• Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi
mengenai masalah-masalah pendidikan. • Filsafat yang dianut oleh suatu bangsa atau kelompok masyarakat tertentu atau yang dianut oleh perorangan dalam hal ini seorang guru dan dosen akan sangat mempengaruhi tujuan pendidikan yang ingin dicapai.. • Filsafat pendidikan pada hakekatnya adalah penerapan analisa filsafat terhadap lapangan pendidikan. John Dewey mengatakan bahwa filsafat adalah teori umum dari pendidikan, landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan . Pemikiran sesuai cabang-cabang filsafat turut mempengaruhi pelaksanaan pendidikan FILSAFAT PRAGMATISME
• Istilah pragmatisme berasal dari kata Yunani ”pragma”
yang artinya perbuatan atau tindakan. ”Isme” di sini sama artinya dengan isme-isme yang lainnya, yaitu aliran atau ajaran atau paham. • Dengan demikian, pragmatisme berarti ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan. Kriteria kebenarannya adalah ”faedah” atau ”manfaat”. • Suatu teori atau hipotesis dianggap oleh pragmatisme benar apabila membawa suatu hasil. Dengan kata lain, suatu teori adalah benar if it works (apabila teori dapat diaplikasikan). ASPEK METAFISIKA
• Aliran pragmatisme muncul menjadi suatu metode untuk
memecahkan berbagai perdebatan filosofis-metafisik yang tiada henti-hentinya, yang hampir mewarnai seluruh perkembangan dan perjalanan filsafat sejak zaman Yunani Kuno.. • Falsafah ini telah dipengaruhi oleh teori Charles Darwin dengan teori evolusinya dan Albert Einstein dengan teori relativitasnya. • Falsafah ini merupakan falsafah di antara idea tradisional mengenai realitas dan model mengenai nihilisme dan irasionalisme. • Ide tradisional telah mengatakan bumi ini tetap dan manusia mengetahui hakiki mengenai bumi dan perkara-perkara nilai murni, sementara nihilisme dan irasionalisme adalah menolak semua dugaan dan ketentuan. • pragmatisme merupakan metoda yang spesifik, yaitu dengan mencari konsekuensi praktis dari setiap konsep atau gagasan dan pendirian yang dianutmasing-masing pihak. ASPEK EPISTEMOLOGI
• Filsafat pragmatisme leibh terkenal sebagai
metode dalam mengambil keputusan melakukan tindakan tertentu atau yang menyangkut kebijaksanaan tertentu. Lebih dari itu, ia dikenal sebagaimana suatu model pengambilan keputusan, model berindak, dan model praktis. • Bagi kaum pragmatis, untuk mengambil tindakan tertentu, ada dua hal penting. Pertama, ide atau keyakinan yang mendasari keputusan yang harus diambil untuk melakukan tindakan tertentu. Kedua, tujuan dari tindakan itu sendiri. ASPEK AKSIOLOGI
• Pandangan pragmatis mengemukakan pandangan
tentang nilai, bahawa nilai itu relatif. • Kaidah-kaidah moral dan etika tidak tetap, melainkan selalu berubah, seperti perubahan kebudayaan, masyarakat dan lingkungannya. • Untuk menguji kualitas nilai sama dengan cara menguji kebenaran pengetahuan. • Nilai moral maupun etis dilihat dari perbuatannya bukan dari segi teori. • Jadi, pendekatan terhadap nilai adalh cara empiris berdasarkan pengalaman-pengalaman manusia dalam kehidupan sehari-hari (Kristiawan, 2016). ASPEK LOGIKA
• Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan, di
mana apa yang ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata merupakan fakta-fakta individual, konkret, dan terpisah satu sama lain. • Representasi realitas yang muncul di pikiran manusia selalu bersifat pribadi dan bukan merupakan fakta- fakta umum. • Ide menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan dan kegunaan. Dengan demikian, filsafat pragmatisme tidak mau direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran, terlebih yang bersifat metafisik (Suhartono, 2007). IMPLIKASI PRAGMATISME DALAM PENDIDIKAN • Pragmatisme dilandasi oleh subjek didik bukanlah objek, melainkan subjek yang memiliki pengalaman sendiri, sehingga mereka berkembang dan memiliki inisiatif dalam memecahkan problema- problema masalah mereka. • pendidikan pragmatisme mengarahkan agar peserta didik saat belajar di sekolah tidak jauh berbeda ketika mereka berada di luar sekolah. IMPLIKASI PRAGMATISME DALAM PENDIDIKAN • Guru menjadi pendamping peserta didik, menjadi pemandu atau pengarah aktivitas peserta didik di luar hal-hal yang dibutuhkan oleh peserta didik dengan pertimbangan-pertimbangan dan pengalaman dari guru tersebut. • Guru harus menyusun situasi belajar di sekitar masalah yang harus dipecahkan oleh siswanya. TOKOH-TOKOH
1. Charles Sandre Peirce (1839-1914)
2. John Dewey (1859) 3. George Herbert Mead (1863-1931) 4. William James (1842-1910 M)