Anda di halaman 1dari 43

Laporan kasus

“STROKE”

Disusun oleh:
IMRON 17360330

Pembimbing:
Dr. Halomoan Saragi, Sp.S
CASE
Nama Coass Pemeriksa: Imron

IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Sangkut br Parangin-Angin
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 84 tahun
Agama : Katolik
Status Pernikahan : Menikah
No Rekam Medik : 16-07-26
Alamat : Kabanjahe
Keluhan utama: lemah badan sebelah kiri yang dialami
sejak 1 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD RSU Kabanjahe pada tanggal
31 maret 2018 pada pukul 15.50 WIB dengan keluhan
lemah badan sebelah kiri. Keluhan ini dialami os sejak 1
hari sebelum masuk rumah sakit. Keluarga os mengatakan
jika os tiba-tiba terjatuh dari tempat tidur dalam keadaan
tersungkur pada saat ingin bangun pagi. Penurunan
kesadaran(-), keluhan sakit kepala(-), mual dan muntah(-).
Setelah itu, pasien di ukur tekanan darahnya dan di
dapatkan tekanan darah os 180/100mmHg.
Riwayat penyakit dahulu:
Hipertensi (+) sejak 6 tahun yang lalu tetapi jarang kontrol
dan tidak teratur minum obat hipertensi.
DM disangkal
Riwayat Keluarga:
Tidak ada keluarga yang menderita keluhan yang sama.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
TD : 180/100mmHg
HR : 96x/menit
RR : 24x/menit
T : 36°c
STATUS GENERALIS
O Kepala : normochepal
O Mata : konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-)
O Hidung : normonasi, deviasi septum (-), krepitasi (-), jejas (-), sekret (-),
O Mulut : Mukosa bibir kering (-), sianosis (-), lidah tremor (-), faring hiperemis (-),
Tonsil T1-T1, gigi dalam batas normal
O Telinga : Normotia, , jejas (-), nyeri tekan tragus (-), sekret (-)
O Leher : KGB tidak membesar, JVP tidak meningkat
O Thorax
Jantung : Bunyi Jantung I-II murni reguler, murmur (-), gallop(-)
Paru : vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi : bentuk datar
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), organomegali (-), nyeri epigastrium (-)
Auskultasi: Bising usus (+) normal
O Ekstremitas
Atas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-),sianosis (-/-)
STATUS NEUROLOGIK
O Rangsang Meningeal
Kaku Kuduk : Negatif (-)
Laseque/Kernig : tidak terbatas
Brudzinki I/II/III : (-/-/-)
Saraf Kranial
O N.I (Olfaktorius)
Daya Pembau : normosmia pada nasal dextra et sinistra

O N.II (Optikus )
Kanan Kiri

Visus tidak dilakukan tidak dilakukan


Lapang Pandang
hemianopsia binasal (-) hemianopsia bitemporal(-)

O Funduskopi : tidak dilakukan


O Papil edema : tidak dilakukan
O Arteri, vena : tidak dilakukan
N.III (Okulomotorius) Kanan Kiri
O Ptosis : - -
O Gerakan Bola Mata
Atas : baik / baik
Bawah : baik / baik
Medial : baik / baik
O Pupil : bulat, isokor, Ø ODS 3 mm
O Refleks cahaya langsung: + / +
O Refleks cahaya tidak langsung: + / +
O Nistagmus : - / -
N.IV (Trokhlearis) Kanan Kiri
O Gerakan mata
ke medial bawah: baik / baik
N.V (Trigeminus) Kanan Kiri
O Menggigit : normal
O Membuka Mulut Perlahan : deviasi (-)
O Memaju dan Memundurkan Rahang : Normal
O Menggeretakan gigi : Kontraksi M. Masseter
dan M. Temporal (+/+)
O Sensibilitas
O 5.1.(oftalmikus) : + +
O 5.2.(maksilaris) : + +
O 5.3 (mandibularis) : + +
O Reflek kornea : + +
O Refleks bersin : tidak dilakukan

O Daya Kecap Lidah 2/3 depan : tidak lakukan


O N.VI (ABDUSENS) Kanan Kiri
Gerakan mata
ke lateral : baik / baik

O N.VII (FASIALIS) Kanan Kiri


Kerutan kulit dahi : + +
Menutup mata kuat : + +
Mengangkat alis : normal normal
Menyeringai : normal normal
Menggembungkan Pipi : normal normal
O N. VIII (Vestibulochoclearis)
Tes Rinne : tidak dilakukan
Tes Weber : tidak dilakukan
Tes Schwabach : tidak dilakukan

O N. IX (Glosofaringeus) Dan N. X (Vagus)

Arkus faring : gerakan simetris


Daya kecap lidah 1/3 belakang : tidak dilakukan
Uvula :letak di tengah, gerakan simetris
Menelan : Normal
Refleks muntah : tidak dilakukan
N. XI (Acsesorius) Kanan Kiri
O Memalingkan Kepala
(M. Sternocleidomastoidea) : tampak tampak

O Mengangkat Bahu : kanan kiri sama tinggi


O Atropi M. trapezius : (-) / (-)

N.XII (Hipoglosus)
O Sikap lidah : Normal, (lidah berada di
tengah ketika di julurkan)
O Atropi otot lidah : (-)
O Tremor lidah : (-)
O Fasikulasi lidah : (-)
O Motorik
1. inspeksi : atropi (-)
2. palpasi tonus otot : Normo tonus
3. perkusi fasikulasi : (-)

4. Kekuatan Otot : 5 3
5 3
Pemeriksaan Koordinasi gait
keseimbangan

▪Tandem gait test : Tidak dilakukan


▪ Romberg-Test : Tidak dilakukan
▪ Diasdookinesis : Tidak dilakukan
▪ Tes tunjuk hidung : Tidak dilakukan
▪ Uji Dix-Hallpike : Tidak dilakukan
Sensorik Kanan Kiri
O Nyeri :
Ektremitas Atas : normal normal
Ekstremitas Bawah : normal normal
O Raba
Ektremitas Atas : normal normal
Ekstremitas Bawah : normal normal
O Suhu : tidak dilakukan

O Fungsi Vegetatif
Miksi : baik
Defekasi : tidak bisa

Refleks Fisiologis
Tidak di lakukan

Refleks Patologis
babinski (-/+)
Pemeriksaan Siriraj Stroke Score (SSS)

Siriraj Stroke Score = (2,5 x Derajat Kesadaran) + (2 x


muntah) + (2 x sakit kepala) + (0,1 x tekanan darah diastol) – (3
x ateroma) – 12

Interpretasi: 1. SSS > 1 = Stroke hemoragik


2. SSS < -1 = Stroke non-hemoragik

Pada pasien didapatkan


SSS = (2,5x0) + (2x0) + (2x0) + (0,1x100) - (3x1)-12
= -5 (Stroke non-hemoragik)
Algoritma Gadjah Mada
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(Laboraturium)
Pemeriksaan darah rutin pada tanggal
31 Maret 2018

Pemeriksaan Darah Hasil Rujukan

Hemoglobin 10,2 12,0 – 17,4 g/dl

Hematokrit - 36 – 52 %

Trombosit - 150 - 400 . 103/µl

Leukosit - 5,0 – 10,0. 10 3/µl

Gula darah sewaktu 118 70-200mg/dL

Asam urat - Perempuan 2,4-5,7 mg/dL

Kolesterol - < 200 mg/dL


Diagnosis

O Diagnosis klinik :
Hemiparesis sinistra
O Diagnosis topis :
Trombosis serebri
O Diagnosis etiologis : Stroke
Iskemik
O Diagnosis faktor resiko :
Hipertensi
Penatalaksanaan
IVFD RL + Neurobat 1 ampul
Inj furosemide 2x10mg
Inj Ranitidine 2x1
Inj Citicoline 2x1
Inj piracetam 2x3mg
Inj kalmeco 2x1
Amlodipine 1x10mg
Candesartan 1x8mg
Alprazolam 1x0,5mg
Clopidrogel 1x1
Tgl Follow up Terapi
31/03/2018 S : pasien mengatakan lemah badan sebelah kiri • IVFD RL + Neurobat 1 amp
Hari ke 1 (14gtt/i)
O : os tampak lemas • inj furosemide 2x10mg
Td : 180/100 mmhg RR : 24x/i • Inj Ranitidine 2x1
Hr : 96 x/i temp : 360 C • Inj Citicoline 2x1
• Motorik • Inj piracetam 2x3mg
5 3 • Inj kalmeco 2x1
5 3 • Amlodipine 1x10mg
A : hemiparesis stroke non hemoragik • Candesartan 1x8mg
• Alprazolam 1x0,5mg
P : Pantau keadaan umum dan vital sign • Clopidrogel 1x1
• Pemeriksaan Lab : Hb 10,2

01/04/2018 S : pasien mengatakan lemah badan sebelah kiri, badan •IVFD RL + Neurobat 1 amp
Hari ke 2 terasa sakit, susah tidur (14gtt/i)
• inj furosemide 2x10mg
O : os tampak lemas • Inj Ranitidine 2x1
Td : 170/100 mmhg RR : 24x/i • Inj Citicoline 2x1
Hr : 100 x/i temp : 36,50 C • Inj piracetam 2x3mg
• Inj kalmeco 2x1
A : Hemiparesis stroke non hemoragik • Amlodipine 1x10mg
• Candesartan 1x8mg
P : Pantau vital sign dan keadaan umum • Alprazolam 1x0,5mg
• Clopidrogel 1x1
Tgl Follow up Terapi
02/04/2018 S : pasien mengatakan lemah badan sebelah kiri dan • IVFD RL + Neurobat 1 amp
Hari ke 3 badan terasa sakit, tidak bisa BAB (14gtt/i)
• Inj piracetam 2x3mg
O : os tampak lemas • Inj kalmeco 2x1
Td : 140/90 mmhg RR : 22x/i • Amlodipine 1x10mg
Hr : 88 x/i temp : 36,50 C • Alprazolam 1x0,5mg
• Motorik • Clopidrogel 1x1
5 4
5 4
A : hemiparesis stroke non hemoragik

P : Pantau keadaan umum dan vital sign


• Pemeriksaan Lab :
asam urat 15,5
profil lipid 209

03/04/2018 S : pasien mengatakan badan sebelah kiri membaik, tidak •IVFD RL + Neurobat 1 amp
Hari ke 4 nafsu makan (14gtt/i)
• Inj piracetam 2x3mg
O : os tampak lemas • Inj kalmeco 2x1
Td : 130/90 mmhg RR : 22x/i • Amlodipine 1x10mg
Hr : 80 x/i 0
temp : 36,5 C • Alprazolam 1x0,5mg
• Clopidrogel 1x1
A : Hemiparesis stroke non hemoragik

P : Pantau vital sign dan keadaan umum


Tgl Follow up Terapi
04/04/2018 S : pasien mengatakan badan sebelah kiri sudah mulai • IVFD RL + Neurobat 1 amp
Hari ke 5 membaik (14gtt/i)
O : os tampak sudah membaik • Inj piracetam 2x3mg
Td : 130/80 mmhg RR : 20x/i • Inj kalmeco 2x1
Hr : 80 x/i temp : 36,50 C • Amlodipine 1x10mg
• Motorik • Alprazolam 1x0,5mg
5 4 • Clopidrogel 1x1
5 4
A : hemiparesis stroke non hemoragik

P : Pantau keadaan umum dan vital sign


PBJ
Pembahasan Stroke
Definisi
Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda
dan atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf
pusat fokal (atau global) yang berkembang
cepat (dalam detik atau menit). Gejala-gejala ini
berlangsung lebih dari 24 jam atau
menyebabkan kematian.
Pada pasien ini ditemukan defisit neurologi adanya kelemahan di
badan sebelah kiri secara tiba tiba pada saat ingin bangun tidur.
KLASIFIKASI

O Berdasarkan penyebabnya stroke dibagi menjadi dua


jenis yaitu:
Stroke hemoragic
Stroke hemoragik adalah
stroke karena pecahnya
pembuluh darah sehingga
menghambat aliran darah
yang normal dan darah
merembes ke dalam suatu
daerah otak dan
merusaknya
1.
Stroke iskemik
Stroke iskemik trombotik
terjadi karena adanya penggumpalan
pada pembuluh darah arteri yang langsung
mensuplai darah ke otak. Bekuan darah
tersebut semakin lama makin membesar,
sehingga menyumbat aliran darah
2. Stroke iskemik emboli
pada stroke tipe ini embolik tidak
terjadi pada pembuluh darah otak, melainkan
di tempat lain seperti di jantung dan sistem
vaskular sistemik.
Stroke Iskemik
Trombosis serebri Emboli serebri
Gejala akut/subakut dan sering didahului Gejala mendadak (paling cepat di antara
gejala paradormal TIA semua jenis stroke)

Sering terjadi waktu istirahat dan saat Sering terjadi waktu aktivitas, terkadang
bangun pagi waktu istirahat

Biasanya tidak disertai dengan gangguan Umumnya kesadaran bagus, namun dapat
kesadaran juga menurun bila emboli besar

Sering mengenai usia dekade 6-8 Sering mengenai usia dekade 2-3 dan 7

Harus ada sumber emboli (umumnya dari


jantung akibat gangguan irama atau
katup)
Pada pasien didapatkan stroke iskemik dikarenakan terjadi pada
saat bangun pagi dan tidak ditemukan penurunan kesadaran.
ETIOLOGI

• Pembuluh darah yang bocor.


Stroke
Lebih sering mengenai cabang
Hemoragik
dari arteri carotis interna
• Aterotrombotik : perubahan pada
pembuluh darah akibat tunika
intima menebal,akibat zat yang
Stroke ditimbun (kolestrol,lemak,kadar
iskemik gula meningkat, asam urat)
• Emboli : partikel-partikel yang
lepas dari jantung dan menempel
di pembuluh darah
FAKTOR RESIKO
Faktor yang Tidak Dapat Dimodifikasi
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Herediter
4. Ras
O Faktor yang dapat di modifikasi :
Pada pasien ini, faktor resiko yang tidak dapat di
modifikasi adalah usia dan jenis kelamin, sedangkan faktor
resiko yang dapat dimodifikasi yaitu hipertensi, karena pasien
mempunyai riwayat hipertensi tidak terkontrol selama 6 tahun
PATOFISIOLOGI
Tanda dan gejala stroke

Pada pasien terdapat tanda stroke seperti tiba tiba lemah setengah
anggota tubuh dan kehilangan keseimbangan .
DIAGNOSIS
O Anamnesis dan Pemeriksaan fisik stroke
Anamnesis dan pemeriksaan fisik Stroke harus
dipertimbangkan pada setiap pasien yang mengalami defisit
neurologis akut (baik fokal maupun global) atau penurunan
tingkat kesadaran. Beberapa gejala umum yang terjadi pada
stroke non hemoragik meliputi hemiparese, monoparese
atau quadriparese, tidak ada penurunan kesadaran, tidak
ada nyeri kepala dan reflek babinski dapat positif maupun
negatif. Meskipun gejala-gejala tersebut dapat muncul
sendiri namun umumnya muncul secara bersamaan.

Pada pasien di temukan adanya hemiparase, tidak ada


penurunan kesadaran, tidak ada nyeri kepala dan refleks
babinski positif.
O Algoritma dan penilaian dengan skor stroke

Siriraj Stroke Score = (2,5 x Derajat Kesadaran) + (2 x muntah) + (2


x sakit kepala) + (0,1 x tekanan darah diastol) – (3 x ateroma) – 12

Interpretasi: 1. SSS > 1 = Stroke hemoragik


2. SSS < -1 = Stroke non-hemoragik

Pada pasien didapatkan


SSS = (2,5x0) + (2x0) + (2x0) + (0,1x100) - (3x1)-12
= -5 (Stroke non-hemoragik)
Pemeriksaan Laboratorium
Dilkukan pemeriksaan neuro- radiologik, antaralain:
• CT-Scan: sangat membantu diagnosis dan
membedakannya dengan perdarahan terutama pada
fase akut.
• Angiografi Cerebral: untuk mendapatkan gambaran
yang jelas tentang pembuluh darah yang terganggu
atau hasil CT-Scan tidak jelas
• Pemeriksaan cerebrospinal: dapat membantu
membedakan infark, perdarahan otak, baik perdarahan
intraserebral maupun subarachnoid.
Pengobatan stroke iskemik
O Penanganan awal stroke iskemik akan berfokus untuk menjaga jalan napas, mengontrol
tekanan darah, dan mengembalikan aliran darah. Penanganan tersebut dapat dilakukan dengan
cara:
O Penyuntikkan rtPA. Penyuntikan rtPA (recombinant tissue plasminogen
activator)melalui infus dilakukan untuk mengembalikan aliran darah. Namun, tidak semua
pasien dapat menerima pengobatan ini. Dokter akan menentukan apakah pasien
merupakan kandidat yang tepat untuk diberikan rtPA.
O Obat antiplatelet. Untuk mencegah pembekuan darah, digunakan obat antiplatelet,
seperti aspirin.
O Obat antikoagulan. Untuk mencegah pembekuan darah, pasien dapat diberikan obat-
obatan antikoagulan, seperti heparin, yang bekerja dengan cara mengubah komposisi
faktor pembekuan dalam darah. Obat antikoagulan biasanya diberikan pada penderita
stroke dengan gangguan irama jantung.
O Obat antihipertensi. Pada penderita stroke baru, biasanya tekanan darah tidak diturunkan
terlalu rendah untuk menjaga suplai darah ke otak. Namun, setelah keadaan stabil tekanan
darah akan diturunkan ke level optimal. Obat hipertensi juga digunakan untuk mencegah
stroke berulang, mengingat hipertensi merupakan faktor risiko terbanyak penyebab stroke.
Contoh obat hipertensi adalah obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE
inhibitor), obat penghambat alfa dan beta (alpha- dan beta-blocker), diuretik thiazide, dan
obat antagonis kalsium (calcium channel blocker).
O Statin. Dokter akan memberikan obat kolesterol golongan statin, seperti atorvastatin,
untuk mengatasi kolesterol tinggi. Statin berguna untuk menghambat enzim penghasil
kolesterol di dalam organ hati.
Tatalaksana pada
O IVFD RL : Pasien
sebagai resusitasi cairan
O Injeksi citikolin : sebagai neuroprotektor
O Injeksi Ranitidine
O Injeksi Furosemide : sebagai diuretik
O Candesartan 16 mg
O Amlodipin 10 mg : sebagai antihipertensi
O Alprazolam 0,5 mg
O Piracetam 3mg : sebagai neurotropik
O Clopidrogel : sebagai anti agregasi
Prognosis

prognosis stroke dipengaruhi oleh sifat


dan tingkat keparahan defisit neurologis yang
dihasilkan. Secara keseluruhan, kurang dari
80% pasien dengan stroke bertahan selama
paling sedikit 1 bulan dan didapatkan tingkat
kelangsungan hidup dalam 10 tahun sekitar
35%. Pasien yang selamat dari periode akut,
sekitar satu setengah sampai dua per tiga
kembali fungsi independen, sementara sekitar
15% memerlukan perawatan intutisional.
Terima kasih...

Anda mungkin juga menyukai