Anda di halaman 1dari 11

FILSAFAT PRAGMATISME

ANDI SATRIANI
G2J1 18013
DASAR PEMIKIRAN

• Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi


mengenai masalah-masalah pendidikan.
• Filsafat yang dianut oleh suatu bangsa atau kelompok
masyarakat tertentu atau yang dianut oleh perorangan dalam
hal ini seorang guru dan dosen akan sangat mempengaruhi
tujuan pendidikan yang ingin dicapai..
• Filsafat pendidikan pada hakekatnya adalah penerapan analisa
filsafat terhadap lapangan pendidikan. John Dewey
mengatakan bahwa filsafat adalah teori umum dari
pendidikan, landasan dari semua pemikiran mengenai
pendidikan . Pemikiran sesuai cabang-cabang filsafat turut
mempengaruhi pelaksanaan pendidikan
FILSAFAT PRAGMATISME

• Istilah pragmatisme berasal dari kata Yunani ”pragma”


yang artinya perbuatan atau tindakan. ”Isme” di sini
sama artinya dengan isme-isme yang lainnya, yaitu aliran
atau ajaran atau paham.
• Dengan demikian, pragmatisme berarti ajaran yang
menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan.
Kriteria kebenarannya adalah ”faedah” atau ”manfaat”.
• Suatu teori atau hipotesis dianggap oleh pragmatisme
benar apabila membawa suatu hasil. Dengan kata lain,
suatu teori adalah benar if it works (apabila teori dapat
diaplikasikan).
ASPEK METAFISIKA

• Aliran pragmatisme muncul menjadi suatu metode untuk


memecahkan berbagai perdebatan filosofis-metafisik yang tiada
henti-hentinya, yang hampir mewarnai seluruh perkembangan dan
perjalanan filsafat sejak zaman Yunani Kuno..
• Falsafah ini telah dipengaruhi oleh teori Charles Darwin dengan
teori evolusinya dan Albert Einstein dengan teori relativitasnya.
• Falsafah ini merupakan falsafah di antara idea tradisional mengenai
realitas dan model mengenai nihilisme dan irasionalisme.
• Ide tradisional telah mengatakan bumi ini tetap dan manusia
mengetahui hakiki mengenai bumi dan perkara-perkara nilai murni,
sementara nihilisme dan irasionalisme adalah menolak semua
dugaan dan ketentuan.
• pragmatisme merupakan metoda yang spesifik, yaitu dengan
mencari konsekuensi praktis dari setiap konsep atau gagasan dan
pendirian yang dianutmasing-masing pihak.
ASPEK EPISTEMOLOGI

• Filsafat pragmatisme leibh terkenal sebagai


metode dalam mengambil keputusan melakukan
tindakan tertentu atau yang menyangkut
kebijaksanaan tertentu. Lebih dari itu, ia dikenal
sebagaimana suatu model pengambilan
keputusan, model berindak, dan model praktis.
• Bagi kaum pragmatis, untuk mengambil tindakan
tertentu, ada dua hal penting. Pertama, ide atau
keyakinan yang mendasari keputusan yang harus
diambil untuk melakukan tindakan tertentu.
Kedua, tujuan dari tindakan itu sendiri.
ASPEK AKSIOLOGI

• Pandangan pragmatis mengemukakan pandangan


tentang nilai, bahawa nilai itu relatif.
• Kaidah-kaidah moral dan etika tidak tetap, melainkan
selalu berubah, seperti perubahan kebudayaan,
masyarakat dan lingkungannya.
• Untuk menguji kualitas nilai sama dengan cara
menguji kebenaran pengetahuan.
• Nilai moral maupun etis dilihat dari perbuatannya
bukan dari segi teori.
• Jadi, pendekatan terhadap nilai adalh cara empiris
berdasarkan pengalaman-pengalaman manusia dalam
kehidupan sehari-hari (Kristiawan, 2016).
ASPEK LOGIKA

• Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan, di


mana apa yang ditampilkan pada manusia dalam dunia
nyata merupakan fakta-fakta individual, konkret, dan
terpisah satu sama lain.
• Representasi realitas yang muncul di pikiran manusia
selalu bersifat pribadi dan bukan merupakan fakta-
fakta umum.
• Ide menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan
dan kegunaan. Dengan demikian, filsafat pragmatisme
tidak mau direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan
seputar kebenaran, terlebih yang bersifat metafisik
(Suhartono, 2007).
IMPLIKASI PRAGMATISME
DALAM PENDIDIKAN
• Pragmatisme dilandasi oleh subjek didik
bukanlah objek, melainkan subjek yang
memiliki pengalaman sendiri, sehingga
mereka berkembang dan memiliki
inisiatif dalam memecahkan problema-
problema masalah mereka.
• pendidikan pragmatisme mengarahkan
agar peserta didik saat belajar di sekolah
tidak jauh berbeda ketika mereka berada
di luar sekolah.
IMPLIKASI PRAGMATISME
DALAM PENDIDIKAN
• Guru menjadi pendamping peserta
didik, menjadi pemandu atau pengarah
aktivitas peserta didik di luar hal-hal
yang dibutuhkan oleh peserta didik
dengan pertimbangan-pertimbangan
dan pengalaman dari guru tersebut.
• Guru harus menyusun situasi belajar di
sekitar masalah yang harus dipecahkan
oleh siswanya.
TOKOH-TOKOH

1. Charles Sandre Peirce (1839-1914)


2. John Dewey (1859)
3. George Herbert Mead (1863-1931)
4. William James (1842-1910 M)

Anda mungkin juga menyukai