis terbagi dalam lima
buah topik bahasan, yaitu :
 Sifat Hakekat Negara,
 Pembenaran Negara,
 Terjadinya Negara,
 Tipe-Tipe Utama Negara
 Tujuan Negara.
 Peninjauan teori Ilmu Negara dari segi Yuridis terbagi
dalam topik bahasan meliputi, Bentuk Negara, Unsur-
Unsur Negara Kedaulatan, Konstitusi, Alat-Alat
Perlenakapan Negara, Perwakilan, Sendi-Sendi
Pemerintahan, Fungsi Negara
TEORI ASAL MULA NEGARA
TEORI ASAL MULA NEGARA
 1.
TEORI PERJANJIAN MASYARAKAT (KONTRAK
SOSIAL) : PERJANJIAN SEBAGAI DASAR
NEGARA DAN MASYARAKAT.( THOMAS
HOBBES, JOHN LOCKE, JJ.ROUSSEAU)
 2. TEORI KETUHANAN
 3. TEORI KEKUATAN
 4. TEORI PATRIAKAL
 5. TEORI ORGANIS
 6. TEORI PATRIMONIAL
 7. TEORI ALAMIAH
 8. TEORI HISTORIS
TEORI PERJANJIAN MASYARAKAT

 1. THOMAS HOBBES ;MANUSIA SEJAK SEMULA TIDAK


BERHAKIKAT SOSIAL. (Pactum subyektionis)
 Kondisi pra :
 masyakat kacau, homohomini lupus
 Saling mengadakan perjanjian ( raja sebagai
lambang neg tdk ikut serta )
 Rakyat menyerahkan hak kodratnya kepada raja
 Negara harus diberi kekuasaan mutlak yang tidak
dapat ditandingi
 Kedaulatan adalah kekuasaan tanpa batas
untuk kepentingan negara
 2. John Locke : bertolak dari keadaan
alamiah
 Rayat tidak sepenuhnya menyerahkan
haknya kepada Negara
 Rakyat masih memiliki hak dasar ( hak asasi)
 Ada penghormatan terhadap HAM
 Wewenang Negara persis sesuai dengan
hak2 rakyat yang diserahkan
 Kekuasaan Negara terbatas
 Kewajiban neg : melindungi kehidupan dan
hak milik warga negaranya
 3. JJ Rousseau ( pactum unionis)
 Pemerintah dibentuk dan ditentukan
oleh rakyat
 Kedaulatan Negara ditangan rakyat
 Penolakan segala wewenang diatas
rakyat dan tidak dari rakyat
 Tuntutanbahwa segala kewenangan
yang ada identik dengan kehendak
rakyat.
Teori Ketuhanan
 Anggapan : bahwa Negara dan penguasa
dibentuk oleh Tuhan
 Teori Ketuhanan yang langsung : yang
berkuasa dalam Negara langsung langsung
Tuhan ; dan adanya Negara karena
kehendak Tuhan
 Teori Ketuhanan yang tidak langsung :
bukan Tuhan sendiri yang berkuasa tetapi
raja berkuasa atas nama Tuhan; Kekuasaan
raja suci, melanggar raja =melanggar Tuhan
TEORI KEKUATAN
 Dominasi yang kuat terhadap yang lemah
 Adanya penaklukan dari yang kuat keada
yang lemah
 Negara merupakan resultante dari sengketa
dan penaklukan
 Faktor kekuatan menjadi factor tunggal
 Negara dilahirkan karena pertarungan
kekuatan
TEORI PATRIARKAL
 Bermula dari konsep bahwa ayahlah yang
berkuasa dalam keluarga yang lambat laun
menjadi adanya garis turun temurun dari
garis ayah
 Membentuk keluarga besar dan menjadi
kepala suku.
 Para Kepala suku sebagai benih
terbentuknya Negara
 Negara adalah pengelompokan beberapa
suku
Teori organis
 Negara dianggap atau dipersamakan
sebagai makluk hidup
 Inividu merupakan komponen yang
dianggap sebagai sel-sel makluk hidup
 Pemerintah sebagai tulang belulang
 UU sebagai urat saraf
 Raja sebagai kepala
 Individu sebagai daging
TEORI PATRIMONIAL
 Raja
memiliki hak milik atas terhadap
daerah (tanah)
 Oleh karena itu rakyat harus tunduk
 Pemberian
tanah kepada bangsawan
dan merekalah yang kemudian
mendapat hak untuk memerintah
TEORI ALAMIAH
 Bedasarpemikiran Aristoteles : Negara
adalah ciptaan alam
 Negara adalah organisasi yang
rasional dan etis yang memungkinkan
manusia mencapai tujuan dan
hidupnya untuk mencapai yang baik
dan adil
 Karena kodrat manusia diciptakan
untuk hidup bernegara
TEORI HISTORIS
 Intisari dari teori evolusionis
 Lembaga social tidak dibuat tetapi
tumbuhsecara evalusioner sesuai
dengan kebutuhan manusia
 Lembaga social tersebut tidak luput
dari pengaruh tempat, waktu dan
tuntutan jaman
TUJUAN DAN FUNGSI NEGARA
TUJUAN NEGARA

 1. Musyawarah
 2. Keadilan
 3. Persamaan
 4. Tanggung jawab pemerintah
 5. kebebasan
FUNGSI NEGARA

 1. Legislatif
 2. Eksekutif
 3. yudikatif
 4. ( federatif )
KONSEPSI NEGARA HUKUM : antara
RECHTSSTAAT dan THE RULE OF LAW
 Berkembang dalam tradisi
 Bersumber dari tradisi hukum
hukum negara-negara anglo
negara-negara Eropa saxon yg mengembangkan
RECHTSSTAAT
Kontinent yg balersandar common law (hukum tak
pada civil law dan legisme tertulis). Putusan hakimlah yg
yg menganggap hukum lebih dianggap hukum yg
adalah hukum tertulis sesungguhnya daripada
hukum-hukum tertulis.

 Di Anglo saxon yg terjadi


 Di Eropa Kontinental yg terjadi adalah bertambah besarnya
adalah bertambah besarnya peranan peradilan dan hakim.
peranan administrasi.

 Rechtsstaat THE RULE OF LAW


PERBEDAAN CIRI-CIRI
Rechtsstaat dan Rule of Law
Ciri-ciri RECHTSSTAAT Ciri-ciri THE RULE OF LAW
( Friedrich Julius Stahl) (Av Dicey)
1. Hak-hak asasi manusia; 1. Supremasi hukum, dalam
arti tidak boleh ada
2. Pemisahan atau pembagian
kesewenang-wenangan
kekuasaan untuk menjamin hak
sehingga seseorang hanya
asasi manusia yg biasa dikenal
boleh dihukum jika
dengan trias politika;
melanggar hukum;
3. Pemerintahan berdasarkan
2. Kedudukan yang sama di
peraturan-peraturan;
depan hukum, baik bagi
4. Peradilan administrasi dalam rakyat biasa maupun bagi
perselisihan. pejabat;
3. Terjaminnya hak-hak asasi
manusia oleh undang-
undang dan keputusan-
keputusan pengadilan.
Negara Hukum Indonesia yg
berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 :
 Mengambil konsep prismatik atau
integratif dari dua konsepsi tersebut
dengan memasukkan unsur-unsur
baik dari keduanya.

 Sehingga prinsip kepastian hukum


dalam rechtsstaat dipadukan
dengan prinsip keadilan dalam the
rule of law.
PRINSIP-PRINSIP
NEGARA HUKUM YANG DEMOKRATIS :
(Jimly Asshiddiqie)

1. Supremasi Hukum;
2. Persamaan dalam Hukum;
3. Asas Legalitas;
4. Pembatasan Kekuasaan;
5. Organ-organ Pemerintahan yang Independen;
6. Peradilan Bebas dan Tidak Memihak;
7. Peradilan Tata Usaha Negara;
8. Peradilan Tata Negara;
9. Perlindungan Hak Asasi Manusia;
10. Bersifat Demokratis;
11. Berfungsi sebagai Sarana Mewujudkan Tujuan Bernegara;
12. Transparansi dan Kontrol Sosial.

Anda mungkin juga menyukai